Anda di halaman 1dari 20

Analisa Teknik Kimia

ABSORBER

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH :
Vera Aisyah Sitanggang ( 122017026 )
Aisyah Amini Reformis I. ( 122017032 )
Lolita Safitri ( 122017046 )
M. Adjie Tantera ( 122017050 )

DOSEN PEMBIMBING : Netty Herawati ST,MT.


KELAS :VA

PRODI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurah kepada Allah SWT atas taufik, hidayah, berkat dan
rahmat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan
kita Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Analisa Teknik Kimia ini adalah mata kuliah dengan bobot 2 SKS yang
terdapat pada mata kuliah Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen pembimbing
2. Semua pihak

Palembang, 05 November 2019

Penulis

2
Daftar Isi

Kata pengantar ........................................................................................................... 2

Daftar isi .................................................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang ............................................................................................... 4


2. Rumusan Masalah` ........................................................................................... 5
3. Tujuan .............................................................................................................. 6

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Absorpsi........................................................................................ 7


2.2 Kolom Absorbsi ............................................................................................. 7
2.3 Absorber........................................................................................................ 11
2.3.1 Komponen Dalam Absorber ................................................................ 12
2.3.2 Prinsip Kerjanya Absorber .................................................................. 13
2.3.3 Proses dan reaksi yang terjadi di Absorber adalah sebagai berikut ...... 14
2.4 Fungsi Absorbsi Dalam Industri ...................................................................... 17

Bab III Penutup

A. kesimpulan ....................................................................................................... 19

Daftar pustaka........................................................................................................... 20

3
BAB I

Pendahuluan
1. Latar Belakang

Pemisahan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan


atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempuyai
susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
laboratorium maupun dalam skala industry.
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau
lebih yang saling bercampur, sedangkan pemurnian dilakukan untuk
mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
Pemisahan campuran memiliki manfaat yang sangat penting dalam ilmu
kimia, idnsutri maupun dalam kehidupan sehari-hari, dalam banyak kasus
kita dapat menggunakan material tanpa pemurnian, baik material itu dari
alam (misalnya minyak tanah) atau yang disintesis di laboratorium.
Pemisahan dengan metode tertentu perlu dilakukan
Dalam melakukan pemisahan diperlukan pengetahuan dan
keterampilan, terutama jika harus memisahkan komponen dengan kadar
yang sangat kecil. Untuk tujuan itu, dalam ilmu kimia telah dikembangkan
berbagai cara pemisahan dari pemisahan sederhana maupun yang
kompleks.
Diperlukan cara tertentu untuk menghilangkan ion ini. Dasar Pemisahan
Campuran zat atau materi dapat dipisahkan dari campurannya karena
campuran tersebut memiliki perbedaan sifat. Itulah yang mendasari
pemisahan campuran atau dasar pemisahan.
Absorpsi dan stripper adalah alat yang digunakan untuk
memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan
prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen yang dipisahkan dari
campurannya sedangkan pelarut (solvent ; sebagai separating agent)
adalah cairan atau gas yang melarutkan solut. Karena perbedaan kelarutan
inilah, transfer massa solut dari fase satu ke fase yang lain dapat terjadi.

4
Absorbsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fase cair,
yaitu dengan mengontakkan gas yang berisi solut dengan pelarut cair
(solven / absorben ) yang tidak menguap. Stripping adalah operasi
pemisahan solute dari fase cair ke fase gas, yaitu dengan mengontakkan
cairan yang berisi solute dengan pelarut gas ( stripping agent) yang tidak
larut ke dalam cairan. Ada 2 jenis absorbsi, yaitu kimia dan fisis. Absorbsi
kimia melibatkan reaksi kimia antara pelarut cair dengan arus gas dan
solut tetap di fase cair.
Dalam absorbs fisis, solut dalam gas mempunyai kelarutan
lebih besar dalam pelarut cairan, sehingga solut berpindah ke fase cair.
Absorbsi dengan reaksi kimia lebih menguntungkan untuk pemisahan.
Meskipun demikian, absorbsi fisis menjadi penting jika pemisahan dengan
reaksi kimia tidak dapat dilakukan. Absorber dan stripper seringkali
digunakan secara bersamaan. Absorber digunakan untuk memisahkan
suatu solut dari arus gas. Stripper digunakan untuk memisahkan solut dari
cairan sehingga diperoleh gas dengan kandungan solute lebih pekat.
Karena perbedaan kelarutan inilah, transfer massa solut dari fase satu ke
fase yang lain dapat terjadi. Stripper adalah operasi pemisahan solut dari
fase cair ke fase gas, yaitu dengan mengontakkan cairan yang berisi solut
dengan pelarut gas ( stripping agent) yang tidak larut ke dalam cairan.
sedangkan Absorbsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fase
cair, yaitu dengan mengontakkan gas yang berisi solut dengan pelarut cair
(solven / absorben ) yang tidak menguap.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu absorpsi?
2. Apa itu kolom absorpsi?
3. Bagaimana prinsip kerja dari kolom absorpsi?
4. Bagaimana aplikasi dari kolom absorpsi?
5. Apa itu absorber?
6. Bagaimana prinsip kerja dari kolom stripper?

5
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengertian absorpsi.
2. Mengetahui bagaimana kolom absorpsi.
3. Mengetahui prinsip kerja dari kolom absorpsi.
4. Mengetahui aplikasi dari kolom absorpsi.
5. Mengetahui pengertian stripper.
6. Mengetahui prinsip kerja dari kolom stripper ABSORPSI Pengertian
Dari Absorpsi

6
. BAB II

Pembahasan
2.1 Pengertian Absorbsi
Absorbsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas
dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang
diikuti dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan
hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga
oleh ikatan kimia (pada absorbsi kimia). Komponen gas yang dapat
mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan
kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorbsi kimia mengungguli absorpsi
fisik.
Di dalam proses absorbsi terdapat istilah absorben yang merupakan
cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada
permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia.

2.2 Kolom Absorbsi


Kolom Absorbsi adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di
kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang
terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini
dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut.

Gambar 1 : Kolom Absorbsi

7
Gambar 2 : Alat Absorbsi

Struktur yang terdapat pada kolom absorber dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

 Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair

 Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh

sehingga mudah untuk diabsorbsi


 Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.

Gambar 3. Kolom absorben

Keterangan :
(a) Input Gas
(b) Gas Keluaran
(c) Pelarut
(d) Hasil Absorbsi
(e) Disperser
(f) Packed Column

8
Prinsip Kerja Kolom Absorpsi

 Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase
mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia
ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap
reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi, pelarutan
yang terjadi pada semua reaksi kimia.
 Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan
kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa
yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional
dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada
sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat. Keluaran dari
absorber pada tingkat I mengandung larutan dari gas yang dimasukkan
tadi.

Gambar 4 : Prinsip Kerja Kolom Absorbsi


Keterangan : (a). gas keluaran (b). gas input (c). pelarut (d). gas output

Gambar 5 : Proses Kolom Absorbsi

9
Proses Pengolahan Kembali Pelarut Dalam Proses Kolom Absorber

1. Konfigurasi reaktor akan berbeda dan disesuaikan dengan sifat alami dari
pelarut yang digunakan
2. Aspek Thermodynamic (suhu dekomposisi dari pelarut),Volalitas
pelarut,dan aspek kimia/fisika seperti korosivitas, viskositas,toxisitas, juga
termasuk biaya, semuanya akan diperhitungkan ketika memilih pelarut
untuk spesifik sesuai dengan proses yang akan dilakukan.
3. Ketika volalitas pelarut sangat rendah, contohnya pelarut tidak muncul
pada aliran gas, proses untuk meregenerasinya cukup sederhana yakni
dengan memanaskannya.

Jenis Menara Absorpsi :

a) Sieve Tray
Bentuknya mirip dengan peralatan distilasi. Pada Sieve Tray, uap
menggelembung ke atas melewati lubang-lubang sederhana berdiameter 3
-12 mm melalui cairan yang mengalir. Luas penguapan atau lubang-lubang
ini biasanya sekitar 5-15% luas tray. Dengan mengatur energi kinetik dari
gas dan uap yang mengalir, maka dapat diupayakan agar cairan tidak
mengalir melaui lubang-lubang tersebut. Kedalaman cairan pada tray dapat
dipertahankan dengan limpasan (overflow) pada tanggul (outlet weir).
b) Valve Tray
Valve Tray adalah modifikasi dari Sieve Tray dengan penambahan
katup-katup untuk mencegah kebocoran atau mengalirnya cairan ke bawah
pada saat tekanan uap rendah. Dengan demikian alat ini menjadi sedikit
lebih mahal daripada Sieve Tray, yaitu sekitar 20%. Namun demikian alat
ini memiliki kelebihan yaitu rentang operasi laju alir yang lebih lebar
ketimbang Sieve Tray.
c) Spray Tower
Jenis ini tidak banyak digunakan karena efisiensinya yang rendah.

10
d) Bubble Cap Tray
Jenis ini telah digunakan sejak lebih dari seratus tahun lalu, namun
penggunaannya mulai digantikan oleh jenis Valve Tray sejak tahun 1950.
Alasan utama berkurangnya penggunaan Bubble Cap Tray adalah alasan
ekonomis, dimana desain alatnya yang lebih rumit sehingga biayanya
menjadi lebih mahal. Jenis ini digunakan jika diameter kolomnya sangat
besar.
e) Packed Bed
Jenis ini adalah yang paling banyak diterapkan pada menara
absorpsi. Packed Column lebih banyak digunakan mengingat luas
kontaknya dengan gas. Packed Bed berfungsi mirip dengan media filter,
dimana gas dan cairan akan tertahan dan berkontak lebih lama dalam
kolom sehingga operasi absorpsi akan lebih optimal.
Beragam jenis packing telah dikembangkan untuk memperluas
daerah dan efisiensi kontak gas-cairan. Ukuran packing yang umum
digunakan adalah 3-75 mm. Bahan yang digunakan dipiluh berdasarkan
sifat inert terhadap komponen gas maupun cairan solven dan pertimbangan
ekonomis, antara lain tanah liat, porselin, grafit dan plastik. Packing yang
baik biasanya memenuhi 60-90% dari volume kolom.

2.3 Absorber
Absorber adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu
komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan
kelarutan. Solute adalah komponen yang dipisahkan dari campurannya
sedangkan pelarut (solvent ; sebagai separating agent) adalah cairan atau gas
yang melarutkan solute. Karena perbedaan kelarutan inilah, transfer massa
absorber digunakan untuk memisahkan suatu solute dari arus gas.
Sedangkann strriper digunakan untuk memisahkan solute dari cairan
sehingga diperoleh gas dengan kandungan solute lebih pekat. Hubungan
absorber dengan sttriper ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.

11
Gambar 6. Diagram alir proses absorbsi – stripping

2.3.1 Komponen dalam absorber adalah :

1. Bagian atas : Spray untuk mengubah gas input menjadi fase cair.
2. Bagian tengah : Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh
sehingga mudah untuk diabsorbsi
3. Bagian bawah : input gas sebagai tempat masuknya gas kedalam
absorber.

Menara vertikal dipilih untuk operasi ini, dan dirancang sedemikian


sehingga diperoleh kontak yang baik antara kedua fase tersebut. Tujuan
utama perancangan alat transfer massa secara sederhana adalah menentukan
tinggi kontak kedua fase itu. Berdasarkan cara kontak antar fase, alat transfer
massa difusional dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Proses keseimbangan dimana operasi dengan keseimbangan antar fase,
yaitu alat dengan kontak bertingkat ( stage wise contact / discreet ),
misalnya menara menggunakan plat atau tray.
2. Proses dikontrol kecepatan transfer massa, yaitu alat dengan kontak
kontinyu ( continuous contact ), misalnya menara sembur, gelembung
atau menggunakan bahan isian (packing).

12
2.3.2 Prinsip kerjanya Absorber

campuran gas diumpankan dari bawah (bottom) tower absorber,


untuk dikontakkan dengan zat cair dari atas (top) absorber. Kompenen gas
yang mempunyai kelarutan terbesar pada cairan tersebut akan larut bersama
adsorben (zat cair) dan menjadi bottom produk, sedangkan komponen gas
lainnya yang tidak terlarut dalam absorben akan ke atas sebagai top produk.
Karna prinsip kerja Absorber berdasarkan kelarutan gas dalam cairan, maka
kondisi operasi Absorber adalah pada temperatur rendah, dan tekanan
tinggi. Dimana pada kondisi ini, daya larut gas dalam fase cair akan
maksimal (ingat hukum gas ideal ).

Keseimbangan
Menurut teori lapisan film, jika dua fase dikontakkan, di batas antar fase
terdapat keseimbangan fase. Oleh karena itu, korelasi atau data-data di
lapisan batas fase ini sangat perlu diketahui. Data-data keseimbangan telah
banyak tersedia, meskipun penelitian tentang hal ini masih perlu dilakukan.
Beberapa buku, terutama termodinamika telah menyajikan data
keseimbangan untuk sistem tertentu, misal data kelarutan gas di Perry ( 6th
ed., pp. 3-101 – 3-103, 13-16 -13-22 ).
Untuk keseimbangan gas – liquid, hukum keseimbangannya diberikan
oleh Hendry, yaitu :
PA = H. X A … … … … … … … … … … … … … … … . . (1)
PA = H ′ . X A … … … … … … … … … … … … … … … . . (2)
Dimana :
PA = Tekanan Parsial Komponen A (atm)
H = KOnstanta Hukum Henry (atm/mol fraction)
H’ = Konstanta Hukum Henry (mol frac. Gas/ mol frac. Liquid) = H/P
XA = fraksi mol komponen A dalam liquid (dimension less)
YA = fraksi mol komponen B dalam gas = PA/P (dimension less)
P = Tekanan total (atm)

13
2.3.3 Proses dan reaksi yang terjadi di Absorber adalah sebagai berikut :

Proses penyerapan CO2 dalam syn gas oleh amine dilakukan dalam
kolom absorben. Proses absorbsi tersebut terjadi secara fisik (karena adanya
driving force antara konsentrasi CO2 dalam fasa gas dan CO2 dalam amine)
dan kimia (adanya reaksi asam-basa) dimana CO2 dalam air bersifat asam
lemah dan MDEA bersifat basa lemah. Adapun reaksi yang terjadi di
Absorber adalah sebagai berikut :

CO2 + H2O + MDEA MDEAH - + HCO3-

Proses ini berjalan reversible, artinya kita bisa membalik reaksinya


menjadi pelepasan CO2 dari amine dengan merubah kondisi operasi. Dalam
absorber, syn gas yang kaya akan CO2 dikontakkan dengan lean amine.
Proses absorbsi disukai terjadi pada pressure tinggi dan temperature rendah.
Karena itulah lean amine dipompa dengan tekanan tinggi dari bagian bawah.
Agar penyerapan berjalan efektif maka dipasanglah bed packing atau tray
pada bagian tengah absorber untuk memperluas permukaan kontak gas dan
liquid. Amine yang telah menyerao CO2 disebut rich amine dan akan
menjalani proses flashing (penurunan tekanan) untuk melepas hidrokarbon
yang terabsorbsi dan proses regenarasi di kolom stripper untuk melepas CO 2
dari amine.

Absorben sering juga disebut sebagai cairan pencuci. Adapun persyaratan


absorben antara lain :
i. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar
mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
ii. Selektif
iii. Memiliki tekanan uap yang rendah
iv. Tidak korosif.
v. Mempunyai viskositas yang rendah
vi. Stabil secara termis.
vii. Murah

14
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorber adalah :
I. Air ( H2O ) yang dapat digunakan untuk gas-gas yang dapat larut, atau
untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan.
II. Natrium hidroksida ( NaOH ) yang dapat digunakan untuk gas-gas yang
dapat bereaksi seperti asam.
III. Asam sulfat ( H2SO4 ) yang dapat digunakan untuk gas-gas yang dapat
bereaksi seperti basa.

Dalam Perhitungan :
(-) Fasa gas mengandung zat terlarut A & Inert B gas
(-) Fasa cair mengandung zat terlarut A & inert cair (pelarut) C
(-) V = gas flow rate & L = liquid flow rate
(-) L’ = inert liquid (C) flow rate
(-) X,y = mol frac. Dalam fasa cair dan fasa gas.

V1 V2
Gas phase
YA2 inlet
YA1
Single – stage
L0 L1 Liquid phase
oulet
XA0 XA1

Single – stage equilibrium contact for Gas – Liquid system

(−) total material balance ∶ L0 + V2 = L1 + V1


(−)Component A balance ∶ L0 XA0 + V2 YA2 = L1 XA1 + V1 YA1
(−)Component B Balance ∶ L0 XC0 + V2 YC2 = L1 XC1 + V1 YC1
(−) An equation for B is not needed since XA + XB + XC = 1.0

In term of inert flow rate ∶ L′ = L(1 − XA ) => 𝐿 = L ⁄(1 − X )
A

V ′ = V(1 − XA ) => 𝑉 = V ⁄(1 − Y )
A

(−)𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑒 ∶
𝑋𝐴0 𝑌𝐴2 𝑋𝐴1 𝑌𝐴1
𝐿( )+ 𝑉 ( )=𝐿 ( )+ 𝑉 ( )
1 − 𝑋𝐴0 1 − 𝑌𝐴2 1 − 𝑋𝐴1 1 − 𝑌𝐴1

15
Contoh soal :
Sebuah campuran gas pada tekanan 1.0 atm abs berisi udara dan CO 2 yang
dikontakkan dalam single stage mixer terus – menerus dengan air yang
murni pada suhu 293 K, gas dan liquid keluar mencapai kesetimbangan.
Laju alir gas inlet adalah 100 kg mol/ jam, dengan fraksi mol CO2 dari YA2
= 0,20. Tingkat aliran liquid masuk adalah 300 kgmol air /jam. Hitunglah
jumlah dari komposisi dari dua fase oulet. Asumsikan air yang tidak
menguap ke fase gas.
Solusi :
Untuk flow diagram,
Aliran air inert adalah = L0 = L = 300 kgmol/jam
Inert aliran udara V diperoleh dari :
𝑉 ′ = 𝑉 (1 − 𝑦𝐴 )
oleh karena itu, aliran udara inert adalah
V ′ = V (1 − yA2 )
V ′ = 100(1 − 0.20)
V ′ = 80 kgmol/h V2 = 100 kgmol/h
V1

YA1 YA2 = 0.20


1 atm
L 0 = 300 kgmol/h L1
293 K
XA0
XA1

Substituting into equation make a balance on CO2 (A).

𝑋 𝑌 𝑋 𝑌
𝐿 (1−𝑋𝐴0 ) + 𝑉 (1−𝑌𝐴2 ) = 𝐿 (1−𝑋𝐴1 ) + 𝑉 (1−𝑌𝐴1 )
𝐴0 𝐴2 𝐴1 𝐴1

0 0.20 𝑋𝐴1 𝑌𝐴1


300 ( ) + 80 ( ) = 300 ( ) + 80 ( )
1−0 1 − 0.20 1 − 𝑋𝐴1 1 − 𝑌𝐴1

NOTE :

16
Perlu diketahui persamaan yang terjadi ada dua yang tidak diketahui (XA2
dan YA1 jadi, perlu menghitung salah satu yang tidak diketahui untuk
memecahkan persamaan diatas
Hal inidimungkinkan untuk menghitung Y A1 dengan menggunakan
Hukum Henry Karena Gas Dan Liquid Dalam Kesetimbang.
Dalam memecahkan persamaan (1) dan (2) secara serempak, ambil X A1
= 1.41 x 104 and YA1 = 0.20, untuk menghitung total flow rates yang
keluar,
L′ = L(1 − XA ) => 𝐿 = 300⁄(1 − 1.41 x 10−4 ) = 300 kgmol/h

V ′ = V(1 − XA ) => 𝑉 = 80⁄(1 − 0.20) = 100 kgmol/h

Pada soal ini, karena larutan liquid sangat encer, L 0 = L1

2.4 Fungsi Absorbsi Dalam Industri


Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna
dari suatu zat dengan cara merubah fasenya. Contohnya :
1. Proses Pembuatan Formalin
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase
gas dapat dihasilkan melalui proses absorbsi. Teknologi proses
pembuatan formalin (Formaldehid) sebagai gas input dimasukkan ke
dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai
suhu 1820C didinginkan pada kondensor hingga suhu 55 0C, dimasukkan
ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung
larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian
terbesar dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air
pendingin bagian dari menara, dan hampir semua removal dari sisa
metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan
counter current contact dengan air proses.
2. Proses Pembuatan Asam Nitrat
Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2). Tahap akhir dari
proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada
setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO 2 dan reaksi

17
absorpsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai
empat fluks masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air
umpan absorber, udara pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua fluks
keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang. Kolom absorpsi dirancang
untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan
kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm.
Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea, produksi
ethanol, minuman berkarbonasi, fire extinguisher, dry ice, supercritical
carbon dioxide dan masih banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri.
Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan gas yang
dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi. Gas CO2 langsung bereaksi
dengan larutan NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan berkurangmya
konsentrasi CO2 sebagai akibat reaksi dengan NaOH, maka perbandingan
konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar untuk konsentrasi CH4.
Absorbsi CO2 dari campuran biogas ke dalam larutan NaOH dapat
dilukiskan sebagai berikut:
CO2(g) + NaOH(aq) → NaHCO3(aq)
NaOH(aq) + NaHCO3 → Na2CO3(s) + HO(l) +
CO2(g) + 2NaOH(aq) → Na2CO3(s) + H2O(l)
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan
karena bikarbonat bereaksi dengan OH - membentuk CO32-.

18
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Absorbsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-
gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia
(pada absorbsi kimia).
Kolom Absorbsi adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di
kolom/tabung tersebut.
Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh
komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase cair
dari komponen tersebut.
Absorber adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen
atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan.
Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna
dari suatu zat dengan cara merubah fasenya. Contohnya :
1. Proses Pembuatan Formalin
2. Proses Pembuatan Asam Nitrat
3. Proses Pembuatan Urea
4. Produksi Ethanol
5. Minuman Berkarbonasi
6. Fire Extinguisher
7. Dry Ice
8. Supercritical Carbon Dioxide

19
DAFTAR PUSTAKA

Perry, R.H abd Green, D., “Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, 6th ed.”,
1984, McGraw-Hill Book Co., Singapore.

http://www.chem-is-try.org

http://angghajuner.blogspot.com/2011/10/absorbsi.html

http://www.scribd.com/doc/56617279/Absorbsi-baru

tekimerzitez.wetpaint.com/page/Absorbsi+CO2+Dengan+NaOH

http://lab.tekim.undip.ac.id/proses/2010/03/04/absorbsi-co2-dengan-
menggunakan-larutan-naoh/

http://mardi-subiono.blogspot.com/search/label/Chemical%20Engineering

20

Anda mungkin juga menyukai