Anda di halaman 1dari 2

TEKNIK PENGUMPULAN DATA( OBSERVASI )

Pendahuluan Observasiadalahpengamatanlangsungparapembuatkeputusanberi
kutlingkunganfisiknyadanataupengamatanlangsungsuatukegiatan yang
sedangberjalan. Observasidilakukansecara sistematis didasarkan pada tujuan
penyeledikan yang telah dirumuskan. Tidak hanya dilakukan untuk memenuhi
rasa ingin tahu semata-mata, melainkan dikembangkan secara sistematis dengan
proposisi-proposisi yang lebih umum. Selain itu sebagaimana metode ilmiah
lainnya, observasipun menghadapi masalah-masalah vabilitas dan realibilitas yang
sangat perlu diperhatikan. Dengan demikian tentu saja melakukan observasi ini
memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri.
JENIS-JENIS OBSERVASI • Observasi Partisipasi (Partisipasi Observasion) •
Observasi Sistematis (Systematic Observasion) • Observasi Eksperimen
(Experiment Observasion)
1. Observasi Partisipasi (Partisipasi Observasion) Observasi partisipasi adalah
observasi dimana pelaku observasi ( observer ) turut serta mengambil bagian
( berpartisipasi ) dalam kehidupan masyarakat yang sedang di amati. Melihat
kemungkinan berpartisipasinya observer itu dapat dibedakan antara observasi
partisipan penuh ( Fulli Participant Observation ) dimana observer benar-benar
turut berpartisipasi, dengan observasi partisipan semu atau pura-pura ( Quasi
Partisipan Observation ) di mana observasi tidak benar-benar berpartisipasi
melainkan hanya seolah-olah atau berpura-pura saja. Observasi partisipasi pada
mulanya digunakan dalam Antropologi Sosial, yang menyelidiki kehidupan
masyarakat yang lebih luas. Namun akhir-akhir ini meluas pada penyelidikan-
penyelidikan dan hidup dan hubungan sosial lainnya, antara lain di pabrik-pabrik,
perusahaan-perusahaan, organisasi, asrama dan lokalisasi-lokalisasi lainnya. Hal-
hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah apa materi yang diobservasi
dan hubungan antara observer dengan pihak-pihak yang diobservasi itu.
2. Observasi Sistematis (Systematic Observasion) Observasi sistematis disebut
juga observasi berstruktur ( Structured Observation ), yang dicirikan oleh adanya
kerangka yang memuat faktor-faktor yang diatur katagorisasinya terlebih dahulu,
termasuk cirri-ciri dari setiap factor dalam kategori itu. Isi dan materi yang
diobservasi lebih terbatas daripada observasi partisipasi. Tidak menyelidiki
seluruh kehidupan social, melainkan hanya beberapa segi secara terbatas.
Meskipun demikian hal-hal yang harus diperhatikan adalah sama. Jika observasi
partisipasi sering dilakukan dalam penyelidikan studi kasus (eksplorasi deskriptif),
maka observasi sistematis biasa dilakukan dalam penelitian survey (baik survey
Deskriptif msupun Survey Eksplanatori/Verifikatif).
3. Observasi Eksperimen ( Experiment Observasion ) Observasi eksperimen
disebut juga Observasi Situasi Test (Situation Test Observation). Observasi ini
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : • Observer dihadapkan pada situasi
perangsang yang dibuat seragam untuk semua yang diobservasi • Jika obyek yang
diobservasi itu orang, situasi yang harus dibuat sedemikian rupa sehingga si
obyek tidak mengetahui maksud yang sebenarnya dari observasi itu, hal ini
dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan timbulnya variasi tingkah laku yang
diamati • Observer membuat pencatatan dengan sangat tekiti mengenai cara-cara
orang yang diamati itu melakukan /mengadakan aksi-reaksi dari perangsang-
perangsang yang diberikan. Jadi beda antara observasi eksperimen dengan
observasi yang lainnya, ialah bahwa observer tidak terlibat dalam situasi
kehidupan orang-orang yang diobservasi, melainkan mendudukan orang-orang
yang diobservasi itu pada situasi yang dibuat oleh observer sesuai dengan tujuan
penyelidikannya. Dalam ilmu social ekonomi pada umumnya masih jarang yang
mampu melakukan observasi eksperimen ini, kecuali dalam psikologi sosial
cenderung mempergunakan observasi semacam ini dalam penyelidikannya.
PETUNJUK MELAKUKAN OBSERVASI Rummel, disitir oleh Sutrisno Hadi (1971)
memberikan petunjuk melakukan observasi sebagai berikut : • Peroleh dahulu
pengetahuan tentang hal yang akan diamati • Pengamat akan dapat melakukan
observasi, jika ia telah memperoleh pengetahuan terlebih dahulu tentang hal-hal
yang akan diamati. • Pahami tujuan-tujuan umum dan khusus dan masalah-
masalah penyelidikan untuk menentuakn apa yang harus diamati • Buatlah
pencatatan-pencatatan sebagai berikut : • Buat pencatatan dengan segera • Tiap
gejala dicatat secara terpisah • Ketahuilah dan kuasailah alat-alat pencatatan yang
dipergunakan • Susunlah catatan secara sistematis • Adakan dan batasi dengan
tegas macam-macam tingkat kategori yang akan dilakukan • Adakan observasi
secermat-cermatnya dan sekritis-kritisnya. Petunjuk melakukan observasi dari
Rummel itu sebenarnya dapat dikembangkan lebih lanjut, sesui dengan pekerjaan
taksonomikal dan pekerjaan theoritikal.
Kecermatan Observasi Tindakan kecermatan dalam observasi ini dimaksudkan
untuk memperoleh tingkat validitas (keabsahan) dan realibilitas (ketepatan) hasil
pengamatan yang lebih tinggi. Validitas dan reabilits itu hanya dapat dicapai
dengan tindakan kecermatan yang semaksimal mungkin. Untuk melakukan
observasi yang secermat-cermatnya, perlu mengetahui tentang beberapa sumber
kesesatan atau kelemahan observasi. Sumber-sumber ini ada yang terletak pada
diri sipengamat, pada situasi, pada obyek yang diamati dan pada alat-alat
pengamatan. Keempat hal ini jika diperhatikan adalah saling berinteraksi atau
saling berpengaruh, maka dengan demikian kecermatan seluruhnya dipengaruhi
oleh kecermatan keempat hal tadi, satu saja tidak cermat, tidak akan diperoleh
validitas dan reabilitas yang diharapkan
3. SITUASI 2. OBYEK 1. OBSERVER 4. ALAT Bentuk interaksi dari keempat sumber
kesesatan observasi itu dapat dilukiskan sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai