Related Disorder
Kelompok 8
Gejala yang paling umum dari gangguan ini adalah tidak adanya rasa takut dan kebijaksanaan
normal ketika berinteraksi dengan orang lain. Gejala lain termasuk juga, yaitu:
Menjadi nyaman luas biasa berbicara dengan orang lain yang tidak dikenal, biasanya melawan
budaya normal atau norma sosial
Kesediaan untuk menyentuh atau memberikan pelukan kepada orang dewasa yang tidak dikenal
Kecenderungan untuk pergi dengan orang asing dewasa tanpa ragu-ragu
Kesediaan untuk mendekati orang asing untuk bantuan, kenyamanan, atau makanan
Kesediaan untuk menerima hadiah atau mainan dari orang asing
Anak-anak dengan kondisi parah dapat menunjukkan nafsu makan atau haus yang berlebihan.
SLIDESMANIA.CO
Kriteria Diagnosis
Menurut DSM-5, ada lima kriteria yang diperlukan untuk diagnosis DSED, termasuk:
1. Pola perilaku dimana seorang anak secara aktif mendekati dan berinteraksi dengan
orang dewasa yang tidak dikenal dan menunjukkan setidaknya 2 hal berikut:
2. Perilaku yang dijelaskan dalam kriteria pertama tidak terbatas pada impuls, tetapi
juga mencakup perilaku sosial yang yang dihambat
3. Anak telah mengalami pola perawatan yang ekskrim tidak mecukupi, sebagaimana
dibuktikan oleh setidaknya 1 dari yang berikut:
4. Perawatan yang dijelaskan dalam kriteria ketiga dianggap bertanggung jawab atas
perilaku terganggu yang dijelaskan dalam kriteria pertama (misalnya, perilaku yang
terganggu dimulai setelah perawatan yang tidak memadai
SLIDESMANIA.CO
Penanganan
1. Farmologi
2. Perawatan rumah
3. Hidup dengan DSED
SLIDESMANIA.CO
RAD (Reactive Attachment Disorder)
Sikap gigih dalam menarik diri secara Anak tidak memenuhi kriteria gangguan
sosial dan terhambat secara emosional spektrum autisme
dihadapan pengasuh dewasa Perilaku telah terlihat sebelum usia 5
Gangguan sosial dan emosional yang tahun
pervasif Usia anak minimal 6 bulan
Pengabaian sosial/emosional yang
persisten dari dasar kebutuhan
Defisit dalam pengasuhan
SLIDESMANIA.CO
RAD digambarkan dengan 2 subtype, yaitu :
Menurut DSM-5, gejala PTSD pada umumnya dibagi menjadi 4 gejala utama, yaitu:
1. Intrusive re-experiencing
2. Avoidance
3. Negative alterations in mood and cognition
4. Hyperarousal
SLIDESMANIA.CO
Faktor resiko untuk PTSD, meliputi :
1. Farmakoterapi
2. Psikoterapi
SLIDESMANIA.CO
Acute Stress Disorder (ASD)
Suatu gangguan mental yang dipicu oleh peristiwa-peristiwa traumatis yang
pernah dihadapkan, dialami atau disaksikan. Biasanya terjadi dalam satu
bulan setelah peristiwa traumatis serta berlangsung paling tidak selama tiga
hari dan dapat bertahan sampai satu bulan. Gejala yang ditimbulkan oleh
gangguan ini serupa dengan gejala yang dialami oleh individu yang menderita
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
SLIDESMANIA.CO
Berdasarkan DSM-5, ada 5 kriteria untuk mendiagnosis ASD
Kriteria 1
Pemaparan terhadap ancaman kematian atau kematian, cedera yang serius, atau
pelecehan seksual
Kriteria 2
Suasana hati yang negatif > Ketidakmampuan untuk merasakan emosi yang positif
secara terus-menerus
SLIDESMANIA.CO
Lanjutan
Stimulasi Tubuh > Perilaku mudah kesal atau ekspresi-ekspresi kemarahan (dengan
sedikit atau tanpa provokasi), biasanya dalam bentuk agresi secara verbal ataupun
fisik terhadap orang-orang atau benda-benda).
SLIDESMANIA.CO
Lanjutan
Kriteria 3
Durasi dari gejala-gejala yang dialami ada dalam rentang tiga hari sampai satu bulan
setelah pemaparan kejadian-kejadian traumatis. Namun, gejala-gejala yang dialami
mungkin dapat langsung dirasakan setelah kejadian traumatis terjadi dan gejala-gejala
tersebut harus tetap ada setidaknya tiga hari.
Kriteria 4
Kriteria 5
Gejala-gejala yang dialami tidak dapat dikaitkan dengan efek fisiologis dari
suatu zat-zat tertentu ataupun kondisi medis tertentu, serta tidak diakibatkan
oleh gangguan psikosis singkat (brief psychotic disorder)
SLIDESMANIA.CO
Penyebab gangguan ASD
2. Edukasi psikiatri
3. Bantuan
4. Terapi
5. Obat-obatan
SLIDESMANIA.CO
Pencegahan ASD
1. Definisi
4. Pengobatan
SLIDESMANIA.CO
05 Kasus Stress and Traumatic-
Related Disorders
SLIDESMANIA.CO
Haura Shafiyyah
(2007101130010)
Seorang Anak Berusia Empat Tahun Yang Diadopsi Pada Usia Delapan Bulan Dengan Pola
Suasana Hati Yang Tidak Biasa
J adalah seorang anak laki-laki berumur 4 tahun, pada umur 2 tahun 4 bulan ia dibawa oleh ibu
angkatnya untuk perawatan primer dengan gejala behavioral dyscontrol, emotional dysregulation,
kecemasan, hiperaktif dan inattention, obsesi terhadap makanan, attachment issues. J di diagnosis
mengalami reactive attachment disorder (RAD) dan ADHD. Pada saat itu, tidak ada obat yang
direkomendasi dan rujukan untuk terapi perilaku.
Kemudian J dibawa ke dua psikiater yang berbeda yang mendiagnosis disruptive mood
dysregulation disorder (DMDD), PTSD, kecemasan and gangguan mood. Untuk gangguan mood, ia
diberi obat guanfacine, fluoxetine, methylphenidate and amphetamine salt, kemudian diberi obat
quetiapine, aripiprazole dan thioridazine semua obat itu dicoba secara berurutan tanpa perbaikan
perilaku. Namun ada beberapa obat yang tidak berpengaruh terhadap J.
SLIDESMANIA.CO
Haura Shafiyyah
(2007101130010)
Sejarah Awal J
Ada kecurigaan bahwa ibu kandungnya lalai dalam memberi makan dan sering meninggalkannya
dalam keadaan ia menangis, tanpa pengawasan atau dengan orang asing. Kemudian pada umur 7
bulan, dia ambil dari perawatan ibunya dan ditempatkan dengan bibinya. Setelah 1 bulan, bibinya
mulai menolak untuk mengunjunginya di tempat penitipan anak, kemudia pemilik tempat
penitipan anak ini menelepon layanan anak dan menawarkan untuk merawat J yang akhirnya
menjadi orang tua angkatnya.
SLIDESMANIA.CO
Haura Shafiyyah
(2007101130010)
Diagnosa
J jelas memiliki riwayat RAD, dia agak tidak pandang bulu dalam hubungannya dengan orang
asing dan berjuang dengan impulsif, agresi, tidur dan makan. Selain pengabaian dan trauma, J
memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kejiwaan. Dalam suasana hati, kecemasan dan
masalah tidur menunjukkan PTSD, hiperaktifnya bisa jadi karena trauma atau terkait dengan
ADHD, dengan riwayat pengabaiannya, tidak peduli terhadap orang asing, tanggung jawa suasana
hati, kesulitan perhatian, dan keadaan emosional kemungkinan Disinhibited Social Engagement
Disorder (DSED) yang sangat mungkin terjadi.
J muncul sebagai teka-teki diagnostik yang menderita kombinasi gejala transdiagnostik yang
berdampak luas pada fungsinya. Sayangnya, meskipun berbagai diagnosis seperti ADHD, PTSD,
Depresi, DMDD, atau DSED dapat dilakukan, pasien tidak termasuk dalam kategori mana pun.
SLIDESMANIA.CO
Amanda Nabila Istiqamah
(2007101130051)
Seorang anak berinisial EL asal Palembang, Sumatera Selatan, selama empat tahun menjadi korban
pemerkosaan oleh pamannya yang berusia 63 tahun. Korban disebut mengalami trauma psikis. Gita Pragati,
relawan yang mendampingi korban, mengatakan kondisi psikologis EL hancur. Bahkan akibat kejadian tersebut,
EL, yang kini berusia 14 tahun, tak lagi bersekolah. "Korban dengar kata 'Palembang' saja trauma," ujar Gita
saat ditemui di Rumah Toleransi GP Ansor, Jakarta Pusat, Kamis (13/12). Berbagai kekerasan seksual ini dialami
oleh EL sejak masih berusia 10 tahun. Pengalaman pahit EL ini kemudian diketahui oleh kakak kandungnya,
Linda. Oleh Linda, EL diajak tinggal di Jakarta.
Susiana Affandy dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti kekerasan terhadap anak
perempuan kerap dilakukan oleh orang-orang terdekatnya. Ini sesuai dengan data Catatan Tahunan (Catahu)
Komnas Perempuan pada Maret 2018. Bahwa orang-orang terdekatlah yang kerap menjadi pelaku kekerasan
terhadap perempuan.
SLIDESMANIA.CO
Misbahul Jannah
(2007101130011)
Pada saat presentasi, psikoterapis memiliki 10 tahun pengalaman klinis. Dia memiliki pelatihan spesialis dalam
Perawatan anak dan telah menyelesaikan gelar doktor di bidang tersebut. Dia adalah supervisor klinis untuk
kasus yang dilaporkan di sini dan sedang menjalani terapi pribadi, dan sebelumnya telah setuju untuk
mengambil bagian dalam penelitian ini.
Selama proses psikoterapi, terapis hamil dan memiliki anak. Ketika terapis kembali dari cuti hamil setelah 2
setengah bulan, ibu Alice meminta agar Alice dikeluarkan dari perawatan, karena dia yakin putrinya lebih baik
dan mengalami kesulitan untuk melanjutkan perawatan. Seorang kerabat dekat, yang merupakan bagian dari
jaringan pendukungnya, Jatuh sakit parah, dan dia merasa kewalahan oleh Komitmen dan tuntutannya. Alice
memang telah mengatasi gejala yang membuatnya mencari Psikoterapi, tetapi mulai mengembangkan beberapa
sifat obsesif, yang menurut pendapat terapis, memerlukan perhatian tambahan. Alice sendiri ingin melanjutkan
perawatan, tetapi menyatakan bahwa dia merasa lebih baik. Dengan kata-katanya sendiri: “Sekarang, saya bisa
mengeluarkan hal-hal yang saya rasakan. Ketika saya sampai di sini, saya seperti burung dalam sangkar.
Sekarang, sepertinya saya sudah keluar”. Mengingat respon ini dan kesulitan ibu, kesepakatan dicapai dimana
sesi akan dilanjutkan setiap minggu, selama kurang lebih 2 bulan, untuk mengakhiri proses psikoterapi.
SLIDESMANIA.CO
Referensi
― Irene M. Pepperberg