PERCOBAAN I
KIMIA PERMUKAAN I
OLEH
NAMA : NURLIAN
KENDARI
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing Praktikum
Menyetujui,
Asissten pembimbing
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
2.2 Adsoprsi..........................................................................................................5
2.4 Adsorben.........................................................................................................6
2.5 Adsorbat..........................................................................................................7
ii
3.3. Prosedur Kerja..............................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................12
4. 2 Pembahasan....................................................................................................13
BAB V PENUTUP.....................................................................................................18
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................19
5.2 Saran...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19
LAMPIRAN...............................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
tertentu atau gugus fungsi yang menghasilkan berbagai dampak yang diinginkan
atau peningkatan sifat-sifat permukaan atau antar muka. Kimia permukaan juga
untuk bidang katalis heterogen. Adesi molekul gas atau cairan kepermukaan
dikenal sebagai adsobsi, yang dapa di sebabkan oleh adsobsi kimia atau adsorbsi
(cairan maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk
suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan
absorpsi, dimana fluida terserap oleh fuida lainnya dengan membentuk suatu
adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari
dalam hal ini berupa senyawa karbon. adsorpsi adalah reaksi eksoterm. Maka
dari itu tingkat adsorpsi umumnya meningkat seiring dengan menurunnya suhu.
1
2
Waktu kontak merupakan hal yang menentukan dalam proses adsorpsi. Gaya
adsorpsi molekul dari suatu zat terlarut akan meningkat apabila waktu kontaknya
dengan karbon aktif makin lama. Waktu kontak yang lama memungkinkan
proses difusi dan penempelan molekul zat terlarut yang teradsorpsi berlangsung
berikut permukaan adsorben dapat menarik molekul–molekul gas atau cair yang
bersinggungan dengannya secara fisika dan kimia. Pada proses fisika gaya yang
meningkat adsorbat oleh adsorben adalah gaya van der Waals, molekul terikat
sangat lemah. Sedangkan pada proses adsorpsi secara kimia, interaksi adsorbat
adsorben melalui gaya van der Waals atau ikatan hidrogen, kemudian diikuti
oleh adsorpsi kimia dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen)
Untuk suatu system adsorpsi tertentu hubungan banyaknya zat yang teradsorpsi
persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi zat terlarut pada
pada suhu tinggi. Arang dapat digunakan sebagai adsorben , daya serap
ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih
3
tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan aktif faktor bahan-
demikian arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang
tersebut disebuat sebagai arang aktif. Arang aktif merupakan senyawa karbon
amorphm yang dapat dihasilkan dari bahabahan yang mengandung karbon atau
qKCe
untuk sistem komponen tunggal dinyatakan: qe = dengan: qe :
KCe+1
1/Kb + C/b . Persamaan tersebut dapat digunakan pada adsorpsi oleh padatan.
4
5
2.2 Adsoprsi
spesies pada batas permukaan padat-cair. Adsorsi dapat terjadi karena adanya
gaya tarik-menarik. Ada 2 tipe adsorpsi, yaitu: Adsorpsi fisis atau Van der
Waals dan Adsorpsi kimia. Adsorpsi yang terjadi dalam hal ini adalah non-
spesifik dan non-selektif penyebab gaya tarik menarik karena adanya ikatan
koordinasi hidrogen dan gaya Van der Waals. Apabila adsorbat dan
permukaan adsorben terikat dengan gaya Van der Waals saja maka
dinamakan adsorsi fisis atau adsorpsi Van der Waals. Molekul yang
rendah. Jika adsorbat dan permukaan adsorben bereaksi secara kimiawi maka
disebut chemisorptions. Nilai panas adsorpsi setara dengan reaksi kimia karena
adanya ikatan kimia yang terbentuk maupun yang terputus selama proses
digunakan variabel suhu. Adsorpsi fisis ditandai dengan penurunan jumlah yang
kurangnya jika kuat senyawa tersebut akan diadsopsi, jika faktor-faktor lain
sama, berat molekul yang besar menyebabkan adsorpsi, semakin polar zat
permukaan yang diperebutkan dengan zat terlarut , dan oleh sebab itu zat terlarut
bergerak yang tidak lebih polar dari pada yang dibutuhkan dalam rangka
mengelusi zat terlarut polar dalam waktu yang cukup panjang, selama bertahun-
tahun danggap sebagai bentuk normal dan kromotografi adsorpsi (Day dan
Underwood, 2002).
2.4 Adsorben
aktivitas gugus fungsi adsorben [13]. Variasi waktu kontak perlu dilakukan
untuk melihat banyaknya arang aktif yang dibutuhkan untukmenyerap zat warna
secara optimal [14]. Berat adsorben akan mempengaruhi gugus aktif dari
adsorben itu sendiri sedangkan suhu akan mempengaruhi daya serap adsorben
adsorpsi berlangsung pada kondisi optimum maka akan diperoleh arang aktif
2.5 Adsorbat
permukaan untuk terjadinya adsopsi zat terlarut. Spesi yang di adsorpsi oleh
adsorben dikenal dengan nama adsorbat. Perubahan karakter fasa cair yang
menyebabkan spesi yang sudah diadsorpsi oleh adsorben akan dilepas kembali
dari permukaan adsorben dan segera dipindahkan kembali menuju fase cair.
Peristiwa ini di sebut desoprpsi yaitu peristiwa lepasnya adsorbat yang sudah di
misalnya polarisabilitas adsorbat, berat molekul dilihat pada beberapa tahap yaitu
tahap adsorpsi (Tahap awal) adalah prses penyerapan /adsorpsi dimana adsorbat
akan tertahan pada permukaan adsorben (gas, uap, atau molekul pada permukaan
padatan akan tertahan). Pada umunya proses adsorpsi dilakukan pada senyawa
organic yang memilki BM mlekul besar dari 46. Semakin besar BM aadsorbat
maka proses adsorpsi akan berlangsung semakin baik. Tahap desorpsi, tahap ini
adsorbat akan dilepaskan dari adsorben (Gas, uap, atau molekul pada permukaan
padatan akan dilepas). Tahap recovery, setelah prose desorpsi maka tahap
8
selanjtnya adalah tahap pengolahan dari gas, uap,atau molekul yang telah
Arang aktif biasanya disebut karbon aktif yang dapat menyerap beberapa jenis
zat di dalamcairan ataupun gas. Berarti arang aktif dapat digunakan sebagai
aktif terdapat banyak pori (zone). Karbon aktif merupakan bahan adsorpsi
dengan permukaan lapisan yang luas dengan bentuk butiran (granular) atau
serbuk (powder). Kontaminan dalam air terserap karena tarikan dari permukaan
karbon aktif lebih kuat dibandingkan dengan daya kuat yang menahan di dalam
larutan. Senyawa- senyawa yang yang mudah terserap karbon aktif umumnya
memiliki nilai kelarutan yang lebih kecil dari karbon aktif. Kontaminan
dapat masuk ke dalam pori karbon aktif dan terakumulasi didalamnya, apabila
kontaminan terlarut di dalam air dan ukuran pori kontaminan lebih kecil
neraca teknis. Dalam pembuatan larutan NaOH perlu digunakan akuades yang
bebas CO2 karena dengan adanya CO2 dalam air menyebabkan NaOH bereaksi
dengan gas tersebut sehingga akan membentuk garam karbonat bila NaOH
dititirasi dengan dengan asam, maka garam tersebut akan turut bereaksi
2019).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 November 2020 pada pukul 13.00 WITA-
3.2.1 Alat
labu takar 100 mL, labu Erlenmeyer 250 mL, pipet tetes, pipet skala 10 mL dan
25 mL, filler, buret, statif, klem, corong, botol semprot, dan oven.
3.2.2 Bahan
0,25 N, 0,125 N, 0,0625 N dan 0,0156 N, arang aktif, larutan baku NaOH 0,1 N,
10
11
1 gram arang yang telah diaktifkan. Disiapkan larutan asam dengan konsentrasi
larutan tersebut kedalam labu erlenmeyer yang telah berisi arang. Ditutup
Arang dikumpulkan kembali dan dikeringkan. Larutan filtrat dititrasi dengan dua
PEMBAHASAN
Aawal Akhir
4.2 Grafik
12
0.6
0.5
f(x) = − 0.0629 x + 0.5358
0.4 R² = 0.195005786477977
C
0.3
x/m
Linear (x/m)
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5
13
14
4. 3 Pembahasan
Adsorben merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa
peneliti sering menyebut peristiwa yang berlangsung karena fasa padat mampu
freundlich untuk proses adsorpsi asam klorida pada arang. Arang dapat
arang sebagian besar adalah karbon yang dapat menjadi penyerap apabila diubah
bentuknya dari bentuk amorf menjadi poli Kristal perubahan bentuk ini hanya
terjadi apabila arang berada dalam keadaan aktif. Arang umumnya mempunyai
daya adsorpsi yang rendah dan daya adsorpsi itu dapat diperbesar dengan cara
tertutup tar, hidrokarbon, dan zat-zat organic lainnya. Arang aktif bisasanya
15
diperoleh apabila arang dipanaskan pada suhu tinggi. Arang aktif biasanya di
sebut karbon aktif terdapat banyak pori-pori berukuran nano hingga micrometer.
pengukuran hubungan konsentrasi fase fluida seperti larutan asam klorida dengan
konsentrasi yang berbeda-beda antara lain HCl 0,25, HCl 0,125, HCl0,0625, dan
HCl 0,0156. Penggunaan larutan HCl dalam percobaan ini bertujuan untuk
sifat dari asam ini dapat merusak jaringan adsorpsi antara adsorbat dan
adsorben.selain itu asam klorida merupakan larutan yang bersifat polar, karena
dalam memperluas pori dan arang yang akan berpengaruh terhadap daya adsorpsi
cara memanaskan pada suhu 100 oC. Pemanasan pada arang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan adsorpsi dari arang ktif, semakin baik kualitas arang aktif
tersebut diperoleh dari tingginya temperatur pengeringan. Hal ini disebabkan karena
semakin tinggi pengeringan maka semakin sedikit kadar air yang terkandung dalam
16
arang aktif sehingga dapat menghasilkan pori yang semakin besar. Arang yang telah
0.125 N, 0.0625 N, 0.0156 N terlihat pada larutan tetap berwarna bening dan arang
tidak larut dalam HCl. Larutan dengan konsentrasi tinggi yaitu dan 0.25 N dipipet
sebanyak 10 mL, larutan konsentrasi sedang (0.125 N) dipipet sebanyak 25 mL, dan
tersebut kemudian didiamkan selama 25 menit, dan setiap 5 menit sekali larutan
mengadsorpsi adsorbat. Setelah 25 menit,larutan disaring dengan kertas saring hal ini
mudah terbaca oleh mata ketikaakan dilakukan penitrasian sehingga diperoleh larutan
Larutan filtrat yang dihasilkan dari pencampuran HCl dengan arang aktif
larutanmenjadi merah muda. Alasan lain ialah karena titrasi yang dilakukan
menggunakan metode alkalimetri, yakni dititrasi dengan larutan standar basa yaitu
konsentrasi dan 0.25 N yang dipipet sebanyak 10 mL, serta ditambahkan dengann
beberapa tetes indikator fenolftalein. sehingga terlihat perubahan warna pada larutan
yang semula bening menjadi merah muda. Pengamatan larutan 0.125 N larutan HCl
dengan arang aktif yang diambil larutan filtratnya sebanyak 25 mL untuk dititrasi,
terlihat warna larutan telah berubah menjadi merah muda dengan penambahan
selanjutnya yaitu dengan larutan filtrat 0.0625 Ndan 0.0156 N yang dipipet sebanyak
sebanyak 0.212 gram, 0.125 N sebanyak 0.025 gram, 0.0625 N sebanyak 0.062 gram,
dan konsentrasi terakhir yaitu 0.0156 N sebanyak 0.0014 gram. Hal ini hal ini tidak
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu zat
perbandingan antara jumlah zat yang teradsorpsi (gram) dan jumlah adsorben (gram)
mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan zat padat yang relatif
tinggi dengan konsentrasi larutan yang rendah, artinya perpindahan massa dari karbon
18
kembali ke fase larutan asam klorida.Sedangkan grafik log x/m terhadap log C,
digunakan untuk mencari gradien kemiringan garis untuk memperoleh tetapan n yang
log C + lok K. Apabila konsentrasi asam klorida lebih pekat, maka molekul-molekul
larutan ini akan lebih cepat diserap dan lebih cepat mengalami kejenuhan, sehingga
perbandingan antara konsentrasi dengan maasa zat teradsorpsi per massa adsorben
adalah sebanding.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bahwa adsorbsi adalah suau proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan
maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film
5.2 Saran
Saran yang dapat saya ajukan kepada pihak laboratorium adalah untuk
19
DAFTAR PUSTAKA
Aisyahlika, S. Z., Firdaus, M. L., dan Rinaelvina. 2018. Kapasitas Adsorpsi Arang
Kimia. 2(2).
Langenatih, R., Mordiono, R, M., Mustika, D., Wasito, B., dan Ridwan. 2012.
Uranium dari Larutan Uranil Nitrat. Jurnal Teknik Bahan Nuklir. 8(2).
Press.
Syauqiah, I., Amalia, M., Kartini, H. A. 2011. Analisis Variasi Waktu dan Kecepatan
Widayatno, T., Yuliawati, T., dan Susilo, A. A. 2017. Adsorpsi Logam Berat (Pb)
dari Limbah Cair dengan Adsorben Arang Bambu Aktif. Jurnal Teknologi
Educhemia. 4(2).
LAMPIRAN
1. Bagan ProsedurKerja
Arang aktif
Disaring larutannya
Hasil Pengamatan
2. Analisis Data
1) C0,25 = [HCl]awal-[HCl]akhir
= -2
2) C0,125 = [HCl]awal-[HCl]akhir
= - 0,9991
3) C0,0625 = [HCl]awal-[HCl]akhir
= -3,3010
4) C0,0156 = [HCl]awal-[HCl]akhir
= - 2,7959
gram
Rumus : Mol =
Mr
X
Mol = dimana Mol = M × V (L) atau Mol = C × V (L)
Mr
Diket
V HCl = 100 mL
= 0,1 mL
= 0,0365 gram
= 0,3657 gram
= 0,00182 gram
= 0,00584 gram
X 0,0365 x
1) = = 0,0365 log =log 0,0365=−1,4377
m 1 m
X 0,3657 x
2) = = 0,3657 log =log 0,3657=−0,4367
m 1 m
X 0,00182 x
3) = = 0,00182 log =log 0,00182=−2,7399
m 1 m
X 0,00584 x
4) = = 0,00584 log =log 0,00584=−2,2336
m 1 m