Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi :
SIZE REDUCTION

Disusun Oleh :
Puja Chrisdianto Manapa

Group : 7/Rabu
Rekan Kerja : - Iwang Septo Priogo (21030118130160)
- Nindia Anggela Y. P (21030118130210)

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

i
4 November
RINGKASAN

Size reduction adalah salah satu operasi untuk memperkecil ukuran dari
suatu padatan. Tujuan dari praktikum Size reduction ini yaitu mampu mengkaji
hukum kick dan rittinger, mampu menghitung energi penggerusan dan mampu
membuat laporan praktikum secara tertulis. Size reduction adalah salah satu
operasi untuk memperkecil ukuran dari suatu padatan dengan cara memecah,
memotong, atau menggiling bahan tersebut sampai didapat ukuran yang
diinginkan. Ada tiga hukum yang mendasari Size reduction yaitu hukum Kick,
hukum Rittinger dan hukum Bond. Pada percobaan kali ini yang dibahas adalah
hukum kick dan rittinger. Sedangkan diameter dapat diartikan menjadi TAAD,
mean surface diameter dan mean volume diameter.
Alat yang digunakan ada praktikum ini yaitu hammer mill dan alat sieving,
sedangkan bahan yang digunakan yaitu batu bata. Prosedur percobaan meliputi
menyiapkan batu bata; mengukur ampere atau daya yang terpakai dengan
menggunakan amperemeter pada waktu pesawat jalan tanpa beban, masukkan
bahan ke dalam pesawat dalam jumlah tertentu sesuai variabel, mengukur ampere
atau daya yang terpakai dengan menggunakan ampere meter pada waktu pesawat
jalan sesuai variabel, kumpulkan hasil dan jumlah tertentu untuk diukur ukuran
partikelnya dan menghitung diameter partikel dilakukan dengan metode standart
sieving.
Nilai konstanta Kick (Kk) dan konstanta Rittinger (K) dipengaruhi oleh berat
umpan masuk serta besarnya energi penggerusan (E). Semakin besar massa umpan
masuk dan energi penggerusan (E) maka nilai konstanta Kick (Kk) dan konstanta
Rittinger (K) juga semakin besar. Nilai energi penggerusan (E) dipengaruhi oleh
reduction ratio yang mana semakin besar nilai reduction ratio maka energi
penggerusan akan semakin besar. Saran praktikum selanjutnya antara lain
menggunakan jenis umpan yang lain supaya dapat mengetahui pengaruh umpan
pada hasil size reduction, penggunaan tipe alat size reduction yang lain agar dapat
dibandingkan kinerjanya dengan sejenis hammer mill dan menggunakan variabel
diameter yang tidak berurutan atau acak agar diketahui pengaruh terhadap size
reduction pada rentang diameter yang berbeda/acak.

iii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Unit Operasi Teknik Kimia materi Size Reduction. Dalam laporan ini penulis
meyakini sepenuhnya bahwa tidaklah mungkin menyelesaikan makalah ini tanpa
bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada
kesempatan ini penulis ingin memberikan rasa terima kasih kepada
1. Prof. Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng. selaku penanggung jawab
Laboratorium Operasi Teknik Kimia Universitas Diponegoro
2. Dosen Pembimbing materi Size Reduction praktikum Unit Operasi Teknik
Kimia Universitas Diponegoro Dr. Ir. Hargono, M.T.
3. Peter Kusnadi selaku koordinator asisten Laboratorium Operasi Teknik
Kimia Universitas Diponegoro
4. Murest Patra Patriosa Wibowo dan David Joeventus C. S. W. selaku asisten
Unit Operasi Teknik Kimia Universitas Diponegoro materi Size Reduction
5. Teman-teman angkatan 2018 Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Penulis menyakini bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf
apabila terdapat kekurangan bahkan kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak berkaitan dengan laporan ini. Akhir kata,
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna sebagai
bahan penambah ilmu pengetahuan.

Semarang, 7 Oktober 2020

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
RINGKASAN ....................................................................................................... iii
PRAKATA ............................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Praktikum .......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktikum ........................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
2.1 Klasifikasi Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan............................... 3
2.2 Operasi Size Reduction .................................................................................. 5
2.3 Hukum-Hukum Energi Size Reduction.......................................................... 6
2.4 Pengertian Diameter ...................................................................................... 7
BAB III METODE PERCOBAAN ..................................................................... 9
3.1 Rancangan Percobaan .................................................................................... 9
3.1.1 Rancangan Praktikum ........................................................................... 9
3.1.2 Penetapan Variabel ............................................................................... 9
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan ................................................................... 9
3.3 Prosedur Praktikum ..................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 11
4.1 Hasil Percobaan ........................................................................................... 11
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 12
4.2.1 Hubungan Energi Penggerusan dengan Reduction Ratio ................... 12
4.2.2 Hubungan Energi Penggerusan dengan Konstanta Kick .................... 13
4.2.3 Hubungan Energi Penggerusan terhadap Konstanta Rittiger .............. 14

v
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 19
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 19
5.2 Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tipe Alat Penggerus Berdasarkan Klasifikasi Operasi…………..….....3

Tabel 4.1 Hubungan Energi Penggerusan dengan Reduction Ratio…...................11

Tabel 4.2 Konstanta Kick dan Konstanta Rittinger pada berbagai jenis umpan…11

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Hammer Mill-Crusher........................................................................10


Gambar 3.2 Alat Sieving .......................................................................................10
Gambar 4.1 Hubungan Energi Penggerusan dengan Reduction Ratio...................12
Gambar 4.2 Hubungan Energi Penggerusan dan Log (Di/di).................................13
Gambar 4.3 Hubungan Energi Penggerusan dan Konstanta Rittinger....................15
Gambar 4.4 Mesin hammer mill penepung……………………………………….17

viii
DAFTAR LAMPIRAN

LAPORAN SEMENTARA
LEMBAR PERHITUNGAN
LEMBAR ASISTENSI
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Size reduction adalah operasi untuk memperkecil ukuran suatu padatan
menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size
reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau penggilingan.
Pengoperasian size reduction dibutuhkan pada industri kimia dan mineral
untuk menyesuaikan bahan dengan spesifikasi alat atau menyesuaikan
spesifikasi produk yang akan dipasarkan. Ditinjau dari sisi yang lain,
pengoperasian size reduction dalam industri kimia dan mineral mengakibatkan
biaya tinggi karena operasi yang kurang efisien. Hal ini disebabkan adanya
sifat fisis dari beban yang beranekaragam. Faktor lain yang mengakibatkan
size reduction tidak efisien adalah kebutuhan energi untuk membentuk
permukaan baru. Di samping itu, persamaan empiris yang berguna untuk
memprediksi performa alat telah dikembangkan dari teori yang ada. Hukum
Kick dan Rittinger merupakan hukum yang menyatakan bahwa jumlah kerja
yang dibutuhkan dalam operasi size reduction sebanding dengan logaritmic
reduction ratio dan luasan permukaan baru yang terbentuk. Berdasarkan
uraian ini, perlu dilakukan percobaan untuk mengkaji hukum Kick dan
Rittinger.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam praktikum ini dilakukan operasi size reduction menggunakan
Hammer Mill, respon dari percobaan ini adalah pengaruh ukuran umpan
terhadap besarnya energi yang dibutuhkan untuk penggerusan. Perhitungan
besarnya energi yang dibutuhkan dilakukan melalui penerapan persamaan size
reduction seperti Hukum Kick dan Hukum Rittinger yang kemudian
dibandingkan antara perhitungan teoritis dan praktis.

1
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum size reduction adalah :
1. Mengkaji hukum Kick dan Rittinger dengan cara membandingkan energi
yang dibutuhkan untuk operasi size reduction secara teoritis dan
percobaan
2. Menghitung Power Transmission Factor (energi penggerusan)
3. Membuat laporan praktikum secara tertulis

1.4 Manfaat Praktikum


1. Memahami dan mengetahui cara menghitung besarnya reduction ratio,
dan energi penggerusan dengan ukuran partikel yang berbeda-beda.
2. Memahami penerapan Hukum Kick dan Rittinger dalam operasi size
reduction.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Unit operasi size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran
suatu partikel dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya
lebih kecil sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan
dengan cara penumbukan atau penggilingan (Agrawal, 2007). Unit operasi size
reduction biasanya digunakan untuk menyesuaikan ukuran bahan baku agar sesuai
dengan alat proses atau menyesuaikan produk sesuai kebutuhan pasar.

2.1 Klasifikasi Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan


Klasifikasi alat – alat penggerusan dikelompokkan berdasarkan tipe-tipe
mesin yang baik dalam pengoperasian tiap stage ukuran produk. Terdapat tiga
stage dalam pengoperasian size reduction:
1. Coarse size reduction : umpan sebesar 2 – 96 inch atau lebih
2. Intermediate size reduction : umpan sebesar 1 – 3 inch
3. Fine size Reduction : umpan sebesar 0,25 sampai 0,5 inch
(Brown, 1979)
Tabel 2.1 Tipe Alat Penggerus Berdasarkan Klasifikasi Operasi
Coarse crushers Intermediate crusher Fine cruchers

Stag jaw crusher Crushing rolls Buhrstone mill


Dodge jaw crusher Disc crusher Roller mill
Gyratory crusher Edge runner mill NEI pendulum mill
Other coarse crusher Hammer mill Griffin mill
Single roll crusher Ring roller mill
(Lopulco)
Pin mill Ball mill

Symons disc crushers Tube mill

Hardinge mill

3
Babcock mill

(Coulson, 2002)
Alat-alat size reduction meliputi:
2.1.1 Crusher
Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar
menjadi bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya
sampai batas beberapa inch. Alat crusher biasa diklasifikasikan menjadi
:
a. Primary crusher
Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang
dihasilkan mempunyai ukuran 8‐ 10 inch.
b. Secondary crusher
Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary
crusher dengan ukuran 4 inch.
2.1.2 Grinder
Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher,
sehingga bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder,
produk yang dihasilkan 40 mesh. Ultrafine grinder dapat diatur untuk
menghasilkan produk berukuran 250 mesh – 2500 mesh dengan umpan
tidak lebih besar dari 20 mm.
2.1.3 Cutter
Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction
sebelumnya. Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini
dipakai untuk produk ulet dan tidak bisa diperkecil dengan cara
sebelumnya. Ukuran produk 2-10 mesh.
Operasi size reduction sering digunakan pada industri‐industri yang
memerlukan bahan baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran
tertentu,misalnya industri semen,batu bara,pertambangan, pupuk, keramik,dan
lain-lain. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya berdasarkan ukuran
feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan kapasitasnya.

4
2.2 Operasi Size Reduction
2.2.1 Operasi Penggerusan
Penggerusan atau Comminution adalah istilah yang umum
digunakan pada operasi size reduction yang biasanya menggunakan
crusher atau grinder atau alat-alat penggerus lainnya. Alat penggerusan
dikatakan ideal bila memenuhi syarat – syarat berikut:
a. Mempunyai kapasitas operasi yang besar
b. Membutuhkan Power input yang kecil per satuan produk
c. Produk yang dihasilkan seragam atau mampu memenuhi distribusi
ukuran yang diinginkan
Operasi alat penggerusan yang ideal sangatlah sulit didapat karana
satuan produk yang dihasilkan tidak akan pernah seragam dengan
variasi ukuran umpan masuk. Produk selalu terdiri atas campuran
partikel dengan rentang antara ukuran terbesar yang diinginkan hingga
yang paling kecil (Mc.Cabe, 1993).
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Operasi Size Reduction Berdasarkan
Sifat Alami Material
Penentuanan jenis mesin dalam operasi penggerusan didasarkan
pada faktor sifat alami material yang ditangani. Antara lain :
a. Hardness : Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakaian mesin.
Sifat hardness suatu material disusun berdasarkan skala Mohr.
b. Structure : Struktur material granular lebih mudah daripada material
berwujud serat.
c. Moisture Content : Kandungan air dalam material sebesar 5-50%
akan menyebabkan terjadinya cake dan menghambat aliran material.
d. Crushing Strength : Power yang dibutuhkan suatu alat akan
sebanding dengan crushing strength suatu material.
e. Friability : Material yang rapuh akan mudah pecah sebelum
penggerusan dan akan mempengaruhi distribusi ukuran produk.
f. Stickiness : Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi.
g. Soapiness : Pengukuran berdasarkan koefisien gesekan permukaan
material. Koefisien gesekan yang kecil akan mengakibatkan operasi

5
penggerusan sulit dioperasikan
h. Explosive Material: Material tidakboleh banyak mengandung inert
atmosphere.
i. Materials yielding dusts that are harmful to the health : Material
yang membahayakan kesahatan harus dioperasikan di tempat yang
aman lingkungan.
(Coulson, 2002)

2.3 Hukum-Hukum Energi Size Reduction


Energi yang dibutuhkan untuk operasi Size reduction sangat bergantung
dari ukuran partikel yang dihasilkan.Makin kecil partikel, maka makin besar
energi yang dibutuhkan.
2.3.1 Hukum Rittinger
Rittinger beranggapan bahwa besarnya energi yang diperlukan untuk
Size reduction berbanding lurus dengan luas permukaan baru yang
dihasilkan. Luas permukaan spesifik yang dihasilkan akan sebanding
dengan ukuran partikel, sehingga dirumuskan persamaan dalam bentuk :
1 1
𝐸 = 𝑘( − )
𝑑𝑖 𝐷𝑖
Dimana
E : energi penggerusan
K : kontanta rittinger
di : diameter rata-rata produk
Di : diameter rata-rata feed
2.3.2 Hukum Kick
Kick beranggapan bahwa energi yang dibutuhkan untuk
pemecahan partikel zat padat adalah berbanding lurus dengan ratio dari
feed dengan produk. Secara matematis dinyatakan dengan:
𝐷𝑖
𝐸 = K log( )
𝑑𝑖
E : tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat padat atau
feed
K : konstanta Kick

6
Di : diameter rata-rata feed
di : diameter rata-rata produk
Memecah partikel kubus berukuran lebih dari 1/2 inch adalah sama
besarnya dengan energi yang dibutuhkan untuk memecah partikel 1/2
inch menjadi 1/4 inch.

2.4 Pengertian Diameter


a. Trade Aritmathic Average Diameter (TAAD)
TAAD didefinisikan sebagai diameter rata‐rata berdasarkan jumlah partikel
Ʃ(𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 × 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
𝑇𝐴𝐴𝐷 =
Ʃ(𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙)
𝑁1 𝐷1 + 𝑁2 𝐷2 + ⋯ + 𝑁𝑛 𝐷𝑛
=
𝑁1 + 𝑁2 + ⋯ + 𝑁𝑛
𝑛
𝑁𝑡 𝐷𝑡

𝑁𝑡
𝑖=1
𝜇𝑡⁄
𝑉𝑡 𝜌 𝑚𝑋𝑖 𝑚𝑋𝑖
𝑁𝑖 = = = =
𝑣𝑡 𝑚 𝑉𝜌 𝜌𝐶𝑖 𝐷𝑖3
𝑋𝑖
∑𝑛𝑖=1
𝐶𝑖 𝐷𝑖2
𝑇𝐴𝐴𝐷 =
𝑋
∑𝑛𝑖=1 𝑖 3
𝐶𝑖 𝐷𝑖
Dengan
D1: diameter partikel (cm)
N1: jumlah partikel dengan diameter Di
Mi : massa total partikel dengan diameter Di (gram)
M : massa partikel dengan diameter Di (gram)
Vi : volume total partikel dengan diameter Di (cm 3)
C : konstanta yang harganya tergantung dari titik partikel, sehingga: D3
adalah volume partikel untuk bola = π/6 ; kubus = 1
V : volume partikel dengan diameter Di (cm3)
b. Mean Surface Diameter
Didefinisikan sebagai diameter rata-rata berdasarkan luas permukaan
jumlah partikel x luas

7
𝑛

= 𝑁𝑖 𝐵𝑖 𝐷𝑖2 × ∑(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 × 𝑙𝑢𝑎𝑠)𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙


𝑖=1

= 𝑁1 𝐵1 𝐷12 + 𝑁2 𝐵2 𝐷22 + ⋯ + 𝑁𝑛 𝐵𝑛 𝐷𝑛2 = 𝐵(𝐷𝑠𝑢𝑟)2 𝑁𝑖


𝑁1 𝐵1 𝐷12 + 𝑁2 𝐵2 𝐷22 + ⋯ + 𝑁𝑛 𝐵𝑛 𝐷𝑛2
(𝐷𝑠𝑢𝑟)2 =
𝑁1 + 𝑁2 + ⋯ + 𝑁3
𝑛
𝑁𝑡 𝐵𝑡 𝐷𝑡2
=∑
𝐵. ∑𝑛𝑖=1 𝑁𝑡
𝑖=1
𝜇 𝑋𝑡
𝑛 . . 𝐵 𝐷2
𝜌 𝐶. 𝐷𝑡2 𝑡 𝑡
=∑
𝑛 𝑀 𝑋𝑡
𝑖=1 𝐵. ∑𝑖=1
𝜌 = 𝐶𝐷𝑖

𝐵𝑖 𝑋𝑖
∑𝑛𝑖=1
𝐶𝑖 𝐷𝑖
𝐷𝑠𝑢𝑟 = √
𝑋
∑𝑛𝑖=1 𝑖 2
𝐶𝑖 𝐷𝑖

B : konstanta yang harganya tergantung bentuk partikel, untuk bola B = 2


dan untuk kubus B = 6.
c. Mean Volume Diameter
Didefinisikan sebagai diameter rata‐ rata berdasarkan volume
𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑁𝑖 𝑉𝑖 = 𝑁𝑖 𝐶𝑖 𝐷𝑖3 𝑛 = 𝐶(𝐷𝑣𝑜𝑙) 3∑


𝑁𝑖
𝑖=1
𝑛 𝑚 𝑋𝑖 𝑛
3 3
∑ . 3 𝐶𝑖 𝐷𝑖 = 𝐶(𝐷𝑣𝑜𝑙) ∑ 𝑁𝑖
𝑖=1 𝐶 𝐶𝑖 𝐷𝑖 𝑖=1

∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖
𝐷𝑣𝑜𝑙 =
√ 𝑋
𝐶. ∑𝑛𝑖=1 𝑖 3
𝐶𝑖 𝐷𝑖

(Brown, 1979 hal 20-22)

8
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Rancangan Percobaan


3.1.1 Rancangan Praktikum
Untuk mencapai tujuan, praktikum dilaksanakan dalam beberapa
tahapan seperti persiapan bahan, operasi size reduction, operasi
screening, serta analisis ukuran partikel secara TAAD. Dalam tahapan
persiapan bahan diperoleh data yang memuat nilai diameter rata-rata
umpan (Di). Pada tahap size reduction digunakan alat penggerus yaitu
hammer mill. Dalam pengoperasiannya, diukur pula daya yang terpakai
selama proses size reduction pada setiap variabel. Hasil dari penggerusan
tersebut kemudian diayak dalam proses operasi screening. Dalam
tahapan ini diperoleh data yang memuat nilai diameter rata-rata produk
(Davg) serta berat produk pada setiap tray. Nilai-nilai yang dihasilkan
dari operasi screening kemudian dianalisa menggunakan metode TAAD,
sehingga dapat diperoleh nilai reduction ratio untuk setiap variabel yang
berbeda.
3.1.2 Penetapan Variabel
1. Variabel Tetap
Waktu pengayakan : 2 x 10 menit
2. Variabel Berubah
Ukuran dimensi padatan (cm) :
Berat padatan (gram) :

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan


Dalam pelaksanaan praktikum size reduction, terdapat bahan dan alat-
alat yang digunakan untuk menunjang praktikum ini. Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah batu bata. Sedangkan alat-alat penunjang
praktikum ini antara lain hammer mill, alat sieving, alat pengukur kuat arus,
dan stopwatch. Adapun ilustrasi alat hammer mill yang akan digunakan
ditunjukkan pada gambar 3.1 dan model alat sieveing ditunjukkan pada gambar

9
3.2.

Gambar 3.2 Alat sieving

Gambar 3.1 Hammer Mill-Crusher


(Shahidar, dkk., 2013)

3.3 Prosedur Praktikum


Praktikum size reduction dilakukan dalam beberapa tahapan yang
sistematis. Praktikum dimulai dengan mempersiapkan bahan yang akan
digunakan sesuai variabel yang telah ditentukan. Selanjutnya, dilakukan
pengukuran material (feed) sebelum dimasukkan ke dalam hammer mill.
Tentukan bukaan tutup feeder sesuai dengan kapasitas yang diinginkan,
usahakan jangan terlalu lebar supaya bahan yang masuk tidak terlalu besar.
Lalu, masukkan bahan ke dalam hammer mill dalam jumlah tertentu sesuai
variabel. Selama dilakukan proses size reduction dengan menggunakan
hammer mill, ukur ampere atau daya yang terpakai dengan menggunakan
ampere meter. Setelah itu, kumpulkan hasil dari setiap variabel, timbang, dan
lakukan analisis sieving, kemudian timbang berat partikel yang tertahan pada
setiap ayakan.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Setelah dilakukan praktikum size reduction, maka didapat data berupa
reduction ratio seperti yang terdapat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Reduction ratio pada berbagai jenis umpan
Reduction
W (gr) Di(cm) I(A) t(s) E(Joule)
Ratio
2,5 0,4 3 336,7107 272,3575
250 3,5 1,15 6 1936,086 402,4989
4,5 1,3 14 5106,779 539,1846
2,5 1,1 10 3086,515 290,188
350 3,5 1,33 14 5224,627 403,0638
4,5 1,54 16 6913,793 525,5747
2,5 1,34 14 5263,91 284,5344
450 3,5 1,64 16 7362,74 414,6114
4,5 1,87 16 8395,32 543,0943
2,5 1,75 16 7856,582 269,4673
550 3,5 1,98 18 10000,31 408,4858
4,5 2,3 18 11616,52 524,3487
Setelah dilakukan praktikum size reduction maka didapat data berupa
konstanta Kick dan Rittinger seperi yang terdapat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Konstanta Kick dan Rittinger pada berbagai jenis umpan
Log(1/di- Konstanta Konstanta
W(gr) E (Joule) Di (cm)
di (cm) logDi/di 1/Di) Kick Rittinger
336,7107 2,5 0,009179 2,435139 108,543
250 1936,086 3,5 0,008696 2,604765 114,714 14843 1061,4
5106,779 4,5 0,008346 2,731737 119,5966
3086,515 2,5 0,008615 2,46268 115,6752
350 5224,627 3,5 0,008683 2,605374 114,8754 15720 424,1
6913,793 4,5 0,008562 2,720634 116,5721

11
5263,91 2,5 0,008786 2,454135 113,4138
450 7362,74 3,5 0,008442 2,617641 118,1747 11261 443,58
8395,32 4,5 0,008286 2,734875 120,4654
7856,582 2,5 0,009278 2,41057 102,5507
550 10000,31 3,5 0,008568 2,6121 116,6727 11720 203,93
11616,52 4,5 0,008582 2,727686 118,4839

4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Energi Penggerusan dengan Reduction Ratio
E (Joule)

Reduction ratio

Gambar 4.1 Hubungan Energi Penggerusan dengan Reduction Ratio


Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat energi penggerusan yang
digunakan dalam proses size reduction batu bata pada variasi diameter
2.5 cm; 3 .5cm; dan 4.5 cm dengan berat total 250 gram, 350 gram, 450
gram, dan 550 gram. Data energi yang didapat cenderung mengalami
kenaikan seiring bertambahnya diameter serta berat total batu bata.
Fenomena semakin besar diameter feed untuk masing- masing
kapasitas feed akan meningkatkan harga reduction ratio. Hal ini sesuai
dengan persamaan bahwa :
diameter umpan
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
diameter produk

12
Sedangkan besarnya energi penggerusan dipengaruhi oleh waktu
penggerusan Hammer Mill untuk mereduksi ukuran feed sesuai dengan
persamaan :
E = V.I.t cos θ
Dengan :
E= Energi Penggerusan (Joule)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus (Ampere)
t = Waktu Operasi (s)
Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mereduksi ukuran feed
maka semakin besar pula energi penggerusannya. Ini disebabkan waktu
yang dibutuhkan semakin meningkat seiring meningkatnya diameter
umpan. Sedangkan diameter umpan berbanding lurus dengan besarnya
nilai reduction ratio. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar
reduction ratio maka energi penggerusan akan semakin besar pula.

4.2.2 Hubungan Energi Penggerusan dengan Konstanta Kick


Hubungan antara energi penggerusan dengan nilai konstanta
Rittinger dari hasil praktikum size reduction dapat dilihat seperti pada
gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2 Hubungan Energi Penggerusan dan Log (Di/di)

Keempat garis pada gambar 4.2 menunjukkan pengaruh log (Di/di)

13
dengan energi penggerusan. Kick (1885) menemukan teori yang
menyatakan reduksi relatif yang setara dalam ukuran membutuhkan energi
yang sama dengan persamaan Kick adalah :
𝑥𝑓
𝐸 = 𝐾2 𝑙𝑛 ( )
𝑥𝑝
(Jankovic et al., 2010)
Dengan E adalah net energi spesifik, x F dan xP merupakan umpan
dan indeks ukuran produk, dan K2 adalah konstanta. Selain itu, dapat
terlihat juga semakin tinggi massa bahan, energi penggerusan yang
diberikan juga semakin besar. Sedangkan energi penggerusan dipengaruhi
oleh variabel waktu dimana semakin berat partikel umpan yang masuk maka
waktu yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin lama yang
mengakibatkan energi penggerusan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan
persamaan :
𝐸 = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝑡 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜃

Dimana :

E = Energi penggerusan V = Tegangan Listrik


I = Kuat arus

t = Waktu operasi

Praktikum ini memiliki konstanta Kick yang meningkat untuk semua


variabel berat berturut-turut 250,350,450 dan 550 yang menunjukkan
kecocokan atau kesesuaian data dengan teori yang ada. Didapat simpulan
bahwa praktikum telah sesuai dengan teori yaitu semakin tinggi massa
bahan, energi penggerusan yang diberikan juga semakin besar.

4.2.3 Hubungan Energi Penggerusan terhadap Konstanta Rittiger


Hubungan antara energi penggerusan dengan nilai konstanta
Rittinger dari hasil praktikum size reduction dapat dilihat seperti pada
gambar 4.3 berikut.

14
Gambar 4.3 Hubungan Energi Penggerusan dan Konstanta Rittinger
Berdasarkan Gambar 4.3, dapat dilihat hubungan energi vs (1/di)-
(1/Di) pada variasi berat total umpan. Data-data energi yang didapat dibuat
kurva untuk masing-masing berat umpan, dengan Konstanta Rittinger
untuk setiap berat umpan terdapat pada slope masing-masing kurva. Slope
tertinggi ada pada kurva berat 250 gram diikuti slope kurva 450 gram, 350
gram, dan 550 gram. Berdasarkan teori, semakin besar energi
penggerusan, akan dihasilkan konstanta rittinger yang semakin besar pula
dikarenakan energi berbanding lurus dengan Konstanta Rittinger. Data
Konstanta Rittinger (k) didapatkan dari slope pada persamaan:
1 1
𝐸 = 𝑘( − )
𝑑𝑖 𝐷𝑖
Dimana:
E : Energi Penggerusan
K : Konstanta Rittinger
di : Diameter rata-rata produk
Di : Diameter rata-rata feed
(Mc.Cabe, W.L. 1993)
Jika persamaan linear tersebut dianalogikan dengan persamaan dengan
umum garis linear:
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
Dimana:

15
1 1
y = Energi sebagai fungsi (𝑑𝑖 − 𝐷𝑖)

m = k (konstanta Rittinger)
1 1
𝑥= − 𝐷1
𝑑𝑖

c = Energi awal operasi mesin


Maka dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa nilai konstanta
Rittinger berbanding lurus dengan energi penggerusan. Sedangkan energi
penggerusan dipengaruhi oleh variabel waktu dimana semakin berat
(diameter lebih besar atau jumlah umpan lebih banyak) partikel umpan
yang masuk maka waktu yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin
lama yang mengakibatkan energi penggerusan semakin tinggi. sesuai
persamaan :
𝐸 = 𝑉. 𝐼. 𝑡. cos 𝛳
Dimana:
E= Energi Penggerusan (Joule)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (A)
T = waktu (s)
Dari data hasil praktikum dapat dilihat bahwa semakin besar total
massa umpan, maka nilai kontanta rettinger yang dihasilkan akan semakin
besar pula. Hal itu telah sesuai dengan teori yang ada, dimana nilai
konstanta rettinger berbanding lurus dengan total massa umpan. Namun, ada
sedikit penyimpangan pada total massa umpan 250 gram yang memiliki
konstanta rettinger yang lebih tinggi dari pada total massa umpan 250, 350,
dan 550 gram. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kehilangan massa (loss
mass) yang besar saat dilakukannya proses sieving (pengayakan) atau
grinding (Mc. Cabe, W.L. 1993).

4.3 Prinsip Kerja Hammer Mill


Mesin hammer mill berfungsi merubah ukuran suatu bahan baku
produksi menjadi butiran butiran tepung yang sangat halus, seperti pada
gambar dibawah. Mesin penepung ini biasanya digunakan dalam industri dan
pabrik yaitu pada proses penggilingan gandum, pakan ternak, jus buah,

16
penghancur kertas, penghancur kompos organik dan sebagainya. Struktur
hammer mill terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
1. Foundation : Ini merupakan bagian paling dasar mesin yang berguna
untuk menghubungkan dan menopang seluruh bagian mesin serta
bertindak sebagai tempat hasil produksi keluar.
2. Rotor : bagian ini berfungsi sebagai penggerak utama kinerja mesin.
Terdiri dari poros utama, piringan bingkai, piringan penghancur dan
landasan.
3. Operating door : bagian ini berfungsi sebagai pintu untuk melihat dan
memeriksa komponen-komponen yang berada di dalam mesin. Hal ini
memungkinkan kita untuk membersihkan saringan dan mengganti pisau
penghancur dengan lebih mudah.
4. Casing bagian atas : bagian ini berfungsi sebagai penghubung antara
bagian atas mesin dengan bagian bawahnya. Casing ini juga berfungsi
sebagai pengapit saringan dan memberikan ruangan produksi yang cukup
bersama-sama dengan rotor.
5. Feeding guide structure : bagian ini berfungsi sebagai pintu masuk bahan
baku produksi

Gambar 4.4 Mesin hammer mill penepung


Adapun prinsip kerjanya, yaitu: bahan baku yang dimasukkan ke dalam
mesin selanjutnya akan dibawa oleh sebuah pelat ke bagian penghancuran.
Setelah bahan baku dihancurkan, lantas kemudian bahan pun akan dipotong
dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga menjadi tepung. Proses ini
juga menimbulkan tekanan udara di dalam akan mengalir keluar. Dengan kata
lain bahan baku yang berupa tepung akan terbang keluar melewati saringan.

17
Bahan yang masih berukuran besar diproses kembali hingga berbentuk
tepung halus.
Cara kerja mesin hammer mill ini sebenarnya tidak terlalu rumit. Secara
umum, mesin ini berbentuk sebuah tabung besi yang memiliki poros di bagian
vertikal atau horizontal. Rotor berputar di bagian dalam mesin yang akan
menggerakkan mesin penepung. Bahan baku yang telah diproses oleh mesin
akan keluar sesuai besar ukuran yang telah dipilih melalui saringan atau plat
penyaring. Mesin hammer mill ini juga bisa digunakan sebagai mesin stone
crusher sekunder dan tersier. Karena prinsip kerjanya yang menggunakan
aliran udara untuk memisahkan partikel kecil dan besar, maka mesin ini
diklaim jauh lebih murah dan lebih hemat energi.
Mesin pada gambar diatas berfungsi untuk menghancurkan berbagai
bahan keras. Adapun spesifikasi mesin ini adalah sebagai berikut:
Kapasitas : 100kg/jam Dimensi (pxlxt) :
800x400x1200mm Material rangka : Canal U-50 Material body :
Plate SPHD 3mm Penggerak : Diessel, 8 PK
Ukuran mesh : 20, 40, 60, 100, dll (optional)
Proses : Sistem hammer dengan
12 pisau
(Zulkarnain, 2014)

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Nilai energi penggerusan (E) dipengaruhi oleh reduction ratio yang mana
semakin besar nilai reduction ratio maka energi penggerusan akan
semakin besar
2. Data praktikum ini menunjukkan bahwa semakin berat umpan yang masuk
maka nilai konstanta Rittinger dan konstanta Kick yang dihasilkan akan
semakin besar pula
3. Laporan praktikum size reduction telah dibuat untuk mengetahui
hubungan antara energi penggerusan dengan reduction ratio, energi
penggerusan (E) dengan konstanta Kick (Kk) dan konstanta Rittinger (K)
5.2 Saran

1. Menggunakan jenis umpan yang lain supaya dapat mengetahui pengaruh


umpan pada hasil size reduction
2. Penggunaan tipe alat size reduction yang lain agar dapat dibandingkan
kinerjanya dengan sejenis hammer mill
3. Menggunakan variabel diameter yang tidak berurutan atau acak agar
diketahui pengaruh terhadap size reduction pada rentang diameter yang
berbeda/acak

19
DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, S.S. 2007. Agrawal Principal Delhi Institute of Pharmaceutical Science


and Research Sector – 3. Pushp Vihar New Delhi. India.
Brown, G.G. 1979. Unit Operation. Modern Asia Edition. Hal. 20-22; 26. Mc Graw
Hill Book. Co.Ltd.Tokyo. Japan.
Coulson. J.M, dan Richardson, J.F. 2002. Chemical Engineering Particle
Technology and Separation Process 5th edition. hal 105-106 Butterworth and
Heinemann Oxford. England.
Jankovic, A., Dundar, H., & Mehta, R. (2010). Relationships between comminution
energy and product size for a magnetite ore. Journal of the Southern African
Institute of Mining and Metallurgy, 110(3), 141–146.
M. G. Shashidhar, T. P. Krishna Murthy, K. Ghiwari Girish, dan B. Manohar. 2013.
Grinding of Coriander Seeds: Modeling of Particle Size Distribution and
Energy Studies, Particulate Science and Technology: An International
Journal, 31:5, 449-457.
Mc. Cabe, W.L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering 5th edition. hal
261. Tioon Well Finishing Co. Ltd. Singapura.
Zulkarnain, Rifki., Sugeng Slamet., Taufiq Hidayat. 2014. Perancangan mesin
Hammer Mill Penghancur Bongkol Jagung dengan Kapasitas 100kg/jam
sebagai Pakan Ternak. Prosiding SNATIF ke -1, ISBN: 978-602-1180-04-4
Universitas Muria Kudu

20
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi :
Size Reduction

Disusun oleh:
Kelompok 7 / Rabu
1. Puja Chrisdianto Manapa ( NIM. 21030118130160)
2. Iwang Septo Priogo ( NIM. 21030118120017)
3. Nindia Anggela Y. P ( NIM. 21030118130210)

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
DATA HASIL PRAKTIKUM SIZE REDUCTION

1. Kuat Arus
W Di I t
2.5 0.4 3
250 gr 3.5 1.15 6
4.5 1.3 14
2.5 1.1 10
350 gr 3.5 1.33 14
4.5 1.54 16
2.5 1.34 14
450 gr 3.5 1.64 16
4.5 1.87 16
2.5 1.75 16
550 gr 3.5 1.98 18
4.5 2.3 18

2. Berat
D Umpan (cm) Berat umpan (gram) Berat produk (gram)
250 99
350 151
2.5
450 136
550 131
250 84
350 126
3.5
450 156
550 178
250 89
350 121
4.5
450 183
550 198
3. Data pada Tiap Tray
W tiap tray (gram)
D Berat
Pengayakan pertama Pengayakan kedua
(cm) (gr)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
250 99 42 17 27 13 99 49 30 39 25
350 151 36 46 31 36 130 40 60 45 50
2,5
450 136 86 106 31 41 130 80 110 50 60
550 131 116 136 71 46 125 110 140 85 60
250 84 26 29 29 26 88 30 45 45 40
350 126 46 26 56 46 120 45 40 70 55
3,5
450 156 91 51 41 61 150 85 70 60 80
550 178 138 68 43 73 172 132 78 67 83
250 89 29 16 26 36 93 33 30 40 50
350 121 46 16 61 56 115 45 45 65 60
4,5
450 183 81 28 38 68 177 85 40 50 80
550 198 148 23 63 68 192 142 45 73 79

Semarang, 23 Oktober 2020


PRAKTIKAN Mengetahui,

Asisten

David Joeventus C. S. W.
Puja C. M. Nindia A. Y. P. Iwang S. P.
NIM. 21030118140187 NIM. 21030118130210 NIM. 21030118130160 NIM. 21030117120004
LEMBAR PERHITUNGAN

1. Menghitung Davg

Davg
Tray D Tray
(cm)
1 >0,6 mm 0,084853
2 0,6-0,425 0,05125
0,425-
3 0,03375
0,25
4 0,25-0,15 0,02
5 <0,15 0,0075

2. Menghitung Fraksi Berat Produk Xi

Berat di Tray
Xi =
Berat total di semua tray

 250 gram
Berat Pada Tray Fraksi Berat
Tray Davg
2,5 3,5 4,5 2,5 3,5 4,5
1 0,084853 99 88 93 0,409091 0,354839 0,378049
2 0,05125 49 30 33 0,202479 0,120968 0,134146
3 0,03375 30 45 30 0,123967 0,181452 0,121951
4 0,02 39 45 40 0,161157 0,181452 0,162602
5 0,0075 25 40 50 0,103306 0,16129 0,203252
Total 242 248 246 1 1 1
 350 gram
Berat Pada Tray Fraksi Berat
Tray Davg
2,5 3,5 4,5 2,5 3,5 4,5
1 0,084853 130 120 115 0,4 0,363636 0,348485
2 0,05125 40 45 45 0,123077 0,136364 0,136364
3 0,03375 60 40 45 0,184615 0,121212 0,136364
4 0,02 45 70 65 0,138462 0,212121 0,19697
5 0,0075 50 55 60 0,153846 0,166667 0,181818
Total 325 330 330 1 1 1

 450 gram
Berat Pada Tray Fraksi Berat
Tray Davg
2,5 3,5 4,5 2,5 3,5 4,5
1 0,084853 130 150 177 0,302326 0,337079 0,409722
2 0,05125 80 85 85 0,186047 0,191011 0,196759
3 0,03375 110 70 40 0,255814 0,157303 0,092593
4 0,02 50 60 50 0,116279 0,134831 0,115741
5 0,0075 60 80 80 0,139535 0,179775 0,185185
Total 430 445 432 1 1 1

 550 gram
Berat Pada Tray Fraksi Berat
Tray Davg
2,5 3,5 4,5 2,5 3,5 4,5
1 0,084853 125 172 192 0,240385 0,323308 0,361582
2 0,05125 110 132 142 0,211538 0,24812 0,26742
3 0,03375 140 78 45 0,269231 0,146617 0,084746
4 0,02 85 67 73 0,163462 0,12594 0,137476
5 0,0075 60 83 79 0,115385 0,156015 0,148776
Total 520 532 531 1 1 1
3. Perhitungan Diameter Rata-Rata Produk (TAAD)

 250 gram, C=1

D 2,5 cm D 3,5 cm D 4,5 cm


Tray Davg
Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3 Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3 Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3

1 0,084853 0,409091 56,81818 669,6087 0,354839 49,28315 580,8075 0,378049 52,50678 618,7983

2 0,05125 0,202479 77,0891 1504,178 0,120968 46,05554 898,6446 0,134146 51,07297 996,5457

3 0,03375 0,123967 108,8324 3224,665 0,181452 159,2991 4719,973 0,121951 107,0628 3172,231

4 0,02 0,161157 402,8926 20144,63 0,181452 453,629 22681,45 0,162602 406,5041 20325,2

5 0,0075 0,103306 1836,547 244873 0,16129 2867,384 382317,8 0,203252 3613,369 481782,6

Total 2482,18 270416,1 3575,65 411198,7 4230,516 506895,4

TAAD 0,009179 0,008696 0,008346

 350 gram, C=1

D 2,5 cm D 3,5 cm D 4,5 cm


Tray Davg
Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3 Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3 Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3
1 0,084853 0,4 55,55556 654,7285 0,363636 50,50505 595,2077 0,348485 48,40067 570,4074
2 0,05125 0,123077 46,85855 914,3133 0,136364 51,91715 1013,018 0,136364 51,91715 1013,018
3 0,03375 0,184615 162,0766 4802,27 0,121212 106,4139 3153,005 0,136364 119,7157 3547,131
4 0,02 0,138462 346,1538 17307,69 0,212121 530,303 26515,15 0,19697 492,4242 24621,21
5 0,0075 0,153846 2735,043 364672,4 0,166667 2962,963 395061,7 0,181818 3232,323 430976,4
Total 3345,687 388351,4 3702,102 426338,1 3944,781 460728,2
TAAD 0,008615 0,008683 0,008562

 450 gram, C=1

D 2,5 cm D 3,5 cm D 4,5 cm


Tray Davg
Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3 Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3 Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3

1 0,084853 0,302326 41,98966 494,8529 0,337079 46,81648 551,7375 0,409722 56,90586 670,642

2 0,05125 0,186047 70,8327 1382,101 0,191011 72,7229 1418,983 0,196759 74,91132 1461,684

3 0,03375 0,255814 224,5829 6654,308 0,157303 138,099 4091,822 0,092593 81,28842 2408,546

4 0,02 0,116279 290,6977 14534,88 0,134831 337,0787 16853,93 0,115741 289,3519 14467,59

5 0,0075 0,139535 2480,62 330749,4 0,179775 3196,005 426134 0,185185 3292,181 438957,5

Total 3108,723 353815,5 3790,722 449050,5 3794,639 457965,9


TAAD 0,008786 0,008442 0,008286

 550 gram, C=1

D 2,4 cm D 3,4 cm D 4,4 cm


Tray Davg
Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3 Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3 Xi Xi/CiDi2 Xi/CiDi3

1 0,084853 0,240385 33,38675 393,4666 0,323308 44,90393 529,1978 0,361582 50,21971 591,845

2 0,05125 0,211538 80,53814 1571,476 0,24812 94,46579 1843,235 0,26742 101,8137 1986,608

3 0,03375 0,269231 236,3617 7003,31 0,146617 128,7169 3813,833 0,084746 74,39957 2204,432

4 0,02 0,163462 408,6538 20432,69 0,12594 314,8496 15742,48 0,137476 343,6911 17184,56

5 0,0075 0,115385 2051,282 273504,3 0,156015 2773,601 369813,4 0,148776 2644,905 352654

Total 2810,223 302905,2 3356,537 391742,2 3215,029 374621,4

TAAD 0,009278 0,008568 0,008582

4. Menghitung Reduction Ratio

Di
R=
di

Dimana di adalah TAAD

W Di di R
2,5 0,009179 272,3575
250 3,5 0,008696 402,4989
4,5 0,008346 539,1846
2,5 0,008615 290,188
350 3,5 0,008683 403,0638
4,5 0,008562 525,5747
2,5 0,008786 284,5344
450 3,5 0,008442 414,6114
4,5 0,008286 543,0943
2,5 0,009278 269,4673
550 3,5 0,008568 408,4858
4,5 0,008582 524,3487
5. Menghitung Energi Penggerusan

E = V. I. t. cos θ

Dimana V = 2003 dan Cos θ = 0,81

W Di I t E
2,5 0,4 3 336,7107
250 3,5 1,15 6 1936,086
4,5 1,3 14 5106,779
2,5 1,1 10 3086,515
350 3,5 1,33 14 5224,627
4,5 1,54 16 6913,793
2,5 1,34 14 5263,91
450 3,5 1,64 16 7362,74
4,5 1,87 16 8395,32
2,5 1,75 16 7856,582
550 3,5 1,98 18 10000,31
4,5 2,3 18 11616,52

6. Konstanta Kick

Di
E = K x log ( )
d1

E 250 Di di log(Di/di) E 350 Di di log(Di/di)


336,7107 2,5 0,009179 2,435139 3086,515 2,5 0,008615 2,46268
1936,086 3,5 0,008696 2,604765 5224,627 3,5 0,008683 2,605374
5106,779 4,5 0,008346 2,731737 6913,793 4,5 0,008562 2,720634

E 450 DI di log(Di/di) E 550 Di di log(Di/di)


5263,91 2,5 0,008786 2,454135 7856,582 2,5 0,009713 2,41057
7362,74 3,5 0,008442 2,617641 10000,31 3,5 0,00855 2,6121
8395,32 4,5 0,008286 2,734875 11616,52 4,5 0,008424 2,727686
Konstanta Kick
14000
E 250
12000 y = 11720x - 20454 E 350
R² = 0,9945
10000 y = 11261x - 22296 E 450
R² = 0,9902 E 550
8000
E

Linear (E 250)
6000
Linear (E 250)
4000 y = 15720x - 38264 Linear (E 350)
R² = 0,9285 y = 14843x - 33460
2000 Linear (E 350)
R² = 1
0 Linear (E 450)
2,35 2,45 2,55 2,65 2,75 Linear (E 450)
Log (Di/di) Linear (E 450)

7. Konstanta Rittinger

log(1-di- log(1-di-
E 250 Di di E 350 Di di
1/Di) 1/Di)
336,7107 2,5 0,009179 108,543 3086,515 2,5 0,008615 115,6752
1936,086 3,5 0,008696 114,714 5224,627 3,5 0,008683 114,8754
5106,779 4,5 0,008346 119,5966 6913,793 4,5 0,008562 116,5721

log(1-di- log(1-di-
E 450 DI di E 550 Di di
1/Di) 1/Di)
5263,91 2,5 0,008786 113,4138 7856,582 2,5 0,009713 102,5507
7362,74 3,5 0,008442 118,1747 10000,31 3,5 0,00855 116,6727
8395,32 4,5 0,008286 120,4654 11616,52 4,5 0,008424 118,4839
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI

DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL

Anda mungkin juga menyukai