Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI-TEORI DALAM BELAJAR

DOSEN PENGAMPU: Lita Yulianti, M.Pd.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK VII:

1. WELANDA MARTALIA NPM ( )


2. WAYAN PUTRI NPM ( )

PROGRAM STUDY PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

SEKOLALAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

PGRI METRO

TP:2018/2019
KATA PENGANTAR

Makalah ini didasari tugas yang diberikan oleh Dosen Belajar dan Pembelajaran. Tujuan
makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa-mahasiswi
tentang “teori-teori dalam belajar”

Kami sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini karena masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu segala saran dan masukan demi perbaikan makalah ini kami harapkan
kepada Bapak Dosen untuk penyempurnaan makalah ini. Terima kasih

Metro, OKTOBER 2018

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………. ii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………. 2

C. Tujuan penulisan ………………………………………….. 2

BAB II. PEMBAHASAN…………………..……………………………. 3

A. Pengertian teori belajar…………………………… …………

B. Macam-macam teori belajar…………………….………………..…….. 3

BAB III. PENUTUP ……………………………………………………. 12

A. Kesimpulan ……………………………………………….. 12

B. Saran ……………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka mengalami
kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Sebagian psikolog
menghaluskan kesulitan ini dengan istilah : memperjelas pengertian dan proses belajar.
Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar ini
dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya. Kapasitas manusia untuk
belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dari makhluk hidup
lainnya. Kajian tentang kapasitas manusia untuk belajar, terutama tentang bagaimana proses
belajar terjadi pada manusia mempunyai sejarah panjang dan telah menghasilkan beragam
teori. Salah satu teori belajar yang terkernal adalah teori belajar behavioristik (seiring
diterjemahkan secara bebas sebagai teori perilaku atau teori tingkah laku).

Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi
prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan
pendidikan. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi
guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul rumusan masalah sebagai berikut:

1. Pengertian teori belajar?

2. Macam- macam teori belajar?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa pengertian belajar.


2. Untuk mengetahui macam-macam teori belajar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar

Teori adalah seperangkat asas yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia
nyata dinyatakan oleh Mc. Keachie dalam grendel 1991 : 5 (Hamzah Uno,
2006:4).Sedangkan Hamzah (2003:26) menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat
preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari
satu atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari,
dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah
seperangkat asas tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur
dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.

Belajar merupakan kegiatan yang sering dilakukan setiap orang. Belajar dilakukan hampir
setiap waktu, kapan saja, dimana saja, dan sedang melakukan apa saja. Belajar juga
merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahahan dalam
dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Belajar dapat membawa
perubahan pada si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan.
Pengertian belajar sendiri adalah suatu perubahan dalam tingkah laku dan penampilan
sebagai hasil dari praktik dan pengalaman.

Jadi teori belajar adalah sebuah konsep yang abstrak yang membantu peserta didik untuk
belajar.

B. Macam-macam Teori Belajar

Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan, maka bersamaan dengan itu


bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Di dalam masa perkembangan psikologi
pendidikan ini muncullah beberapa aliran psikologi pendidikan, diantaranya yaitu :

1. Teori Belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh
terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan danpembelajaran yang dikenal
sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.
Menuru teori behavior, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah dianggap belajar sesuatu jika ia dapat
menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan
atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau otput yang berupa respon.

Teori behavioristik dengan model dan hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang


yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Berikut tokoh-tokoh teori behavioristik:

a. Edward L. Thordike

Menurut teori ini, belajar adalah pembentukan atau penguatan hubungan antara stimulus dan
respon. Thorndike menekankan bahwa belajar terdiri atas pembentukan ikatan atau
hubungan-hubungan antara stimulus-respons yang terbentuk melalui pengulangan. Teori ini
dimunculkan sebagai hasil eksperimen yang dilakukan oleh thorndike. Beliau melakukan
percobaan pada seekor kucing muda. Kucing itu dibiarkan kelaparan dalam kurungan yang
pintunya berjeruji. Kurungan kucing itu diberi beberapa tombol. Apabila salah satu
tombolnya terpijit, pintu itu akan terbuka dengan sendirinya. Sementara itu, di luar kurungan
disediakan makanan yang diletakkan dalam sebuah piring. Kucing mulai beraksi. Ia bergerak
kesana kemari dan mencoba untuk keluar dari kurungan. Tidak beberapa lama tanpa
disengaja kucing tersebut menyentuh tombol pembuka pintu. Dengan girang, ia keluar dari
kurungan dan menuju tempat makanan tersebut.

Thorndike mencoba beberapa kali hal yang sama pada kucing tersebut. Pada awal percobaan
kucing tersebut masih mondar-mandir hingga menyentuh tombol. Namun setelah sekian lama
percobaan kucing tersebut tidak mondar-mandir lagi, ia langsung menyentuh tombol
pembuka pintu.Dengan demikian thorndike menyimpulkan bahwa proses belajar melalui dua
bentuk, yaitu:

1) trial and error , mengandung arti bahwa dengan terlatihnya proses belajar dari kesalahan,
dan mencoba terus sampai berhasil.

2) law of effect, mengandung arti bahwa segala tingkah laku yang mengakibatkan suatu
keadaan yang memuaskan akan terus diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.

b. Ivan Petrovitch Pavlov

Teori pavlov lebih dikenal dengan pembiasaan klasik (classical conditioning). Teori ini
dimunculkan sebagai hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov, seorang ilmuwan
rusia. Teori classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan
cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Dalam eksperimennya,
Pavlov menggunakan anjing dengan tujuan mengkaji bagaimana pembelajaran berlaku pada
suatu organisme.

Teori ini dilatarbelakangi oleh percobaan Pavlov dengan keluarnya air liur. Air liur akan
keluar apabila anjing melihat atau mencium bau makanan. Dalam percobaanya Pavlov
membunyikan bel sebelum memperlihatkan makanan pada anjing. Setelah diulang berkali-
kali ternyata air liur tetap keluar bila bel berbunyi meskipun makananya tidak ada. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa perilaku individu dapat dikondisikan. Belajar merupakan suatu
upaya untuk mengondisikan pembentukan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu.
Kebiasaan makan atau mandi pada jam tertentu, kebiasaan berpakaian, masuk kantor,
kebiasaan belajar, bekerja dll. Terbentuk karena pengkondisian.

c. Burrhus Frederic Skinner

Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para
tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih
komprehensif.

Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan
lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana
yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima
seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling
berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan.
Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi inilah yang
nantinya memengaruhi munculnya perilaku.

Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami
hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin
dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner
juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat
untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat
yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.

2. Teori Kognitif

Psikologi kognitif lebih menekankan pendidikan sebagai proses internal mental manusia
termasuk bagaimana orang berfikir, merasakan, mengingat, dan belajar. Tingkah laku
manusia yang tampak tidak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mentalnya,
seperti motivasi, keyakinan, dan sebagainya. Psikolagi kognitif menyebutkan bahwa belajar
adalah peristiwa mental, bukan peristiwa perilaku fisik meskipun hal-hal yang bersifat
behavioral kadang-kadang tampak kesat mata dalam setiap peristiwa belajar manusia.
Seseorang yang sedang belajar membaca dan menulis, tentu menggunakan perangkat
jasmaniah yaitu mulut dan tangan untuk mengucapkan kata dan menggoreskan pena. Akan
tetapi, menggerakkan mulut dan menggoreskan penayang dilakukan bukan sekedar respons
atau stimulus yang ada, melainkan yang terpenting karena dorongan mental yang diatur oleh
otaknya.

Kehadiran aliran psikologi kognitif, tampaknya menjadi pengikis aliran behaviorisme yang
selalu menekankan pada aspek perilaku lahir. Teori-teori yang dikemukakan oleh aliran
behaviorisme kurang memuaskan para psikolog modern dewasa ini.

Berikut tokoh-tokoh teori kognitif:

a. Teori Gestalt

Teori ini dikenal juga dengan sebutan field theory atau insight full learning. Menurut teori
gestalt, manusia bukan sekedar makhluk reaksi yang berbuat atau bereaksi jika ada
perangsang yang memengaruhinya. Akan tetapi, manusia adalah individu yang merupakan
bulatan fisik dan psikis.

Manusia menurut gestalt, adalah makhluk bebas. Ia bebas memilih cara untuk bereaksi dan
menentukan stimuli yang diterima atau stimuli yang ditolaknya. Dengan demikian, belajar
menurut psikolagi gestalt bukan sekedar proses asosiasi antara stimulus dan respons yang
lama makin kuat tetapi karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Akan tetapi
belajar terjadi jika ada pengertian (insight). Pengertian atau insight ini muncul setelah
beberapa saat seseorang mencoba memahami suatu masalah yang muncul kepadanya.

Persepsi dan insight siswa sangat penting dalam teori gestalt. Salah satu sumbangan yang
paling penting dari teori gestalt adalah ide bahwa tugas-tugas sekolah harus cocok dengan
pengalaman dan pemahaman siswa, kegagalan sering terjadi karena: (1) tugas terlalu sulit
bagi siswa untuk mencapai insight, (2) keterangan-keterangan dari guru tidak terlalu jelas.

b. Teori Jean Piaget

Menurut Jean Piaget (1975) salah seorang penganut aliran kognitif yang kuat, bahwa proses
belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu: Proses asimilasi adalah proses penyatuan
(pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.
Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrasi
adalah penyesuain berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Implikasi Teori
Kognitif Piaget dalam pembelajaran, yaitu perkembangan kognitif sebagian besar bergantung
kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya,
yaitu bagaimana anak secara aktif mengkontruksi pengetahuannya. Pengetahuan sendiri
datang dari tindakan.

Menurut teori Piaget pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi
terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman
sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang
pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.
c. Teori Burner

Menurut pandangan Brunner (1964) bahwa teori belajar itu bersifat deskriptif, sedangkan
teori pembelajaran itu bersifat preskriptif. Misalnya, teori penjumlahan, sedangkan teori
pembelajaran menguraikan bagaimana cara mengajarkan penjumlahan.

3. Teori Humanistik

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu
sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam
kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam
bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita
amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk
“memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri
mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi
yang ada dalam diri mereka. Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran
yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.

Berikut tokoh-tokoh teori humanistik:

a. Carl Rogers

Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Belajar dipandang
sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya
tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta
didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus
bersumber pada diri peserta didik.

Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2) belajar yang
tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan
aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam
proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan
peserta didik. Bagaimana proses belajar dapat terjadi menurut teori belajar humanisme?.
Orang belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk dipelajari,
mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri tentang apakah
proses belajarnya berhasil. Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa
menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam :

(1) membantu menciptakan suasana kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif terhadap
belajar,

(2) membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada
siswa untuk belajar,

(3) membantu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan
pendorong belajar,

(4) menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa,

(5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa sebagaimana
adanya.

b. Arthur Combs

Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar
dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi
diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari
persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang
mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Teori belajar merupakan landasan
terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisiuntuk belajar. Oleh
karena itu dengan adanya teori-teori belajar maka akan memberikan kemudahan bagi guru
dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan dan akan membantu
peserta didik dalam belajar.

Ada beberapa macam teori belajar yang muncul di dalam masa perkembangan psikologi
pendidikan, diantaranya yaitu:

a. Teori behaviorisme

b. Teori kognitif, dan

c. Teori humanistik

B. Saran

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta
calon pendidik.Untuk memperbaiki kualitas,maka penulis mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, pendidikan & psikologi perkembangan, Jogjakarta: ar-ruzz media, 2010.

Hamalik, oemar, psikologi belajar & mengajar, bandung: sinar baru algensindo, 2012.

Mahmud, psikologi pendidikan, bandung: pustaka setia, 2009.


Mahmud, psikologi pendidikan  (Jakarta: pustaka setia, 2009), hlm. 73.

http://biologi-lestari.blogspot.com/2013/03/teori-teori-belajar-dan-pembelajaran.html,.

http://kosrah.blogspot.com/2013/06/macam-macam-teori-belajar-berdasarkan.html.

Anda mungkin juga menyukai