Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN RESMI

MATERI : SIZE REDUCTION


KELOMPOK : 3 / KAMIS
PENYUSUN : 1. FITRIANA GUSTIAWANTI (21030116140128)
2. M MU’IZZUROZAQ N (21030116120077)
3. TYAGA SIDHARTA (21030115130183)

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
LAPORAN RESMI

MATERI : SIZE REDUCTION


KELOMPOK : 3 / KAMIS
PENYUSUN : 1. FITRIANA GUSTIAWANTI (21030116140128)
2. M MU’IZZUROZAQ N (21030116120077)
3. TYAGA SIDHARTA (21030115130183)

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Materi : Size Reduction


Kelompok : 3 / Kamis
Anggota : 1. Fitriana Gustiawanti (NIM. 21030116140128)
2. M Mu’izzurozaq N (NIM. 21030116120077)
3. Tyaga Sidharta (NIM. 21030115130183)

Semarang, Maret 2019


Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Ir. Hargono, M.T.


NIP. 195611261987031002
RINGKASAN

Dalam praktikum ini dilakukan operasi size reduction menggunakan Hammer Mill,
respon dari percobaan ini adalah pengaruh ukuran umpan terhadap besarnya energi yang
dibutuhkan untuk penggerusan. Tujuan dari praktikum ini yaitu dapat mengkaji hukum Kick
dan Rittinger dengan cara membandingkan energi yang dibutuhkan untuk operasi size
reduction secara teoritis dan percobaan, dapat menghitung energi penggerusan dan mampu
membuat laporan praktikum.
Size reduction adalah salah satu operasi untuk memperkecil ukuran dari suatu padatan
dengan cara memecah, memotong, atau menggiling bahan tersebut sampai didapat ukuran yang
diinginkan. Hukum yang mendasari size reduction yaitu hokum Kick dan hukum Rittinger.
Diameter dapat diartikan menjadi TAAD, mean surface diameter dan mean volume diameter.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu hammer mill dan sieving, sedangkan
bahan yang digunakan yaitu batu bata berbentuk kubus berukuran 2,5 cm; 3 cm dan 3,5 cm
masing- masing dengan berat 250 gram, 350 gram, 450 gram dan 550 gram. Praktikum size
reduction dilakukan dalam beberapa tahapan yang sistematis. Praktikum dimulai dengan
mempersiapkan bahan yang akan digunakan sesuai variabel yang telah ditentukan. Selanjutnya,
dilakukan pengukuran material (feed) sebelum dimasukkan ke dalam hammer mill. Tentukan
bukaan tutup feeder sesuai dengan kapasitas yang diinginkan, usahakan jangan terlalu lebar
supaya bahan yang masuk tidak terlalu besar. Lalu, masukkan bahan ke dalam hammer mill
dalam jumlah tertentu sesuai variabel. Selama dilakukan proses size reduction dengan
menggunakan hammer mill, ukur ampere atau daya yang terpakai dengan menggunakan
amperemeter. Setelah itu, kumpulkan hasil dari setiap variabel, timbang, dan lakukan analisis
sieving, kemudian timbang berat partikel yang tertahan pada setiap ayakan.
Berdasarkan hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar diameter
umpan maka reduction ratio dan energi penggerusan akan semakin besar. Selain itu semakin
besar kapasitas umpan maka harga konstanta Kick dan Rittinger akan semakin besar, karena
energi yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin besar.
Untuk saran yaitu pengukuran arus pada ampermeter harus teliti, umpan yang
digunakan harus dalam keadaan kering dan ukuran yang seragam dan proses sieving harus
dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi mass loss.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas berkat dan
anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Size
Reduction”.
Laporan ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada Ir. Hargono, MT selaku dosen pembimbing materi Size
Reduction, yang telah banyak mencurahkan waktu dan pikiran dalam membuat penulis
menyelesaika laporan praktikum ini. Asisten Laboratorium Operasi Teknik Kimia Universitas
Diponegoro, yang telah membantu dalam penyusunan laporan. Serta seluruh pihak yang telah
membantu penyusunan laporan ini.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan. Dan penulis berharap laporan praktikum ini dapat
dikembangkan lagi dan dapat bermanfaat untuk diaplikasikan.

Penyusun
DAFTAR ISI

RINGKASAN .......................................................................... Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 7
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 7
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................................... 7
1.3 Tujuan Praktikum ............................................................................................................. 7
1.4 Manfaat Praktikum ........................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 9
2.1 Klasifikasi Alat Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan ......................................... 9
2.2 Size reduction ................................................................................................................. 10
2.3 Hukum-hukum Energi Penggerusan .............................................................................. 12
2.4 Pengertian Diameter ....................................................................................................... 13
BAB III METODE PRAKTIKUM ...................................................................................... 17
3.1 Rancangan Percobaan .................................................................................................... 17
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan ................................................................................... 17
3.3 Prosedur Praktikum ........................................................................................................ 18
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ..... Error! Bookmark not defined.
4.1 Hasil Percobaan.............................................................. Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan .................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP .................................................................. Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan .................................................................... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran............................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL

Tabel
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Size reduction adalah operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel dengan
memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai ukuran
yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau
penggilingan. Pengoperasian unit size reduction dibutuhkan pada industri kimia dan
mineral untuk menyesuaikan bahan dengan spesifikasi alat atau menyesuaikan
spesifikasi produk yang akan dipasarkan. Ditinjau dari sisi yang lain, pengoperasian
unit size reduction dalam industri kimia dan mineral sering mengakibatkan biaya tinggi
karena operasi yang kurang efisien. Hal ini disebabkan adanya sifat fisis dari beban
yang beranekaragam. Faktor lain yang mengakibatkan size reduction tidak efisien
adalah kebutuhan energi untuk membentuk permukaan baru. Di samping itu, persamaan
empiris yang berguna untuk memprediksi performa alat telah dikembangkan dari teori
yang ada. Hukum Kick dan Rittinger merupakan hukum yang menyatakan bahwa
jumlah kerja yang dibutuhkan dalam operasi size reduction sebanding dengan luasan
permukaan baru yang terbentuk. Berdasarkan uraian ini, perlu dilakukan percobaan
untuk menerapkan hubungan empiris suatu operasi size reduction (Hukum Kick dan
Rittinger).
1.2 Perumusan Masalah

Dalam praktikum ini dilakukan operasi size reduction menggunakan Hammer


Mill, respon dari percobaan ini adalah pengaruh ukuran umpan terhadap besarnya
energi yang dibutuhkan untuk penggerusan. Perhitungan besarnya energi yang
dibutuhkan dilakukan melalui penerapan persamaan size reduction seperti Hukum Kick
dan Hukum Rittinger yang kemudian dibandingkan antara perhitungan teoritis dan
praktis.
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum size reduction adalah :
1. Mengkaji hukum Kick dan Rittinger dengan cara membandingkan energi yang
dibutuhkan untuk operasi size reduction secara teoritis dan percobaan.
2. Menghitung Power Transmission Factor (energi penggerusan).
3. Membuat laporan praktikum secara tertulis
1.4 Manfaat Praktikum

1. Memahami dan mengetahui cara menghitung besarnya reduction ratio, dan energi
penggerusan dengan ukuran partikel yang berbeda-beda.
2. Memahami penerapan Hukum Kick dan Rittinger dalam operasi size reduction.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Unit operasi size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran suatu
partikel dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai
ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan
atau penggilingan (Agrawal, 2007). Unit operasi size reduction biasanya digunakan untuk
menyesuaikan ukuran bahan baku agar sesuai dengan alat proses atau menyesuaikan produk
sesuai kebutuhan pasar.
2.1 Klasifikasi Alat Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan
2.1.1 Crusher
Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar menjadi
bongkahan bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas
beberapa inch. Alat crusher biasa diklasifikasikan menjadi : a. Primary crusher
Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan
mempunyai ukuran 8 10 inch.
b. Secondary crusher
Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary
crusher dengan ukuran 4 inch.
2.1.2 Grinder
Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher,
sehingga bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder, produk
yang dihasilkan 40 mesh. Ultrafine grinder dapat diatur untuk menghasilkan
produk berukuran 250 mesh – 2500 mesh dengan umpan tidak lebih besar dari
20 mm.
2.1.3 Cutter
Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction sebelumnya.
Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk produk
ulet dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya. Ukuran produk 2-10
mesh.
Operasi size reduction sering digunakan pada indusri industri yang memerlukan bahan
baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran tertentu,misalnya industri semen,batu
bara,pertambangan, pupuk, keramik,dan lain-lain. Pemilihan jenis alat yang digunakan
biasanya berdasarkan ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan
kapasitasnya.

2.2 Size reduction


2.2.1 Operasi Penggerusan
Penggerusan atau Comminution adalah istilah yang umum digunakan pada
operasi size reduction yang biasanya menggunakan crusher atau grinder atau
alat-alat penggerus lainnya. Alat penggerusan dikatakan ideal bila memenuhi
syarat – syarat berikut:
a. Mempunyai kapasitas operasi yang besar
b. Membutuhkan Power input yang kecil per satuan produk
c. Produk yang dihasilkan seragam atau mampu memenuhi distribusi ukuran
yang diinginkan
Operasi alat penggerusan yang ideal sangatlah sulit didapat karana satuan
produk yang dihasilkan tidak akan pernah seragam dengan variasi ukuran
umpan masuk.Produk selalu terdiri atas campuran partikel dengan rentang
antara ukuran terbesar yang diinginkan hingga yang paling kecil (Mc.Cabe,
1993).
2.2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Operasi Size Reduction Berdasarkan Sifat
Alami Material
Penentuanan jenis mesin dalam operasi penggerusan didasarkan pada faktor sifat
alami material yang ditangani. Antara lain :
a. Hardness : Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakaian mesin. Sifat
hardness suatu material disusun berdasarkan skala Mohr.
b. Structure : Struktur material granular lebih mudah daripada material
berwujud serat.
c. Moisture Content : Kandungan air dalam material sebesar 5-50% akan
menyebabkan terjadinya cake dan menghambat aliran material.
d. Crushing Strength : Power yang dibutuhkan suatu alat akan sebanding
dengan crushing strength suatu material.
e. Friability : Material yang rapuh akan mudah pecah sebelum penggerusan dan
akan mempengaruhi distribusi ukuranproduk.
f. Stickiness : Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi.
g. Soapiness : Pengukuran berdasarkan koefisien gesekan permukaan material.
Koefisien gesekan yang kecil akan mengakibatkan operasi penggerusan sulit
dioperasikan
h. Explosive Material: Material tidakboleh banyak mengandung inert
atmosphere.
i. Materials yielding dusts that are harmful to the health : Material yang
membahayakan kesahatan harus dioperasikan di tempat yang
amanlingkungan.
(Coulson, 2002)
2.2.3 Alat-alat Penggerusan
Klasifikasi alat – alat penggerusan diberikan berdasarkan tipe-tipe mesin yang
baik dalam pengoperasian tiap stage ukuran produk. Ada tiga step dalam
pengoperasian size reduction:
1. Coarse size reduction: umpan sebesar 2 – 96 inch atau lebih.
2. Intermediate size reduction: umpan sebesar 1 – 3 inch.
3. Fine Size reduction : umpan sebesar 0,25 sampai 0,5 inch.
(Brown, 1979)
Tabel 2. 1 Tipe Alat Penggerus Berdasarkan Klasifikasi Operasi
Coarse crushers Intermediate crushers Fine crushers
Stag jaw crusher Crushing rolls Buhrstone mill
Dodge jaw crusher Disc crusher Roller mill

Gyratory crusher Edge runner mill NEI pendulum mill

Other coarse crusher Hammer mill Griffin mill

Single roll crusher Ring roller mill (Lopulco)

Pin mill Ball mill

Symons disc crushers


Tube mill
Hardinge mill
Babcock mill

(Coulson, 2002)

2.3 Hukum-hukum Energi Penggerusan


Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat bergantung dari
ukuran partikel yang dihasilkan.Makin kecil partikel, maka makin besar energi yang
dibutuhkan.

2.3.1 Hukum Rittinger


Rittinger beranggapan bahwa besarnya energi yang diperlukan untuk
size reduction berbanding lurus dengan luas permukaan baru yang dihasilkan.
Luas permukaan spesifik yang dihasilkan akan sebanding dengan ukuran
partikel, sehingga dirumuskan persamaan dalam bentuk :

Dimana
E : Energi Penggerusan
k : Kontanta Rittinger
di : Diameter Rata-Rata Produk
Di : Diameter Rata-Rata Feed
2.3.2 Hukum Kick
Kick beranggapan bahwa energi yang dibutuhkan untuk pemecahan
partikel zat padat adalah berbanding lurus dengan ratio dari feed dengan produk.
Secara matematis dinyatakan dengan:

E : Tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat


padat atau feed
Kk : konstanta Kick
Di : diameter rata-rata feed
di : diameter rata-rata
produk
Memecah partikel kubus berukuran lebih dari 1/2 inch adalah sama besarnya
dengan energi yang dibutuhkan untuk memecah partikel 1/2 inch menjadi
1/4 inch.
2.4 Pengertian Diameter
a. Trade Aritmathic Average Diameter (TAAD)
TAAD didefinisikan sebagai diameter rata rata berdasarkan jumlah partikel
Dimana
Di : diameter partikel
Ni : jumlah partikel dengan diameter Di
Mi : massa total partikel dengan diameter Di
m : massa partikel dengan diameter Di
Vi : volume total partikel dengan diameter Di
C : :konstanta yang harganya tergantung dari titik
partikel, sehingga:
D3 adalah volume partikel untuk bola = V/ 6 ; kubus
=1
V : volume partikel dengan diameter Di
b. Mean Surface Diameter
Didefinisikan sebagai diameter rata-rata berdasarkan luas permukaan jumlah
partikel x luas
B : konstanta yang harganya tergantung bentuk partikel, untuk bola B = 2 dan
untuk kubus B = 6.
c. Mean Volume Diameter
Didefinisikan sebagai diameter rata rata berdasarkan volume

(Brown,1979 hal 20-22)


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Rancangan Percobaan


3.1.1 Rancangan Praktikum
Untuk mencapai tujuan, praktikum dilaksanakan dalam beberapa tahapan
seperti persiapan bahan, operasi size reduction, operasi screening, serta analisis
ukuran partikel secara TAAD. Dalam tahapan persiapan bahan diperoleh data yang
memuat nilai diameter rata-rata umpan (Di). Pada tahap size reduction digunakan
alat penggerus yaitu hammer mill. Dalam pengoperasiannya, diukur pula daya yang
terpakai selama proses size reduction pada setiap variabel. Hasil dari penggerusan
tersebut kemudian diayak dalam proses operasi screening. Dalam tahapan ini
diperoleh data yang memuat nilai diameter rata-rata produk (Davg) serta berat
produk pada setiap tray. Nilai-nilai yang dihasilkan dari operasi screening kemudian
dianalisa menggunakan metode TAAD, sehingga dapat diperoleh nilai reduction
ratio untuk setiap variabel yang berbeda.
3.1.2 Penetapan Variabel
1. Variabel tetap
Waktu pengayakan : 2x10 menit
2. Variabel berubah
Ukuran dimensi padatan (cm) : 2,5 cm ; 3 cm ; 3,5 cm
Berat padatan (gram) : 250 gram, 350 gram, 450 gram, 550 gram

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan


Dalam pelaksanaan praktikum size reduction, terdapat bahan dan alat-alat yang
digunakan untuk menunjang praktikum ini. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah batu bata. Sedangkan alat-alat penunjang praktikum ini antara lain hammer mill,
alat sieving, alat pengukur kuat arus, dan stopwatch. Adapun ilustrasi alat hammer mill
yang akan digunakan ditunjukkan pada gambar 3.1 dan model alat sieveing ditunjukkan
pada gambar 3.2.

Gambar 3.1 Hammer Mill- Crusher Gambar 3.2 Gambar Alat sieving
(Mc.Cabe,1993)

3.3 Prosedur Praktikum


Praktikum size reduction dilakukan dalam beberapa tahapan yang sistematis.
Praktikum dimulai dengan mempersiapkan bahan yang akan digunakan sesuai variabel
yang telah ditentukan. Selanjutnya, dilakukan pengukuran material (feed) sebelum
dimasukkan ke dalam hammer mill. Tentukan bukaan tutup feeder sesuai dengan kapasitas
yang diinginkan, usahakan jangan terlalu lebar supaya bahan yang masuk tidak terlalu
besar. Lalu, masukkan bahan ke dalam hammer mill dalam jumlah tertentu sesuai variabel.
Selama dilakukan proses size reduction dengan menggunakan hammer mill, ukur ampere
atau daya yang terpakai dengan menggunakan ampere meter. Setelah itu, kumpulkan hasil
dari setiap variabel, timbang, dan lakukan analisis sieving, kemudian timbang berat
partikel yang tertahan pada setiap ayakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Berdasarkan praktikum size reduction ini, diperoleh data tiap varibel berat berupa
diameter umpan (Di), diameter produk (di), waktu size reduction (t), kuat arus (I) reduction
ratio, energi penggerusan (E), nilai konstanta Kick (Kk), dan nilai konstanta Rittinger (K).
Data-data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 berikut :
Tabel 4.1 Hasil reduction ratio
Berat (gram) Di (cm) di (cm) t (waktu) I (Ampere) Reduction Ratio
250 2,5 0,008207 8 1,175 304,6248346
3 0,008276 10 1,16 362,4813064
3,5 0,008182 14 1,12857143 427,7798908
350 2,5 0,008315 8 1,175 300,6757287
3 0,008294 10 1,16 361,6939009
3,5 0,008783 14 1,14285714 398,4851586
450 2,5 0,008429 10 1,18 296,5977825
3 0,008419 12 1,2 356,3389145
3,5 0,008942 14 1,15714286 391,3965057
550 2,5 0,00874 10 1,18 286,0254285
3 0,008705 14 1,21428571 344,613287
3,5 0,008833 14 1,18571429 396,2496307
Tabel 4.2 Nilai konstanta Kick dan Konstanta Rittinger
Berat
E (Joule) Di (cm) di (cm) log Di/di kk 1/di-1/Di K
(gram)
2901,324 2,5 0,008207 2,483765 121,4499
250 3580,357 3 0,008276 2,559286 13360 120,4938 31,23
4876,693 3,5 0,008182 2,63122 121,9371
2901,324 2,5 0,008315 2,478098 119,8703
350 3580,357 3 0,008294 2,558341 15572 120,2313 32,069
4938,423 3,5 0,008783 2,600412 113,5672
3642,087 2,5 0,008429 2,472168 118,2391
450 4444,581 3 0,008419 2,551863 11109 118,4463 37,447
5000,154 3,5 0,008942 2,592617 111,5419
3642,087 2,5 0,00874 2,456405 114,0102
550 10974 41,03
5247,075 3 0,008705 2,537332 114,5378
5123,614 3,5 0,008833 2,597969 112,9285

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hubungan antara Energi Penggerusan dengan Reduction Ratio

Berikut ini adalah grafik hubungan antara energi penggerusan dengan reduction
ratio pada praktikum size reduction. Variabel yang digunakan adalah variabel massa
dan variabel ukuran Variabel massa yang digunakan adalah 250 gr, 350 gr, 450 gr,
dan 550 gr. Sedangkan variabel ukuran yang digunakan yaitu 2,5 cm, 3 Cm, dan 3,5
cm.

6000

5000
Energi Pergerusan

4000
250 gr
3000
359 gr
2000 450 gr

1000 550 gr

0
2.5 3 3.5
Reduction Ratio

Gambar 4.1 Hubungan antara energi penggerusan dengan reduction ratio

Dari gambar 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa pada reduction ratio yang sama,
secara umum dapat dilihat bahwa umpan dengan massa yang lebih besar akan
membutuhkan energi penggerusan yang lebih besar juga. Selain itu, dapat juga
dilihat bahwa pada satuan massa yang sama, semakin besar reduction ratio akan
menghasilkan energi penggerusan yang lebih besar. Tetapi terjadi penyimpangan
pada reduction ratio dengan ukuran 2,5 cm dan 3 cm dan dengan massa 250 gr dan
350 gr membutuhkan energi penggerusan yang sama.

Penyimpangan yang terjadi diakibatan karena kenaikan moisture content pada


kubus-kubus umpan. Semakin kecil ukuran suatu padatan, maka semakin mudah
cairan akan teradsorpsi ke dalam padatan, dan dengan naiknya moisture content
pada kubus-kubus umpan maka energi penggerusan akan semakin besar sehingga
terjadi penyimpangan pada data percobaan. Sedangkan berdasarkan teori pengecilan
ukuran, semakin besarnya diameter umpan maka reduction ratio akan semakin besar
begitu pula energi penggerusan yang dibutuhkan akan semakin besar juga (Mc.
Cabe, W.L. 1993).
Berdasarkan data dari percobaan dapat diatas dapat diketahui bahwa data
percobaan yang telah kami dapatkan telah sesuai dengan teori, bahwa semakin
besarnya diameter umpan maka reduction ratio akan semakin besar begitu pula
energi penggerusan yang dibutuhkan akan semakin besar juga (Mc. Cabe, W.L.
1993).

4.2.2 Hubungan antara Energi Penggerusan dengan Konstanta Kick

Berikut ini adalah grafik hubungan antara energi penggerusan dengan konstanta
kick. Variabel yang digunakan pada percobaan ini adalah variabel massa dan
variabel ukuran Variabel massa yang digunakan adalah 250 gr, 350 gr, 450 gr, dan
550 gr. Sedangkan variabel ukuran yang digunakan yaitu 2,5 cm, 3 Cm, dan 3,5 cm.

6000
y = 10974x - 23099
5000
Energi (Joule)

4000 250 gram

3000 y = 11109x - 23842 350 gram

2000 450 gram


y = 15572x - 35833
1000 550 gram
y = 13360x - 30390
0
2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65
Log Di/di
Gambar 4.1 Hubungan antara energi penggerusan dengan konstanta kick

Gambar 4.2 Hubungan 1/di-1/Di vs Energi Penggerusan (E

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat adanya hubungan antara log (Di/di)
dengan energi penggerusan dan keduanya mempengaruhi nilai konstanta Kick. Dari
grafik hubungan antara energi penggerusan dengan konstanta Kick, didapat
konstanta Kick melalui hubungan garis linier, dengan persamaan :
𝐷𝑖
𝐸 = 𝐾𝑘 log(𝑑𝑖 )

Dimana :
E : Tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat padat atau feed
Kk : konstanta Kick
Di : diameter rata-rata feed
di : diameter rata-rata produk
(Mc. Cabe, W.L. 1993)

Jika persamaan tersebut di analogikan dengan persamaan umum garis linier maka
persamaan tersebut menjadi :

y = mx + c
Dimana :
y : Energi penggerusan sebagai fungsi log( Di/di)
m : Konstanta Kick
x : log(Di/di)
c : Energi operasi awal
Dari persamaan umum garis linear di atas, maka dapat diketahui bahwa
konstanta Kick berbanding lurus dengan energi penggerusan. Sedangkan energi
penggerusan dipengaruhi oleh variabel waktu dimana semakin berat partikel
umpan yang masuk maka waktu yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin lama
dan mengakibatkan energi penggerusan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan
persamaan:
𝐸 = 𝑉 𝐼 𝑡 𝑐𝑜𝑠𝜃
Dimana :
E : Energi yang dibutuhkan untuk operasi
V : Tegangan operasi (Volt)
I : Arus yang terbaca (Ampere)
t : Waktu operasi
Pada percobaan ini sudah sesuai dengan teori bahwa konstanta Kick yang
didapatkan pada variabel 550 gram merupakan konstanta Kick yang memiliki nilai
yang lebih besar dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya. Hal ini dikarenakan
jumah massa umpan yang dimasukkan ke dalam alat size reduction semakin besar.
Dengan massa umpan yang besar maka akan mempengaruhi diameter dari umpan
tersebut, sehingga semakin besar diameter umpan yang dimasukkan ke dalam alat
size reduction, maka akan semakin besar pula nilai konstanta Kick yang ada di dapat.

4.2.3 Hubungan antara Energi Penggerusan dengan Konstanta Rittinger


Berikut ini adalah grafik hubungan antara energi penggerusan dengan
konstanta kick. Variabel yang digunakan pada percobaan ini adalah variabel massa
dan variabel ukuran Variabel massa yang digunakan adalah 250 gr, 350 gr, 450 gr,
dan 550 gr. Sedangkan variabel ukuran yang digunakan yaitu 2,5 cm, 3 Cm, dan 3,5
cm.
6000 y = 41.03x
5000 y = 31.23x
Energi (Joule)

4000
250 gram
3000 y = 37.447x 350 gram
y = 32.096x
2000 450 gram
550 gram
1000

0
110 115 120 125
1/di - 1/Di
Gambar 4.3 Hubungan 1/di-1/Di vs Energi Penggerusan (E)
Berdasarkan grafik hubungan antara energi penggerusan dengan konstanta
Rittinger, didapat konstanta Rittinger melalui hubungan garis linier:
E=k ( 1/di-1/Di )
Dimana :
E : energi penggerusan
k : konstanta Rittinger
Di : diameter umpan
di : diameter produk (Mc. Cabe, W.L. 1985)
Apabila dibuatkan suatu hubungan linear dari persamaan rittinger, maka
persamaan rittinger analog dengan persamaan :
Y = mx + C
Dimana :
Y= energi sebagai fungsi ( 1/di-1/Di )
m= konstanta Rittinger
x= ( 1/di-1/Di )
C= energi awal operasi mesin
Persamaan di atas menunjukkan bahwa konstanta Rittinger berbanding lurus
dengan energi penggerusan. Sedangkan energi penggerusan dipengaruhi oleh
variabel waktu dimana semkin berat partikel umpan yang masuk maka waktu yang
dibutuhkan untuk penggerusan semakin lama yang mengakibatkan energi
penggerusan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan persamaan:
E=V. I . t . cosθ
Dimana:
E = energi penggerusan
V = tegangan listrik
I = arus listrik
t = waktu
Pada percobaan ini sudah sesuai dengan teori bahwa konstanta Rittinger yang
didapatkan pada variabel 550 gram merupakan konstanta yang memiliki nilai yang
paling besar dibandingkan dengan variabel lainnya. Hal ini disebabkan oleh jumah
massa umpan yang dimasukkan ke dalam alat size reduction semakin besar. Dengan
massa umpan yang besar maka akan mempengaruhi waktu penggerusan, sehingga
semakin besar massa umpan yang dimasukkan ke dalam alat size reduction, maka
akan semakin besar pula nilai konstanta Rittinger yang didapat.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Nilai energi penggerusan dipengaruhi oleh reduction ratio dimana semakin besar
reduction ratio maka energi penggerusan semakin besar.
2. Nilai konstanta Kick dipengaruhi oleh berat umpan yang masuk serta nilai energi
penggerusan, semakin berat massa umpan masuk dan energi penggerusan maka nilai
konstanta Kick akan semakin besar.
3. Nilai konstanta Rittinger juga dipengaruhi oleh berat umpan yang masuk serta nilai
energi penggerusan, semakin berat massa umpan masuk dan energi penggerusan maka
nilai konstanta Rittinger akan semakin besar juga.

5.2 Saran

1. Pengukuran arus dan waktu pada amperemeter dan stopwatch harus teliti.
2. Umpan yang digunakan harus dalam keadaan kering dan ukuran yang seragam.
3. Proses sieving harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi mass loss.
DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, S.S. 2007. Agrawal Principal Delhi Institute of Pharmaceutical Science and
Research Sector – 3. Pushp Vihar New Delhi. India.
Brown, G.G. 1979. Unit Operation. Modern Asia Edition. Hal. 20-22; 26. Mc Graw Hill
Book. Co.Ltd.Tokyo. Japan.
Coulson. J.M, et al. 2002. Chemical Engineering Particle Technology and Separation
Process 5th edition. hal 105-106 Butterworth and Heinemann Oxford. England.
Mc. Cabe, W.L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering 5th edition. hal 261. Tioon
Well Finishing Co. Ltd. Singapura.

Anda mungkin juga menyukai