Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum

FARMASI FISIKA
PENENTUAN BOBOT JENIS DAN VISKOSITAS

KELOMPOK II
1) Frengki K. Idji (2120201010)
2) Fajrun Muhammad (2120201042)
3) Citra Dwi Setiyaningsih (2120201007)
4) Elsa Mayori S. Moo (2120201028)
5) Sintiya K. Ibrahim (2120201048)
6) Nur Elans Djakaria (2120201039)
7) Clarita Puspa Wardani (2120201037)

FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikankesehatan jasmani maupun rohani sampai saat ini dan saya selaku
umat-Nyasangat bersyukur karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah
saya dapatmenyusun "Laporan Praktikum FARMASI FISIKA” Semester III.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah
FARMASI FISIKA. Program studi S-1 Farmasi di Universitas Bina Mandiri
Gorontalo (UBM). Dimana hal ini sangatlah penting dalam proses perkuliahan
khususnya dalam Praktikum FARMASI FISIKA.
Terima kasih saya hantukan kepada para dosen, asisten dosen, dan teman-teman
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran serta bimbingan
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan agar dapat lebih baik
lagi.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................2
1.3 Manfaat..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
2.1 Bobot Jenis.............................................................................................4
2.2 Viskositas...............................................................................................5
2.3 Uraian Bahan..........................................................................................6
BAB III PROSEDUR KERJA..........................................................................8
3.1 Alat Dan Bahan ....................................................................................8
3.2 Prosedur Kerja .......................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................9
4.1 HASIL....................................................................................................9
4.2 Pembahasan............................................................................................9
BAB V PENUTUP...........................................................................................11
5.1 Kesimpulan...........................................................................................11
5.2 Saran.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut farmakope Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, m
encampur, meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisa
si/pembakuan obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusin
ya serta penggunaannya yang aman.

Farmasi fisika adalah bidang ilmu yang mempelajari aplikasi dari sifat-sifat fi
sika kimia suatu zat aktif untuk pembuatan sediaan farmasi, agar menghasilkan be
ntuk sediaan obat yang baik dan memenuhi persyaratan. Prof. Jessie mengungkap
kan bahwa banyak hal yang mempengaruhi pelepasan zat aktif dari bentuk sediaan
nya (Jessie 1978).
Bobot jenis adalah perbandingan bbot zat terhadap air dengan volume yang sa
ma ditimbang di udara pada suu yang sama ,(Anonim,1979).
Menurut definisi,rapat jenis adalah perbandingan yang dinytakan dalam desi
mal,dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam vlume yang sama kedua
zat mempunyai temperature yang telah diketahui.air digunakan untuk standar untu
k zat cair dan padat,hydrogen atau udara untuk gas.dalam farmasi,perhitunga bobo
t jenis terutama menyangkut cairan,zat padat dan air merupakan pilihan ang tepat
untuk digunakan sebagai standar karena mudah di dapat dan mudah di murrnikan
(Ansel H.C,1989).
Ada beberapa alat untuk mengukur bobot jenis dan rapat jenis,yaitu menggun
akan piknometer,neraca hidrostatis(neraca air),neraca reimann,neraca mohr westp
hal(Sutoyo 1993).
Viskositas (kekentalan) berasal dari kutipan Viscous. Suatu bahan apabila seb
elum menjadi cair terlebih dahulu menjadi kental yaitu menjadi lunak dan dapat m
engalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (i
nternal) suatu fluida (Budianto, 2008).
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau caira
n. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan un
tuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir dengan cepat, sedangkan l

1
ainnya mengalir secara lambat. Cairan yangmengalir cepat seperti air, alkohol dan
bensin memiliki viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti
gliserin, minyak castor dan madu memiliki viskositas besar (Sutiah, 2008).
Secara umum, viskositas lebih banyak dinyatakan dengan satuan Poise. Istilah
viskositas yang menghubungkan viskositas dalam Poise dengan viskositas spesifik
adalah viskositas kinematik, yang diperoleh dari viskositas dengan densitas laruta
n. Viskositas kinematik mengejar dengan viskositas spesifik melalui koefisien kin
ematik yang besarannya tergantung pada viskometer kapiler yang digunakan (Roc
hima, 2007).
Satuan viskositas fluida dalam sistem cgs adalah dyne det cm-2, yang biasa di
sebut dengan istilah poise di mana 1 poise sama dengan 1 dyne det cm-2. Istilah vi
skositas yang menghubungkan viskositas dalam Poise dengan viskositas spesifik a
dalah viskositas kinematik, yang diperoleh dari viskositas dengan densitas larutan.
Viskositas kinematik mengejar dengan viskositas spesifik melalui koefisien kinem
atik yang besarannya tergantung pada viskometer kapiler yang digunakan (Rochi
ma, 2007). Viskositas dipengaruhi oleh perubahan suhu. Ketika suhu naik maka vi
skositas menjadi turun atau sebaliknya (Budianto, 2008).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu:
1. untuk menetapkan bobot jenis dan rapat jenis minyak zaitun, minyak kelapa,
dan etanol dengan menggunakan alat piknometer.
2. membedakan cairan newton dan cairan non-newton.
3. menggunakan alat-alat penentuan viskositas.
4. menentukan viskositas dengan metode bola jatuh.
1.3 Manfaat
Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu:
1. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui cara untuk menetapkan bobot jenis dan r
apat jenis minyak zaitun, minyak kelapa, dan etanol dengan menggunakan ala
t piknometer.
2. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui cara membedakan cairan newton dan cair
an non-newton.

2
3. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui cara menggunakan alat-alat penentuan vi
skositas dan rheology.
4. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui cara menentukan viskositas dengan meto
de bola jatuh

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bobot Jenis

3
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat disbanding
dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25° C). Rapat jenis (specific
gravity) adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu
(biasanya dinyatakan sebagai 25° /25°, 25°/4°, 4°,4°). Untuk bidang farmasi
biasanya 25/25° C (Pratama, 2008).
Rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan dalam desimal, dari berat
suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat
mempunyai temperatur yang sama atau temperatur yang telah diketahui. Air
digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hidrogen atau udara untuk gas.
Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat
dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena
mudah didapat dan mudah dimurnikan (Ansel, 1989).
Metode penentuan bobot jenis dan rapat jenis untuk cairan (Voigt, 1994):
1. Metode Piknometer
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk
menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan
bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya
volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.
2. Metode Neraca Hidrostatik
Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang
dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat dicelupkan
ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume cairan yang
terdesak.
3. Metode Neraca Mohr-Westphal
Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan yang ditoreh
menjadi 10 bagian sama dan disetimbangkan dengan bobot lawan.
Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah
penggunan waktu yang singkat dan mudah dlaksanakan.
4. Metode Areometer

4
Penentuan kerapatan dengan areometer berskala (timbangan benam, sumbu)
didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas tercelup yang
sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan pelelehan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat menurut
adalah (Lachman, 1994):
1. Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat
jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya,
demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan
senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya.
2. Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot
jenisnya juga menjadi lebih besar.
3. Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh
pula pada massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat bobot
molekulnya serta kekentalannya dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot
jenisnya.
4. Kekentalan/viskositas dpat mempengaruhi berat jenisnya.
2.2 Viskositas
Vikositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya. Makin kental
suatu cairan makin besar gaya yng dibuytuhkan untuk membuatnya mengalir pada
kecepatan tertentu. Viskositas dispersi koloid dipengruhi oleh bentuk partikel dari
fase disperse dengan viskositas rendah, sedangkan system dispersi yang
mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara
bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel (Respati,
1981).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu viskositas menurut Bird (1987) :
1. Tekanan : Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan
viskositas gas tidak dipengaruhi tekanan
2. Temperatur: Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan
viskositas akan naik dengan turusnya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan
molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak

5
sehingga gaya interaksi antara molekul melemah. Dengan demikian viskositas
cairan akan turun dengan kenaikan temperature
3. Kehadiran Zat Lain : Penambahan gula tebu menigkatkan viskositas air.
Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air.
Pada minyak ataupun gliserib adanya penambahan air akan menyebabkan
viskositas akan turun karena gliseri maupun minyak akan semakin encer,
waktu alirnya semakin cepat.
4. Ukuran dan Berat Molekul: Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.
Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat
kekentalannya tinggi serta lagu aliran lambat sehingga viskositas juga
tinggi25
5. Kekuatan Antar Molekul: Viskositas air naik dengan adanya ikatan
hidrogen, viskositas cpo dengan gugus OH pada tergliseridanya naik pada
keadaan yang sama.
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Aquadest (FI III, 1979)
Nama Resmi : Aqua destilata
Nama Lain : Aquadest
RM/BM : H 2O/18,2
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan ti


dak berasa .
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
2.3.2 Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi :Aethanolum
Nama lain :Etanol
RM/BM :C2H6O/46,07
Rumus struktur : H H

6
H C C O H
H H
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau
nya khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.
Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan m
endidih pada suhu 78°. Mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur denga
n semua pelarut organik.
Kegunaan : Untuk membersihkan alat yang akan digunakan.
2.3.3 Minyak Kelapa (Ditjen POM, 1979
Nama Resmi : Oleum cocus
Sinonim : Minyak kelapa
RM/BM : 0,940 – 0,950 g/ml
Pemerian : Cairan jernih, kuning pucat, bauk has, tidak tengik.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) pada suhu 60°C,
sangat mudah larut dalam Klproform p dan dalam
eter p.
Kegunaan : Sebagai larutan sampel.
2.3.4 Minyak Zaitun (Rowe, 2009)
Nama Resmi : Olive oil
Nama Lain : Minyak zaitun, oleum oliva
Pemerian : Minyak zitun berupa cairan jernih, tidak berwarna
atau berwarna kuning transparan.
Kelarutan : Larut dalam etanol (90%), larut dalam eter, dan
kloroform.

7
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu neraca analitic, picnometer, botol aqua,
kelereng dan gelas kimia
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu aquadest, alcohol, minyak kelapa, dan
minyak jaitun
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Penentuan bobot jenis
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan vinkometer dengan menggunakan alcohol dan dikeringkan dan
dilap menggunakan tissue
3. Sampel diukur sebanyak 50 ml pada gelas ukur
4. Diimbang pinkometer pada neraca analitic (a gram)
5. Dimasukan sampel kedalam pinkometer dan lapisi dengan alumunium foil
6. Ditimbang pinkometer yang berisi sampel pada neraca analitic
b−a
7. Dihitung dan dicatat berapa gram dengan cara
v
3.2.2 Penetuan viskositas
1. Disiapkan akat dan bahan
2. Dimasukan air dalam botol sampai penuh
3. Dimasukan kelereng kedalam botol dan botol tutup
4. Dibalik btol untuk mengukur viskositas menggunakan stopwatch
5. Dihitung dan dicatat hasil menggunakan rumus viskositas

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Bobot Jenis
Volume Piknometer Bobot A Bobot B B–A MJ
NO Sampel
(ml) (gram) (grm) (gram) (gr/ml
Minyak
1 50 ml
Kelapa
Minyak 65,60 39,38 0,78
2 50 ml 26,22 gram
Zaitun gram gram gr/ml
63,39 36,93 0,73
3 Alkohol 96% 50 ml 26,46 gram
gram gram gr/ml
4.1.2 Viskositas

Waktu
NO Zat/Bahan Rata-Rata
1 2 3
1 Minyak Kelapa 0,73 0,92 0,99 0,88
2 Air 0,54 0,40 0,51 0,40
3 Alkohol 96% 0,58 0,54

4.2 Pembahasan
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat disbanding
dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25° C). Rapat jenis (specific
gravity) adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu
(biasanya dinyatakan sebagai 25° /25°, 25°/4°, 4°,4°). Untuk bidang farmasi
biasanya 25/25° C (Pratama, 2008).
Vikositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya. Makin kental
suatu cairan makin besar gaya yng dibuytuhkan untuk membuatnya mengalir pada
kecepatan tertentu. Viskositas dispersi koloid dipengruhi oleh bentuk partikel dari
fase disperse dengan viskositas rendah, sedangkan system dispersi yang
mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara
bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel (Respati,
1981).
Pada praktikum kali ini akan menentukan bobot jenis dan viskositas dari
suatu zat. Pada percobaan pertama akan menentukan bobot jenis dari suatu zat

9
yaitu minyak zaitun, sebelum memulai praktikum sediakan dahulu alat dan bahan
yang digunakan, lalu bersihkan vinkometer menggunakan alcohol dan di lap
menggunakan tissue kemudian vinkometer ditimbang pada neraca analitic (a
gram)
Bahan di ukur sebanyak 50 ml menggunakan gelas ukur dan dimasukan
didalam vinkometer lalu lapisi dengan aluminium foil dan ditimbang pada neraca

b−a
analitic (b gram). Hasilnya dihitung menggunakan rumus bobot jenis .
v
Untuk percobaan kedua adalah menentukan viskositas dari suatu zat yaitu
air dengan menyediakan alat dan bahan terlebih dahulu. Masukan air kedalam
botol sampai penuh dan masukan kelereng kedalam botol. Botol di balik untuk
diukur waktu jatuh kelerengnya dengan menggunakan stopwatch. Hasilnya
dihitung menggunakan rumus viscometer.

10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali dapat ditarik kesimpulan bahwa menetapkan bobot
jenis dilakukan dengan cara menggunakan alat piknometer dimana dihitung massa
jenis sampel, serta membedakan antara cairan newton yang memiliki viskositas
konstan dan non newton memiliki viskositas variabel. Kemudian saat penentuan
viskositas menggunakan metode bola jatuh dimana dihitung kecepatan bola
kelereng didalam botol yang berisi sampel.

5.2 Saran
Adapun saran dari si penulis:
1. Laboratorium
Diharapkan untuk laboratorium agar bisa melengkapi alat dan bahannya pad
a saat praktikum.
2. Asisten
Pada praktikum ini asisten sudah sangat baik dalam mengarahkan dan
memberikan penjelasan pada praktikan.
3. Mahasiswa
Diharapkan agar pratikan untuk lebih bekerja sama lagi dan dapat menjaga
kebersihan laboratorium untuk kenyamanan bersama.

11
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press

Ansel, 1989. Pengantar Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, As


manizar,Lis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press

Aoim, 1979. Materia Medika Indoneesia, Jilid 1. 36. Departemen Kesehatan RI.Ja
karta

Bird, 1987. Kimia Fisika utuk Uiversitas, jakarta Gramedia.

Budito, 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Cair Zat dengan Megguna
kan Regresi Linier Hukum Stokes http://jurnal.sttnbatan.ac.id/wp contet/
uploads/2008/12/12-Anwar157-166.pdf. Diakses pada tanggal 21 Oktobe
r Pukul 12:18 WITA

Dirjen Pom, 1979. Farmakope Indonesia Edisi ke 111. Departeme Kesehatan Rep
unlik Idonesia, Jakarta.
Farmakope Indonesia Edisi 111,1979. Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta.
265,338.
Lachman,1994. Teori da Praktek Farmasi Industri. Jilid 11. Suyatmi S. Aisyah Pe
nerjemah. Jakarta : PT Raja Grafido Persada.
Pramata, 2008. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Makasar Jurusan Farmasi UN
HAS.
Respati, 1981. Kimia Dasar Terapa Modern. Jakarta : Erlangga

Rochima, 2007. Karakteristik Kitin da Kitosan Asal Limbah Rajungan Cirebon Ja


wa Barat. Buletin Teknologi Hasil Perikanan. 10(1):9-22
Rowe,R.C.et.Al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipitiens, 6th Ed, The Pha
rmaceutical Press, Londo
Sutiah, 2008. Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas Dan I
ndeks Bias. Jurnal Berkala Fisika 11(2): 53-58
Sutoyo 1993. F018isika, Bina Usaha, Jakarta, 39,45.

Voight, 1994. Buku Pengantar farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh soedani, N.,
Edisi V, Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada Press

12

Anda mungkin juga menyukai