Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN LITERATUR PROGRAM GURU PENGGERAK DITINJAU DARI

ASPEK FILSAFAT

ABSTRAK
Program guru penggerak dinilai dapat memberikan stimulasi bagi para guru untuk
lebih mengembangkan acuan nilai-nilai pancasila. Tujuan artikel ini adalah untuk
mendeskripsikan dan menggali berbagai konsep yang mendasari gagasan dan konsep
utama dalam program mobilisasi guru. Untuk itu, metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian kepustakaan. Temuan menggambarkan konsep pembelajaran
memasuki abad ke-21 Pendidikan Indonesia perlu membangun kembali paradigma
pendidikan agar dapat bertahan di era globalisasi pendidikan ini. Program Instruktur
Mengemudi merupakan salah satu solusi yang hendak diterapkan oleh Mendikbud
untuk hal tersebut. Sementara program Mobilisasi Guru membangun keterampilan
pedagogis yang dibutuhkan, Mobilisasi Guru juga menargetkan kompetensi
manajemen menjadi pemimpin, baik kepala sekolah, pengawas maupun pemimpin
kelas itu sendiri. Oleh karena itu, peran guru penggerak merupakan salah satu upaya
pengembangan pembelajaran di abad 21 dengan tujuan menghasilkan lulusan yang
unggul dan berprofil siswa pancasila.
Kata Kunci : penggerak, merdeka, belajar, pelajar, pancasila.

ABSTRACT
The teacher mobilization program is considered to be able to provide stimulation for
teachers to further develop references to Pancasila values. The purpose of this article is
to describe and explore the various concepts that make up the main ideas and concepts
in the teacher mobilization program. For this reason, the research method used is library
research. The findings illustrate the concept of learning entering the 21st century.
Indonesian education needs to rebuild the educational paradigm in order to survive in
this era of educational globalization. The Driving Instructor Program is one of the
solutions that the Minister of Education and Culture intends to implement for this.
While the Teacher Mobilization program builds the required pedagogical skills, the
Teacher Mobilization program also targets management competencies to become
leaders, both principals, supervisors and class leaders themselves. Therefore, the role of
the driving teacher is one of the efforts to develop learning in the 21st century with the
aim of producing graduates who are superior and have a Pancasila student profile.
Keywords: activator, independence, learning, students, Pancasila.

PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai lembaga formal yang disistematisasikan secara konseptual
yang menginstruksikan, mengajar, dan melatih peserta didik (Yusuf, 2012; Faiz,
2019). Namun, gerakan pendidikan perlu diimbangi dengan kualitas guru yang
1
memiliki akhlak yang baik, kemampuan yang kompeten dalam menguasai bahan ajar
dan menguasai metode pengajaran, yang semuanya harus dimiliki. Jika guru tidak
memiliki kualitas dan keterampilan mengajar ini, itu terlalu dini (Djamarah; Adawiyah
et al., 2021). Untuk mendukung kemampuan mengajar tersebut, perlu disusun rencana
yang baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah
mengadakan Program Instruktur Penggerak yang dipadukan dengan mata kuliah studi
mandiri yang bertujuan untuk pembenahan mutu pendidikan. Kebijakan dan program
tersebut bertujuan untuk mereformasi pendidikan tidak hanya dari segi metode
administrasi, tetapi juga mentransformasikan nilai-nilai budaya dengan konsep budaya
belajar dan inovasi, dengan memanfaatkan berbagai kondisi di lingkungan sekolah
sesuai dengan budaya yang dikembangkan. . Kebebasan belajar menginspirasi guru
untuk berpikir jauh ke depan agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
efektif. Harapan dari program free study dan driving teacher adalah untuk
mengembangkan minat siswa, membuat mereka mau bertanya dan bereksperimen
dengan inovasi dengan percaya diri (Satriawan et al., 2021). Proyek guru sekolah
mengemudi sudah berjalan selama 9 bulan secara daring, mengusung tema memiliki
anak untuk siswa pancasila. Mata kuliah guru mengemudi ini sejalan dengan konsep
belajar mandiri yang merupakan kurikulum kekinian di era Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makariem. Jika dilihat dari segi hukum, guru perlu
mengimplementasikan profil siswa yang pancasila dengan mengacu pada visi dan misi
Kemendikbud yang tertuang dalam Peraturan Kemendikbud Nomor 20 Tahun 2020
tentang Pendidikan dan Kebudayaan. Renstra Kebudayaan 2020-2024.
Diyakini bahwa belajar mandiri membutuhkan pemahaman tentang
progresivisme, sebuah aliran pemikiran yang mendukung reformasi pendidikan.
Menurut Faiz & Kurniawaty (2020), paradigma pendidikan bergeser dari teacher
centered menjadi student centered. Sekolah yang menjalankan sistem pendidikan
secara mandiri mendapat manfaat dari fleksibilitas yang diberikan oleh program
belajar mandiri. Agar para pemangku kepentingan pendidikan dapat bersama-sama
mendukung dan mencetak generasi unggul pada tahun 2045, pola kebijakan yang
2
sangat visioner harus diapresiasi (Faiz & Purwati, 2021).
Secara umum, tujuan dari program mobilisasi guru ini adalah untuk mendorong
potensi guru untuk pengembangan lebih lanjut dengan mengacu pada nilai-nilai
Pancasila sehingga guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dengan bidang
studi lain yang ada untuk diajarkan kepada siswa. Menurut Syahril (2020), yang
menunjukkan bahwa dengan mengubah paradigma pendidikan yang membentuk
peserta didik dan membangun ekosistem dan model pendidikan yang unggul, guru
merupakan penggerak perubahan pendidikan ke arah yang lebih maju. Alhasil, tujuan
artikel ini adalah untuk menjelaskan dan menyelidiki berbagai gagasan yang menjadi
landasan program mobilisasi guru dalam sastra.
METODE
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan berbagai karya sastra yang relevan
dengan topik penerjemahan, yang merupakan guru penggerak dalam filsafat
progresivisme. Pendekatan kualitatif untuk penelitian kepustakaan digunakan sebagai
metodologi penelitian dengan tujuan ini. Teknik pengumpulan literatur dengan membaca,
mencatat, mengolah, menganalisis, dan memparafrasakan berbagai gagasan dari buku,
artikel, dan pendapat para ahli menjadi landasan penelitian ini (Faiz et al., 2021).
HASIL
Rekonstruksi Pendidikan Abad 21
Untuk menyesuaikan dengan gagasan pembelajaran di abad 21, pendidikan
Indonesia harus memikirkan kembali model pendidikannya agar dapat bertahan dalam
lingkungan pendidikan global. Mendikbud telah menerapkan belajar mandiri sebagai
salah satu strategi untuk mempersiapkan hal tersebut. Landasan filosofis yang Hendri
dalam Satriawan dkk. digunakan sebagai acuan gagasan belajar mandiri 2021)
Beberapa di antaranya relevan dengan teori humanistik, konstruktivis, dan progresif,
serta gagasan belajar berbasis Pancasila dari Ki Hajar Dewantara tentang taman siswa.
Satu-satunya tujuan dari pernyataan ini adalah untuk meningkatkan standar
pendidikan. Kualitas pengajaran guru dapat memberi tahu Anda banyak tentang
kualitas pendidikan di sekolah; Oleh karena itu, kualitas pengajaran perlu ditingkatkan
terlebih dahulu. Dalam hal ini perlu ditekankan keterampilan manajemen guru agar
3
proses pembelajaran dapat inovatif dan kreatif (Yani et al., 2021). Perubahan
diperlukan untuk menjadi kreatif dan inovatif.
Intinya, untuk menghasilkan SDM unggul, perubahan paradigma di sejumlah
institusi mutlak diperlukan karena sekolah merupakan tempat ideal untuk transfer
ilmu, penyembunyian budaya, dan pengembangan karakter. Untuk mempertahankan
relevansinya, lembaga pendidikan harus secara dinamis menerima pendekatan proaktif
untuk menghadapi perubahan secara progresif dan transformatif. Satriawan dkk
mengklaim bahwa pada tahun 2021, faktor internal berikut akan mendukung
perubahan:
1) ada keterkaitan antar komponen sekolah;
2) bagian yang berkaitan dengan mekanisme kerja;
3) aspek keuangan. Menurut Lunenburg, F.C., dan Ornstein (2004), ada lima tahap
perubahan yang diperlukan untuk mendukung perubahan transformasi: 1) Menentukan
keadaan yang diinginkan untuk mendiagnosis kondisi sekolah; 2) mewujudkan visi
dan misi strategis sekolah; 3) Dukungan pemangku kepentingan terhadap tumbuhnya
komitmen, partisipasi, dan kerja sama; 4) Perubahan dibawa oleh stabilisasi, integrasi,
dan konsolidasi.
Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, melanjutkan, guru penggerak ini
harus digunakan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan holistik
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan menjadi agen perubahan budaya atau ekosistem
pendidikan dengan harapan dapat mempengaruhi guru lainnya. dalam rangka mendukung
program transformasi pendidikan Indonesia. 2020; Kholisdinuka Satriawan dan lainnya,
2021). Selain itu, fakta bahwa peserta didik Indonesia melahirkan peserta didik Pancasila
menunjukkan bahwa mereka adalah pembelajar seumur hidup dengan kompetensi global
yang bertindak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yang didasarkan pada enam ciri utama:
berakhlak mulia, beriman kepada Tuhan, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bekerja sama dengan sesama, mandiri, dan berpikir kritis dan kreatif.
PEMBAHASAN
Pengembangan skill pedagogi dalam program guru penggerak
Guru penggerak adalah guru yang dapat belajar bagaimana menginspirasi tidak
4
hanya siswanya tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Guru penggerak mampu
menjadi pionir bagi guru lain karena sifatnya yang membangun keterampilan, potensi,
dan kompetensi diri sehingga mampu mempertahankan semangatnya untuk
mengembangkan keterampilan pedagogiknya di tengah pembelajaran abad 21.
Program guru penggerak mengajarkan guru bagaimana mengajar pedagogi
yang dibutuhkan. Guru penggerak juga mempelajari keterampilan manajemen
sehingga mereka dapat menjadi pemimpin di kelas—sebagai kepala sekolah,
pengawas, atau pemimpin. Mereka disebut Satriawan et al., 2021) bahwa guru
penggerak merupakan salah satu syarat bagi pengawas atau kepala sekolah yang
memiliki kompetensi unggul guna menghasilkan generasi penggerak yang mampu
menjadi pemimpin dalam proses perubahan yang lebih baik. arah untuk lebih
meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut penelitian Hendri (2020), program sekolah mengemudi kurikulum
belajar mandiri relevan dengan sejumlah teori filosofis humanistik, konstruktivis, serta
konsep pembelajaran Taman Siswa Ki Hajar Dewantara. Meskipun lebih didasarkan
pada filosofi progresivisme sebagai landasan karena sangat kuat menginginkan
perubahan dalam proses pendidikan, salah satunya melalui program mobilisasi guru,
namun tetap dikaji. Aliran filsafat yang dikenal sebagai progresivisme dapat
mengajarkan calon guru empat C (pemikiran kreatif, komunikatif, kolaboratif, dan
kritis). Menurut Anwar (2017), aliran ini menekankan manusia sebagai subjek yang
diyakini mampu menyelesaikan atau mengambil keputusan terkait persoalan sehari-
hari. Faiz, 2021). Salah satu upaya untuk mempengaruhi masyarakat dengan cara yang
bermanfaat di masa depan adalah peran guru dalam program guru mengemudi.
Menurut progresivisme, peran guru adalah sebagai fasilitator dan membantu siswa
dalam mengembangkan berbagai pemecahan masalah yang timbul akibat sifat
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning/SCL).
Guru sekarang memiliki kewajiban untuk membudayakan pedagogi. Instruktur
mengemudi merupakan salah satu cara melatih guru yang berkompeten sehingga
tujuan pendidikan yang tertuang dalam UU No. Pasal 1 UU 20 Tahun 2003 dapat
terpenuhi. Menurut Sunaryo Kartadinata (2010), salah satu aspek terpenting dari
5
hukum adalah terciptanya lingkungan belajar, proses pembelajaran, dan keterlibatan
siswa dalam mengembangkan potensi dirinya secara aktif. Tentu tujuan tersebut tidak
akan terwujud jika pendidik sebagai penggerak pendidikan tidak memahami model,
pendekatan, metode, dan strategi yang harus dikembangkan untuk pembelajaran di
abad ke-21. Program penggerakan guru merupakan upaya pengembangan kompetensi
pedagogik guru untuk menjawab tantangan pendidikan di abad 21.
Oleh karena itu, salah satu upaya peningkatan pendidikan di abad 21 adalah
dengan mengembangkan konsep berpikir visioner, kritis dan kreatif agar guru dapat
menemukan dan menggali hal-hal baru guna menghasilkan siswa yang kritis. Ini
adalah peran guru mengemudi. kreatif dan memanfaatkan manfaat utama profil
mahasiswa pancasila. Salah satu alasan dunia pendidikan Indonesia untuk dapat
mengembangkan kurikulum yang berbasis perkembangan dan pengetahuan baru
adalah filosofi progresivisme dan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Oleh karena itu,
program mobilisasi guru sangat penting untuk memberikan kontribusi bagi
terwujudnya cita-cita pendidikan nasional.
KESIMPULAN
Secara umum, tujuan dari program guru penggerak ini adalah untuk mendorong
potensi guru untuk pengembangan lebih lanjut dengan mengacu pada nilai-nilai
Pancasila sehingga guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dengan bidang
studi lain yang ada untuk diajarkan kepada siswa. Dengan mengubah paradigma
pendidikan menjadi peserta didik dan membangun ekosistem pendidikan yang lebih
baik, maka guru penggerak berperan sebagai roda perubahan pendidikan ke arah yang
lebih maju.
SARAN
Salah satu program terbaik untuk meningkatkan kemampuan guru adalah
program guru penggerak. Karena banyak keuntungannya, program ini perlu
dikembangkan dan dipelihara secara menyeluruh. Tentu saja, artikel ini memiliki
banyak kekurangan karena referensi topik yang dibahas masih sedikit. Oleh karena itu,
pembaca dihimbau untuk memberikan kritik dan saran yang membangun untuk
membantu peneliti dan kalian semua menjadi lebih baik.
6
DAFTAR RUJUKAN

R. Adawiyah, A. Faiz, dan F.S. Studi Kasus Rahayu di Desa Putus Sekolah
Argasunya: Peran Orang Tua Dalam Mempromosikan Minat Belajar Siswa
Sekolah Dasar 115–119, Jurnal Pendidikan Dasar. Anwar, M. dapat dilihat
di https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreatif/article/view/27831.
Filsafat Pendidikan emas.

Faiz, A. 2019. Program Pembiasaan Berbasis Sekolah Berbasis Pendidikan Karakter


Cirebon, 5 PGSD Universitas Muhammadiyah Faiz, A.
https://doi.org/htps://doi.org/10.32534/jps.v5i2.741 Kontribusi Filsafat
Progresivisme terhadap Pengembangan Potensi Keterampilan Guru di
Abad Dua Puluh Satu. Jurnal Pendidikan dan Pembangunan Institut
Pendidikan Tapanuli Selatan, 9(1), 131–135.

2020, Faiz, A., dan Kurniawaty, I. Konsep Filsafat Progresivisme Kebebasan


Mendapat Pendidikan Indonesia Konstruktivisme: Jurnal Pembelajaran
dan Pendidikan. Faiz, A., dan Purwati,
https://doi.org/https://doi.org/10.35457/konstruk.v12i2.973 2021).
Koherensi kurikulum gratis Program Pertukaran Mahasiswa serta
pendidikan umum dan pembelajaran kampus mandiri. PENDIDIKAN:
649–655 dalam Jurnal Pendidikan, 3(3). Faiz, A., B. Soleh, I. Kurniawaty,
dan Purwati (https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i3.378) 2021). Kajian
kritis terhadap faktor-faktor yang menghambat pendidikan karakter di
Indonesia. 1766–1777, Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 5(4). Hendri, N.
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/basicdu.v5i4.1014 Pendidikan
Gratis; Antara teologi dan praktik. E-Tek: Edisi ke-8 Jurnal Ilmiah
Teknologi Pendidikan.

A. Kholisdinuka, 2020 Instruktur mengemudi Kemdikbud akan bertanggung jawab


7
lebih dari instruktur lainnya. Pembaruan kedua.
2004. Lunenburg, F.C., dan Ornstein, A.C. Edisi Keempat Administrasi Pendidikan:
Pendekatan Konseptual dan Praktis Wadsworth Thomson
W. Satriawan, I.D. Santika, A. Naim, F. Tarbiyah, B. Raya, L. Selatan, L. Timur, A.
Bakoman, dan Panggung adalah penulis karya ini. Perubahan Sekolah dan
Mobilisasi Guru Al-Idah: Jurnal Pendidikan Islam 11(1), 1–12.
Kartadinata, Sunaryo. 2010. Pendidikan Global dari Perspektif Pedagogi Prosiding
Seminar Internasional.
I. Syahril, 2020. Kesiapan manajemen dan pimpinan sekolah untuk beradaptasi dengan
“New Normal” dalam pendidikan. Dalam Webinar LP2KS Nasional, 9.
2021, oleh Yani, H.S., Nurtiana, N.R., Faiz, P., Studi, Guru, SD, S., dan U.M.
Cirebon. Melalui proses pembelajaran, peran guru dalam peningkatan
mutu pendidikan. 168–173.
S. Yusuf, 2012. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja Muda Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai