Anda di halaman 1dari 19

Logo Seminar Proposal

kampu
s
Analisis Peran Stakeholder Melalui Konsep Pentahelix
Dalam Pengembangan Desa Wisata Cikakak
BAB I

BAB II

BAB
Muhammad Rifa’i
III NIM : F1B018054

Pembimbing 1 : Prof. Dr. Slamet Rosyadi, M.Si.


Pembimbing 2 : Drs. Darmanto Sahat Satyawan, M.Kes.
M.Si.
Penilai Pendamping : Dr. Alizar Isna, S.Sos. M.Si.
Logo
kampu Latar Belakang
s

BAB I Pariwisata sebagai sektor peningkatan ekonomi nasional serta arah kebijakan pariwisata
Pemerintah Indonesia tahun 2019-2024

B II
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Panduan
Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
AB
II
Konsep Pentahelix sebagai acuan pemangku kepentingan dalam pengembangan Desa
Wisata
Logo
kampu Latar Belakang
s

Undang-Undang kepariwisataan Nomor 10 tahun 2009 menyebutkan pariwisata


BAB I adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintahan dan
pemerintahan daerah.
B II
Undang-undang Nomor 25 tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional,
yang bertujuan mengembangkan wilayah strategis yang sudah ada dan pusat-pusat
AB pertumbuhan ekonomi baru yang potensial yang mana Pariwisata merupakan salah
II satu program pembangunan prioritas oleh pemerintah.
No Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Data Kunjungan Wisatawan
Manca Negara Ke Indonesia 1 2019 16.106.954
2 2020 4.052.923
3 2021 1.557.530
4 2022 4.936.562
5 2023 10.409.411

Sumber: Badan Pusat Statistik


Logo
kampu Latar Belakang
s

BAB I Arah kebijakan pariwisata pemerintah Indonesia 2019-2024 adalah:

1) Pemasaran pariwisata;
B II 2) Pembangunan destinasi pariwisata;

3) Pembangunan industri pariwisata; dan


AB
II 4) Pembangunan kelembagaan pariwisata.

Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang


Panduan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan menyatakan Daerah Tujuan Wisata
yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang
berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat
daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Logo
kampu Latar Belakang
s

Desa wisata merupakan desa yang memiliki keunikan dan daya tarik yang khas, baik
BAB I berupa lingkungan alam pedesaan maupun kehidupan sosial budaya kemasyarakatan yang
dikemas dan dikelola secara menarik dan alami dengan pengembangan fasilitas
pendukung wisatanya yang mampu menggerakan perekonomian masyarakat serta dapat
B II meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat.

AB
II Pembangunan desa wisata ini merupakan perwujudan dari Undang-undang nomor 22
tahun 1999 tentang daerah otonomi daerah yang menekankan peran masyarakat dalam
pengembangan desa
Logo
kampu Latar Belakang
s

Kolaborasi dari stakeholder dan masyarakat ini dapat ditemukan pada konsep
BAB I
pentahelix yang mana pada konsep ini terdapat peran business (bisnis), government
(pemerintah), community (komunitas), academic (akademisi), dan media (publikasi
media) atau BGCAM. Kolaborasi ini akan membentuk fondasi yang kuat dalam
B II
proses pengembangan desa wisata yang berkelanjutan dan berdaya saing.

AB Business

II

Media Government

academic Community
Logo
kampu Latar Belakang
s

Kabupaten Banyumas memiliki 17 Desa Wisata dalam wilayahnya, dan salah satunya
BAB I Desa Wisata Cikakak. Desa Wisata Cikakak menjadi desa wisata dengan kategori maju di
Kabupaten Banyumas. Hal ini dibuktikan melalui Keputusan Bupati Banyumas Nomor
556/166/Tahun 2020. Serta Desa Wisata Cikakak dinobatkan sebagai pilot atau
B II percontohan desa wisata lain yang terdapat di wilayah Kabupaten Banyumas.

AB No Tahun Jumlah Wisatawan Omset


II Jumlah Kunjungan
1 2019 21.430 wisatawan Rp 100.150.000
Desa Wisata
Cikakak 2 2020 (ditutup corona) Rp 0

3 2021 15.153 wisatwan Rp 76.765.000

4 2022 17.350 wisatawan Rp 143.020.000

Sumber: Data Primer Pokdarwis Saka Tunggal


Logo
kampu Latar Belakang
s

BAB I Konsep pentahelix dalam pengembangan Desa wisata sangat berpengaruh di mana
stakeholder akan menjadi acuan utama yang dapat membantu suksesnya desa wisata
dalam mengembangkan potensi yang ada di desa tersebut.
B II

AB
Terlepas dari pencapaian yang didapat oleh Desa Wisata Cikakak, terdapat kendala yang
II
dihadapi yang mana diketahui bahwa masih kurang optimalnya kolaborasi antar
pemangku kepentingan dimana pada proses pengelolaannya masih timpang pada satu atau
dua pihak saja. Pada masalah ini, peran dari komunitas sangat besar dalam pengembangan
Desa Wisata Cikakak, dimana pemegang kepentingan lain masih berperan pasif atau
sangat sedikit keikut sertaannya dalam pengembangan Desa Wisata Cikakak.
Logo
kampu
s
Rumusan Tujuan Penelitian
Masalah
BAB I

B II Bagaimana Peran Untuk mendeskripsikan dan

Stakeholder pada Konsep menganalisis Peran


AB
II Pentahelix Dalam Stakeholder pada Konsep

Pengembangan Potensi Desa Pentahelix dalam

Wisata Cikakak? Pengembangan Potensi Desa


Wisata Cikakak
Logo
kampu Manfaat
s
Penelitian
BAB I MANFAAT TEORITIS
penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfat bagi penulis serta
B II dapat memeberikan masukan dan saran
kepada Pihak-pihak yang berkaitan Desa
Wisata Cikakak dalam upayanya
AB mengembangkan Desa Wisata Cikakak.
II

MANFAAT PRAKTIS
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran, wawasan dan kontribusi
dalam perkembangan ilmu administrasi publik
mengenai Implementasi Konsep Pentahelix dalam
Pengembangan Potensi Desa Cikakak.
Logo
kampu Kajian
s

Konsep pentahelix semula berupa evolusi dari konsep Teori


triplehelix dan quadruplehelix. Konsep Triplehelix awalnya
B I
diperkenalkan oleh Etzkowitz pada tahun 1988.

Di Indonesia, Pentahelix diperkenalkan pertama kali oleh


BAB II Menteri Pariwisata periode tahun 2014-2019 yaitu Arif
Yahya, yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pariwisata
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Konsep
AB Pedoman Destinasi Wisata Berkelanjutan. Dimana pada Pentahelix
II kepariwisataan diperlukan optimalnya kolaborasi peran
Academician (Akademisi), Business (Bisnis), Community
(Komunitas), Government (Pemerintahan), dan Media
(Publikasi) yang terintegrasi dengan baik dan menciptakan
kualitas aktivitas, fasilitas, pelayanan, serta pengalaman,
dan nilai manfaat kepariwisataan agar dapat memberikan
keuntungan dan manfaat pada lingkungan dan masyarakat
Logo
kampu Kajian
s
Teori
B I Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 menyebutkan bahwa
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan
nama lainnya adalah kesatuan masyarakat hukum yang
BAB II memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak Desa
AB asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
II dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Logo
kampu Kajian
s

Menurut Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Teori


Nomor: KM.18/HM.001/MKP/2011 tentang Pedoman Program
B I
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Mandiri
Kepariwisataan, menyebutkan bahwa desa wisata adalah suatu
bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas
BAB II pendukung yang disajikan dalam struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tatacara dan tradisi yang
berlaku.
Desa Wisata
AB
II Chafid fadeli (2003) menyebutkan bahwa desa wisata adalah
suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana
yang mencerminkan keaslian desa baik dari segi kehidupan
sosial budaya, adat istiadat, aktivitas keseharian, arsitektur
bangunan, dan struktur tatanan desa, serta potensi yang mampu
dikembangkan sebagai daya tarik wisata misalnya atraksi,
makanan dan minuman, cindramata, penginapan dan
kebutuhan wisata lainya.
Logo
kampu Kajian
s

Yudana (2016: 18) menyebutkan bahwa pengembangan desa


Teori
B I
memiliki tiga prinsip dasar, ketiga prinsip tersebut yaitu;
1. Pengembangan fasilitas-fasilitas wisata dalam skala kecil
BAB II beserta pelayanan di dalam atau dekat dengan desa.
2. Fasilitas-fasilitas dan pelayanan tersebut dimiliki dan Pengembangan
AB dikerjakan oleh penduduk desa, salah satu bisa bekerja Desa Wisata
II
sama atau individu yang memiliki.
3. Pengembangan desa wisata didasarkan pada salah satu
“sifat” budaya tradisional yang lekat pada suatu desa atau
“sifat” atraksi yang dekat dengan alam dengan
pengembangan desa sebagai pusat pelayanan bagi
wisatawan yang mengunjungi kedua atraksi tersebut.
Logo
kampu Kerangka
s
Berpikir
B I

BAB II

AB
II
Logo
kampu
s
Sasaran
Metodologi
Lokasi
B I
Penelitian Penelitian
Sasaran dalam
Penelitian
penelitian ini adalah
Desa Wisata Cikakak,
Stakeholder dalam
Kecamatan Wangon,
B II konsep pentahelix yang
Kabupaten Banyumas
mengetahui dan terlibat
dalam pengelolaan Desa
BAB Wisata Cikakak
III

Metode
Sumber
Penelitian
Kualitatif Deskriptif
Data
Informan, observasi dan
Sudi Dokumen
Logo
kampu
s Metodologi
Metode Metode
B I
Pengumpulan Analisis Penelitian
Data
Wawancara, Data
Pengumpulan Data,
Dokumentasi, Observasi Kondensasi, Penyajian
B II Data, Penarikan
Kesimpulan

BAB
III

Validitas
Data
Teknik Triangulasi
Logo
kampu
s Fokus Penelitian Aspek Sub Aspek
Fokus
Implementasi Konsep
Pentahelix Pengembangan
Desa Wisata Cikakak
Akademisi 1. Riset
2. Inovasi Penelitian
B I
Bisnis 1. Enabler

B II
Komunitas 1. Pelatihan
2. Penguatan
BAB
III
Pemerintah 1. Regulasi
2. Perencanaan
3. Pengembangan
4. Pengawasan

Media 1. Advertising
2. Marketing
Logo
kampu
s

BAB I

BAB II Terima Kasih....


BAB
III

Anda mungkin juga menyukai