Anda di halaman 1dari 53

PENGENALAN ALAT PADA LABORATORIUM MEKANIKAH

TANAH SERTA PENGUNAAN ALAT HYDROMETER PADA


SAMPLE TANAH

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Di Susun Oleh :

IKO SETKY BUNIAWAN

6519500041

PROGRAM STUDI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU

KOMPUTER

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

NAMA : IKO SETKY BUNIAWAN

NPM : 6517500068

Disetujui untuk diuji :

Hari :

Tanggal :

Tegal,.........................................

Pembimbing

Ir. M. Yusuf MD., MT.

NIPY. 24762061967

ii
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : IKO SETKY BUNIAWAN

NPM : 6517500068

Laporan ini telah disetujui dan disahkan:

Hari :

Tanggal :

Tegal,.......................................

Kaprodi Teknik Sipil Pembimbing

Teguh Haris Santoso, ST., MT Ir. M. Yusuf MD., MT.

NIPY.246604051973 NIPY.24762061967

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu komputer

Dr. Agus Wibowo, ST., MT

NIPY. 69519021969

iii
PERSEMBAHAN

Assalamualaikum Wr. Wb.

Allah SWT yang telah memberikan kelancaran, kesehatan, dan kemampuan dalam

menyusun laporan praktik kerja lapangan.

Bapak dan Ibu yang selalu saya sayangi dan cintai. Terima Kasih untuk doa dan

usaha Bapak dan Ibu untuk saya. Tanpa Bapak dan Ibu, saya tidak akan pernah bisa

mencapai semua ini. Mungkin ucapan terima kasih tak akan pernah cukup untuk

membalasnya. Bapak Ir. M. Yusuf MD, MT. selaku dosen pembimbing Praktik Kerja

Lapangan (PKL), terima kasih atas bantuannya dalam membimbing Praktik Kerja

Lapangan (PKL).

Bapak Dr. Agus Wibowo, ST., MT selaku Dekan Fakultas Teknik dan ilmu komputer

Bapak Teguh Haris Santoso.ST., MT selaku Kaprodi Teknik Sipil

Teman-teman seperjuangan di bangku perkuliahan S-1 Teknik Sipil angkatan 2017

terima kasih telah menjadi teman sejati dalam suka maupun duka. Semangat dan

sukses selalu kawan.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Adapun praktik kerja laporan ini dilaksanakan untuk memenuhi persyarakatan untuk
melaksanakan jenjang S-1 di Universitas Pancasakti Tegal, Jurusan Teknik Sipil.

Praktik kerja lapangan dilaksanakan selama dua bulan, terhitung dari tanggal
19 juni 2020 sampai 8 september 2020 dengan judul “PENGENALAN ALAT PADA
LABORATORIUM MEKANIKAH TANAH SERTA PENGUNAAN ALAT
HYDROMETER PADA SAMPLE TANAH” di laboratorium PT,MUNJO
GEOTEKNIKA.

Menyadari akan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis


miliki, maka dalam penyusunan laporan praktik lapangan ini penulis banyak
mendapat bantuan, bimbingan saran dan kritik dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang setulus-tulusnya atas
segala bimbingan dan dorongan, bantuan dan kerja sama kepada:

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................iii

PERSEMBAHAN........................................................................................................iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI ............................................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR 7

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1

A. Latar belakang ....................................................................................................1

B. Batasan masalah..................................................................................................2

C. Rumusan masalah.......................................................................................................2

D. Tujuan..................................................................................................................3

E. Manfaat................................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................4

A . Mekanika tanah..................................................................................................4

B. Definisi Tanah.....................................................................................................4

C. Laboratorium mekanika tanah.............................................................................7

D. pengertian dan fungsi.........................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................23

A. Waktu dan tempat............................................................................................23

B. Laboratorium mekanika tanah.........................................................................24

C. tabel perhitungan hydrometer..........................................................................34

vi
BAB IV PENUTUP...................................................................................................42

A. Kesimpulan......................................................................................................42

B. Saran................................................................................................................43

Daftar pustaka.............................................................................................................44

DAFTAR GAMBAR

Gambar soundir 8

Gambar Consolidation test 9

Gamar triaxial 11

Gambar hydrometer test 13

Gambar tabel jenis tanah 13

Gambar alat cbr lapangan 18

Gambar alat atterberg limit 20

Gambar oven dan timbangan 22

Gambar tabel skema perhitungan 24

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program strata satu (S1) merupakan salah satu program pendidikan perguruan

tinggi yang lulusannya diharapkan mampu memiliki wawasan, pengetahuan dan

keahlian serta intelektual yang luas, sehingga keberadaannya dapat mendukung

kualitas sumber daya manusia dalam menunjang pembangunan nasional. Dalam

pelaksanaan pendidikan strata satu (S1) program studi di lingkungan Fakultas

Teknik Universitas Pancasakti Tegal memiliki rentang waktu pendidikan selama 8

semester. Dimana masa semester 5 ada kegiatan mata kuliah yang dilaksanakan di

luar kampus (industri/instansi) yaitu Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Pelaksanaan PKL tersebut diharapkan mahasiswa dapat melihat, mengamati,

membandingkan dan menganalisa serta menerapkan pengetahuan yang diperoleh

di bangku kuliah dengan keadaan yang sebenarnya di dalam kegiatan industri.

Dengan berfikir kritis, melatih ketrampilan, sikap serta pola bertindak dalam

masyarakat industri atau sistem integral lainnya. Bagi Perusahaan diharapkan ada

manfaat dari kerja praktek ini, yaitu dengan memanfaatkan mahasiswa untuk

membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi untuk Perusahaan, sesuai

viii
dengan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan. Dengan mendapatkan

berbagai pengalaman yang bersumber dari perusahaan tersebut diharapkan

memberikan inspirasi kepada mahasiswa.

B. Batasan Masalah

Laporan praktik kerja di batasi oleh beberapa hal yaitu:

1. Membahas alat-alat yang ada pada lab mekanika tanah PT.munjo geoteknika

2. Membahas metode pengujian dengan alat hydrometer

C. Rumusan masalah

Adapun beberapa rumusan masalah dalam Laporan Praktek Kerja

Lapangan ini meliputi :

1. Apa sajakah alat alat yang ada pada laboratorium dan fungsinya ?

2. Bagaimana metode pengetesan sample tanah dengat alat hydrometer ?

3. Cara pengolahan data yang dilakukan setelah mendapatkan data dari

pengujian menggunakan alat hydrometer ?

ix
D. Tujuan

Dalam rumusan masalah diatas, tujuan laporan praktik kerja lapangan pada

laboratorium PT.MUNJO GEOTEKNIKA di dapat antara lain:

1. Untuk Mengetahui alat-alat yang ada pada lab mekanika tanah dan mengetahui

fungsinya

2. Untuk Mengetahui bagaimana cara menggunakan alat hydrometer pada

pengujian sample tanah

3. Supaya Mengetahui cara pengolahan data setelah melakukan pengujian pada

sample dan mendapatkan data

E. Manfaat

Dalam rumusan masalah di atas, tujuan Laporan Praktek Kerja Lapangan pada
Laboratorium PT.MUNJO GEOTEKNIKA yang didapat antara lain :

1. Mengetahui alat serta fungsi dari alat tersebut

2. Mengetahui cara melakukan pengujian menggunakan alat hydrometer

3. Mengetahui hasil data yang keluar setelah melakukan pengujian

x
BAB II

Landasan Teori

A . Mekanika tanah

Mekanika Tanah adalah bagian dari Geoteknik yang merupakan salah satu

cabang dari ilmu Teknik Sipil, dalam Bahasa Inggris mekanika tanah berarti soil

mechanics atau soil engineering dan Bodenmechanik dalam Bahasa Jerman. Istilah

mekanika tanah diberikan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1925 melalui bukunya

“Erdbaumechanik auf bodenphysikalicher Grundlage” (Mekanika Tanah berdasar

pada Sifat-Sifat Dasar Fisik Tanah), yang membahas prinsip-prinsip dasar dari ilmu

mekanika tanah modern, dan menjadi dasar studi-studi lanjutan ilmu ini, sehingga

Terzaghi disebut sebagai “Bapak Mekanika Tanah”.

B. Definisi Tanah

Tanah merupakan dasar suatu struktur atau konstruksi, baik itu konstruksi bangunan
gedung, konstruksi jalan, maupun konstruksi yang lainnya. Jadi seorang ahli teknik
sipil harus juga mempelajari sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya,
penyebaran ukuran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila
dibebani (compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya dukung terhadap beban
dan lain-lain.

xi
Dalam pengertian teknik, tanah adalah akumulasi partikel mineral yang tersementasi
(terikat secara kimia) satu sama lain yang terbentuk akibat pelapukan dari batuan.
Proses penghancuran dalam pembentukan tanah dari batuan terjadi secara fisis dan
kimiawi. Secara fisis dapat diakibatkan dengan erosi oleh air, angin atau perpecahan
akibat pembekuan dan pencairan es dalam batuan. Sedangkan cara kimiawi, mineral
batuan induk diubah menjadi mineral-mineral baru melalui reaksi kimia. Air dan
karbon dioksida dari udara membentuk asam-asam karbon yang kemudian bereaksi
dengan mineral-mineral batuan dan membentuk mineral-mineral baru ditambah
garam-garam terlarut. Akibat dari pembentukan tanah secara kimiawi, maka tanah
mempunyai struktur dan sifat-sifat yang berbeda (Das, Braja M, 1985).

Ukuran dari partikel tanah adalah sangat beragam dengan variasi yang cukup besar. Tanah
umunya dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt) atau lempung (clay),
tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan pada tanah tersebut.

Beberapa organisasi telah mengembangkan batasan-batasan ukuran golongan jenis


tanah (soil separate size limits) berdasarkan ukuran-ukuran partikelnya. Pada Tabel
dibawah ditunjukkan batasan-batasan ukuran golongan jenis tanah yang telah
dikembangkan oleh beberapa organisasi yang ahli di bidangnya.

Nama kelompok Ukuran butiran


organisasi Kerikil pasir lanau Lempung
Massachusetts Institute of
Technology (MIT) >2 2 – 0,06 0,06 – 0,002 < 0,002
U.S. Departement of
Agriculture (USDA) >2 2 – 0,05 0,05 – 0,002 < 0,002
American Association of
State Highway and 76,2 – 2 2 –0,075 0,075–0,002 < 0,002
Transportation Officials
(AASHTO)

xii
Unified Soil Classification Halus
System (U.S. Army Corps 76,2-4,75 4,75-0,075 (yaitu lanau dan lempung)
of Engineers, U.S. Bureau
of Reclamation) < 0,0075

Kerikil (gravels) adalah kepingan-kepingan dari batuan yang kadang-kadang juga


mengandung partikel-partikel mineral quartz, feldspar dan mineral-mineral lain,
Diameter butiran > 5 mm.

Pasir (sand) sebagian besar terdiri dari mineral quartz dan feldspar. Butiran dari
mineral yang lain mungkin juga masih ada pada golongan ini , Diameter butiran
0,0075 – 5,0 mm.

Lanau (silt) sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis (berukuran sangat kecil)
dari tanah yang terdiri dari butiran-butiran quartz yang sangat halus, dan sejumlah
partikel-partikel berbentuk lempengan-lempengan pipih yang merupakan pecahan
dari mineral-mineral mika, Diameter butiran 0,002 – 0,0075 mm.

Lempung (clays) sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis dan


submikroskopis (tidak dapat dilihat dengan jelas bila hanya dengan mikroskopis
biasa) yang berbentuk lempengan-lempengan pipih dan merupakan partikel-
partikel dari mika. Lempung didefinisikan sebagai golongan partikel yang
berukuran kurang dari 0,002 mm (= 2 mikron).

Percobaan
Ilmu ini mempelajari sifat-sifat tanah melalui serangkaian percobaan laboratorium
dan percobaan di lapangan.

Percobaan di Lapangan

 Sondir

xiii
 Bor
 Uji Tekan Pelat
 Uji Kekuatan Geser Tanah di lapangan, dengan menggunakan alat cbr

C. Laboratorium mekanika tanah

Laboratorium Mekanika Tanah merupakan fasilitas yang disediakan untuk


mendukung pelaksanaan praktikum,penelitian maupun pengujian Mekanika Tanah
dan penelitian tentang karakteristik tanah.
Adapun alat-alat yang ada di laboratorium mekanika tanah diantaranya yaitu :

1. Sondir
2. Consolidation test
3. Triaxial
4. Hydrometer test
5. CBR lapangan
6. Atterberg limit
7. Oven & timbangan

Itu Merupakan Sebagian Dari Banyaknya Alat-Alat Yang Ada Di Lab Mekanika
Tanah PT.MUNJO GEOTEKNIKA Yang Di Sebutkan.

D. Pengertian dan fungsi

Alat – alat di lab tersebut tentunya memiliki fungsi yang berbeda-beda tentunya hal
ini berkaitan tujuan dari pengujian, maupun penelitian yang akan dilakukan.

Berikut adalah fungsi dari alat-alat tersebut :

xiv
 Sondir

(sumber : di google)

Pengertian Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus.
Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan
tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder diukur.
Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan
tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat dan amat
ekonomis. Sondir Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau
model dari pondasi tiang dalam skala kecil. Teknik pendugan lokasi atau kedalaman
tanah keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan sejak zaman dulu.

Sondir sendiri meiliki fungsi

Uji Sondir dapat digunakan untuk mengetahui profil tanah, kepadatan relatif (untuk


pasir), kuat geser tanah, kekakuan tanah, permeabilitas tanah atau koefisien
konsolidasi, kuat geser selimut tiang, dan kapasitas daya dukung tanah.

xv
 Consolidation test

(sumber: di google)

Alat consolidation test adalah suatu alat yang di yang berfungsi untuk mengetahui
kadar air yang terdapat pada tanah dengan melakukan pengujian pembebanan mulai
dari 0,25 kg hingga 8 kg.

Cara Kerja Konsolidometer di Laboratorium

(sumber:
https://ruangsipil.blogspot.com/2018/03/pengertian-
konsolidasi-tahan-dan.html)

xvi
Siapkan sampel tanah, konsolidometer, sel konsolidasi terdiri dari cincin cetak, kertas
filter, batu berpori bawah, batu pori atas, dial, plat beban, air, stopwatch, dan jangka
sorong. Ketika sudah lengkap lalu sampel tanah dapat dipotong sesuai ukuran.
selanjutnya :

1. Masukan sampel tanah ke dalam cincin cetak

2. Timbang cincin cetak yang terisi oleh sampel tanah untuk menimbang berat

volume kering tanah dan di catat

3. Ukur diameter dan tinggi cincin cetak

4. Rendam batu pori selama 30 menit pada air sebelum pegujian

5. Siapkan sel konsolidasi lalu masukan batu pori bawah dan kertas filter

kedalam sel tersebut

6. Masukan cincin cetak yang sudah terisi tanah lalu masukan filter dan batu pori

atas

7. Tutup sel konsolidasi dan kencangkan dengan baut.

8. Lalu letakkan sel konsolidasi pada konsolidometer

9. Kencangkan sekrup penahan dan kecangkan kunci lengan pada alat

konsolidometer

10. Atur dial hingga menunjukan angka nol 

11. Beri beban 0,25 kg dan kendurkan kunci lengan agar beban dapat bekerja

12. Catat ketika dial menunjukan angka  

13. Beri air pada sel konsolidasi setiap ingin melakukan pengujian dan

penambahan beban

14. Setelah didiamkan selama 24 jam maka catat angka pada dial dan beban dapat

ditambahkan hingga maksimal 8 kg. 

15. Lepaskan sel konsolidasi dari alat dan sampel tanah pada pengujian ditimbang

untuk mengetahui uji berat butir tanah 


xvii
16. Lalu masukan kedalam oven selama 24 jam 

17. Setelah 24 jam sampel dapat diambil dan ditimbang kembali

 Triaxial

(sumber: di lapangan)
triaxial merupakan alat penguji untuk mengetahui kekuatan tekan,gesran
batuan atau tanah triaxial ini ada 3 mode pengujian yakni dengan metode
( uu,cu,cd ).
Metode-metode tesebut memiliki fungsi yang hamper sama namun berbeda.
Berikut penjelasan singkatnya :

a. Pengujian Unconsolidated Undrained (UU)

berfungsi untuk dilakukan untuk mensimulasikan kondisi di lapangan

apabila penambahan/pemberian beban relatif cepat sehingga lapisan

xviii
tanah belum sempat terkonsolidasi (air di dalam pori tanah tidak

sempat mengalir ke luar selama proses pemberian beban), oleh karena

itu pengujian ini juga dinamakan quick test. Sebagai contoh dalam

kasus ini adalah suatu lapisan tanah yang menerima beban relatif cepat

seperti beban urugan yang berlangsung relatif singkat.

b. Pengujian Consolidated Undrained (CU)

hampir sama dengan metode (uu) bedanya pada pengetesan ini di

tambahkan air pada tabung pengujinya namun sample dilapisi

pelindung agar tidak terkena air , pengujian ini befungsi untuk

dilakukan untuk mensimulasikan kondisi lapisan tanah yang telah

terkonsolidasi dan kemudian menerima penambahan beban yang

relatif cepat. Pada kasus ini mula-mula air di dalam pori tanah

dibiarkan mengalir keluar akibat proses konsolidasi, dan setelah tanah

terkonsolidasi sempurna (100%), lapisan tanah tersebut menerima

tambahan beban yang relatif cepat sehingga air di dalam pori tanah

pada saat penambahan beban tidak sempat mengalir ke luar. Sebagai

contoh pada kasus ini adalah beban tanki yang didirikan di atas suatu

urugan pada tanah lempung yang telah mengalami konsolidasi 100%.

c. Pengujian Consolidated Drained (CD)

Sama halnya dengan pengujian (CU) pengujian ini juga di tambahkan

air dan sample di lapisi pelindung agar tidak terkena air langsung.

dilakukan untuk mensimulasikan kondisi pemberian beban pada tanah

xix
yang telah terkonsolidasi dengan kecepatan yang relatif lambat

dibandingkan dengan keluarnya air dari pori tanah.

 Hydrometer test
Tujuan Test analisa hidrometer diperlukan kalau 90 % atau lebih dari contoh
yang ditest lolos ayakan no 200; atau untuk manentukan harga activity tanah
(apabila dari cotoh tanah yang lolos ayakan no 200 kurang dari 90 %). Pada
analisa hidrometer, contoh tanah yang ditest dilarutkan dalam air; dalam
keadaan dispersed butir-butir tanah akan turun mengendap dengan bebas ke
dasar bejana. Kecepatan menngendap butir-butir tanah berbeda-beda
tergantung dari ukuran-ukuran butir tanah tersebut. Butiran tanah yang
terbesar akan mengendap lebih dahulu dengan kecepatan mengandap yang
lebih besar

(sumber: di lapangan)

Alat dan Bahan

A. Gelas ukur 1000 ml 1 buah

xx
B. Pelampung hidrometer
C. Cawan alumunium, mangkuk, dan solet
D. Neraca
E. Oven
F. Stop watch
G. Termometer
H. Aquades
I. Cairan sodium silikat
J. Bahan yang digunakan pada analisis hidrometer adalah sampel tanah boring
yang telah dioven selama 24 jam.

Cara Kerja

A. Sampel tanah hasil boring yang telah dioven diambil 60 gram, kemudian
diberi aquades secukupnya dan dipanaskan sampai mendidih.
B. Sampel tanah dicampur dengan sodium silikat 10 ml dan diaduk hingga
merata.
C. Campuran tadi dimasukkan dalam gelas ukur dan ditambahkan aquades
hingga volumenya 1000 ml dan didiamkan selama 24 jam dalam keadaan
tertutup rapat.
D. Setelah 24 jam sampel dikocok hingga homogen, lalu pelampung hidrometer
dan termometer dimasukkan, stop watch dihidupkan dan pengukuran dimulai.
E. Hasil pengamatan dicatat dalam tabel terhadap pelampung hidrometer dan
termometer diamati suhunya, waktu pengamatan pada menit ke-1, 2, 5, 12,
30, 60, 240. dan 1440. Pengamatan menit ke-0 adalah pada saat tabung gelas
ukur tegak lurus dengan meja kerja sebelum pelampung hidrometer masuk.

Perhitungan
A. Dari harga berat jenis yang diperoleh dari percobaan Specific Gravity(Gs),
kita menghitung berat isi tanah yaitu : γs = Gs x γw

xxi
B. Dengan harga γs dari tabel II dapat diperoleh nilai koreksi miniscus (Cm).
C. Koreksi miniscus (cm) ditambahkan pada data hasil pembacaan pelampung
hidrometer (Ra) ; Rc = Ra + Cm.
D. Berdasarkan suhu pada pengamatan ke t menit, dari tabel I diperoleh harga
berat isi air (w) sedangkan untuk koreksi ct didapat dari tabel III untuk tiap
suhu terbaca.
E. Berdasarkan harga Rc dari tabel hasil kalibrasi hidrometer diperoleh nilai L.

Cara pengisian kolom pada tabel analisis hidrometer test adalah :

Kolom 1 = jam pengamatan


Kolom 2 = waktu pengamatan (1 menit)
Kolom 3 = pembacaan penurunan pelampung hidrometer ( Ra )
Kolom 4 = perhitungan koreksi, Rc = Ra + cm
γ s = Gs x γw (Gs dari percobaan Specific Gravity)
( γ w untuk T 28 ºC =0.99627 )
Dari harga γs dengan melihat tabel II kita dapat mencari
harga koreksi miniscus (cm)
Rc = Ra + Cm

Kolom 5 = pembacaan suhu

Kolom 6 = dari harga Rc akan didapat harga L dengan melihat tabel

hidrometer no. 2

Kolom 7 = L/t

Kolom 8 = (L / t )

Kolom 9 = Harga  dapat diketahui dari tabel I untuk masing-masing suhu

Kolom 10 = diameter, didapat dari (8) x (9)

Kolom 11 = koreksi suhu (Ct)


xxii
Dari tabel III didapat nilai Ct

Kolom 12 = R = Rc + Ct

Kolom 13 = perhitungan prosentase butir tanah (P)

R.M
P=
10
V Gs
M= .
Ws s - γw
dimana : V = volume = 1000 ml
Ws = berat tanah sampel = 60 gram
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel terlampir.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Hydrometer

Dalam proses pengukuran massa jenis elektrolit baterai atau accu, perlu diperhatikan
beberapa hal agar dalam proses pengukuran menghasilkan hasil yang maksimal.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan hydrometer.

 Memposisikan hydrometer tegak lurus dengan praktikum untuk


mempermudah dalam proses pembacaan hasil pengukuran.
 Dalam proses pembacaan juga harus dalam posisi tegak lurus sehingga hasil
pembacaan akurat.
 Jangan mengangkat hydrometer yang berisi elektrolit baterai untuk mencegah
terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh elektrolit.

Arti Warna pada Saat Pengukuran Hydrometer

xxiii
Pada melakukan proses pembacaan hasil pengukuran hydrometer sebenarnya hanya
membaca skala yang disediakan. Kemudian hasilnya dilakukan perhitungan atau
dibandingkan dengan warna yang ada atau ditunjukkan pada hasil perhitungan.
Berikut perhitungannya.

1. Bening atau tidak berwarna merupakan salah satu warna yang ada pada hydrometer
yang menandakan netral atau berat jenis air yaitu 1.
2. Merah merupakan salah satu warna pada hydrometer yang memiliki arti kondisi aki
yang harus dilakukan pengisian dan penambahan accu zur atau asam sulfat. Pada
posisi merah biasanya elektrolit memiliki massa jenis dari 1100-1220.
3. Putih merupakan salah satu warna pada hydrometer yang memiliki arti poor atau
cukup. Dalam hal ini aki dalam kondisi normal sehingga tidak perlu dilakukan
tindakan apa pun. Warna putih biasanya elektrolit memiliki massa jenis dari 1225-
1250.
4. Hijau merupakan salah satu warna pada hydrometer yang memiliki arti good atau
baik. Pada kondisi ini elektrolit memiliki jenis sebesar 1250-1280.

 CBR LAPANGAN (California Bearing Ratio)


Tes CBR sudah amat dikenal pada kebanyakan proyek di indonesia, baik pada proyek
pembuatan jalan
maupun pada proyek pengurugan. Bahkan dapat dikatakan bahwa tes CBR
merupakan standar tes untuk
mengetahui kekuatan tanah. Padahal tes CBR ini mempunyai kekurangan yang relatif
lebih banyak
dibandingkan dengan tes DCP.

xxiv
(sumber: https://lauwtjunnji.weebly.com/cbr-lapangan.html)

Peralatan Pengujian CBR Lapangan :

1. Dongkrak CBR mekanis dengan kapasitas 10 ton, dilengkapi dengan “swivel head”.
2. Cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas  : 1,5 ton (3000 lbs), 3 ton (6000 lbs),
5 ton (10.000 lbs), atau sesuai dengan kebutuhan.
3. Piston/torak penetrasi dan pipa-pipa penyambung.
4. Arloji penunjuk (dial) penetrasi untuk mengukur penetrasi dengan ketelitian 0,01 mm
(0,001”) dilengkapi dengan balok penyokong dari besi propil sepanjang lebih kurang
2,5 meter.
5. Keping beban (plat besi) yang bergaris tengah 25 cm (10”) berlubang di tengah
dengan berat +/- 5 Kg (10 Pound) dan beban-beban tambahan seberat 2,5 Kg (5
Pound) yang dapat ditambahkan bilamana perlu.
6. Sebuah truck yang dibebani sesuai dengan kebutuhan atau alat-alat berat lainnya
(vibro, excavator, buldozer,  dll) yang dibawahnya dapat dipasang sebuah dongkrak
CBR mekanis.
7. Dua dongkrak truck, alat-alat penggali, alat-alat penumbuk, alat-alat perata, waterpas.

xxv
Pemasangan Alat :

1. Truk/alat berat lainnya ditempatkan sedemikan rupa sehingga dapat


dipasang dongkrak CBR mekanis tepat diatas lubang pemeriksaan.
2. As roda belakang diatur sejajar dengan muka jalan yang diperiksa.
3. Truk/alat berat didongkrak supaya berat sendirinya tidak ditahan lagi oleh per
kendaraan (jika tertahan per maka pembacaan akan tidak tepat karena
terpengaruh pengenduran gaya oleh per kendaraan)
4. Dongkrak CBR mekanis dan peralatan lain dirangkai, supaya piston penetrasi
berada 1 atau 2 cm dari permukaan yang akan diperiksa.
5. Cincin penguji (proving ring) diatur sehingga piston dalam keadaan vertikal.
6. Pastikan semua peralatan uji dalan kondisi stabil, vertikal, sentris (segaris dan
tidak melenting/melendut) dan kokoh serta tepat pada posisi yang disyaratkan
7. Keping beban/plat baja setebal 25 cm (10”) diletakkan sentris dibawah torak
penetrasi sehingga piston penetrasi tepat masuk kedalam lubang keping beban
tersebut.
8. Arloji/dial pengukur penetrasi dipasang pada piston penetrasi, sedemikian
rupa sehingga jarum pada dial penetrasi menempel pada keping beban/plat
baja

Persiapan Lokasi Pengujian :

1. Tanah diratakan permukaannya atau digali sampai lapisan yang dikehendaki dan

diratakan (luas galian kira-kira 60 cm x 60 cm)

2. Permukaan tanah yang akan diuji harus rata levelnya dan tidak ada kemiringan : cek

dengan waterpass

xxvi
3. Dipastikan bahwa di permukaan yang akan diuji (sub grade, sub base, base course,

dsb) tidak ada butiran lepas : bersihkan semua debu, pasir, kerikil yang

lepas/berserakan

4. Untuk tanah dasar yang belum ada perkerasan dan pemadatan, cukup dibersihkan

akar rumput dan bahan organik lain (biasanya sampai kedalaman 30-50 cm)

5. Selama pemasangan alat-alat, permukaan tanah atau permukaan yang sudah

dibersihkan harus dijaga supaya tidak kelembabannya tidak berubah dari kondisi

awal, jika perlu ditutup dengan plastik apabila cuaca sangat panas

6. Pemeriksaan dilakukan secepat mungkin sesudah persiapan selesai

7. Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan pemeriksaan kadar air dan berat isi bahan

setempat.

 Atterberg limit

(sumber: di lapangan)

Atter berg Limit merupakan ukuran dasar dari butiran halus tanah Tergantung pada
kandunganair pada tanah, tanah dapat diklasifikasikan menjadi empat kondisi : padat,
semi-padat, pastik, dancair. Di setiap kondisi, konsistensi dan sifat dari tanah akan
berbeda-beda, begitu pula sifat-sifat rekayasanya. Atterberg Limit dapat digunakan

xxvii
untuk membedakan antara lanau dan lempung dan juga lebih detailnya dapat
membedakan antara berbagai macam lanau dan lempung.

 Atter berg Limit Test merupakan metode pengetesan untuk mengetahui sifat
konsistensi tanah berbutir halus (lanau atau lempung) dengan memberikan kadar air
yang berbeda pada masing-masing sampel yang akan di tes Logika.

Atter berg Limit Test: Saat air diberikan kepada satu sampel tanah halus, setiap partikel
tanah dilapisi oleh lapisan air yang tipis yang diserap oleh partikel tanah. Jika air
terusditambahkan, maka ketebalan lapisan air yang menyelimuti partikel tanah akan terus
bertambah. Peningkatan ketebalan lapisan air pada partikel tanah memungkinkan antar
partikel untuk salingmeluncur lebih mudah. Jadi sifat tanah dapat diketahui dengan
membandingkan kadar air yangterkandung pada masing-masing sampel tanah. Pada
tahun 1913 Albert Mauritz Atterberg (19 Maret 1846 ± 4 April 1916) menyatakan
batasan empat kondisi tanah dalam istilah “limit”, yaitu :

1. Batas susut (Shrinkage Limit) yaitu batasan antara semi-padat dan padat.
2. Batas plass (Plastic Limit) yaitu batasan antara plastik dan semi-padat.
3. Batas cair (Liquid Limit) yaitu batasan antara cair dan plastic.

Tujuan atterberg limit : adalah untuk mengetahui batasan-batasan dari tempat kondisi

tanah yang dimiliki oleh suatu sample tanha yang akan diuji. Uji ini biasanya dilakukan

pada lanau atau lempung berkaitan dengan sifat kedua jenis tanah ini yang mudah

mengembang atau menyusuk tergantung pada kadar air yang terkandung pada tanah.

Hal ini disebebkan karena lanau atau lempung secara kimia ber-reaksi terhadap air

dengan merubah ukuran dan mengakibatkan perbedaan kekuatan jadi tujuan utama dari

xxviii
tes ini seringkali digunakan untuk menguji daya dukung tanah tempat suatu bangunan

akan didirikan., terutama jika tanah yang terkandungnya adalah lanau atau lempung.

 Oven dan timbangan

( sumber: di lapangan) (sumber:google)

Oven adalah sebuah peralatan berupa ruang termal terisolasi yang digunakan untuk

pemanas, pemanggangan (baking) atau pengeringan suatu bahan, dan umumnya

digunakan untuk memasak. Tungku pembakar dan tanur adalah oven-oven khusus,

yang masing-masing digunakan untuk tembikar dan pengolahaan logam.

Timabangan adalah alat untuk mengukur berat masa suatu benda , tiambangan

terdiri dari beberpa jenis tergantung kegunaannya. Timbangan di temukan pada tahun

1750 oleh seorang matematikawan bernama Gottfried Wilhelm Leibniz.

xxix
Adapun jenis – jenis timbangan :

1. Timbangan gantung, untuk mengukur mass dengan cara di gantung

2. Timangan kodok untuk mengukur beban dengan cara memasukkan ke dalam

wadah, lalu di seimbangkan dengan anak beban yang memiliki berat berbeda

3. Timbangan ohauss , neraca ohauss banyak digumakan di laboratorium karena

memiliki ketelitian yang baik yaitu 0,1gr, biasanya neraca ini untuk

menimbang benda kecil saja seperti sample zat , dikarenkan batas max 500gr.

4. Timbangan badan, biasanya digunakan untuk menimbang berat badan

manusia.

Fungsi lain oven dan timbangan di laboratorium mekanika tanah yakni di gunakan

untuk :

Oven berfungsi untuk mengeringkan sample yang akan di uji, dan bias gunakan juga

untuk mengeringkan wadah atau alat uji. Timbangan berfungsi sebagai alat ukur berat

massa sample yang akan di uji atau setelah di uji, dan timbangan yang di gunakan

merupakan jenis timbangan ohauss atau biasanya di sebut timbangan gram, hal ini di

karenakan timbangan ohauss di klaim dapat memiliki akurasi yang tinggi.

xxx
BAB III

PEMBAHASAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PKL

Tanggal : 01 Oktober 2021 – 20 Desember 2021

Waktu : 10:00 - 16:00 WIB

Tempat : PT.MUNJO GEOTEKNIKA UTAMA

Alamat : 1 no 60 b, Munajan, Baros, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi,


Jawa Barat 40521

Denah lokasi :

xxxi
B. Laboratorium Mekanika Tanah

Laboratorium Mekanika Tanah merupakan fasilitas yang disediakan untuk

mendukung pelaksanaan praktikum,penelitian maupun pengujian Mekanika Tanah

dan penelitian tentang karakteristik tanah.

Adapun alat-alat yang ada di laboratorium mekanika tanah diantaranya yaitu :

1. Sondir
2. Consolidation test
3. Triaxial
4. Hydrometer test
5. CBR lapangan
6. Atterberg limit
7. Oven & timbangan
itu merupakan sebagian dari banyaknya alat-alat yang ada di lab mekanika tanah
PT.MUNJO GEOTEKNIKA yang di sebutkan.

PENGERTIAN
Adapun pengertian dari alat-alat yang disebutkan tadi antara lain:

 Sondir

xxxii

 (sumber: dari google)
Pengertian Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa

konus. Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian

perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada

silimur silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan

hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena

relatif mudah pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis. Sondir Sesungguhnya

alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari pondasi tiang dalam

skala kecil. Teknik pendugan lokasi atau kedalaman tanah keras dengan suatu

batang telah lama dipraktekan sejak zaman dulu.

 Consolidation

xxxiii
Alat consolidation test adalah suatu alat yang di yang berfungsi untuk
mengetahui kadar air yang terdapat pada tanah dengan melakukan pengujian
pembebanan mulai dari 0,25 kg hingga 8 kg.

(sumber: alat di lapangan)


Cara Kerja Konsolidometer di Laboratorium

(sumber: https://ruangsipil.blogspot.com/2018/03/pengertian-
konsolidasi-tahan-dan.html)

Siapkan sampel tanah, konsolidometer, sel konsolidasi terdiri dari cincin cetak, kertas

filter, batu berpori bawah, batu pori atas, dial, plat beban, air, stopwatch, dan jangka

sorong. Ketika sudah lengkap lalu sampel tanah dapat dipotong sesuai ukuran.

selanjutnya :

 Masukan sampel tanah ke dalam cincin cetak

xxxiv
 Timbang cincin cetak yang terisi oleh sampel tanah untuk menimbang berat

 volume kering tanah dan di catat

 Ukur diameter dan tinggi cincin cetak

 Rendam batu pori selama 30 menit pada air sebelum pegujian

 Siapkan sel konsolidasi lalu masukan batu pori bawah dan kertas filter

kedalam sel tersebut

 Masukan cincin cetak yang sudah terisi tanah lalu masukan filter dan batu pori

atas

 Tutup sel konsolidasi dan kencangkan dengan baut.

 Lalu letakkan sel konsolidasi pada konsolidometer

 Kencangkan sekrup penahan dan kecangkan kunci lengan pada alat

konsolidometer

 Atur dial hingga menunjukan angka nol 

 Beri beban 0,25 kg dan kendurkan kunci lengan agar beban dapat bekerja

 Catat ketika dial menunjukan angka  

 Beri air pada sel konsolidasi setiap ingin melakukan pengujian dan

penambahan beban

 Setelah didiamkan selama 24 jam maka catat angka pada dial dan beban dapat

ditambahkan hingga maksimal 8 kg. 

xxxv
 Lepaskan sel konsolidasi dari alat dan sampel tanah pada pengujian ditimbang

untuk mengetahui uji berat butir tanah 

 Lalu masukan kedalam oven selama 24 jam 

Setelah 24 jam sampel dapat diambil dan ditimbang kembali

 Triaxial
triaxial merupakan alat penguji untuk mengetahui kekuatan tekan,gesran
batuan atau tanah triaxial ini ada 3 mode pengujian yakni dengan metode
( uu,cu,cd ).
Metode-metode tesebut memiliki fungsi yang hamper sama namun berbeda.

( sumber: alat di lapangan)

Berikut penjelasan singkatnya :

d. Pengujian Unconsolidated Undrained (UU)

berfungsi untuk dilakukan untuk mensimulasikan kondisi di lapangan

apabila penambahan/pemberian beban relatif cepat sehingga lapisan

xxxvi
tanah belum sempat terkonsolidasi (air di dalam pori tanah tidak

sempat mengalir ke luar selama proses pemberian beban), oleh karena

itu pengujian ini juga dinamakan quick test. Sebagai contoh dalam

kasus ini adalah suatu lapisan tanah yang menerima beban relatif cepat

seperti beban urugan yang berlangsung relatif singkat.

e. Pengujian Consolidated Undrained (CU)

hampir sama dengan metode (uu) bedanya pada pengetesan ini di

tambahkan air pada tabung pengujinya namun sample dilapisi

pelindung agar tidak terkena air , pengujian ini befungsi untuk

dilakukan untuk mensimulasikan kondisi lapisan tanah yang telah

terkonsolidasi dan kemudian menerima penambahan beban yang

relatif cepat. Pada kasus ini mula-mula air di dalam pori tanah

dibiarkan mengalir keluar akibat proses konsolidasi, dan setelah tanah

terkonsolidasi sempurna (100%), lapisan tanah tersebut menerima

tambahan beban yang relatif cepat sehingga air di dalam pori tanah

pada saat penambahan beban tidak sempat mengalir ke luar. Sebagai

contoh pada kasus ini adalah beban tanki yang didirikan di atas suatu

urugan pada tanah lempung yang telah mengalami konsolidasi 100%.

f. Pengujian Consolidated Drained (CD)

Sama halnya dengan pengujian (CU) pengujian ini juga di tambahkan

air dan sample di lapisi pelindung agar tidak terkena air langsung.

dilakukan untuk mensimulasikan kondisi pemberian beban pada tanah

xxxvii
yang telah terkonsolidasi dengan kecepatan yang relatif lambat

dibandingkan dengan keluarnya air dari pori tanah.

 Hydrometertest

Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis

(atau kepadatan relatif) dari cairan; yaitu, rasio densitas cairan kepadatan air.

Sebuah hidrometer biasanya terbuat dari kaca dan terdiri dari batang silinder

dan bola pembobotan dengan merkuri atau tembakan timah untuk

membuatnya mengapung tegak. Cairan yang akan diuji dituangkan ke dalam

wadah tinggi, sering kali sebuah silinder lulus, dan hidrometer yang lembut

diturunkan ke dalam cairan sampai mengapung bebas. Titik di mana

permukaan cairan menyentuh batang hidrometer yang dicatat. Hidrometer

biasanya mengandung skala di dalam batang, sehingga berat jenis dapat

dibaca langsung. Berbagai skala ada, dan digunakan tergantung pada

konteksnya.

xxxviii
(sumber:foto alat di lapangan)

Alat dan Bahan

K. Gelas ukur 1000 ml 1 buah


L. Pelampung hidrometer
M. Cawan alumunium, mangkuk, dan solet
N. Neraca
O. Oven
P. Stop watch
Q. Termometer
R. Aquades
S. Cairan sodium silikat
T. Bahan yang digunakan pada analisis hidrometer adalah sampel tanah boring
yang telah dioven selama 24 jam.

Cara Kerja menggunakan alat hydrometer

xxxix
F. Sampel tanah hasil boring yang telah dioven diambil 60 gram, kemudian
diberi aquades secukupnya dan dipanaskan sampai mendidih.
G. Sampel tanah dicampur dengan sodium silikat 10 ml dan diaduk hingga
merata.
H. Campuran tadi dimasukkan dalam gelas ukur dan ditambahkan aquades
hingga volumenya 1000 ml dan didiamkan selama 24 jam dalam keadaan
tertutup rapat.
I. Setelah 24 jam sampel dikocok hingga homogen, lalu pelampung hidrometer
dan termometer dimasukkan, stop watch dihidupkan dan pengukuran dimulai.
J. Hasil pengamatan dicatat dalam tabel terhadap pelampung hidrometer dan
termometer diamati suhunya, waktu pengamatan pada menit ke-1, 2, 5, 12,
30, 60, 240. dan 1440. Pengamatan menit ke-0 adalah pada saat tabung gelas
ukur tegak lurus dengan meja kerja sebelum pelampung hidrometer masuk.

C. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Hydrometer

Dalam proses pengukuran massa jenis elektrolit baterai atau accu, perlu diperhatikan

beberapa hal agar dalam proses pengukuran menghasilkan hasil yang maksimal.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan hydrometer.

 Memposisikan hydrometer tegak lurus dengan praktikum untuk

mempermudah dalam proses pembacaan hasil pengukuran.

 Dalam proses pembacaan juga harus dalam posisi tegak lurus sehingga hasil

pembacaan akurat.

xl
 Jangan mengangkat hydrometer yang berisi elektrolit baterai untuk mencegah

terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh elektrolit.

D. Arti Warna pada Saat Pengukuran Hydrometer

Pada melakukan proses pembacaan hasil pengukuran hydrometer sebenarnya hanya

membaca skala yang disediakan. Kemudian hasilnya dilakukan perhitungan atau

dibandingkan dengan warna yang ada atau ditunjukkan pada hasil perhitungan.

Berikut perhitungannya.

1. Bening atau tidak berwarna merupakan salah satu warna yang ada pada

hydrometer yang menandakan netral atau berat jenis air yaitu 1.

2. Merah merupakan salah satu warna pada hydrometer yang memiliki arti kondisi

aki yang harus dilakukan pengisian dan penambahan accu zur atau asam sulfat.

Pada posisi merah biasanya elektrolit memiliki massa jenis dari 1100-1220.

3. Putih merupakan salah satu warna pada hydrometer yang memiliki arti poor atau

cukup. Dalam hal ini aki dalam kondisi normal sehingga tidak perlu dilakukan

tindakan apa pun. Warna putih biasanya elektrolit memiliki massa jenis dari

1225-1250.

4. Hijau merupakan salah satu warna pada hydrometer yang memiliki arti good

atau baik. Pada kondisi ini elektrolit memiliki jenis sebesar 1250-1280.

D, TABEL CARA PERHITUNGAN

xli
Dilembar selanjutnya merupakan gamabr tabel yang menjelaskan tentang cara
perhitungan dari pengujial alat hydrometer.

xlii
Client INDONESIA MEMBANGUN
Project PT. BEBAS KKN
Job No. CC/001/98 Date 13/07/1998
Tested By ARCEPET Checked By DPAL

PARTICLE SIZE DISTRIBUTION ANALYSIS

Location : Batununggal Sample No. : SATU


Hole No. : BH 01 Sample Type : Block
Depth : 2.00 - 2.60 m Sample Description : Silty CLAY Isi dengan pilihan standar grafik
SIEVE ANALYSIS (ASTM D 422) Hasil penimbangan berat tanah yang Graphic Type ASTM D 422
yang akan kita gunakan :
ditimbang = Wo tertahan di masing-masing saringan 1. ASTM D 422
Initial weight of dry soil : 50 g 2. BS 1377
(A) (B) (C) (D) (E) (F)
Nomor saringan
Sieve Sieve Wt. Soil Percent Cumulative Percent
yang digunakan dihitung dengan rumus: (C1 s/d C15)
No. Opening Retained Retained Percent Finer
Retained C/Wo x 100%
Diameter saringan
mm g % % %
yang digunakan
(1) 3" 101,600 0,00 0,00 0,00 100,00 dihitung dengan rumus:
(2) 2" 75,000 0,00 0,00 0,00 100,00 Fn = Fn-1+En
(3) 1 1/2" 38,100 0,00 0,00 0,00 100,00 n = baris 1 s/d 15
(4) 1" 25,400 0,00 0,00 0,00 100,00
(5) 3/4" 19,050 0,00 0,00 0,00 100,00
(6) 1/2" 12,700 0,00 0,00 0,00 100,00
dihitung dengan rumus:
(7) 3/8" 9,525 0,00 0,00 0,00 100,00
Gn = 100 - Fn
(8) 4 4,760 0,00 0,00 0,00 100,00
n = baris 1 s/d 14
(9) 8 2,380 0,00 0,00 0,00 100,00
(10) 20 0,840 0,03 0,06 0,06 99,94
(11) 40 0,420 0,11 0,22 0,28 99,72
(12) 80 0,177 1,71 3,42 3,70 96,30
(13) 100 0,149 0,72 1,44 5,14 94,86
(14) 200 0,074 3,69 7,38 12,52 87,48
(15) Pan 43,74 87,48 100,00

HYDROMETER ANALYSIS ( BS 1377 : 1975 )


Berat tanah yang lolos
saringan no. 200 = Wa diisi Harga density of water
Weight of dry soil : 43,74 g Tube No. : A3
Specific Gravity (Gs) : 2,40 Hydrometer No. :G
akan otomatis terisi jika
diisi Meniscus Correction,c : -2,00 Temperature Correction, mt : 1,50 temperature = 27
kita mengisi nilai
Viscosity of water : 0,8519 Dispersant Correction, x : 3,5 density of w ater 0,99651 temperature-nya
Harga viscosity of water (A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H)
akan otomatis terisi jika Elapsed Hydrometer TRUE Effective Fully Particle Percentage Finer Cw 3,4863 Cw = (1 - density of water) x
kita mengisi nilai Time Time reading Reading depth Corrected Diameter Than D
temperature-nya t R'h Rh HR Reading D K
min mm mm %
(16) 11:39 0 (I)
(17) 11:39 0,5 26,0 24,0 135,65 25,5 0,0711 87,38 99,89
(18) 11:40 1 25,0 23,0 137,21 24,5 0,0505 83,95 95,97 J = Gs x (G) x
(19) 11:41 2 23,0 21,0 140,33 22,5 0,0361 77,10 88,13 100%(Gs - 1)Wa
(20) 11:44 5 21,0 19,0 143,45 20,5 0,0231 70,24 80,29
(21) 11:54 15 18,0 16,0 148,13 17,5 0,0136 59,95 68,53
(22) 12:09 30 16,0 14,0 151,25 15,5 0,0097 53,10 60,69
(23) 12:39 60 15,0 13,0 152,81 14,5 0,0069 49,67 56,78
(24) 15:39 240 13,0 11,0 155,93 12,5 0,0035 42,81 48,94
(25) 11:39 1440 12,0 10,0 157,49 11,5 0,0014 39,38 45,02

Bacaan hidrometer
Mainserve/engdata/labmanual/gr-hidro.xls Rev. 00/060898
J = Wa x (I)/100 x
D = C + meniscus correction F = D + mt - x + Cw
100% Wo

Nilai E tergantung hidrometer yang


kita gunakan :
G : F = 173.09 - 1.56D
M : F = 157.59 - 1.36D viscosity of water x (E)
G = 0.00531
(Gs - 1)B

File grafik yang digunakan : a. GH-astm.GRF


b. GHbs1377.GRF

xliii
 CBR LAPANGAN (California Bearing Ratio)
Tes CBR sudah amat dikenal pada kebanyakan proyek di indonesia, baik pada proyek
pembuatan jalan
maupun pada proyek pengurugan. Bahkan dapat dikatakan bahwa tes CBR
merupakan standar tes untuk
mengetahui kekuatan tanah. Padahal tes CBR ini mempunyai kekurangan yang relatif
lebih banyak
dibandingkan dengan tes DCP.

(sumber: https://lauwtjunnji.weebly.com/cbr-lapangan.html)

Peralatan Pengujian CBR Lapangan :

1. Dongkrak CBR mekanis dengan kapasitas 10 ton, dilengkapi dengan “swivel

head”.

2. Cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas  : 1,5 ton (3000 lbs), 3 ton

(6000 lbs), 5 ton (10.000 lbs), atau sesuai dengan kebutuhan.

3. Piston/torak penetrasi dan pipa-pipa penyambung.

xliv
4. Arloji penunjuk (dial) penetrasi untuk mengukur penetrasi dengan ketelitian

0,01 mm (0,001”) dilengkapi dengan balok penyokong dari besi propil

sepanjang lebih kurang 2,5 meter.

5. Keping beban (plat besi) yang bergaris tengah 25 cm (10”) berlubang di

tengah dengan berat +/- 5 Kg (10 Pound) dan beban-beban tambahan seberat

2,5 Kg (5 Pound) yang dapat ditambahkan bilamana perlu.

6. Sebuah truck yang dibebani sesuai dengan kebutuhan atau alat-alat berat

lainnya (vibro, excavator, buldozer,  dll) yang dibawahnya dapat dipasang

sebuah dongkrak CBR mekanis.

7. Dua dongkrak truck, alat-alat penggali, alat-alat penumbuk, alat-alat perata,

waterpas.

Pemasangan Alat :

1. Truk/alat berat lainnya ditempatkan sedemikan rupa sehingga dapat

dipasang dongkrak CBR mekanis tepat diatas lubang pemeriksaan.

2. As roda belakang diatur sejajar dengan muka jalan yang diperiksa.

3. Truk/alat berat didongkrak supaya berat sendirinya tidak ditahan lagi oleh per

kendaraan (jika tertahan per maka pembacaan akan tidak tepat karena

terpengaruh pengenduran gaya oleh per kendaraan)

4. Dongkrak CBR mekanis dan peralatan lain dirangkai, supaya piston penetrasi

berada 1 atau 2 cm dari permukaan yang akan diperiksa.

5. Cincin penguji (proving ring) diatur sehingga piston dalam keadaan vertikal.

xlv
6. Pastikan semua peralatan uji dalan kondisi stabil, vertikal, sentris (segaris dan

tidak melenting/melendut) dan kokoh serta tepat pada posisi yang disyaratkan

7. Keping beban/plat baja setebal 25 cm (10”) diletakkan sentris dibawah torak

penetrasi sehingga piston penetrasi tepat masuk kedalam lubang keping beban

tersebut.

8. Arloji/dial pengukur penetrasi dipasang pada piston penetrasi, sedemikian

rupa sehingga jarum pada dial penetrasi menempel pada keping beban/plat

baja

Persiapan Lokasi Pengujian :

1. Tanah diratakan permukaannya atau digali sampai lapisan yang dikehendaki dan

diratakan (luas galian kira-kira 60 cm x 60 cm)

2. Permukaan tanah yang akan diuji harus rata levelnya dan tidak ada kemiringan : cek

dengan waterpass

3. Dipastikan bahwa di permukaan yang akan diuji (sub grade, sub base, base course,

dsb) tidak ada butiran lepas : bersihkan semua debu, pasir, kerikil yang

lepas/berserakan

4. Untuk tanah dasar yang belum ada perkerasan dan pemadatan, cukup dibersihkan

akar rumput dan bahan organik lain (biasanya sampai kedalaman 30-50 cm)

5. Selama pemasangan alat-alat, permukaan tanah atau permukaan yang sudah

dibersihkan harus dijaga supaya tidak kelembabannya tidak berubah dari kondisi

awal, jika perlu ditutup dengan plastik apabila cuaca sangat panas

6. Pemeriksaan dilakukan secepat mungkin sesudah persiapan selesai

xlvi
7. Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan pemeriksaan kadar air dan berat isi bahan

setempat.

 Atterberg limit

( sumber gambar pada laboratorium )


Atter berg Limit merupakan ukuran dasar dari butiran halus tanah Tergantung pada

kandunganair pada tanah, tanah dapat diklasifikasikan menjadi empat kondisi : padat,

semi-padat, pastik, dancair. Di setiap kondisi, konsistensi dan sifat dari tanah akan

berbeda-beda, begitu pula sifat-sifat rekayasanya. Atterberg Limit dapat digunakan

untuk membedakan antara lanau dan lempung dan juga lebih detailnya dapat

membedakan antara berbagai macam lanau dan lempung.

 Atter berg Limit Test merupakan metode pengetesan untuk mengetahui sifat

konsistensi tanah berbutir halus (lanau atau lempung) dengan memberikan kadar air

yang berbeda pada masing-masing sampel yang akan di tes Logika.

Atter berg Limit Test: Saat air diberikan kepada satu sampel tanah halus, setiap

partikel tanah dilapisi oleh lapisan air yang tipis yang diserap oleh partikel tanah. Jika

xlvii
air terusditambahkan, maka ketebalan lapisan air yang menyelimuti partikel tanah

akan terus bertambah. Peningkatan ketebalan lapisan air pada partikel tanah.

 Oven dan timbangan

(sumber gambar di lapangan)

xlviii
Oven adalah sebuah peralatan berupa ruang termal terisolasi yang digunakan untuk
pemanas, pemanggangan (baking) atau pengeringan suatu bahan, dan umumnya
digunakan untuk memasak. Tungku pembakar dan tanur adalah oven-oven khusus,
yang masing-masing digunakan untuk tembikar dan pengolahaan logam.

Timabangan adalah alat untuk mengukur berat masa suatu benda , tiambangan
terdiri dari beberpa jenis tergantung kegunaannya. Timbangan di temukan pada tahun
1750 oleh seorang matematikawan bernama Gottfried Wilhelm Leibniz.

Adapun jenis – jenis timbangan :

1. Timbangan gantung, untuk mengukur mass dengan cara di gantung


2. Timangan kodok untuk mengukur beban dengan cara memasukkan ke
dalam wadah, lalu di seimbangkan dengan anak beban yang memiliki
berat berbeda
3. Timbangan ohauss , neraca ohauss banyak digumakan di laboratorium
karena memiliki ketelitian yang baik yaitu 0,1gr, biasanya neraca ini untuk
menimbang benda kecil saja seperti sample zat , dikarenkan batas max
500gr.
4. Timbangan badan, biasanya digunakan untuk menimbang berat badan
manusia.

Fungsi lain oven dan timbangan di laboratorium mekanika tanah yakni di gunakan
untuk :

Oven berfungsi untuk mengeringkan sample yang akan di uji, dan bias gunakan juga
untuk mengeringkan wadah atau alat uji.

Timbangan berfungsi sebagai alat ukur berat massa sample yang akan di uji atau
setelah di uji, dan timbangan yang di gunakan merupakan jenis timbangan ohauss
atau biasanya di sebut timbangan gram, hal ini di karenakan timbangan ohauss di
klaim dapat memiliki akurasi yang tinggi.

xlix
BAB IV

PENUTUP

Selama penulis mengikuti kerja praktek sampai selesainya laporan kerja praktek ini,

banyak hal penting yang dapat diambil sebagai bahan pembelajaran dan evaluasi

dalam potensi diri, hal ini menjadi acuan agar dapat meningkatkan soft skill & hard

skil dalam bidang ke teknik sipilan. Dalam pengamatan serta diskusi dari berbagai

pihak, penulis dapat menarik beberapa, kesimpulan dan saran tentang pengujian tanah

di lab mekanika tanah tersebut.

A. Kesimpulan

1. Mengetahui dan mengoperasikan alat-alat laboratorium merupakan poin

penting pada keilmuan teknik sipil

2. pada pengujian menggunakan hydrometr kita dapat mengetahui fungsi dan

mafaatnya yakni mengetahui berat jenis tanah

3. mengethaui pengolahan data dari sample tanah yang diuji menggunakan alat

hydrometer

l
B. Saran

1. ketika saat pengujian sampel tanah harus memperhatikan tingkat ketelitian,

karena dalam pengambilan data tidak boleh ada yang terlewati

2. peneliti harus mengutamakan keselamatan,keamanan kerja karena di beberapa

pengujian harus menggunakan bahan kimia yang berbahaya jika terkena tubuh

3. Pengaturan & kebersihan alat uji juga dapat mempengaruhi hasil yang dicapai,

maka dari itu pengaturan alat saat awal dan menjaga kebersihan alat harus

senantiasa di perhatikan

li
Daftar pustaka

 https://kumparan.com/info-otomotif/cara-menggunakan-hydrometer-dengan-

benar-1wM1ol7UFuv

 https://lauwtjunnji.weebly.com/cbr-lapangan.html

 https://www.scribd.com/doc/58768825/Atterberg-Limit-Test#:~:text=Jawaban

%20%3A%20Atterberg%20Limit%20merupakan%20ukuran%20dasar

%20dari%20butiran%20halus%20tanah.&text=Atterberg%20Limit

%20Testmerupakan%20metode%20pengetesan,sampel%20yang%20akan

%20di%20tes.

 https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrometer

 https://kr4s.wordpress.com/2012/07/22/hello-world/

 https://sipil.ft.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/Modul_MekTan.pdf

lii
liii

Anda mungkin juga menyukai