OLEH:
AHMAD KAMRULLAH ARAS
A1L1 19 019
COVER
.................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16
i
BAB I
PENDAHULUAN
Perbedaan antara teori pembelajaran dengan teori belajar biasa diamati dari
posisional teori nya, apakah berada pada tataran teori deskriptif atau preskriptil
preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Preskriptif karena tujuan utama
proses belajar. Teori belajar hanya menaruh perhatian pada huungan diantara
ini menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar
dapat terjadi proses belajar. Dengan kata lain, teori pembelajaran berurusan
bahwa upaya dari Bruner untuk membedakan antara teori belajar yang deskriptif
pembelajaran sebagai variebel yang diamati. Dengan kata lain, kondisi dan
metode pembelajaran
1
sebagai variabel bebas dan hasil pembelajaran sebagai variabel tergantung. Lebih
deskriptif, variabel yang di amati adalah hasil belajar sebagai efek dari interaksi
pada peredaan profesi pada teori deskriptif dan teori prespektif. Proposisi untuk
teori deskriptif menggunakan struktur logis “. Bila... maka sedangkan untuk teori
Degeng,
1990).
2
..... deal with relationships between teachers or teaching actions as
3
psychological and/ or behavioral process as effect (outcomes), whereas learning
Degeng,
1989).
psikologis dalam diri siswa. Atau teori belajar mengungkapkan hubungan antara
memasukkan variabel metode pembelajaran. Bila tidak maka teori itu bukanlah
teori pembelajaran. Hal ini penting, sebab banyak terjadi apa yang di anggap
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
dengan melakukan percobaan terhadap anjing. pada saat seekor anjing diberi
makanan dan mampu, keluar lah respon ajing itu berupa keluar nya air
liur. Demikian juga, dalam pemberian makan tersebut di sertai dengan bel, air
liur anjing akan juga keluar. Setelah berkali-kali di lakukan perlakuan serupa,
maka pada saat hanya bel atau lampu yang di berikan, anjing tersebut
juga mengeluarkan air liur. Makanan yang di berikan oleh Pavlov disebut
tersebut, anjing memberi respon dengan berupa air liur (unconditioned respons).
Selanjut nya jika pasangan bersyarat (bel/lampu) diberi tanda pasangan tak
beserat (makanan), ternyata dapat menimbulkan respon yang sama yaitu keluar
nya air liur ((conditioned respons). Karena itu teori Pavlov dikenal dengan
pengkondisian yang di lakukan pada saat anjing tersebut dapat juga berlaku pada
5
2.1.2 Thomdike
stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan respon (yang
juga bisa berbentuk pikiran, perasaan, atau gerakan). Dari pengertian ini wujud
tingkah laku tersebut bisa saja dapat diamati ataupun tidak dapat diamati. Teori
respon atas sesuatu, kemungkinan akan dikemukakan respon yang tepat berkaitan
dalam rangka
memenuhi motifnya.
motifnya dihilangkan.
sebagai berikut:
6
b. Hukum Latihan (Law of Excercise): jika respon terhadap stimulus
2.1.3 Skinner
tingkah laku manusia (untuk memahami tingkah laku siswa secara tuntas
yang dikaitkan oleh respon tersebut (lihat Bell-Gredler, 1986)). Skinner juga
alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan membuat segala sesuatunya
menjadi bertambah rumit. Sebab alat itu akhirnya juga harus dijelaskan lagi. Dari
hasil percobaannya,
7
Teori Skinner dikenal dengan “operant conditioning”, dengan enam
konsepnya yaitu :
menggunakan penguatan pada saat yang tepat, hingga respon pun sesuai
ditiadakannya penguatan.
5. Chaining of response, respon dan stimulus yang berangkaian satu sama lain.
yang tidak sama dengan hukuman. Bedanya dengan hukuman adalah, bila
dibuatnya, jika ia masih bandel maka hukuman terus ditambah. Tetapi bila siswa
“penguat negatif”.
8
2.1.4 Albert Bandura
Bandura, Teori belajar sosial sering disebut sebagai jembatan antara teori
anak lainnya, Albert Bandura menganggap setiap anak tetap bisa belajar hal baru
1977). Di sinilah peran elemen sosial, bahwa seseorang bisa belajar informasi
Teori Social Learning dapat menjadi jawaban atas celah dari teori-
teori belajar lainnya. pada teori ini, terdapat 3 konsep yang menjadi dasar
(Santrock,
2008), yaitu:
dengan melihat
1
bagaimana orang lain berperilaku, maka akan muncul konsep baru yang
dipercaya menjadi cara bertindak yang tepat. Berikut ini cara agar teori sosial
1. Perhatian
2. Retensi
3. Reproduksi
untuk melakukan tindakan yang telah dipelajari. Inilah peran penting dari
4. Motivasi
motivasi untuk meniru perilaku yang telah dilihat. Konsep pemberian hadiah
atau hukuman bisa menjadi cara menggali motivasi. Contohnya ketika melihat
teman sebaya mendapat hadiah saat tiba di kelas tepat waktu. Atau sebaliknya,
menyebabkan
1
perilaku seseorang (Santrock, 2008). Teori ini terkait dengan Social Development
pembelajaran sosial.
2.2.1 Brunner
Brunner mengusulkan teori yang disebut Free Discory Learning. Teori ini
menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan baik dan kreatif jika guru
dengan cara menjelaskan). Siswa diberi suatu informasi umum dan diminta
makna dari informasi tersebut, proses belajar ini berjalan secara deduktif.
1
Teori-teori kognitif ini juga sarat akan kritik, terutama teori kognitif Piaget
teori ini sukar dipahami dan pemahaman itu sendiri pun masih belum tuntas.
2.2.2 Ausebel
Menurut Ausebel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajaran
dengan baik dan tepat kepada siswa (advance organizers) dengan demikian akan
konsep atau informasi umum yang mewadahi semua isi pelajaran yang akan
sedang dipelajari
3. Dapat membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah
Untuk itu pengetahuan guru terhadap isi pelajaran harus sangat baik
umum dan inklusif yang mewadahi apa yang ingin diajarkan. Guru juga
harus memiliki logika berfikir yang baik agar dapat memilah-milah materi
mengurutkan materi tersebut dalam struktur yang logis dan mudah dipahami.
1
2.2.3 Jean Piaget
Menurut Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni
dibenak siswa) dengan prinsip perkalian (sebagai informasi yang baru), inilah
yang dimaksud dengan proses asimilasi. Jika siswa diberi sebuah soal perkalian,
maka situasi ini disebut akomodasi, dalam hal ini berarti penerapan prinsip
perkalian dalam situasi yang baru dan spesifik. Agar siswa terus berkembang
dan menambah ilmunya, tapi sekaligus menjaga stailitas mental dalam dirinya,
penyeimbang antara dunia luar dan dunia dalam. Tanpa proses ini perkembangan
berbagai informasi yang diterimanya dalam urutan yang baik, jernih dan logis.
menyimpan semua informasi yang ada pada dirinya secara kurang teratur,
sehingga ia tampil sebagai orang yang alur berfikirnya ruwet, tidak logis,
berbelit-belit.
1
Piaget juga mengemukakan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Dalam konteks ini terdapat
empat tahap yaitu tahap sensorimotor (anak usia 1,5 – 2 tahun), tahap
praoperasional (2-8 tahun) dan tahap operasional konkrit (usia 7/8 tahun
sampai
12/14 tahun) dan tahap operasional fonnai (14 tahun atau lebih). Proses belajar
yang dialami oleh seorang anak berbeda pada tahap satu dengan tahap
yang lainnya, secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka
semakin teratur dan juga semakin abstrak cara berfikirnya. Karena itu seharusnya
pertama pada tingkat sosial yaitu interaksi antara seseorang dengan orang
lain, dan kedua pada tingkat individual yang terjadi dalam diri seseorang itu
sendiri (Santrock, 2008). Kedua proses ini terjadi pada perhatian sukarela,
memori logis, dan formasi konsep-konsep. Dengan demikian, semua fungsi pada
1
sudah mengalami kemajuan, mereka harus dibantu untuk bergerak menuju zona
ini dan
1
kemudian setelah itu ke tingkat yang baru yang lebih tinggi. Pada pandangan
dewasa dan dengan teman sejawat yang memiliki kemampuan (Santrock, 2008).
Inti teori sosial Vygotsky adalah menekankan pada interaksi antara aspek
lingkungan sosial.
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa tokoh yang membahas teori belajar yaitu Ivan Pavlov mengenai
teori belajar bermakna, Jean Piaget mengenai konstruktivisme, dan Lev Vygostik
3.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan yaitu, agar pembaca dapat mengoreksi dan
kemudian hari.