Materi :
SIZE REDUCTION
Disusun Oleh :
Puja Chrisdianto Manapa
Group : 7/Rabu
Rekan Kerja : - Iwang Septo Priogo (21030118130160)
- Nindia Anggela Y. P (21030118130210)
i
4 November
RINGKASAN
Size reduction adalah salah satu operasi untuk memperkecil ukuran dari
suatu padatan. Tujuan dari praktikum Size reduction ini yaitu mampu mengkaji
hukum kick dan rittinger, mampu menghitung energi penggerusan dan mampu
membuat laporan praktikum secara tertulis. Size reduction adalah salah satu
operasi untuk memperkecil ukuran dari suatu padatan dengan cara memecah,
memotong, atau menggiling bahan tersebut sampai didapat ukuran yang
diinginkan. Ada tiga hukum yang mendasari Size reduction yaitu hukum Kick,
hukum Rittinger dan hukum Bond. Pada percobaan kali ini yang dibahas adalah
hukum kick dan rittinger. Sedangkan diameter dapat diartikan menjadi TAAD,
mean surface diameter dan mean volume diameter.
Alat yang digunakan ada praktikum ini yaitu hammer mill dan alat sieving,
sedangkan bahan yang digunakan yaitu batu bata. Prosedur percobaan meliputi
menyiapkan batu bata; mengukur ampere atau daya yang terpakai dengan
menggunakan amperemeter pada waktu pesawat jalan tanpa beban, masukkan
bahan ke dalam pesawat dalam jumlah tertentu sesuai variabel, mengukur ampere
atau daya yang terpakai dengan menggunakan ampere meter pada waktu pesawat
jalan sesuai variabel, kumpulkan hasil dan jumlah tertentu untuk diukur ukuran
partikelnya dan menghitung diameter partikel dilakukan dengan metode standart
sieving.
Nilai konstanta Kick (Kk) dan konstanta Rittinger (K) dipengaruhi oleh berat
umpan masuk serta besarnya energi penggerusan (E). Semakin besar massa umpan
masuk dan energi penggerusan (E) maka nilai konstanta Kick (Kk) dan konstanta
Rittinger (K) juga semakin besar. Nilai energi penggerusan (E) dipengaruhi oleh
reduction ratio yang mana semakin besar nilai reduction ratio maka energi
penggerusan akan semakin besar. Saran praktikum selanjutnya antara lain
menggunakan jenis umpan yang lain supaya dapat mengetahui pengaruh umpan
pada hasil size reduction, penggunaan tipe alat size reduction yang lain agar dapat
dibandingkan kinerjanya dengan sejenis hammer mill dan menggunakan variabel
diameter yang tidak berurutan atau acak agar diketahui pengaruh terhadap size
reduction pada rentang diameter yang berbeda/acak.
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Unit Operasi Teknik Kimia materi Size Reduction. Dalam laporan ini penulis
meyakini sepenuhnya bahwa tidaklah mungkin menyelesaikan makalah ini tanpa
bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada
kesempatan ini penulis ingin memberikan rasa terima kasih kepada
1. Prof. Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng. selaku penanggung jawab
Laboratorium Operasi Teknik Kimia Universitas Diponegoro
2. Dosen Pembimbing materi Size Reduction praktikum Unit Operasi Teknik
Kimia Universitas Diponegoro Dr. Ir. Hargono, M.T.
3. Peter Kusnadi selaku koordinator asisten Laboratorium Operasi Teknik
Kimia Universitas Diponegoro
4. Murest Patra Patriosa Wibowo dan David Joeventus C. S. W. selaku asisten
Unit Operasi Teknik Kimia Universitas Diponegoro materi Size Reduction
5. Teman-teman angkatan 2018 Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Penulis menyakini bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf
apabila terdapat kekurangan bahkan kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak berkaitan dengan laporan ini. Akhir kata,
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna sebagai
bahan penambah ilmu pengetahuan.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 19
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 19
5.2 Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Konstanta Kick dan Konstanta Rittinger pada berbagai jenis umpan…11
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA
LEMBAR PERHITUNGAN
LEMBAR ASISTENSI
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum size reduction adalah :
1. Mengkaji hukum Kick dan Rittinger dengan cara membandingkan energi
yang dibutuhkan untuk operasi size reduction secara teoritis dan
percobaan
2. Menghitung Power Transmission Factor (energi penggerusan)
3. Membuat laporan praktikum secara tertulis
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Unit operasi size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran
suatu partikel dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya
lebih kecil sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan
dengan cara penumbukan atau penggilingan (Agrawal, 2007). Unit operasi size
reduction biasanya digunakan untuk menyesuaikan ukuran bahan baku agar sesuai
dengan alat proses atau menyesuaikan produk sesuai kebutuhan pasar.
Hardinge mill
3
Babcock mill
(Coulson, 2002)
Alat-alat size reduction meliputi:
2.1.1 Crusher
Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar
menjadi bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya
sampai batas beberapa inch. Alat crusher biasa diklasifikasikan menjadi
:
a. Primary crusher
Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang
dihasilkan mempunyai ukuran 8‐ 10 inch.
b. Secondary crusher
Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary
crusher dengan ukuran 4 inch.
2.1.2 Grinder
Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher,
sehingga bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder,
produk yang dihasilkan 40 mesh. Ultrafine grinder dapat diatur untuk
menghasilkan produk berukuran 250 mesh – 2500 mesh dengan umpan
tidak lebih besar dari 20 mm.
2.1.3 Cutter
Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction
sebelumnya. Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini
dipakai untuk produk ulet dan tidak bisa diperkecil dengan cara
sebelumnya. Ukuran produk 2-10 mesh.
Operasi size reduction sering digunakan pada industri‐industri yang
memerlukan bahan baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran
tertentu,misalnya industri semen,batu bara,pertambangan, pupuk, keramik,dan
lain-lain. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya berdasarkan ukuran
feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan kapasitasnya.
4
2.2 Operasi Size Reduction
2.2.1 Operasi Penggerusan
Penggerusan atau Comminution adalah istilah yang umum
digunakan pada operasi size reduction yang biasanya menggunakan
crusher atau grinder atau alat-alat penggerus lainnya. Alat penggerusan
dikatakan ideal bila memenuhi syarat – syarat berikut:
a. Mempunyai kapasitas operasi yang besar
b. Membutuhkan Power input yang kecil per satuan produk
c. Produk yang dihasilkan seragam atau mampu memenuhi distribusi
ukuran yang diinginkan
Operasi alat penggerusan yang ideal sangatlah sulit didapat karana
satuan produk yang dihasilkan tidak akan pernah seragam dengan
variasi ukuran umpan masuk. Produk selalu terdiri atas campuran
partikel dengan rentang antara ukuran terbesar yang diinginkan hingga
yang paling kecil (Mc.Cabe, 1993).
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Operasi Size Reduction Berdasarkan
Sifat Alami Material
Penentuanan jenis mesin dalam operasi penggerusan didasarkan
pada faktor sifat alami material yang ditangani. Antara lain :
a. Hardness : Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakaian mesin.
Sifat hardness suatu material disusun berdasarkan skala Mohr.
b. Structure : Struktur material granular lebih mudah daripada material
berwujud serat.
c. Moisture Content : Kandungan air dalam material sebesar 5-50%
akan menyebabkan terjadinya cake dan menghambat aliran material.
d. Crushing Strength : Power yang dibutuhkan suatu alat akan
sebanding dengan crushing strength suatu material.
e. Friability : Material yang rapuh akan mudah pecah sebelum
penggerusan dan akan mempengaruhi distribusi ukuran produk.
f. Stickiness : Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi.
g. Soapiness : Pengukuran berdasarkan koefisien gesekan permukaan
material. Koefisien gesekan yang kecil akan mengakibatkan operasi
5
penggerusan sulit dioperasikan
h. Explosive Material: Material tidakboleh banyak mengandung inert
atmosphere.
i. Materials yielding dusts that are harmful to the health : Material
yang membahayakan kesahatan harus dioperasikan di tempat yang
aman lingkungan.
(Coulson, 2002)
6
Di : diameter rata-rata feed
di : diameter rata-rata produk
Memecah partikel kubus berukuran lebih dari 1/2 inch adalah sama
besarnya dengan energi yang dibutuhkan untuk memecah partikel 1/2
inch menjadi 1/4 inch.
7
𝑛
𝐵𝑖 𝑋𝑖
∑𝑛𝑖=1
𝐶𝑖 𝐷𝑖
𝐷𝑠𝑢𝑟 = √
𝑋
∑𝑛𝑖=1 𝑖 2
𝐶𝑖 𝐷𝑖
∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖
𝐷𝑣𝑜𝑙 =
√ 𝑋
𝐶. ∑𝑛𝑖=1 𝑖 3
𝐶𝑖 𝐷𝑖
8
BAB III
METODE PERCOBAAN
9
3.2.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
5263,91 2,5 0,008786 2,454135 113,4138
450 7362,74 3,5 0,008442 2,617641 118,1747 11261 443,58
8395,32 4,5 0,008286 2,734875 120,4654
7856,582 2,5 0,009278 2,41057 102,5507
550 10000,31 3,5 0,008568 2,6121 116,6727 11720 203,93
11616,52 4,5 0,008582 2,727686 118,4839
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Energi Penggerusan dengan Reduction Ratio
E (Joule)
Reduction ratio
12
Sedangkan besarnya energi penggerusan dipengaruhi oleh waktu
penggerusan Hammer Mill untuk mereduksi ukuran feed sesuai dengan
persamaan :
E = V.I.t cos θ
Dengan :
E= Energi Penggerusan (Joule)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus (Ampere)
t = Waktu Operasi (s)
Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mereduksi ukuran feed
maka semakin besar pula energi penggerusannya. Ini disebabkan waktu
yang dibutuhkan semakin meningkat seiring meningkatnya diameter
umpan. Sedangkan diameter umpan berbanding lurus dengan besarnya
nilai reduction ratio. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar
reduction ratio maka energi penggerusan akan semakin besar pula.
13
dengan energi penggerusan. Kick (1885) menemukan teori yang
menyatakan reduksi relatif yang setara dalam ukuran membutuhkan energi
yang sama dengan persamaan Kick adalah :
𝑥𝑓
𝐸 = 𝐾2 𝑙𝑛 ( )
𝑥𝑝
(Jankovic et al., 2010)
Dengan E adalah net energi spesifik, x F dan xP merupakan umpan
dan indeks ukuran produk, dan K2 adalah konstanta. Selain itu, dapat
terlihat juga semakin tinggi massa bahan, energi penggerusan yang
diberikan juga semakin besar. Sedangkan energi penggerusan dipengaruhi
oleh variabel waktu dimana semakin berat partikel umpan yang masuk maka
waktu yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin lama yang
mengakibatkan energi penggerusan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan
persamaan :
𝐸 = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝑡 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜃
Dimana :
t = Waktu operasi
14
Gambar 4.3 Hubungan Energi Penggerusan dan Konstanta Rittinger
Berdasarkan Gambar 4.3, dapat dilihat hubungan energi vs (1/di)-
(1/Di) pada variasi berat total umpan. Data-data energi yang didapat dibuat
kurva untuk masing-masing berat umpan, dengan Konstanta Rittinger
untuk setiap berat umpan terdapat pada slope masing-masing kurva. Slope
tertinggi ada pada kurva berat 250 gram diikuti slope kurva 450 gram, 350
gram, dan 550 gram. Berdasarkan teori, semakin besar energi
penggerusan, akan dihasilkan konstanta rittinger yang semakin besar pula
dikarenakan energi berbanding lurus dengan Konstanta Rittinger. Data
Konstanta Rittinger (k) didapatkan dari slope pada persamaan:
1 1
𝐸 = 𝑘( − )
𝑑𝑖 𝐷𝑖
Dimana:
E : Energi Penggerusan
K : Konstanta Rittinger
di : Diameter rata-rata produk
Di : Diameter rata-rata feed
(Mc.Cabe, W.L. 1993)
Jika persamaan linear tersebut dianalogikan dengan persamaan dengan
umum garis linear:
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
Dimana:
15
1 1
y = Energi sebagai fungsi (𝑑𝑖 − 𝐷𝑖)
m = k (konstanta Rittinger)
1 1
𝑥= − 𝐷1
𝑑𝑖
16
penghancur kertas, penghancur kompos organik dan sebagainya. Struktur
hammer mill terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
1. Foundation : Ini merupakan bagian paling dasar mesin yang berguna
untuk menghubungkan dan menopang seluruh bagian mesin serta
bertindak sebagai tempat hasil produksi keluar.
2. Rotor : bagian ini berfungsi sebagai penggerak utama kinerja mesin.
Terdiri dari poros utama, piringan bingkai, piringan penghancur dan
landasan.
3. Operating door : bagian ini berfungsi sebagai pintu untuk melihat dan
memeriksa komponen-komponen yang berada di dalam mesin. Hal ini
memungkinkan kita untuk membersihkan saringan dan mengganti pisau
penghancur dengan lebih mudah.
4. Casing bagian atas : bagian ini berfungsi sebagai penghubung antara
bagian atas mesin dengan bagian bawahnya. Casing ini juga berfungsi
sebagai pengapit saringan dan memberikan ruangan produksi yang cukup
bersama-sama dengan rotor.
5. Feeding guide structure : bagian ini berfungsi sebagai pintu masuk bahan
baku produksi
17
Bahan yang masih berukuran besar diproses kembali hingga berbentuk
tepung halus.
Cara kerja mesin hammer mill ini sebenarnya tidak terlalu rumit. Secara
umum, mesin ini berbentuk sebuah tabung besi yang memiliki poros di bagian
vertikal atau horizontal. Rotor berputar di bagian dalam mesin yang akan
menggerakkan mesin penepung. Bahan baku yang telah diproses oleh mesin
akan keluar sesuai besar ukuran yang telah dipilih melalui saringan atau plat
penyaring. Mesin hammer mill ini juga bisa digunakan sebagai mesin stone
crusher sekunder dan tersier. Karena prinsip kerjanya yang menggunakan
aliran udara untuk memisahkan partikel kecil dan besar, maka mesin ini
diklaim jauh lebih murah dan lebih hemat energi.
Mesin pada gambar diatas berfungsi untuk menghancurkan berbagai
bahan keras. Adapun spesifikasi mesin ini adalah sebagai berikut:
Kapasitas : 100kg/jam Dimensi (pxlxt) :
800x400x1200mm Material rangka : Canal U-50 Material body :
Plate SPHD 3mm Penggerak : Diessel, 8 PK
Ukuran mesh : 20, 40, 60, 100, dll (optional)
Proses : Sistem hammer dengan
12 pisau
(Zulkarnain, 2014)
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Nilai energi penggerusan (E) dipengaruhi oleh reduction ratio yang mana
semakin besar nilai reduction ratio maka energi penggerusan akan
semakin besar
2. Data praktikum ini menunjukkan bahwa semakin berat umpan yang masuk
maka nilai konstanta Rittinger dan konstanta Kick yang dihasilkan akan
semakin besar pula
3. Laporan praktikum size reduction telah dibuat untuk mengetahui
hubungan antara energi penggerusan dengan reduction ratio, energi
penggerusan (E) dengan konstanta Kick (Kk) dan konstanta Rittinger (K)
5.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
Materi :
Size Reduction
Disusun oleh:
Kelompok 7 / Rabu
1. Puja Chrisdianto Manapa ( NIM. 21030118130160)
2. Iwang Septo Priogo ( NIM. 21030118120017)
3. Nindia Anggela Y. P ( NIM. 21030118130210)
1. Kuat Arus
W Di I t
2.5 0.4 3
250 gr 3.5 1.15 6
4.5 1.3 14
2.5 1.1 10
350 gr 3.5 1.33 14
4.5 1.54 16
2.5 1.34 14
450 gr 3.5 1.64 16
4.5 1.87 16
2.5 1.75 16
550 gr 3.5 1.98 18
4.5 2.3 18
2. Berat
D Umpan (cm) Berat umpan (gram) Berat produk (gram)
250 99
350 151
2.5
450 136
550 131
250 84
350 126
3.5
450 156
550 178
250 89
350 121
4.5
450 183
550 198
3. Data pada Tiap Tray
W tiap tray (gram)
D Berat
Pengayakan pertama Pengayakan kedua
(cm) (gr)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
250 99 42 17 27 13 99 49 30 39 25
350 151 36 46 31 36 130 40 60 45 50
2,5
450 136 86 106 31 41 130 80 110 50 60
550 131 116 136 71 46 125 110 140 85 60
250 84 26 29 29 26 88 30 45 45 40
350 126 46 26 56 46 120 45 40 70 55
3,5
450 156 91 51 41 61 150 85 70 60 80
550 178 138 68 43 73 172 132 78 67 83
250 89 29 16 26 36 93 33 30 40 50
350 121 46 16 61 56 115 45 45 65 60
4,5
450 183 81 28 38 68 177 85 40 50 80
550 198 148 23 63 68 192 142 45 73 79
Asisten
David Joeventus C. S. W.
Puja C. M. Nindia A. Y. P. Iwang S. P.
NIM. 21030118140187 NIM. 21030118130210 NIM. 21030118130160 NIM. 21030117120004
LEMBAR PERHITUNGAN
1. Menghitung Davg
Davg
Tray D Tray
(cm)
1 >0,6 mm 0,084853
2 0,6-0,425 0,05125
0,425-
3 0,03375
0,25
4 0,25-0,15 0,02
5 <0,15 0,0075
Berat di Tray
Xi =
Berat total di semua tray
250 gram
Berat Pada Tray Fraksi Berat
Tray Davg
2,5 3,5 4,5 2,5 3,5 4,5
1 0,084853 99 88 93 0,409091 0,354839 0,378049
2 0,05125 49 30 33 0,202479 0,120968 0,134146
3 0,03375 30 45 30 0,123967 0,181452 0,121951
4 0,02 39 45 40 0,161157 0,181452 0,162602
5 0,0075 25 40 50 0,103306 0,16129 0,203252
Total 242 248 246 1 1 1
350 gram
Berat Pada Tray Fraksi Berat
Tray Davg
2,5 3,5 4,5 2,5 3,5 4,5
1 0,084853 130 120 115 0,4 0,363636 0,348485
2 0,05125 40 45 45 0,123077 0,136364 0,136364
3 0,03375 60 40 45 0,184615 0,121212 0,136364
4 0,02 45 70 65 0,138462 0,212121 0,19697
5 0,0075 50 55 60 0,153846 0,166667 0,181818
Total 325 330 330 1 1 1
450 gram
Berat Pada Tray Fraksi Berat
Tray Davg
2,5 3,5 4,5 2,5 3,5 4,5
1 0,084853 130 150 177 0,302326 0,337079 0,409722
2 0,05125 80 85 85 0,186047 0,191011 0,196759
3 0,03375 110 70 40 0,255814 0,157303 0,092593
4 0,02 50 60 50 0,116279 0,134831 0,115741
5 0,0075 60 80 80 0,139535 0,179775 0,185185
Total 430 445 432 1 1 1
550 gram
Berat Pada Tray Fraksi Berat
Tray Davg
2,5 3,5 4,5 2,5 3,5 4,5
1 0,084853 125 172 192 0,240385 0,323308 0,361582
2 0,05125 110 132 142 0,211538 0,24812 0,26742
3 0,03375 140 78 45 0,269231 0,146617 0,084746
4 0,02 85 67 73 0,163462 0,12594 0,137476
5 0,0075 60 83 79 0,115385 0,156015 0,148776
Total 520 532 531 1 1 1
3. Perhitungan Diameter Rata-Rata Produk (TAAD)
1 0,084853 0,409091 56,81818 669,6087 0,354839 49,28315 580,8075 0,378049 52,50678 618,7983
2 0,05125 0,202479 77,0891 1504,178 0,120968 46,05554 898,6446 0,134146 51,07297 996,5457
3 0,03375 0,123967 108,8324 3224,665 0,181452 159,2991 4719,973 0,121951 107,0628 3172,231
4 0,02 0,161157 402,8926 20144,63 0,181452 453,629 22681,45 0,162602 406,5041 20325,2
5 0,0075 0,103306 1836,547 244873 0,16129 2867,384 382317,8 0,203252 3613,369 481782,6
1 0,084853 0,302326 41,98966 494,8529 0,337079 46,81648 551,7375 0,409722 56,90586 670,642
2 0,05125 0,186047 70,8327 1382,101 0,191011 72,7229 1418,983 0,196759 74,91132 1461,684
3 0,03375 0,255814 224,5829 6654,308 0,157303 138,099 4091,822 0,092593 81,28842 2408,546
4 0,02 0,116279 290,6977 14534,88 0,134831 337,0787 16853,93 0,115741 289,3519 14467,59
5 0,0075 0,139535 2480,62 330749,4 0,179775 3196,005 426134 0,185185 3292,181 438957,5
1 0,084853 0,240385 33,38675 393,4666 0,323308 44,90393 529,1978 0,361582 50,21971 591,845
2 0,05125 0,211538 80,53814 1571,476 0,24812 94,46579 1843,235 0,26742 101,8137 1986,608
3 0,03375 0,269231 236,3617 7003,31 0,146617 128,7169 3813,833 0,084746 74,39957 2204,432
4 0,02 0,163462 408,6538 20432,69 0,12594 314,8496 15742,48 0,137476 343,6911 17184,56
5 0,0075 0,115385 2051,282 273504,3 0,156015 2773,601 369813,4 0,148776 2644,905 352654
Di
R=
di
W Di di R
2,5 0,009179 272,3575
250 3,5 0,008696 402,4989
4,5 0,008346 539,1846
2,5 0,008615 290,188
350 3,5 0,008683 403,0638
4,5 0,008562 525,5747
2,5 0,008786 284,5344
450 3,5 0,008442 414,6114
4,5 0,008286 543,0943
2,5 0,009278 269,4673
550 3,5 0,008568 408,4858
4,5 0,008582 524,3487
5. Menghitung Energi Penggerusan
E = V. I. t. cos θ
W Di I t E
2,5 0,4 3 336,7107
250 3,5 1,15 6 1936,086
4,5 1,3 14 5106,779
2,5 1,1 10 3086,515
350 3,5 1,33 14 5224,627
4,5 1,54 16 6913,793
2,5 1,34 14 5263,91
450 3,5 1,64 16 7362,74
4,5 1,87 16 8395,32
2,5 1,75 16 7856,582
550 3,5 1,98 18 10000,31
4,5 2,3 18 11616,52
6. Konstanta Kick
Di
E = K x log ( )
d1
Linear (E 250)
6000
Linear (E 250)
4000 y = 15720x - 38264 Linear (E 350)
R² = 0,9285 y = 14843x - 33460
2000 Linear (E 350)
R² = 1
0 Linear (E 450)
2,35 2,45 2,55 2,65 2,75 Linear (E 450)
Log (Di/di) Linear (E 450)
7. Konstanta Rittinger
log(1-di- log(1-di-
E 250 Di di E 350 Di di
1/Di) 1/Di)
336,7107 2,5 0,009179 108,543 3086,515 2,5 0,008615 115,6752
1936,086 3,5 0,008696 114,714 5224,627 3,5 0,008683 114,8754
5106,779 4,5 0,008346 119,5966 6913,793 4,5 0,008562 116,5721
log(1-di- log(1-di-
E 450 DI di E 550 Di di
1/Di) 1/Di)
5263,91 2,5 0,008786 113,4138 7856,582 2,5 0,009713 102,5507
7362,74 3,5 0,008442 118,1747 10000,31 3,5 0,00855 116,6727
8395,32 4,5 0,008286 120,4654 11616,52 4,5 0,008424 118,4839
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL