Anda di halaman 1dari 51

HALAMAN JUDUL

LAPORANPRAKTIKUM
UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi :

Size Reduction

Kelompok :

5 / Selasa

Nama Anggota : Fransiskus Kevin


Maria Asel
Welfri Purba

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Nilai 80
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Materi : Size Reduction


Kelompok : 5 / Selasa
Anggota : 1. Fransiskus Kevin (NIM. 21030119130121)
2. Maria Asel (NIM.21030119130079)
3. Welfri Purba (NIM.21030119120027)

HALAMAN PENGESAHAN

Semarang, 29-3-2022
Mengesahkan,
Dosen Pengampu

Prof. Dr. Ir. Hargono, M.T.


NIP. 195611261987031002

ii
RINGKASAN

Size reduction merupakan salah satu operasi untuk memperkecil ukuran


dari suatu padatan. Tujuan dari praktikum size reduction ini yaitu mampu
mengkaji hukum Kick dan Rittinger, mampu menghitung energi penggerusan dan
mampu membuat laporan praktikum secara tertulis. Mekanisme size reduction
yaitu memperkecil ukuran dari suatu padatan dengan cara memotong, memecah,
atau menggiling bahan tersebut hingga didapatkan ukuran yang diinginkan.
Terdapat tiga hukum yang mendasari size reduction yaitu hukum Kick, hukum
Rittinger dan hukum Bond. Pada percobaan kali ini yang dibahas adalah hukum
Kick dan Rittinger.
Pada percobaan yang dilakukan pada praktikum materi size reduction,
digunakan alat-alat yang mendukung yaitu hammer mill dan alat sieving,
sedangkan bahan yang digunakan yaitu batu bata. Prosedur percobaan meliputi
menyiapkan batu bata; mengukur ampere atau daya yang terpakai dengan
menggunakan amperemeter pada waktu pesawat jalan tanpa beban, masukkan
bahan ke dalam pesawat dalam jumlah tertentu sesuai variabel, mengukur
ampere atau daya yang terpakai dengan menggunakan ampere meter pada waktu
pesawat jalan sesuai variabel, mengumpulkan hasil dan jumlah tertentu untuk
diukur ukuran partikelnya dan menghitung diameter partikel dilakukan dengan
metode standart sieving.
Pada praktikum ini, diperoleh hasil hubungan yang searah antara nilai
reduction ratio dengan kebutuhan energi penggerusan, dimana semakin besar
nilai reduction ratio, maka kebutuhan energi penggerusan juga semakin
besar.Pada praktikum ini digunakan feed berdiameter rata-rata 2,4 cm, 3,4 cm,
dan 4,4 cm pada berat 270 gram, 370 gram, 470 gram, dan 570 gram diperoleh
nilai konstanta kick secara berurutan adalah 9746, 7; 8763, 7; 10881; 9089, 1.
Namun hasil percobaan belum sesuai dengan teori karena adanya nilai moisture
content yang rendah. Selain itu pada berat 270 gram, 370 gram, 470 gram, dan
570 gram diperoleh juga nilai konstanta Rittinger secara berurutan adalah
1056,1; 858, 85; 1132, 7; 970,96. Namun hasil percobaan belum sesuai dengan
teori karena adanya kadar air (moisture content), distribusi ukuran partikel
(sebelum dan sesudah penggilingan), kerapatan curah, dan kerapatan partikel.
Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan praktikum berikutnya yaitu
mencoba dengan alat alat size reduction lainnya seperti roller mill, ball mill dan
setelah batu bata dipotong sebaiknya di keringkan terlebih dahulu agar moisture
content pada bahan memang sedikit sehingga energi penggerusan nantinya akan
sebanding dengan massa umpannya serta mencoba dengan bahan lain seperti
batu padas, batu kapur, dan bahan lainnya.

iii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum operasi teknik
kimia yang berjudul “Size Reduction” tepat waktu. Laporan praktikum ini tidak
dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hargono, M.T. selaku Dosen Pengampu materi Size Reduction.
2. Prof. Dr. Aji Prasetyaningrum, S.T., M.Si., selaku penanggung jawab
Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
3. Marissa Widiyanti, S.T., M.T. dan Murdiyono, selaku Laboran Laboratorium
Operasi Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
4. Putu Danta Mas Yogiswara, selaku koordinator asisten Laboratorium Operasi
Teknik Kimia.
5. Yeremia Florensius Malaudan Cyrilia Reneldy Kroon,selaku asisten pengampu
materi Size Reduction.
6. Asisten Laboratorium Operasi Teknik Kimia Universitas Diponegoro
7. Teman-teman Angkatan 2019 Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Penulis menyadari laporan praktikum “Size Reduction”ini masih jauh dari
kata sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan kritik
dan saran yang membangun. Semogalaporan praktikum “Size Reduction”ini dapat
berguna bagi para pembaca.

Semarang, Maret 2022

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
RINGKASAN ....................................................................................................... iii
PRAKATA ............................................................................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan Praktikum ................................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktikum ................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 2
2.1 Klasifikasi Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan ....................... 2
2.2 Operasi Size Reduction ........................................................................... 4
2.2.1 Operasi Penggerusan ..................................................................... 4
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Operasi Size Reduction
Berdasarkan Sifat Alami Material ................................................ 4
2.3 Hukum-Hukum Energi Size Reduction .................................................. 5
2.3.1 Hukum Rittinger ........................................................................... 5
2.3.2 Hukum Kick .................................................................................. 6
2.4 Pengertian Diameter ............................................................................... 6
BAB III METODE PRAKTIKUM ...................................................................... 8
3.1 Rancangan Percobaan ............................................................................. 8
3.1.1 Rancangan Praktikum ................................................................... 8
3.1.2 Penetapan Variabel........................................................................ 9
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan ............................................................ 9
3.3 Prosedur Praktikum ................................................................................ 9

v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 11
4.1 Hasil Percobaan .................................................................................... 11
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 12
4.2.1 Hubungan Energi Penggerusan dengan Reduction Ratio ........... 12
4.2.2 Hubungan Energi Penggerusan dengan Konstanta Kick ............ 14
4.2.3 Hubungan Energi Penggerusan dengan Konstanta Rittinger ...... 15
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 17
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 17
5.2 Saran ..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tipe alat penggerus berdasarkan klasifikasi operasi ............................... 2


Tabel 4.1 Reduction ratio pada berbagai jenis umpan .......................................... 11
Tabel 4.2 Konstanta Kick dan Konstanta Rittinger pada berbagai jenis umpan ... 11

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram alir rancangan praktikum size reduction .............................. 8


Gambar 3.2 Hammer Mill-Crusher ......................................................................... 9
Gambar 3.3 Alat shieving........................................................................................ 9
Gambar 4.1 Hubungan energi penggerusan dengan reduction ratio .................... 13
Gambar 4.2 Hubungan energi penggerusan dengan konstanta Kick .................... 15
Gambar 4.3 Hubungan energi penggerusan dengan konstanta Rittinger .............. 16

viii
DAFTAR LAMPIRAN

LAPORAN SEMENTARA
LEMBAR PERHITUNGAN
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Size reduction adalah operasi untuk memperkecil ukuran suatu padatan
menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size
reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau penggilingan.
Pengoperasian size reduction dibutuhkan pada industri kimia dan mineral
untuk menyesuaikan bahan dengan spesifikasi alat atau menyesuaikan
spesifikasi produk yang akan dipasarkan. Hal ini disebabkan oleh karena
adanya sifat fisis dari beban yang beranekaragam. Faktor lain yang
mengakibatkan size reduction tidak efisien adalah kebutuhan energi untuk
membentuk permukaan baru. Di samping itu, persamaan empiris yang
berguna untuk memprediksi performa alat telah dikembangkan dari teori
yang ada. Hukum Kick dan Rittinger merupakan hukum yang menyatakan
bahwa jumlah kerja yang dibutuhkan dalam operasi size reduction
sebanding dengan logaritmic reduction ratio dan luasan permukaan baru
yang terbentuk. Berdasarkan uraian ini, perlu dilakukan percobaan untuk
mengkaji hukum Kick dan Rittinger.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam praktikum ini dilakukan operasi size reduction menggunakan
HammerMill, respon dari percobaan ini adalah pengaruh ukuran umpan
terhadap besarnya energiyang dibutuhkan untuk penggerusan. Perhitungan
besarnya energi yang dibutuhkandilakukan melalui penerapan persamaan
size reduction seperti Hukum Kick dan HukumRittinger yang kemudian
dibandingkan antara perhitungan teoritis dan praktis.

1
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum size reduction adalah :
1. . Mengkaji hukum Kick dan Rittinger dengan cara membandingkan energi
yang dibutuhkan untuk operasi size reduction secara teoritis dan
percobaan.
2. . Menghitung Power Transmission Factor (energi penggerusan).
3. . Membuat laporan praktikum secara tertulis

1.4 Manfaat Praktikum


1. Memahami dan mengetahui cara menghitung besarnya reduction ratio,
dan energi penggerusan dengan ukuran partikel yang berbeda-beda.
2. Memahami penerapan hukum Kick dan Rittinger dalam operasi size
reduction.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Unit operasi size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran
suatu partikel dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya
lebih kecil sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan
dengan cara penumbukan atau penggilingan (Agrawal, 2007). Unit operasi size
reduction biasanya digunakan untuk menyesuaikan ukuran bahan baku agar sesuai
dengan alat proses atau menyesuaikan produk sesuai kebutuhan pasar.

2.1 Klasifikasi Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan


Klasifikasi alat – alat penggerusan dikelompokkan berdasarkan tipe-
tipe mesin yang baik dalam pengoperasian tiap stage ukuran produk.
Terdapat tiga stage dalam pengoperasian size reduction dan tipe-tipe alat
penggerusnya seperti ditunjukkan padaTabel 2.1.
1. Coarse size reduction :umpan sebesar 2–96inch atau lebih.
2. Intermediate size reduction : umpan sebesar 1–3 inch.
3. Fine size reduction : umpan sebesar 0,25 sampai 0,5 inch.
(Brown, 1979)
Tabel 2.1 Tipe alat penggerus berdasarkan klasifikasi operasi
Coarse crushers Intermediate crusher Fine cruchers
Stag jaw crusher Crushing rolls Buhrstone mill
Dodge jaw crusher Disc crusher Roller mill
Gyratory crusher Edge runner mill NEI pendulum mill
Other coarse crusher Hammer mill Griffin mill
Single roll crusher Ring roller mill
(Lopulco)
Pin mill Ball mill
Symons disc crushers Tube mill
Hardinge mill
Babcock mill
(Coulson, 2002)

2
Alat-alat size reduction meliputi:
1. Crusher
Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang
besar menjadi bongkahan‐ bongkahan yang lebih kecil, dimana
ukurannya sampai batas beberapa inch. Alat crusher biasa
diklasifikasikan menjadi :
a. Primary crusher
Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan
mempunyai ukuran 8‐ 10 inch.
b. Secondary crusher
Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary
crusher dengan ukuran 4 inch.
2. Grinder
Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan
crusher, sehingga bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate
grinder, produk yang dihasilkan 40 mesh. Ultrafine grinder dapat diatur
untuk menghasilkan produk berukuran 250 mesh – 2500 mesh dengan
umpan tidak lebih besar dari 20 mm.
3. Cutter
Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size
reduction sebelumnya. Pada cutter ini, cara kerjanya dengan
memotong. Alat ini dipakai untuk produk ulet dan tidak bisa diperkecil
dengan cara sebelumnya. Ukuran produk 2-10 mesh.
Operasi size reduction sering digunakan pada indusri‐ industri yang
memerlukan bahan baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran
tertentu,misalnya industri semen,batu bara,pertambangan, pupuk,
keramik,dan lain-lain. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya
berdasarkan ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan
kapasitasnya.

3
2.2 Operasi Size Reduction
2.2.1 Operasi Penggerusan
Penggerusan atau comminution adalah istilah yang umum
digunakan pada operasi size reduction yang biasanya menggunakan
crusher atau grinder atau alat-alat penggerus lainnya. Alat
penggerusan dikatakan ideal bila memenuhi syarat – syarat berikut:
a. Mempunyai kapasitas operasi yang besar
b. Membutuhkan power input yang kecil per satuan produk
c. Produk yang dihasilkan seragam atau mampu memenuhi distribusi
ukuran yang diinginkan
Operasi alat penggerusan yang ideal sangatlah sulit didapat
karana satuan produk yang dihasilkan tidak akan pernah seragam
dengan variasi ukuran umpan masuk. Produk selalu terdiri atas
campuran partikel dengan rentang antara ukuran terbesar yang
diinginkan hingga yang paling kecil (Mc.Cabe, 1993).
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Operasi Size
ReductionBerdasarkan Sifat Alami Material
Penentuan jenis mesin dalam operasi penggerusan didasarkan
pada faktor sifat alami material yang ditangan, antara lain :
a. Hardness
Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakaian mesin. Sifat hardness
suatu material disusun berdasarkan skala Mohs.
b. Structure
Struktur material granular lebih mudah daripada material berwujud
serat.
c. Moisture Content
Kandungan air dalam material sebesar 5-50% akan menyebabkan
terjadinya cake dan menghambat aliran material.
d. Crushing Strength
Power yang dibutuhkan suatu alat akan sebanding dengan crushing
strength suatu material.

4
e. Friability
Material yang rapuh akan mudah pecah sebelum penggerusan dan
akan mempengaruhi distribusi ukuran produk.
f. Stickiness
Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi.
g. Soapiness
Pengukuran berdasarkan koefisien gesekan permukaan material.
Koefisien gesekan yang kecil akan mengakibatkan operasi
penggerusan sulit dioperasikan
h. Explosive Material
Material tidak boleh banyak mengandung inert atmosphere.
i. Materials yielding dusts that are harmful to the health
Material yang membahayakan kesehatan harus dioperasikan di
tempat yang aman lingkungan.
(Coulson, 2002)

2.3 Hukum-Hukum Energi Size Reduction


Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat
bergantung dari ukuran partikel yang dihasilkan.Makin kecil partikel, maka
makin besar energi yang dibutuhkan.
2.3.1 Hukum Rittinger
Rittinger beranggapan bahwa besarnya energi yang diperlukan
untuk size reduction berbanding lurus dengan luas permukaan baru
yang dihasilkan. Luas permukaan spesifik yang dihasilkan akan
sebanding dengan ukuran partikel, sehingga dirumuskan persamaan
dalam bentuk:
1 1
𝐸 = 𝑘(𝑑𝑖 − 𝐷𝑖 ) (2.1)

Dimana
E : energi penggerusan
K : kontanta rittinger
di : diameter rata-rata produk
Di : diameter rata-rata feed

5
2.3.2 Hukum Kick
Kick beranggapan bahwa energi yang dibutuhkan untuk
pemecahan partikel zat padat adalah berbanding lurus dengan rasio
dari feed dengan produk. Secara matematis dinyatakan dengan:
𝐷𝑖
𝐸 = K log(𝑑𝑖 ) (2.2)
E : tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat padat
ataufeed
K : konstanta kick
Di : diameter rata-rata feed
di : diameter rata-rata produk
Memecah partikel kubus berukuran lebih dari 1/2 inch adalah
sama besarnya dengan energi yang dibutuhkan untuk memecah
partikel 1/2 inch menjadi 1/4 inch.

2.4 Pengertian Diameter


a. Trade Aritmathic Average Diameter (TAAD)
TAAD didefinisikan sebagai diameter rata‐ rata berdasarkan jumlah
partikel
Ʃ(𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 ×𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 )
𝑇𝐴𝐴𝐷 = Ʃ(𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )
(2.3)
𝑛 𝑁𝑡 𝐷𝑡 𝑁1 𝐷1 +𝑁2 𝐷2 +⋯+𝑁𝑛 𝐷𝑛
𝑖=1 𝑁 = 𝑁1 +𝑁2 +⋯+𝑁𝑛
𝑡
𝜇𝑡
𝑉 𝜌 𝑚 𝑋𝑖 𝑚𝑋
𝑁𝑖 = 𝑣𝑡 = 𝑚
= 𝑉𝜌
= 𝜌𝐶 𝐷𝑖3 (2.4)
𝑡 𝑖 𝑖

𝑛 𝑋𝑖
𝑖=1 𝐶 𝐷 2
𝑖 𝑖
𝑇𝐴𝐴𝐷 = 𝑛 𝑋𝑖 (2.5)
𝑖=1 𝐶 𝐷 3
𝑖 𝑖

Dengan
D1 : diameter partikel (cm)
N1 : jumlah partikel dengan diameter Di
Mi : massa total partikel dengan diameter Di (gram)
M : massa partikel dengan diameter Di (gram)
Vi : volume total partikel dengan diameter Di (cm3)

6
C: konstanta yang harganya tergantung dari titik partikel, sehingga:
D3adalah volume partikel untuk bola = π/6 ; kubus = 1
V : volume partikel dengan diameter Di (cm3)
b. Mean Surface Diameter
Didefinisikan sebagai diameter rata-rata berdasarkan luas permukaan
jumlah partikel x luas.

= 𝑁𝑖 𝐵𝑖 𝐷𝑖2 × 𝑛
𝑖=1 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (2.6)
= 𝑁1 𝐵1 𝐷12 + 𝑁2 𝐵2 𝐷22 + ⋯ + 𝑁𝑛 𝐵𝑛 𝐷𝑛2 = 𝐵(𝐷𝑠𝑢𝑟)2 𝑁𝑖
𝑁1 𝐵1 𝐷12 +𝑁2 𝐵2 𝐷22 +⋯+𝑁𝑛 𝐵𝑛 𝐷𝑛2
(𝐷𝑠𝑢𝑟)2 = 𝑁1 +𝑁2 +⋯+𝑁3

𝑛 𝑁𝑡 𝐵𝑡 𝐷𝑡2
= 𝑖=1 𝐵. 𝑛 𝑁
𝑖=1 𝑡

𝜇 𝑋𝑡
. .𝐵 𝐷 2
𝜌 𝐶.𝐷 2 𝑡 𝑡
𝑛
= 𝑖=1
𝑡
𝑀 𝑋
𝐵. 𝑛𝑖=1 = 𝑡
𝜌 𝐶𝐷 𝑖

𝑛 𝐵𝑖𝑋 𝑖
𝑖=1 𝐶 𝐷
𝐷𝑠𝑢𝑟 = 𝑛
𝑖 𝑖
𝑋𝑖 (2.7)
𝑖=1 𝐶 𝐷 2
𝑖 𝑖

B : konstanta yang harganya tergantung bentuk partikel, untuk bola B = 2


dan untuk kubus B = 6.
c. Mean Volume Diameter
Didefinisikan sebagai diameter rata‐ rata berdasarkan volume.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑁𝑖 𝑉𝑖 = 𝑁𝑖 𝐶𝑖 𝐷𝑖3 𝑛 = 𝐶(𝐷𝑣𝑜𝑙)3 𝑛
𝑖=1 𝑁𝑖 (2.8)
𝑛 𝑚 𝑋𝑖 3 𝑛
𝑖=1 𝐶 . 𝐶 𝐷 3 𝐶𝑖 𝐷𝑖 = 𝐶(𝐷𝑣𝑜𝑙)3 𝑖=1 𝑁𝑖 (2.9)
𝑖 𝑖

𝑛
𝑖=1 𝑋 𝑖
𝐷𝑣𝑜𝑙 = 𝑛 𝑋𝑖 (2.10)
𝐶. 𝑖=1 𝐶 𝐷 3
𝑖 𝑖

(Brown, 1979 hal 20-22)

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Rancangan Percobaan


3.1.1 Rancangan Praktikum
Untuk mencapai tujuan, praktikum dilaksanakan dalam beberapa
tahapan seperti persiapan bahan, operasi size reduction, operasi
screening, serta analisis ukuran partikel secara TAAD. Dalam tahapan
persiapan bahan diperoleh data yang memuat nilai diameter rata-rata
umpan (Di). Pada tahap size reduction digunakan alat penggerus yaitu
hammer mill. Dalam pengoperasiannya, diukur pula daya yang terpakai
selama proses sizereduction pada setiap variabel. Hasil dari
penggerusan tersebut kemudian diayak dalam proses operasi screening.
Dalam tahapan ini diperoleh data yang memuat nilai diameter rata-rata
produk (Davg) serta berat produk pada setiap tray. Nilai-nilai yang
dihasilkan dari operasi screening kemudian dianalisa menggunakan
metode TAAD, sehingga dapat diperoleh nilai reduction ratio untuk
setiap variabel yang berbeda.

Timbang partikel pada setiap Mengukur material


screen, kemudian catat (feed)sebelum dimasukkan
ke hammer mill
Goyangkan sampel pada screen
selama 10 menit hingga massa Tentukan bukaan tutup
partikel konstan feeder

Timbang hasil dari setiap Memasukkan feed berdiameterrata-

variabel dan lakukan analisis rata 2,4 cm, 3,4 cm, dan 4,4 cm ke

sieving untuk screen 100, 65, dalam hammer mill dalam sebanyak

40, dan 30 mesh sebanyak 2 270 gr, 370 gr, 470 gr, dan 570 gr.

kali setiap variabel Ukurdaya yang terpakai dengan


amperemeter
Gambar 3.1 Diagram alir rancangan praktikum size reduction

8
3.1.2 Penetapan Variabel
1. Variabel Tetap
Waktu Pengayakan : 2 x 10 menit
2. Variabel Berubah
Ukuran dimensi padatan (cm) :2,4; 3,4; 4,4
Berat padatan (gram) : 270, 370, 470, 570

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan


Dalam pelaksanaan praktikum size reduction, terdapat bahan dan alat-
alat yang digunakan untuk menunjang praktikum ini. Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah batu bata. Sedangkan alat-alat penunjang
praktikum ini antara lain hammer mill, alat sieving, alat pengukur kuat arus,
dan stopwatch. Adapun ilustrasi alat hammer mill yang akan digunakan
ditunjukkan pada Gambar 3.1 dan model alat sieving ditunjukkan pada
Gambar 3.2.

Gambar 3.2Hammer Mill-Crusher Gambar 3.3 Alat shieving


(Shashidhar et al., 2013)

3.3 Prosedur Praktikum


Praktikum size reduction dilakukan dalam beberapa tahapan yang
sistematis. Praktikum dimulai dengan mempersiapkan bahan yang akan
digunakan sesuai variabel yang telah ditentukan. Selanjutnya, dilakukan
pengukuran material (feed) sebelum dimasukkan ke dalam hammer mill.
Tentukan bukaan tutup feeder sesuai dengan kapasitas yang diinginkan,
usahakan jangan terlalu lebar supaya bahan yang masuk tidak terlalu besar.

9
Lalu, masukkan bahan ke dalam hammer mill sebanyak 270 gr, 370 gr, 470
gr, dan 570 gr. Selama dilakukan proses size reduction dengan
menggunakan hammer mill, ukur ampere atau daya yang terpakai dengan
menggunakan amperemeter. Setelah operasi size reduction selesai,
kumpulkan dan timbang hasil dari setiap variabel lalu lakukan analisis
sieving. Analisis sieving dilakukan dengan menyusun screen dari posisi
paling bawah 100 mesh dilanjut dengan ukuran 65 mesh, 40 mesh dan posisi
paling atas 30 mesh. Letakkan sampel yang telah ditimbang diatas screen
yang telah disusun dan goyangkan selama 10 menit hingga massa partikel
konstan. Setelah itu timbang partikel pada setiap screen kemudian catat.
Analisis sieving dilakukan 2 kali untuk setiap variabel.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Berdasarkan praktikum size reduction yang telah dilakukan diperoleh nilai
dari reduction ratio pada masing masing variabel kapasitas umpan yang di
tampilkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Reduction ratio pada berbagai jenis umpan
W (gr) Di (cm) I (A) t E (Joule) Reduction Ratio
270 2,4 1,55 20 8698,3592 267,7673
3,4 1,59 22 9820,7281 383,0739
4,4 1,69 24 11392,0446 501,3157
370 2,4 1,72 24 11560,3999 272,7911
3,4 1,75 26 12738,8873 390,9981
4,4 1,78 28 13973,4931 511,6361
470 2,4 1,68 26 12289,9397 274,5827
3,4 1,84 28 14422,4407 393,1711
4,4 1,94 28 15208,0989 513,9722
570 2,4 1,83 30 15432,5727 276,6309
3,4 1,95 30 16442,7047 395,4660
4,4 2,13 30 17957,9028 519,5394

Berdasarkan praktikum size reduction yang telah dilakukan di dapatkan juga


nilai konstanta kick dan nilai konstanta rittinger. Nilai konstanta kick dan
nilai konstanta rittinger dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Konstanta Kick dan Konstanta Rittinger pada berbagai jenis umpan
W Di di Log (1/di- Konstanta Konstanta
E (Joule)
(gram) (cm) (cm) (Di/di) 1/Di) Kick Rittinger
8698,3592 2,4 0,00896 2,42776 111,15305
270 9820,7281 3,4 0,00888 2,58328 112,37468 9746,7 1056,1
11392,0446 4,4 0,00878 2,70011 113,70810

11
W Di di Log (1/di- Konstanta Konstanta
E (Joule)
(gram) (cm) (cm) (Di/di) 1/Di) Kick Rittinger
11560,3999 2,4 0,00880 2,43583 113,24630
370 12738,8873 3,4 0,00870 2,59217 114,70532 8763,7 858,85
13973,4931 4,4 0,00860 2,70896 116,05365
12289,9397 2,4 0,00874 2,43867 113,99277
470 14422,4407 3,4 0,00865 2,59458 115,34445 10881 1132,7
15208,0989 4,4 0,00856 2,71094 116,58458
15432,5727 2,4 0,00868 2,44190 113,99277
570 16442,7047 3,4 0,00860 2,59711 115,34445 9089,1 970,96
17957,9028 4,4 0,00847 2,71562 116,58458

4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Energi Penggerusan dengan Reduction Ratio
Berdasarkan praktikum size reduction yang telah dilakukan,
diperoleh data hubungan energi penggerusan dengan reduction ratio
yang ditampilkan pada Gambar 4.1 di bawah ini.

20000
18000
Energi Penggerusan (Joule)

16000
14000
12000
10000 270 gram
8000 370 gram
6000 470 gram
4000 570 gram
2000
0
272.9430 390.6778 511.6158
Reduction Ratio

12
Gambar 4.1 Hubungan energi penggerusan dengan reduction ratio
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat energi yang dibutuhkan
dalam proses size reduction untuk setiap variabel massa umpan ( 270
gram, 370 gram, 470 gram, 570 gram). Kebutuhan energi penggerusan
untuk padatan sampel 270 gram dengan reduction ratio 272, 9430
adalah sebesar 8698, 3592 J, pada nilai reduction ratio 390, 6778
dibutuhkan energi sebesar 9820, 7281 J, dan untuk nilai reduction
ratio 511, 6158 dibutuhkan energi sebesar 11392, 0446 J. Untuk
padatan sampel 370 gram dengan reduction ratio 272, 9430
dibutuhkan energi penggerusan sebesar 11560, 3999 J, pada nilai
reduction ratio 390, 6778 dibutuhkan energi sebesar 12738, 8873 J,
dan untuk nilai reduction ratio 511, 6158 dibutuhkan energi sebesar
13973, 4931 J. Dan untuk padatan sampel 470 gram dengan reduction
ratio 272, 9430 dibutuhkan energi penggerusan sebesar 12289, 9397 J,
pada nilai reduction ratio 390, 6778 dibutuhkan energi sebesar 14422,
4407 J, dan untuk nilai reduction ratio 511, 6158 dibutuhkan energi
sebesar 15208, 0989 J. Serta untuk padatan sampel 570 gram dengan
reduction ratio 272, 9430 dibutuhkan energi penggerusan sebesar
15432, 5727 J, pada nilai reduction ratio 390, 6778 dibutuhkan energi
sebesar 16442, 7047 J, dan untuk nilai reduction ratio 511, 6158
dibutuhkan energi sebesar 17957, 9028 J.
Untuk mengetahui nilai reduction ratio dapat dilihat dari
persamaan berikut :
Diameter 𝑓𝑒𝑒𝑑
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = (4.1)
Diameter produk

Melalui persamaan diatas bisa dilihat bahwa nilai dari reduction ratio
dipengaruhi oleh diameter feed dan diameter produk. Dimana semakin
besar diameter umpan maka nilai dari reduction ratio nya juga
meningkat (Asis, 2018). Reduction ratio juga dipengaruhi oleh energi
penggerusan. Energi penggerusan diperole dari persamaan :
𝐸 = 𝑉. 𝐼. 𝑡. cos 𝜃 (4.2)

13
Hubungan antara nilai reduction ratio dengan dengan energi
penggerusan yang dibutuhkan dalam operasi size reduction
merupakan
hubungan yang linear searah, dimana apabila nilai size reduction
semakin besar, maka energi penggerusan yang dibutuhkan juga akan
semakin besar (Shashidhar et al., 2013).
Berdasarkan teori tersebut, hasil percobaan size reduction sudah
sesuai dengan teori, dimana semakin tinggi nilai reduction ratio maka
kebutuhan energi penggerusan semakin besar.
4.2.2 Hubungan Energi Penggerusan dengan Konstanta Kick
Berdasarkan praktikum size reduction yang telah dilaksanakan,
diperoleh data hubungan energi penggerusan dengan konstanta Kick
yang ditampilkan pada Gambar 4.2 di bawah ini.

20000 270 gram


18000 y = 9089.x - 6883.
R² = 0.963 y = 10881x - 14115 370 gram
16000 R² = 0.969
14000 y = 8763.x - 9844 470 gram
R² = 0.990
E (joule)

12000
10000 570 gram
y = 9746.x - 15082
8000 R² = 0.968 Linear (270
6000 gram)
4000 Linear (370
2000 gram)
0 Linear (470
gram)
2.40 2.50 2.60 2.70 2.80 Linear (570
log (Di/di) gram)

14
Gambar 4.2 Hubungan energi penggerusan dengan konstanta Kick
Berdasarkan Gambar 4.2 diperoleh data hubungan energi penggerusan
dengan konstanta Kick pada berat 270 gram, 370 gram, 470 gram, dan
570 gram. Nilai konstanta kick yang didapat secara berurutan adalah
9746, 7; 8763, 7; 10881; 9089, 1. Pada gambar 4.2 dapat dilihat
adanya fenomena fluktuatif pada nilai konstanta Kick yang dihasilkan
pada masing masing variabel.
Dalam hukum Kick dijelaskan bahwa energi yang dibutuhkan untuk
pemecahan partikel zat padat adalah berbanding lurus dengan rasio
dari
feed dengan produk, yang mana ditulisa dalam persamaan berikut :
𝐷𝑖
𝐸 = 𝐾 log 𝑑𝑖
(4.3)

Nilai konstanta Kick memiliki hubungan linear searah dengan energi


penggerusan, apabila kebutuhan energi yang diperlukan semakin besar
maka nilai konstanta Kick juga akan semakin besar (Asis, 2018).
Berdasarkan literatur yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
yang didapat tidak sesuai teori, dimana nilai konstanta Kick masih
ditemukan hasil yang fluktuatif. Fenomena ini dapat disebabkan oleh
moisture content dalam umpan. Moisture content yang rendah
mengakibatkan umpan menjadi lebih rapuh, sehingga energi
penggerusan yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit (Jung et al.,
2018).
4.2.3 Hubungan Energi Penggerusan dengan Konstanta Rittinger
Berdasarkan praktikum size reduction yang telah dilaksanakan,
diperoleh data hubungan energi penggerusan dengan konstanta
rittinger

15
yang ditampilkan pada Gambar 4.3 di bawah ini.

20000 y = 970.9x - 95347 270 gram


18000 R² = 0.980
16000 y = 1132.x - 11663 370 gram
14000 R² = 0.945
E (joule)
12000 y = 858.8x - 85726 470 gram
10000 R² = 0.998
y = 1056.x - 10875 570 gram
8000
6000 R² = 0.995
Linear (270
4000 gram)
2000 Linear (370
0 gram)
Linear (470
110.00 112.00 114.00 116.00 118.00
gram)
(1/di - 1/Di) Linear (570
gram)
Gambar 4.3 Hubungan energi penggerusan dengan konstanta Rittinger
Berdasarkan Gambar 4.3 diperoleh data hubungan energi penggerusan
dengan konstanta Rittinger pada berat 270 gram, 370 gram, 470 gram,
dan 570 gram. Nilai konstanta Rittinger yang didapat secara berurutan
adalah 1056,1; 858, 85; 1132, 7; 970,96 . Pada gambar 4.3 dapat
dilihat adanya fenomena fluktuatif pada nilai konstanta Rittinger yang
dihasilkan pada masing masing variabel.
Rittinger beranggapan bahwa besarnya energi yang diperlukan untuk
size reduction berbanding lurus dengan luas permukaan baru yang
dihasilkan. Luas permukaan spesifik yang dihasilkan akan sebanding
dengan ukuran partikel, yang mana secara sistematis dapat dituliskan
seperti di bawah ini.
1 1
𝐸=𝐾 −𝑋 (4.4)
𝑋𝑝 𝑓

Berdasarkan uraian tersebut, semakin besar kebutuhan energi


penggerusan maka nilai konstanta Rittinger juga akan semakin besar.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa hasil percobaan yang diperoleh tidak sesuai dengan teori. Hal
ini disebabkan karena konsumsi energi untuk menggiling atau
menggerus suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu jenis
bahan, kadar air (moisture content), distribusi ukuran partikel

16
(sebelum dan sesudah penggilingan), kerapatan curah, dan kerapatan
partikel. Moisture content mempengaruhi konsumsi energi
penggerusan (Temmerman et al., 2013). Moisture content yang rendah
mengakibatkan umpan menjadi lebih rapuh, sehingga energi
penggerusan yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit (Jung et al.,
2018).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Besarnya nilai energi penggerusan (E) dipengaruhi oleh reduction ratio
dimana semakin besar nilai reduction ratio, maka nilai energi
penggerusan yang dibutuhkan juga semakin besar.
2. Semakin besar nilai massa umpan maka nilai konstanta kick yang
diperoleh juga akan semakin besar. Pada berat 270 gram, 370 gram, 470
gram, dan 570 gram Nilai konstanta kick yang didapat secara berurutan
adalah 9746, 7; 8763, 7; 10881; 9089, 1. Namun hasil percobaan belum
sesuai dengan teori karena adanya nilai moisture content yang rendah.

17
3. Semakin besar nilai massa umpan maka nilai konstanta Rittinger yang
diperoleh juga akan semakin besar. Pada berat 270 gram, 370 gram, 470
gram, dan 570 gram nilai konstanta Rittinger yang didapat secara
berurutan adalah 1056,1; 858, 85; 1132, 7; 970,96. Namun hasil
percobaan belum sesuai dengan teori karena adanya kadar air (moisture
content), distribusi ukuran partikel (sebelum dan sesudah penggilingan),
kerapatan curah, dan kerapatan partikel.

5.2 Saran
1. Mencoba dengan alat alat size reduction lainnya seperti roller mill,
ballmill.
2. Setelah batu bata dipotong sebaiknya di keringkan terlebih dahulu agar
moisture content pada bahan memang sedikit sehingga energi
penggerusan nantinya akan sebanding dengan massa umpannya.
3. Mencoba dengan bahan lain seperti batu padas, batu kapur, dan bahan
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal., S.S. (2007). Particle Size Reduction and Size Separation. Agrawal
Principal Delhi Institute of Pharmaceutical Science and Research Sector-3,
156–169.
Asis, S. (2018). Pengaruh waktu pengilingan mengunakan. Jurnal Dintek, 11(1),
13–17.
Brown., G. G. (1979). Unit Operation. (Modern Asia Ed., pp. 20-22; 26). Mc
Graw Hill Book. Co. Ltd. Tokyo. Japan.

18
Coulson, J. M., & Richardson, J. F. (2002). Chemical Engineering Particle
Technology and Separation Process (5th ed., pp. 105-106). Butterworth and
Heinemann Oxford. England.
Jung, H., Lee, Y. J., & Yoon, W. B. (2018). Effect of moisture content on the
grinding process and powder properties in food: A review. Processes, 6(6),
6–10. https://doi.org/10.3390/pr6060069
Mc. Cabe, W. L. (1993). Unit Operation of Chemical Engineering (5th ed., pp
261). Tioon Well Finishing Co. Ltd. Singapore.
Shashidhar, M. G., Murthy, T. P. K., Girish, K. G., & Manohar, B. (2013).
Grinding of coriander seeds: Modeling of particle size distribution and
energy studies. Particulate Science and Technology: An International
Journal, 31(5), 449–457.
Temmerman, M., Jensen, P. D., & Hébert, J. (2013). Von Rittinger theory adapted
to wood chip and pellet milling, in a laboratory scale hammermill. Biomass
and Bioenergy, 56, 70–81. https://doi.org/10.1016/j.biombioe.2013.04.020

19
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi :

Size Reduction

Kelompok :

5 / Selasa

Nama Anggota : Fransiskus Kevin


Maria Asel
Welfri Purba

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
HASIL PERCOBAAN

D= 2,4 cm 3,4 cm 4,4 cm


W= 270 gr 370 gr 470 gr 570 gr

1. Data Kuat Arus


t 2,4 cm 3,4 cm 4,4 cm
(s) 270 370 470 570 270 370 470 570 270 370 470 570
gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr
2 2,3 2,6 2,8 3 2,4 2,8 3 3,3 2,5 2,8 3,1 3,4
4 2,1 2,4 2,5 2,7 2,3 2,7 2,8 3,2 2,4 2,6 3 3,2
6 1,8 2,1 2,4 2,6 2,1 2,4 2,7 2,9 2,1 2,5 2,8 3,1
8 1,7 2 2,1 2,4 1,8 2,2 2,4 2,6 1,9 2,4 2,5 2,8
10 1,6 2 2 2,2 1,6 1,9 2,2 2,3 1,8 2,1 2,2 2,7
12 1,5 1,8 1,7 2,1 1,4 1,7 1,9 2,2 1,7 1,9 2,1 2,5
14 1,2 1,6 1,4 1,8 1,4 1,6 1,7 2 1,7 1,8 1,8 2,2
16 1,1 1,5 1,3 1,6 1,2 1,5 1,6 1,8 1,5 1,7 1,7 2,1
18 1,1 1,3 1,2 1,6 1,1 1,4 1,5 1,7 1,4 1,4 1,6 1,9
20 1,1 1,1 1,2 1,5 1,1 1,2 1,4 1,5 1,1 1,2 1,6 1,8
22 1,1 1,1 1,5 1,1 1,2 1,3 1,1 1,2 1,4 1,6
24 1,1 1,1 1,2 1,1 1,1 1,2 1,1 1,1 1,1 1,4
26 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
28 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
30 1,1 1,1 1,1

2. Data massa pada Tiap Tray


1) Di = 2,4 cm
Massa (gram)
Tray
270 gram 370gram 470gram 570gram
1 65 85 105 160
2 60 85 105 110
3 45 65 85 105
4 60 75 95 100
5 40 60 80 95

2) Di = 3,4 cm
Massa (gram)
Tray
270 gram 370 gram 470 gram 570 gram
1 65 85 105 165
2 65 80 100 110
3 50 65 90 95
4 50 75 90 100
5 40 65 85 100

3) Di = 4,4 cm
Massa (gram)
Tray
270 gram 370 gram 470 gram 570 gram
1 70 90 100 160
2 65 85 105 115
3 55 70 90 90
4 40 60 85 95
5 40 65 90 110

Semarang, 22 Maret 2022


Mengetahui
Praktikan Asisten

Maria Asel F.Kevin Welfri. P Yeremia Florensius Malau


21030119130079 21030119130121 21030119120027 21030118120030
LEMBAR PERHITUNGAN

1. Perhitungan Diameter Rata-Rata


Tray ke- Diameter (mm) Perhitungan Rata-rata (mm) Rata-rata (cm)
1 > 0,6 ×√2 0,849 0,0849
2 0,6-0,425 0,513 0,0513
3 0,425-0,25 (B+K)/2 0,338 0,0338
4 0,25-0,15 0,200 0,0200
5 < 0,15 /2 0,075 0,0075

2. Perhitungan Fraksi Berat Produk (Xi)


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝑇𝑟𝑎𝑦
Xi =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑇𝑟𝑎𝑦
3. Untuk variabel berat 270 gram
 2,4 cm
 Tray ke-1
65
𝑋𝑖 =
270
𝑋𝑖 = 0,2407
 270 gram
270 gram
Tray Davg Berat pada Tray Fraksi Berat
(cm) (gr)
2,4 3,4 4,4 2,4 3,4 4,4
1 0,0849 65 65 70 0,2407 0,2407 0,2593
2 0,0513 60 65 65 0,2222 0,2407 0,2407
3 0,0338 45 50 55 0,1667 0,1852 0,2037
4 0,0200 60 50 40 0,2222 0,1852 0,1481
5 0,0075 40 40 40 0,1481 0,1481 0,1481
Total 270 270 270 1 1 1

 370 gram
370 gram
Tray Davg Berat pada Tray Fraksi Berat
(cm) (gr)
2,4 3,4 4,4 2,4 3,4 4,4
1 0,0849 85 85 90 0,2297 0,2297 0,2432
2 0,0513 85 80 85 0,2297 0,2162 0,2297
3 0,0338 65 65 70 0,1757 0,1757 0,1892
4 0,0200 75 75 60 0,2027 0,2027 0,1622
5 0,0075 60 65 65 0,1622 0,1757 0,1757
Total 370 370 370 1 1 1

 470 gram
470 gram
Tray Davg Berat pada Tray Fraksi Berat
(cm) (gr)
2,4 3,4 4,4 2,4 3,4 4,4
1 0,0849 105 105 100 0,2234 0,2234 0,2128
2 0,0513 105 100 105 0,2234 0,2128 0,2234
3 0,0338 85 90 90 0,1809 0,1915 0,1915
4 0,0200 95 90 85 0,2021 0,1915 0,1809
5 0,0075 80 85 90 0,1702 0,1809 0,1915
Total 470 470 470 1 1 1

 570 gram
570 gram
Tray Davg Berat pada Tray Fraksi Berat
(cm) (gr)
2,4 3,4 4,4 2,4 3,4 4,4
1 0,0849 160 165 160 0,2807 0,2895 0,2807
2 0,0513 110 110 115 0,1930 0,1930 0,2018
Tray Davg Berat pada Tray Fraksi Berat
(cm) (gr)
2,4 3,4 4,4 2,4 3,4 4,4
3 0,0338 105 95 90 0,1842 0,1667 0,1579
4 0,0200 100 100 95 0,1754 0,1754 0,1667
5 0,0075 95 100 110 0,1667 0,1754 0,1930
Total 570 570 570 1 1 1
4. Perhitungan Diameter Dengan TAAD
𝑛 𝑥𝑖
𝑖=1 𝐶𝑖 𝐷 𝑖 2
𝑇𝐴𝐴𝐷 = 𝑛 𝑥𝑖 dengan C=1 (Kubus)
𝑖=1 𝐶𝑖 𝐷 𝑖 3

Untuk variabel berat 270 gram


 2,4 cm
 Tray ke-1
𝑋𝑖 = 0,2407
𝐷𝑖 = 0,0849 cm
𝑋𝑖 0,2407
= = 33,4362 cm-2
𝐶𝑖𝐷𝑖 2 1 0,0849 2
𝑋𝑖 0,2407
= = 394,0496cm-3
𝐶𝑖𝐷𝑖 3 1 0,0849 3

 Tray ke-2
𝑋𝑖 = 0,2222
𝐷𝑖 = 0,0513 cm
𝑋𝑖 0,2222
= = 84,6057cm-2
𝐶𝑖𝐷𝑖 2 1 0,0513 2
𝑋𝑖 0,2222
= = 1650,8434cm-3
𝐶𝑖𝐷𝑖 3 1 0,0513 3

 Tray ke-3
𝑋𝑖 = 0,1667
𝐷𝑖 = 0,0338 cm
𝑋𝑖 0,1667
= = 146,3192cm-2
𝐶𝑖𝐷𝑖 2 1 0,0338 2
𝑋𝑖 0,1667
= = 4335,3825cm-3
𝐶𝑖𝐷𝑖 3 1 0,0338 3

 Tray ke-4
𝑋𝑖 = 0,2222
𝐷𝑖 = 0,0200 cm
𝑋𝑖 0,2222
= = 555,5556cm-2
𝐶𝑖𝐷𝑖 2 1 0,0200 2
𝑋𝑖 0,2222
= = 27777,7778cm-3
𝐶𝑖𝐷𝑖 3 1 0,0200 3

 Tray ke-5
𝑋𝑖 = 0,1481
𝐷𝑖 = 0,0075 cm
𝑋𝑖 0,1481
= = 2633,7449cm-2
𝐶𝑖𝐷𝑖 2 1 0,0075 2
𝑋𝑖 0,1481
= = 351165,9808cm-3
𝐶𝑖𝐷𝑖 3 1 0,0075 3
𝑛 𝑥𝑖
𝑖=1 𝐶𝑖 𝐷 𝑖 2 3453 ,6615 𝑐𝑚 −2
𝑇𝐴𝐴𝐷 = 𝑛 𝑥𝑖 = 385324 ,0340 𝑐𝑚 −3 = 0,008963cm
𝑖=1 𝐶𝑖 𝐷 𝑖 3

 270 gram
270 gram
2,4 cm 3,4 cm 4,4 cm
Davg
Tray Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci
(cm) Xi Xi Xi
Di2 Di3 Di2 Di3 Di2 Di3
0,08 0,24 33,43 394,0 0,2 33,43 394,0 0,2 36,00 424,3
1
49 07 62 496 407 62 496 593 82 611
0,05 0,22 84,60 1650, 0,2 91,65 1788, 0,2 91,65 1788,
2
13 22 57 8434 407 62 4137 407 62 4137
0,03 0,16 146,3 4335, 0,1 162,5 4817, 0,2 178,8 5298,
3
38 67 192 3825 852 768 0916 037 345 8008
0,02 0,22 555,5 2777 0,1 462,9 2314 0,1 370,3 1851
4
00 22 556 7,778 852 630 8,148 481 704 8,518
0,00 0,14 2633, 3511 0,1 2633, 3511 0,1 2633, 3511
5
75 81 7449 65,98 481 7449 65,98 481 7449 65,98
0,19 1,00 3453, 3853 1,0 3384, 3813 1,0 3310, 3771
Total
74 00 6615 24,03 000 3771 13,68 000 6142 96,07
TAAD 0,008963 0,008876 0,008777

 370 gram
370 gram
2,4 cm 3,4 cm 4,4 cm
Davg
Tray Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci
(cm) Xi Xi Xi
Di2 Di3 Di2 Di3 Di2 Di3
0,08 0,22 31,90 376,0 0,2 31,90 376,0 0,2 33,78 398,1
1
49 97 69 265 297 69 265 432 38 457
0,05 0,22 87,46 1706, 0,2 82,31 1606, 0,2 87,46 1706,
2
13 97 40 6151 162 91 2260 297 40 6151
0,03 0,17 154,2 4569, 0,1 154,2 4569, 0,1 166,0 4921,
3
38 57 283 7275 757 283 7275 892 920 2450
0,02 0,20 506,7 2533 0,2 506,7 2533 0,1 405,4 2027
4
00 27 568 7,837 027 568 7,837 622 054 0,270
0,00 0,16 2882, 3843 0,1 3123, 4164 0,1 3123, 4164
5
75 22 8829 84,38 757 1231 16,41 757 1231 16,41
0,19 1,00 3663, 4163 1,0 3898, 4483 1,0 3815, 4437
Total
74 00 2389 74,59 000 3342 06,23 000 8684 12,69
TAAD 0,008798 0,008696 0,008600

 470 gram
470 gram
2,4 cm 3,4 cm 4,4 cm
Davg
Tray Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci
(cm) Xi Xi Xi
Di2 Di3 Di2 Di3 Di2 Di3
0,08 0,22 31,02 365,6 0,2 31,02 365,6 0,2 29,55 348,2
1
49 34 84 728 234 84 728 128 08 598
0,05 0,22 85,05 1659, 0,2 81,00 1580, 0,2 85,05 1659,
2
13 34 58 6245 128 55 5947 234 58 6245
0,03 0,18 158,7 4704, 0,1 168,1 4981, 0,1 168,1 4981,
3
38 09 719 3512 915 114 0777 915 114 0777
0,02 0,20 505,3 2526 0,1 478,7 2393 0,1 452,1 2260
4
00 21 191 5,957 915 234 6,170 809 277 6,383
2,4 cm 3,4 cm 4,4 cm
Davg
Tray Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci
(cm) Xi Xi Xi
Di2 Di3 Di2 Di3 Di2 Di3
0,00 0,17 3026, 4034 0,1 3215, 4286 0,1 3404, 4539
5
75 02 0047 67,29 809 1300 84,00 915 2553 00,70
0,19 1,00 3806, 4354 1,0 3973, 4595 1,0 4139, 4834
Total
74 00 1799 62,90 000 9987 47,51 000 1009 96,05
TAAD 0,008741 0,008648 0,008561

 570 gram
570 gram
2,4 cm 3,4 cm 4,4 cm
Davg
Tray Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci Xi/Ci
(cm) Xi Xi Xi
Di2 Di3 Di2 Di3 Di2 Di3
0,08 0,28 38,98 459,4 0,2 40,20 473,8 0,2 38,98 459,4
1
49 07 64 586 895 47 167 807 64 586
0,05 0,19 73,47 1433, 0,1 73,47 1433, 0,2 76,81 1498,
2
13 30 34 6272 930 34 6272 018 31 7920
0,03 0,18 161,7 4791, 0,1 146,3 4335, 0,1 138,6 4107,
3
38 42 212 7385 667 192 3825 579 182 2045
0,02 0,17 438,5 2192 0,1 438,5 2192 0,1 416,6 2083
4
00 54 965 9,824 754 965 9,824 667 667 3,333
0,00 0,16 2962, 3950 0,1 3118, 4158 0,1 3430, 4574
5
75 67 9630 61,72 754 9084 54,45 930 7992 39,89
0,19 1,00 3675, 4236 1,0 3817, 4440 1,0 4101, 4843
Total
74 00 7404 76,37 000 5021 27,10 000 8835 38,68
TAAD 0,008676 0,008597 0,008469

5. Perhitungan Reduction Ratio (RR)


𝐷𝑖
𝑅𝑅 =
𝑑𝑖
Untuk variabel berat 270 gram
 2,4 cm
𝐷𝑖 = 2,4 cm
𝑑𝑖 = 0,008963 cm
2,4
𝑅𝑅 = = 267,7673
0,008963

W (gram) Di (cm) di RR
270 2,4 0,008963 267,7673
3,4 0,008876 383,0739
4,4 0,008777 501,3157
370 2,4 0,008798 272,7911
3,4 0,008696 390,9981
4,4 0,008600 511,6361
470 2,4 0,008741 274,5827
3,4 0,008648 393,1711
4,4 0,008561 513,9722
570 2,4 0,008676 276,6309
3,4 0,008597 395,4660
4,4 0,008469 519,5394

6. Energi Penggerusan
𝐸 = 𝑉 . 𝐼 . 𝑡 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑉 = 200 3 = 346,410
𝑐𝑜𝑠𝜃 = 0,81
Untuk variabel berat 270 gram
 2,4 cm
2,3+2,1+1,8+1,7+1,6+1,5+1,2+1,1+1,1+1,1
𝐼= = 1,55 A
10

𝑡 = 20 s
𝐸 = 346,410 . 1,55 𝐴 . 20 𝑠 = 5555,7262 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
W (gram) Di (cm) I (A) t (s) E (Joule)
2,4 1,55 20 8698,3592
270 3,4 1,5909 22 9820,7281
4,4 1,6917 24 11392,0446
370 2,4 1,7167 24 11560,3999
3,4 1,7462 26 12738,8873
4,4 1,7786 28 13973,4931
2,4 1,6846 26 12289,9397
470 3,4 1,8357 28 14422,4407
4,4 1,9357 28 15208,0989
2,4 1,8333 30 15432,5727
570 3,4 1,9533 30 16442,7047
4,4 2,1333 30 17957,9028

7. Konstanta Kick dan Rittinger


 Konstanta Kick
𝐷𝑖
𝐸 = 𝐾 log
𝑑𝑖
Untuk variabel berat 270 gram
 2,4 cm
𝐸 = 8698,3592 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
𝐷𝑖 = 2,4 𝑐𝑚
𝑑𝑖 = 0,008963 𝑐𝑚
𝐷𝑖 2,4
log = log =2,4278
𝑑𝑖 0,008963

W (gram) Di di (cm) 𝑫𝒊 E
log 𝒅𝒊

2,4 0,008963 2,4278 8698,3592


270 gram 3,4 0,008876 2,5833 9820,7281
4,4 0,008777 2,7001 11392,0446
2,4 0,008798 2,4358 11560,3999
370 gram 3,4 0,008696 2,5922 12738,8873
4,4 0,008600 2,7090 13973,4931
2,4 0,008741 2,4387 12289,9397
470 gram 3,4 0,008648 2,5946 14422,4407
4,4 0,008561 2,7109 15208,0989
570 gram 2,4 0,008676 2,4419 15432,5727
3,4 0,008597 2,5971 16442,7047
4,4 0,008469 2,7156 17957,9028

 Konstanta Rittinger
1 1
𝐸=𝐾 −
𝑑𝑖 𝐷𝑖
Untuk variabel berat 270 gram
 2,4 cm
𝐸 = 8698,3592 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
𝐷𝑖 = 2,4 𝑐𝑚
𝑑𝑖 = 0,008963 𝑐𝑚
1 1 1 1
− = − = 111,1530
𝑑𝑖 𝐷𝑖 0,008963 2,4

W (gram) Di di (cm) 𝟏 𝟏 E

𝒅𝒊 𝑫𝒊
2,4 0,008963 111,1530 8698,3592
270 gram 3,4 0,008876 112,3747 9820,7281
4,4 0,008777 113,7081 11392,0446
2,4 0,008798 113,2463 11560,3999
370 gram 3,4 0,008696 114,7053 12738,8873
4,4 0,008600 116,0536 13973,4931
2,4 0,008741 113,9928 12289,9397
470 gram 3,4 0,008648 115,3445 14422,4407
4,4 0,008561 116,5846 15208,0989
2,4 0,008676 114,8462 15432,5727
570 gram 3,4 0,008597 116,0194 16442,7047
4,4 0,008469 117,8499 17957,9028
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI

DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO. TANGGAL

Anda mungkin juga menyukai