Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

ANALISA ISOTERM ADSORPSI

Disusun oleh:
M. MAULANA YUSUF
21119028
20 JANUARI 2021

Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya
2021
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1

1.2 Tujuan ......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

2.1 Adsorpsi....................................................................................................3

2.2 Adsorpsi isoterm.......................................................................................3

2.3 pengertian adsorben dan adsorbat.............................................................4

2.4 Titrasi asam-basa......................................................................................4

2.5 Analisi bahan............................................................................................4

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN................................................................6

3.1 Alat ..........................................................................................................6

3.2 Bahan .......................................................................................................6

3.3 Prosedur ...................................................................................................7

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN.......................................................................9

4.1 Hasil .........................................................................................................9

4.1.1 Data pengamatan...............................................................................9

4.1.2 Perhitungan.......................................................................................9

4.1.2.1 Perhitungan 1M...........................................................................9

4.1.2.2 Perhitungan 0.5M......................................................................10

i
4.1.2.3 Perhitungan 0.25M ...................................................................11

4.1.3 Menentukan nilai n dan k (persamaan feundlich) ..........................13

4.2 Pembahasan ...........................................................................................13

BAB V PENUTUP.................................................................................................15

5.1 Kesimpulan ............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.


Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaaan zat tersebut. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan
adsorben, dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang
akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorben adalah suatu media
penyerap yang berupa senyawa karbon aktif.
Peristiwa adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya
tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada
permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam,
karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini
menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Komponen
yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah tempat
terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent / substrate). Berdasarkan
sifatnya, adsorpsi dapat digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan kimia.
Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan
merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat
terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan
pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben
sedangkan adsorpsi kimia adalah dimana antara adsorben dan adsorbat terjadi
suatu ikatan kimia.
Dewasa ini proses penjernihan air menggunakan kabrbon aktif sebagai
pengadsorpsi atau adsorben pada kotoran yang terdapat dalam air penyebab
keruh dan warna pada air sumur atau air sungai yang disebut juga dengan
proses koagulasi-flokulasi. Selain itu untuk mengurangi keringat pada ketiak
digunakan deodoran. Prisif kerjanya yaitu dengan mengadsorpsi keringat
yang keluar dari dalam tubuh pada bagian ketiak secara berlebihan. Berbagai
adsorben anorganik maupun organik dapat dijadikan sebagai adsorpsi seperti

iii
aluminium, bauksit, magnesia, magnesium silikat, kalsium hidroksida, silikat
gel, dan timah diatome. Diantara adsorben organik yang paling sering
digunakan adalah arang, gula dan karbon aktif. Berdasarkan peranan dan
fungsi dari aplikasi adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari maka perlu
dilakukan percobaan “adsorpsi isoterm” untuk mengetahui prisif dan cara
kerja dari adsorpsi.

1.2 Tujuan
1. Untuk Menentukan adsorpsi isoterm bagi proses adsorpsi asam asetat
(CH3COOH) dan asam nitrat (HNO3 )oleh arang aktif

iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan suatu proses perubahan konsetrasi yang terjadi
pada batas permukaan dari dua fasa atau penyerapan suatu zat pada
permukaan zat lain. keadaan ini melibatkan interaksi fisik, kimia, dan gaya
elektrostatik antara adsorbat dengan adsorben pada permukaan adsorben. Ada
dua jenis adsorpsi yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. pada adsorpsi
fisika, molekul-molekul teradsorpsi pada permukaan dengan ikatan yang
lemah atau adanya gaya fisis. Sedangkan adsorpsi kimia melibatkan ikatan
kimia koordinasi sebagai hasil penggunaan elektron bersama-sama  adsorben
dan adsorbat (Osick,1983; Sukardjo,1990).

2.2 Adsorpsi isoterm


Adsorpsi isoterm menunjukan banyaknya zat teradsorpsi per gram
adsorpben yang dialirkan pada suhu tetap (Marilyn.L.E, 2012). Adsorpsi
isoterm adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fase
teradsorbsi pada permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada
temperatur tertentu. Ada tiga jenis hubungan matematik yang umumnya
digunakan untuk menjelaskan isoterm. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa
adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap molekul
mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan ini
merupakan persamaan yang dikemukakan oleh Freundlich. Persamaannya
adalah :

1/n
menjadi log

keteranagan:

x = banyaknya zat terlarut yng teradsorpsi (mg)

v
m = massa adsorben (mg)
C = konsentrasi adsorben yang sama
K n = konstanta adsorben
Pada isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air.
Isoterm ini akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena
dengan isoterm ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu adsorben
(Castellan,1982).

2.3 pengertian adsorben dan adsorbat


Adsorben meerupakan zat yang mengadsorpsi zat lain, yang memiliki
ukuran partikel seragam. kepolarannya sama dengan zat yang akan diserap
dan mempunyai berat molekul besar. Adsorbat adalah zat yang teradsorpsi zat
lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas adsorpsi adalah, luas
permukaan adsorben, ukuran pori adsorben, kelarutan zat terlarut, pH, dan
temperatur (khopkar,1990; atkins, 1996).

2.4 Titrasi asam-basa


Titrasi merupakan salah satu metode kimia analisis kuantitatif yang
dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara
mereaksikan sejumlah volume larutan tersebut terhadap sejumlah volume
larutan lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang
konsentrasinya sudah diketahui tersebut disebut larutan baku atau titran.
Titrasi yang melibatkan reaksi asam dan basa disebut titrasi asam-basa. Ada
dua jenis tetrasi asam basa, yaitu asidimetri (penentuan konsentrasi larutan
basa dengan menggunakan larutan baku asam) dan alkalimetri (penentuan
konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan baku basa) (Chang,
2004).

2.5 Analisi bahan


A) Asam asetat (CH3COOH)

vi
Asam asetat merupakan asam lemah dengan rumus molekul
CH3COOH, senyawa ini dalam air terurai sebagian, tidak berwarna,
berbau merangsang dan dapat menimbulkan luka bakar pada kulit.
Sebagian besar gas CH3COOH mudah larut dalam air. Asam asetat
memiliki titik beku 16,60C dan titik didihnya -118,10C (Arsyad, 2001).
B) Indikator fenolftalein (C2OH4O4)
Indikator fenolftalen merupakan indikator yang di gunakan
dalam proses titrasi sebagai pelarut indikator asam-basa dan
mempunyai rumus molekul C2OH4O4. Indikator ini berbentuk kristal
tidak berwarna, mudah larut dalam alkohol dan pelarut organik lainnya.
Fenolftalein tidak menimbulkan warna pada keadaan asam, namun
berwarna merah dalam keadaan basa dan jangkauan pHnya adalah 8-10
(Daintith, 1994).
C) Karbon aktif
Karbon aktif atau arang aktif adalah golongan karbon amorph
yang diproduksi dari bahan dasar dengan susunan senyawa mayoritas
mengandung karbon. Karbon aktif merupakan jenis adsorben paling
tua dan paling luas penggunaannya Karbon aktif memiliki memiliki
permukaan aktif yang terdapat pori-pori yang di gunakan untuk
adsorpsi (Sukardjo, 1990).
D) Natrium hidroksida (NaOH)
NaOH merupakan padatan lembab berwarna putih cair bening,
mudah larut dalam air dan mempunyai rumus molekul NaOH.
Senyawa ini bersifat higroskopis, mudah larut dalam etanol dan
memiliki titik lebur 3,80C, titik beku 1390C. NaOH dapat diperoleh
dengan mengolah Na2CO3 dengan lumpur melalui elektrolisis air asin
(Arsyad, 2001).

vii
BAB III
Metodologi percobaan

3.1 Alat-alat yang digunakan


1. Batang pengaduk 7. Kertas saring,
2, Botol semprot 8. Klem buret dan statif
3. Buret 50 ml 9. Pipet volume 10 ml
4. Kaca arloji 10.Spatula
5.Corong kaca 11,Labu ukur
6. Erlenmeyer dan tutup 12.Ball pipet

3.2 Bahan-bahan yang digunakan


1. Indikator fenolftalein (C2OH14O4)
2. karbon aktif,
3. larutan asam asetat (CH3COOH),
4. larutan standar natrium hidroksida (NaOH)
5. Aquades.

viii
3.3 Prosedur kerja
Membuat larutan asam
asetat 0.5M dan 0.25M dari
larutan asam asetat 1M

Analisa Sebelum adsorpsi Analisa Setelah adsorpsi

Pipet 10ml larutan asam Pipet 10ml larutan asam


asetat 0.25M, 0.5M dan 1M
asetat 0.25M, 0.5M dan 1M
kedalam erlenmeyer
(masing-masing duplo) kedalam erlenmeyer
(masing-masing duplo)

Masukkan indicator PP kedalam


Timbang arang aktif sebanyak 1gr
Erlenmeyer yang berisi larutan asam
(menggunakan kaca arloji) dengan
asetat 0.25M. 0.5M dan 1M
Neraca analitik

Titrasi larutan asetat 0.25M, 0.5M dan Masukkan arang aktif kedalam Erlenmeyer

1M dengan larutan NaOH. Titik akhir yang berisi larutan asam asetat 0.25M,

terjadi larutan berubah warna dari 0.5M dan 1M (tutup Erlenmeyer, kocok

bening menjadi ungu (masing-masing lalu diamkan selama 30 menit

duplo)

Saring larutan menggunakan


kertas saring dengan bantuan
ix
corong kaca (secara dekantasi
Catat hasil Analisa

Didapat filtrate setelah melakukan


penyaringan, kemudian tambahkan masing
masing Erlenmeyer dengan indicator PP

Titrasi larutan asetat 0.25M, 0.5M dan 1M


yang sudah di saring dengan larutan NaOH.
Titik akhir terjadi larutan berubah warna dari
bening menjadi ungu (masing-masing duplo)

Catat hasil Analisa

x
BAB IV
Hasil dan pembahasan
4.1 Hasil
4.1,1 Data Pengamatan;

Tabel 4.1.1 Hasil analis

Konsentrasi Sebelum adsorpsi Setelah adsorpsi


(10ml Asam asetat) V1 NaOH V2 NaOH V1 NaOH V2 NaOH
1M 19 19 10 11
0.5M 12 11 4 4
0.25M 8 7 2 2

4.1.2 Perhitungan
4.1.2.1 Perhitungan 1M
 Perhitungan sebelum adsorbsi
M.Asam asetat : (V.NaOH x M.NaOH) / V.Asam asetat
: (19ml x 1M) / 10ml
: 1.9M

 Perhitungan setelah adsorbsi


M.Asam asetat : (V.NaOH x M.NaOH) / V.Asam asetat
: (10.5ml x 1M) / 10ml
: 1.05M

 Perhitungan ΔC
ΔC : Konsentrasi sebelum – Konsentrasi sesudah
: 1.9 – 1.05

xi
: 0.85

 Jumlah yang teradsorpsi (gr)


x : (ΔC x mr.asam asetat x 100) / 1000
x : (0.85 x 60 x 100) / 1000
x : 5.1gr

 Nilai x/m
x/m : x / gr arang aktif
x/m : 5.1gr / 1gr
x/m : 5.1

 Nilai Log x/m


Log x/m : Log 5.1
: 0.7075

 Nilai Log ΔC
Log x/m : Log 0.85
: -0.0705

4.1.2.2 Perhitungan 0.5M


 Perhitungan sebelum adsorbsi
M.Asam asetat : (V.NaOH x M.NaOH) / V.Asam asetat
: (11.5ml x 1M) / 10ml
: 1.15M

 Perhitungan setelah adsorbsi


M.Asam asetat : (V.NaOH x M.NaOH) / V.Asam asetat
: (4ml x 1M) / 10ml
: 0.4M

xii
 Perhitungan ΔC
ΔC : Konsentrasi sebelum – Konsentrasi sesudah
: 1.15 – 0.4
: 0.75

 Jumlah yang teradsorpsi (gr)


x : (ΔC x mr.asam asetat x 100) / 1000
x : (0.75 x 60 x 100) / 1000
x : 4.5gr

 Nilai x/m
x/m : x / gr arang aktif
x/m : 4.5gr / 1gr
x/m : 4.5

 Nilai Log x/m


Log x/m : Log 5.1
: 0.6532

 Nilai Log ΔC
Log x/m : Log 0.75
: -0.1249

4.1.2.3 Perhitungan 0.25M


 Perhitungan sebelum adsorbsi
M.Asam asetat : (V.NaOH x M.NaOH) / V.Asam asetat
: (7.5ml x 1M) / 10ml
: 0.75M

xiii
 Perhitungan setelah adsorbsi
M.Asam asetat : (V.NaOH x M.NaOH) / V.Asam asetat
: (2ml x 1M) / 10ml
: 0.2M

 Perhitungan ΔC
ΔC : Konsentrasi sebelum – Konsentrasi sesudah
: 0.75 – 0.2
: 0.55

 Jumlah yang teradsorpsi (gr)


x : (ΔC x mr.asam asetat x 100) / 1000
x : (0.55 x 60 x 100) / 1000
x : 3.3gr

 Nilai x/m
x/m : x / gr arang aktif
x/m : 3.3gr / 1gr
x/m : 3.3

 Nilai Log x/m


Log x/m : Log 3.3
: 0.5185

 Nilai Log ΔC
Log x/m : Log 0.55
: -0.2596

xiv
4.1.2.3 Menentukkan nilai n dan k (persamaan feundlich)

y = 1.000x – 0.778

 Nilai n
n = 1/a
n = 1/1 = 1
 Nilai k
k = antilog b
k = antilog 0.778
= 5.997

4.2 PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, dilakukan dengan tujuan menentukan besarnya


tetapan adsorbsi isotermfreundlich dan memperaktekan konsep mol.
Adsorbsi adalah proses penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain.
Prinsip percobaan adsorbsi isoterm yang didasarkan pada teorifreundlich
yaitu banyaknya zat yang diadsorbsi pada temperatur tetap oleh suatua
dsorben tergantung dari konsentrasi dan kereaktifan adsorbat dalam

xv
mengadsorbsi zat-zat tertentu. Percobaan ini tergolong dalam adsorbsi fisika
karena adanya gaya van deer waals antara adsorben dengan adsorbat yang
digunakan sehingga proses adsorbsi hanya terjadi pada permukaan
larutan.Pada percobaan ini digunakan larutan Asam Asetat dengan berbagai
konsentrasi yaitu 1M, 0.5M dan 0.25M Larutan Asam Asetat yang digunakan
tersebut bertindak sebagai adsorbat yaitu zat yang diserap atau fase
terserap, kemudian digunakanarang aktif yang bertindak sebagai adsorben
yaitu zat yang dapat menyerap zat lain.Untuk mengetahui besarnya potensi
penyerapan arang aktif dalam proses adsorbsimaka harus dilakukan
perbandingan antara konsentrasi Asam Asetat sebelum dan sesudah
adsorbsi. Penentuan konsentrasi Asam Asetat sebelum dan sesudah adsorbs
dilakukan dengan cara standarisasi larutan menggunakan metode titrasi
alkalimetri yaitu proses titrasi menggunakan larutan standar basa sebagai
titran yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam sebagai
titrat didalam erlenmeyer. Larutan standar basa yang digunakan adalah
larutan NaOH 1M. Dalam proses titrasi digunakan indikator penolpetalien
(PP) yang digunakan sebagai penunjuk titik akhir titrasi yang ditandai dengan
adanya perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda.

Pada percobaan ini proses adsorbsi dilakukan dengan menambahkan


1gr arang aktif kedalam larutan asam asetat. Agar proses adsorbsi dapat
berlangsung dengan baik maka dilakukan penyaringan dengan mendiamkan
selama 30 menit. tahap penyaringan pada percobaan ini dimaksudkan untuk
memisahkanarang aktif dari Asam Asetat. Asam Asetat yang didapat dari
pemisahan juga haru dititrasi untuk mengetahui konsentrasiya setelah
mengalami adsorbsi. Titrasi yang dilakukan juga menggunakan metode yang
sama persis ketika melakukan stendarisasilarutan Asam Oksalat

xvi
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan


a. Dari percobaan yang dilakukan konsentrasi asam oksalat 1M, 0.5M dan
0.25M berturut turut sebesar:
- Sebelum adsorbsi 1.9M, 1.15M dan 0.75M
- Setelah adsorbsi 1.05M, 0.4M dan 0.2M
b. Nilai n yang didapat yaitu 1
c. Nilai k ysng didapat yaitu 5.997

xvii
xviii
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/firdashabrina5/laporan-praktikum-12
https://www.academia.edu/9183244/laporan_adsorbsi_isoterm_freund
lich
https://youtu.be/u2CmXsu5EEw
https://youtu.be/6SPvrj_anBs

Anda mungkin juga menyukai