Masa remaja (adolescence) merupakan periode transisi perkembangan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, sosio-emosional.
Masa remaja dimulai sekitar 10-13 tahun dan berakhir pada sekitar usia 18-22 tahun (Santrock, 2007).
Idealis Egosentris
: merasa menjadi pusat perhatian lingkungan atau ingin menarik perhatian. Memiliki penghayatan bahwa dirinya unik dan tidak terkalahkan akibatnya seringkali melakukan hal ceroboh seperti balapan motor, coba-coba narkoba, dll. Emosi labil / fluktuatif
adalah respon individu terhadap stresor, yaitu situasi atau peristiwa yang dirasakan mengancam dan menuntut kemampuan untuk penyesuaian terhadap masalah.
Keluarga : hubungan yg tdk harmonis perpisahan orang tua Dibandingkan antar saudara kandung kesepian di rumah Tanggungjawab yg tdk sesuai dgn kapasitasnya Kehilangan keluarga dll
Sekolah -
: pelajaran yg sulit dipahami nilai yang buruk dikucilkan oleh teman bullying (verbal dan fisik) guru yang kurang memahami kondisi murid dll
Lingkungan -
Sosial
kemiskinan bencana alam (banjir,gempa,dll) tawuran kemacetan teman sebaya Perbedaan budaya dll
Diri -
Sendiri Perubahan fisik Self image yang negatif Kurang percaya diri Sifat tertutup Kesulitan belajar
Motivasi belajar menurun Nilai / Prestasi akademis rendah Mogok / bolos sekolah Malu dan menarik diri dari lingkungan Sedih dan cemas Rentan akan terjadinya ledakan emosi marah ). Tidak betah di rumah Konflik dengan otoritas dll
( mudah
Bila stres tidak dengan cepat ditangani akan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, seperti :
Depresi Penyalahgunaan narkoba dan atau alkohol Percobaan bunuh diri Melakukan tindak kriminal Pergaulan bebas Gangguan Makan : Anoreksia, Bulimia Gangguan pola tidur
dll
Tidak
semua remaja dan orang dewasa memberikan respon yang sama terhadap stres yang dialaminya.
anak muda mungkin akan menyerah ketika ia mengalami gangguan kecil dalam hidupnya. muda lainnya mungkin akan termotivasi untuk mencari solusi dari permasalahannya.
Beberapa
Anak
Coping
situasi yang membebani, memperluas usaha untuk memecahkan masalah-masalah hidup, dan berusaha untuk mengatasi atau mengurangi stres.
Problem-Focuse
Coping Yaitu strategi yang diarahkan pada masalah yang dialami seseorang serta upaya untuk memecahkan masalah tersebut.
Emotional-Focuse
Coping Yaitu apabila seseorang merespon secara emosional terhadap stres yang dialami, khususnya dengan menggunakan mekanisme pertahan diri. Meliputi : menghindari masalah, rasionalisasi, menyangkal peristiwa yang terjadi, menertawakan, atau mencari pandangan religius.
Definisi
: Adalah keadaan dimana seseorang terhindar dari gangguan atau keluhan mental. Individu yang memiliki mental sehat tidak akan mudah terganggu oleh stressor dan mampu menahan diri dari tekanan2 yg dtg dr dirinya maupun lingkungan
Ceria Bisa menerima diri apa adanya Berfikir positif Mau berteman / bersosialisasi Dapat berperan aktif / berkontribusi bagi lingkungannya Makan dan tidur teratur Mampu menyampaikan ide/pikirannya dgn baik Memiliki dukungan dari lingkungan (keluarga,sekolah dan lingkungan sosial)