Anda di halaman 1dari 12

1

Garis Besar Rencana Perkulihan Belajar dan Pembelajaran



Identitas Mata kuliah.
Nama mata kuliah : Belajar dan Pembelajaran
SKS : 4
Program Studi : S1 Program Kependidikan
Jam Pertemuan : 16 kali 200 menit (termasuk UTS dan UAS)
Dosen : Tim
Deskripsi Mata Kuliah :
Konsep dasar dan model-model Belajar dan model-model Pembelajaran serta penerapannya dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Kompetensi Dasar:
1. Memahami konsep dasar belajar dan pembelajaran
2. Memahami berbagai teori belajar
3. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
4. Memahami prinsip-prinsip belajar
5. Memahami jenis-jenis belajar
6. Memahami komponen-komponen pembelajaran
7. Memahami model-model pembelajaran
8. Memahami berbagai pendekatan, strategi, metode, model, dan teknik pembelajaran
9. Mampu menerapkan pemahaman tentang belajar dan pembelajaran untuk membuat Rencana
Pembelajaran.
Indikator Keberhasilan:
1. Dapat menjelaskan konsep dasar belajar dengan disertai contoh
2. Dapat menjelaskan konsep teori-teori belajar behaviouristik dan teori-teori belajar kognitif
3. Dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
4. Dapat menjelaskan berbagai prinsip belajar
5. Dapat menyebutkan jenis-jenis belajar dengan memberikan contohnya
6. Dapat menyebutkan komponen-komponen sistem pembelajaran beserta hubungan yang satu dengan
yang lain
7. Dapat mendeskripsikan secara garis besar model-model pembelajaran konvensional dan model-
model pembelajaran mutakhir
8. Dapat menjelaskan dengan disertai contoh pengertian pendekatan, strategi, metode, model danteknik
pembelajaran
9. Dapat menyusun Rencana Pembelajaran dengan memilih konsep belajar dan konsep pembelajaran
yang tepat.
Metode Perkulihan: ceramah, diskusi, tugas
Evaluasi : UTS, UAS, Laporan Tugas
Sumber Pengayaan:
Fanani, Achmad, 2011, Model Pembelajaran I novatif, Modul
PLPG,UNIPA
Nur, Mohamad , 2004, Teori-Teori Pembelajaran Kognitif,UNESA
. .. . . .... .......... , 2004, Pendekatan Konstrutivitis dalam
pembelajaran,UNESA
Sri Anitah , 2007, Strategi pembelajaran di SD, UT
Suryabrata ,Sumadi, 1990, Psikologi Pendidikan,Jakarta, CV Rajawali
Surakhmad,Winarno,1986, Pengantar I nteraksi Mengajar-Belajar, Bandung
Sumber-Sumber lain yang terkait






2
Garis Besar Materi.

I. Belajar
A. Konsep Dasar Belajar (Learning)
1. Belajar merupakan aktivitas manusia dan jenis hewan tertentu untuk mempertahankan dan/ atau
meningkatkan kehidupannya.
2. Belajar adalah kegiatan, proses, aktifitas, perubahan, tingkah laku, perubahan tingkah laku.
3. Belajar ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku
4. Tingkah laku hasil belajar bukan tingkah laku yang bersifat naluriah, bukan tingkah laku hasil
proses kematangan(maturity), dan bukan tingkah laku akibat mabuk, hipnotis, dan bukan tingkah
laku orang sakit jiwa
5. Tingkah laku hasil belajar ada yang dapat diamati langsung dan ada yang tidak nampak
6. Hasil belajar dapat berupa perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan berfikir,
keterampilan fisik, keterampilan berbahasa, dsb.
7. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan dari tidak ada menjadi ada, dari ada
belum sempurna menjadi lebih sempurna, dari ada yang satu menjadi ada yang lain.
8. Hasil belajar dapat berupa perubahan dari yang belum baik menjadi baik ataupun dari baik
menjadi tidak baik.
9. Disebut hasil belajar kalau keberadaannya sesudah belajar dapat bertahan dalam waktu yang relatif
lama

B. Teori Belajar.
1. Proses belajar merupakan kegiatan yang terjadi dalam jiwa manusia, sehingga tidak dapat diamati
dan sampai saat ini juga belum dapat dibuat gambaran langsung aktifitas belajar tersebut.
2. Bahwa telah terjadi proses belajar orang hanya dapat membandingkan ada atau tidaknya perubahan
tertentu sebelum manusia(atau hewan) dikatakan belajar dengan keadaan sesudah manusia atau
hewan tersebut dikatakan belajar. Kalau tidak terjadi perubahan maka dikatakan tidak terjadi proses
belajar.
3. Karena tidak dapat diamati secara langsung maka orang (para ahli) hanya dapat berspekulasi saja
tentang bagaimana proses belajar terjadi.Maka timbul teori belajar ( teori tentang proses belajar)
4. Dari sekian banyak teori belajar pada saat ini, secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua
kelompok saja, yaitu teori-teori belajar yang tergolong Behaviouristik dan teori-teori belajar yang
tergolong Kognitif.
5. Secara umum dapat digambarkan bahwa teori-teori behaviouristik berpegang pada suatu prinsip
bahwa kebenaran semua hal harus dapat diamati, artinya harus dapat ditangkap oleh indera manusia.
Jadi tentang belajar tidak dipelajari sebagai proses kejiwaan (karena tidak dapat diamati), dan harus
dipelajari dari apa yang tampak
6. Behaviourisme bahkan tidak mengakui adanya jiwa. Kalau ada yang mengatakan adanya aktivitas
jiwa maka aktifitas tersebut hanyalah akibat proses jasmani. Berfikir adalah aktifitas otak, perasaan
adalah aktifitas hormon tertentu, kemauan tidak lain merupakan realisasi dari nafsu jasmaniah.
7. Behaviourisme mengembangkan konsep ilmunya melalui eksperimen
8. Di lain pihak teori-teori kognitif memandang semua perilaku manusia merupakan aktivitas jiwa atau
akibat aktivitas jiwa. ( jiwa tidak nampak)
9. Aliran kognitif mengembangkan konsep ilmunya dengan cara spekulatif, pemikiran yang
berdasarkan atas teori-teori abstrak.

C. Teori Belajar Behaviouristik.
1. Teori-teori belajar behaviouritik merujuk pada percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Ivan
Pavlov, Thordike, dan Watson terhadap binatang coba.
2. Ivan Pavlov mengadakan percobaan dengan binatang anjing dengan media makanan, sinar, dan
bunyi lonceng.
3. Tahap percobaan dimulai dengan menunjukkan makanan kepada anjing sebagai stimulus asli dan
respons asli anjing adalah mengeluarkan air liur. Tahap kedua Pavlow menunjukan makanan lagi
dengan dibarengi sinar lampu atau bunyi bel dan respons anjing tetap mengeluarkan air liur. Tahap
3
ketiga kepada anjing hanya ditunjukkan sinar atau bunyi saja (stimulus buatan) dan anjing tetap
merespons dengan mengeluarkan air liur (repons buatan). Selanjutnya percobaan dilakukan dengan
berbagai variasi.
4. Simpulan umum percobaan Pavlov:
a. Tingkah laku/perbuatan binatang (dan selanjutnya dianggap berlaku juga pada manusia), pada
hakikatnya adalah respons(reaksi) terhadap stimulus (rangsangan) dan perbuatan/tingkah
laku/aktivitas seperti ini disebut refkes dan ada refleks alsi dan refleks buatan
b. Ada respons asli yang muncul karena stimulus asli(terjadi berdasarkan naluri, keturunan, proses
genitika) dan respons buatan yang muncul karena stimulus buatan (akibat latihan, pembiasaan,
pengkondisian) Karena itu teori Pavlov disebut teori kondisioning.
c. Dari variasi-variasi percobaan, disamping istilah-istilah tersebut diatas, muncul istilah-istilah yang
lain seperti reinforcement ( adanya pengaruh penghargaan, hadiah), extingtion (hilangnya perilaku
buatan karena penyebab tertentu), spontanious recovery (temuan spontan), selective respons
(timbulnya respons yang memilih-milih stimulus), her conditioning(kembali kestimulus dan respons
asli), dan asosiation ( terhubungnya bermacam-macam respons yang berkait)
5. Percobaaan-percobaan yang dilakukan oleh Thorndike dan Watson
mengunakan kucing dan tikus putih dan teori yang dikemukakan keduanya
tidak jauh berbeda.
6. Kucing yang dibuat lapar dimasukkan ke sangkar/kandang yang pintunya akan terbuka secara
otomatik kalau sebuah alat yang digantung dalam sangkar itu tersentuh. Kepada kucing itu
ditunjukkan makanan yang disenangi kucing dan kucing itu berupaya untuk keluar dari kandang.
Berkali-kali kucing itu lari sana lari sini dalam kandang tetapi gagal untuk keluar, sampai suatau
saat, dengan tidak sengaja menyentuh alat yang terpasang di dalam sangkar tersebut dan kucing
keluar untuk makan makanan yang disediakan. Pada percobaan-percobaan selanjutnya tercatat
bahwa semakin lama semakin pendek waktu yang digunakan untuk mencoba-coba keluar itu sampai
suatu saat kucing itu dapat secara langsung menyentuh alat pembuka tadi dan langsung bisa keluar
kandang.
7. Dari percobaan tersebut, yang selanjutnya dilakukan percobaan-percobaan yang lain, muncul
konsep-konsep stimulus, respons, asosiasi (sama dengan konsep teori kondosioning), trial and
error( mencoba-gagal-berhasil), instrumental conditioning ( membuat kondisi tertentu dengan
peralatan tertentu), reward and punishment (perlunya penghargaan dan hukuman untuk
pembentukan tingkah laku), the law of effect (pentingnya pemahaman tentang hasil yang telah
dicapai), the law of exercise (pentingnya banyak latihan), the law of readiness (pentingnya
kesiapan untuk belajar), transfer of learning( dapatnya hasil belajar diterapkan pada kondisi lain
yang ada kemiripan dengan kondisi waktu belajar), dan drilling (belajar yang bersifat latihan
paksa, tidak perlu mengerti)
8. Hasil percobaan-percobaan tersebut di atas banyak diadopsi oleh kalangan pengembang konsep
belajar (untuk manusia) dengan berbagai modifikasi

D. Teori Belajar Kognitif (cognitive learning)
1. Kelompok belajar kognitif secara umum berpendapat bahwa belajar merupakan proses kejiwaan,
terjadi pada jiwa manusia, karena itu tidak dapat diamati.
2. Teori dasarnya adalah psikologi kesadaran (bewuste psichologie) yang mengangap semua perbuatan
manusia (termasuk belajar) asalnya, pelaksanaannya, dan tujuannya adalah persoalan jiwa, meskipun
konsep jiwa sendiri juga belum jelas.
3. Gejala jiwa, unsur jiwa, fungsi jiwa yang muncul dalam istilah-istilah pengamatan, tanggapan(
voorsteling), ingatan, pikiran, kemauan, perasaan, fantasi, dsb. Atau yang sering digunakan sekarang
kognitif, afektif, dan psikomotor (bukan motorik)
4. Salah satu teori kognitif yang sekarang banyak disebut adalah teori pemrosesan informasi yang
dikemukakan oleh Robert Gagne.
5. Tentang teori belajar kognitif ini Moh.Noor (2004) menyadur tulisan Robert Slavin yang secara
singkat dapat digambarkan berikut ini,
a. Belajar pada hakikatnya adalah aktifitas mental yang berupa pemrosesan informasi
4
b. Proses belajar dimulai dari masuknya Rangsangan, Register Penginderaan, diikuti Pemrosesan
Awal, Penyimpanan Jangka Pendek, Pengulangan dan Pengkodean, Penyimpanan Jangka
Panjang, Pemanggilan Kembali
c. Ada fenomena yang tidak diinginkan subyek belajar, yaitu lupa, sedangkan materi yang masih bisa
disimpan disebut retensi
d. Pada setiap tahap banyak faktor yang mempengaruhi sehingga hasil belajar yang dicapai banyak atau
tidak banyak, lengkap atau tidak lengkap, tahan lama(untuk diingat) atau tidak tahan lama.
e. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain kondisi fisik(khususnya alat indera), motovasi
orang yang belajar, faktor lingkungan yang menganggu dan yang menunjang, strategi belajar-
pembelajaran, materi yang dipelajari,dsb.
f. Faktor yang langsung mempengaruhi proses informasi antara lain:
Kesungguhan pemrosesan informasi dari pembelajar maupun pebelajar
Banyaknya alat indera yang dilibatkan
Tingkat kecocokan kondisi saat pemrosesan informasi dengan kondisi penerapan hasil belajar.
Hal-hal yang sifatnya mengganggu baik dari dalam maupun dari luar
Metode dan teknik yang dipilih untuk proses pengelohanan informasi.

E. Informasi yang mempermudah dan menghambat informasi baru

1. Hambatan retroaktif, yaitu informasi yang masuk lebih dulu terdesak oleh informasi yang baru
masuk,
2. Hambatan proaktif, informasi yang masuk lebih dulu mempengaruhi informasi yang masuk
kemudian
3. Kemudahan retroaktif, informasi yang sedang masuk dipermudah informasi yang masuk kemudian
4. Kemudahan proaktif, informasi yang sedang masuk dipermudah informasi yang mendahuluinya.
5. Efek pertama dan efek terakhir cenderung lebih mudah diingat

F. Strategi Belajar yang Efektif.
1. Kekhususan, perlunya belajar yng sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakter siswa.
2. Tingkat keumuman yang tinggi seperti menulis ringkasan, mengajukan pertanyaan untuk orang lain,
membuat catatan dalam bentuk kerangka, membuat diagram yang menggambarkan hubungan antara
ide-ide utama, mengajar teman sendiri.
3. Hindari aktifitas belajar yang tingkat keumumannya rendah, misalnya menggaris bawahi kata-kata
tanpa membedakan mana kata yang penting dan mana yang tidak penting, membuat catatan tanpa
memilih ide-ide pokok, menulis ringkasan tanpa memperhatikan mana yang penting dan mana yang
tidak penting
4. Pemantauan yang efektif, siswa harus mengetahui bagaimana dan kapan menerapkan strategi yang
dipilihnya dengan tepat.
5. Keyakinan pribadi, bahwa orang yang belajar keras/giat akan memberikan hasil yang memuaskan.
6. Menggunakan metode PQ4R:
Preview, secara cepat berupaya menangkap ide umum teks yang dibaca
Question, bertanya kepada diri sendiri tentang apa, siapa, mengapa, dan di mana terkait materi
yang dibaca
Read, membaca tanpa membuat catatan yang panjang
Refleksi, menghubungkan materi yang baru dibaca dengan apa yang telah diketahui,
mengkaitkan topik-topik, memecahkan kontradiksi-kontradiksi yang mungkin ada, mencoba
menggunakan materi yang didapat untuk memecahkan masalah yang ditetapkan
Resitasi, latihan mengingat, mengucapkan butir-butir penting, serta menanyakan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan
Review, menanyakan pada diri sendiri hal-hal yang telah dipelajari

G. Prinsip-Prinsip Belajar
1. Proses dan hasil belajar dipengaruhi :
a. Kesiapan (readiness) orang yang belajar
5
b. Motivasi
c. Persepsi (pandangan) terhadap obyek belajar
d. Pemahaman terhadap tujuan yang akan dicapai
e. Mengetahui hasil yang telah dicapai
f. Perbedaan individual
g. Hasil belajar yang bisa tersimpan disebut retensi
h. Hasil belajar dapat ditransfer kesituasi lain yang kondisinya sama/mirip
i. Dalam belajar berkembang ranah perkembangan kognitif,afektif, dan psikomotoris

H. Jenis-Jenis Belajar
a. Belajar Isyarat ( signal learning)
b. Belajar Stimulus-Respons
c. Belajar Rangkaian (chaining learning)
d. Belajar Asosiasi verbal (verbal assosiation learning)
e. Belajar Membedakan (discrimination learning)
f. Belajar Konsep (concept learning)
g. Belajar Hukum/Aturan (rule learning)
h. Belajar Pemecahan Masalah (problem solving learning)


II. Pembelajaran

A. Garis Besar materi.
1. Pengertian pembelajaran, pengajaran, belajar-mengajar, pendidikan, pembelajaran yang mendidik
2. Komponen-komponen pembelajaran:
a. Tujuan pembelajaran
b. Pembelajar
c. Pebelajar
d. Materi pembelajaran
e. Metode pembelajaran
f. Media dan Alat Bantu pembelajaran
g. Manajemen Pembelajaran
h. Lingkungan pembelajaran

3. Model-model pembelajaran:
a. Model pemrosesan informasi (Robert Gagne)
b. Model Perkembangan Intelektual (Jean Piaget)
c. Model Belajar Melalui Pengalaman (Lewin, John Dewey)
d. Model Belajar Cara Belajar Siswa Aktif CBSA)

4. Model-model Pendekatan Pembelajaran:
a. Pendekatan Sistem
b. Pendekatan CBSA
c. Pendekatan DAK
d. Pendekatan Student Learning
e. Pendekatan Teacher Learning

5. Model-model Strategi Pembelajaran:
a. Berdasarkan Proses
b. Berdasarkan Pesan
c. Berdasarkan Pengelolaan Pesan
d. Berdasarkan Kerjasama Guru
e. Berdasarkan Jumlah Siswa
f. Berdasarkan Interaksi Guru-Siswa
6

6. Model-model Metode Pembelajaran:
a. Model-model Metode Pembelajaran konvensional
b. Model-model Metode Pembelajaran inovatif

B. Gambaran Singkat Beberapa Model Pembelajaran

1. Model Pemrosesan Informasi (Robert Gagne)
a. Hasil belajar diperoleh dari stimulus dari lingkungan yang ditangkap alat indera, terjadi proses
pemberian kode, disimpan dalam ingatan jangka pendek dan jangka panjang, dan kalau diperlukan
dikeluarkan lagi, yang kesemuanya merupakan proses kognitif. ( Ada sembilan langkah)
b. Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku yang dapat diketahui dengan membandingkan kondisi
tingkah laku sebelum belajar dengan tingkah laku sesudah belajar (proses belajarnya sendiri tidak
dapat diamati)
c. Ragam belajar berupa : informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan gerak, sikap, siasat
kognitif

2. Model Pembelajaran Perkembangan Intelek ( Jean Piaget)
a. Pembalajaran mengacu pada tingkat perkembangan intelek siswa
b. Proses perkembangan intelek manusia relatif sama dan dapat dibuat periodisasi tahap perkembangan
intelek
c. Perkembangan organisme dipengaruhi sifat-sifat keturunan dan interaksi organisme dengan
lingkungan.
d. Ada tiga tahap perkembangan intelak, yaitu asimilasi, akomodasi, ekualisasi

3. Model Pembelajaran melalui Pengalaman (Lewin, J.Dewey, Piaget)
a. .Model ini diujudkan dalam pembelajaran Action Research and Laboratory
Training.
b. Belajar merupakan siklus : pengalaman kongkrit, observasi dan refleksi,
pembentukan konsep abstrak dan generalisasi, dan pengujian untuk terapan.

4. Model Pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
a. Siswa harus dilibatkan secara fisik dan mental dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
b. Semua potensi siswa harus dikembangkan
c. Asumsi yang dipakai : Siswa adalah individu aktif, punya potensi, sedangkan guru hanya sebagai
motifator dan fasilitator

C. Gambaran singkat beberapa Metode Pembelajaran

1.Motode-Metode Pembelajaran konvensional

a. Metode Ceramah
* Ciri khas metode ceramah (aslinya) adalah bentuk interaksi satu arah, yaitu
transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa, siswa hanya mendengarkan,
membuat catatan
* Sekali kali mungkin guru juga menggunakan alat bantu sepert peraga, media,
dsb.
* Metode ceramah (masih) layak dipakai dalam hal:
** Materi yang diajarkan lebih bersifat fakta dan tidak ada/sulit didapat buku
atau sumber lain.
** Jumlah siswa terlalu banyak dan tidak ada/sulit dicari media atau alat
komunikasi yang memadai.
** Materi yang disampaikan relatif baru dan diperkirakan masih asing bagi
siswa
7
** Tujuan pembelajaran menyangkut internalisasi norma sehingga perlu
sentuhan psikologis bagi pembentukan nurani Untuk ini guru harus
memiliki kemampuan untuk tugas mendidik.
** Dalam hal guru membimbing siswa membuat rangkuman materi
pembelajaran
* Dengan metode ceramah guru relatif mudah menguasai ketertiban kelas
* Dengan metode ceramah guru sulit mengetahaui kesahihan evaluasi yang
dilakukan

b. Metode Tanya jawab.
* Dalam bentuk aslinya metode ini menunjukkan adanya interaksi dua arah, yaitu
antara guru-siswa dan siswa-guru
* Metode tanya jawab (masih) layak dipakai dalam hal:
** Diasumsikan bahwa siswa sudah memiliki bekal pengetahuan tentang
bahan yang akan diajarkan
** Guru ingin mengaktifkan siswa (prinsip CBSA)
** Guru memiliki kemampuan untuk melakukan tanya jawab
** Guru dapat mengendalikan pembicaraan agar tidak menyimpang jauh dari
arah pembicaraan
* Metode tanya jawab dapat dipakai pada tahap awal, tahap inti, maupun
tahap penutup pembelajaran

c. Metode Diskusi
Pembelajaran yang dilakukan dengan multi arah: guru-siswa,siswa-
siswa, siswa-guru
Baik digunakan dalam pembelajaran yang sifatnya pemecahan masalah atau
harus menjawab pertanyaan yang jawabannya mengandung alternatif, dan
oleh karena itu memerlukan pemikiran banyak orang dan banyak pendapat.
Lebih memungkinkan pengembangan jiwa demokratik, keberanian
mengeluarkan pendapat, kemampuan bermusyawarah, tidak picik, dan
memperoleh pengetahuan yang obyektif.
* Mendukung CBSA
* Untuk mendapatkan hasil yang baik perlu:
** pemilihan materi yang menimbulkan pemikiran alternatif dan tentu saja tetap
mengacu pada tujuan pembelajaran
** pemimpin diskusi (guru atau siswa) harus dapat berperan sebagai pengendali
arah, sebagai tembok pemantul, dan sebagai pengatur lalu lintas

d.Metode Demonstrasi.
* Guru atau nara sumber atau siswa menunjukkan atau memperlihatkan suatu
aktifitas, atau gerakan, atau proses, atau cara kerja suatu hal kepada siswa dan
siswa diminta untuk memperhatikan, membuat catatan atau gambar, serta
menyiapkan diri untuk menceritakan, atau menirukan, atau menjawab
pertanyaan yang terkait dengan apa yang didemonstrasikan.
* Apabila demonstrasi dilakukan dengan baik siswa akan mendapatkan
pengetahuan atau keterampilan atau pengalaman belajar yang nyata, jelas,
lengkap, dan asli
* Metode ini terbatas penggunaannya hanya pada hal-hal yang dapat diamati, dapat
ditangkap dengan alat indera.
* Agar pembelajaran berhasil baik maka :
** Siswa terlebih dulu harus diberi tahu tentang apa yang harus diamati dalam
mengikuti demonstrasi yang akan dilakukan.
** Ukuran, jumlah, dan penempatan bahan atau alat bantu dalam demonstrasi
harus memungkinkan semua siswa dapat mengamati dengan jelas
8
** Selama demonstrasi harus dilakukan pengendalian perhatian siswa
** Pada langkah-langkah tertentu guru perlu minta perhatian siswa secara khusus
** Diupayakan siswa sebanyak-banyaknya terlibat dalam proses demonstrasi
** Selesai demonstrasi siswa ditugasi membuat laporan hasil pengamatannya

e.Metode Eksperimen
* Pada garis besarnya metode eksperimen tidak jauh berbeda dengan metode
demonstrasi. Hanya bedanya metode demonstrasi digunakan untuk
pembelajaran yang meterinya sudah diketahui, tinggal mengecek atau
menunjukkan sesuatu yang sudah ditemukan itu, sedangkan metode
eksperimen digunakan untuk pembelajaran yang bagi guru (seolah-olah)
belum diketahui kebenarannya
* Tentang prinsip, kegunaan, kebaikan, dan aktifitas guru dan siswa secara garis
besar sama
* Perlu diingat metode eksperimen harus disertai perhatian khusus dari guru kalau
ekperimen itu mengandung bahaya atau menyangkut keselamatan siswa.

f.Metode Latihan
* Makna latihan adalah melakukan ulangan atau melakukan berulang-ulang apa yang
pernah dilakukan, atau dipelajari. Namun bagi manusia mengulang perbuatan atau
hasil latihan tidak sekedar melakukan kembali apa yang telah dilakukan, tetapi
biasanya terjadi juga perbaikan.
* Metode latihan terutama terkait dengan keterampilan atau ketangkasan, meskipun
keterampilan atau ketangkasan ini dapat juga menyangkut kejiwaan, misalnya
keterampilan atau ketangkasan berfikir
* Meskipun metode latihan bermanfaat untuk menyempurnakan hasil belajar namun
ada yang perlu mendapatkan perhatian misalnya:

** Hukum semakin banyak latihan semakin baik hasilnya hubungannya tidak
selalu linier. Kalau terlalu banyak latihan hasilnya malah semakin menurun.
** Latihan yang dilakukan secara mekanis akan menghambat kreatifitas siswa
dan pengalaman belajar menjadi statis dan kaku
** Bisa menumbuhkan verbalisme
g.Metode Tugas

Bentuk dasar metode tugas adalah guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mengerjakan sesuatu terkait materi ajar tertentu yang harus dikerjakan dalam
atau di luar jam pelajaran sedangkan siswa secara individual atau kelompok
mengerjakan tugas tersebut dan melaporkan apa yang telah dikerjakan itu
kepada guru ata kepada kelas.
* Kebaikan metode tugas :
** merangsang siswa aktif, kreatif, dan bertanggung jawab
** memperluas, memperkaya, memperdalam, dan membuat hasil belajar lebih
bermakna
* Perlu diperhatikan penggunaannya antara lain:
** Harus dicegah adanya penjiplakan, tugas yang dikerjakan orang lain,serta
kecurangan-kecurangan lain.
** Banyaknya tugas harus disesuikan dengan waktu yang dimiliki siswa

h.Metode Kerja kelompok
* Bentuk dasar metode ini adalah siswa dalam membahas materi pembelajaran dibagi
menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari beberapa orang sesuai kebutuhan dan
jumlah siswa
* Penggunaan matode ini lebih dimaksudkan untuk menumbuhkan jiwa
9
kegotongroyongan siswa dalam belajar
* Ditinjau dari kebaikan hasil belajar tidak jauh berbeda dengan hasil belajar yang
didapat melalui metode diskusi, karena metode diskusi jelas harus dilakukan secara
kelompok.

i. Metode Karya Wisata/Widya Wisata
* Dengan metode ini siswa belajar di luar kelas sambil berwisata untuk mendalami
memperluas, dan mencocokkan apa yang telah dipelajari disekolah dengan apa
yang ada di lapangan
* Dengan berwidya wisata pengalaman belajar siswa lebih lengkap, lebih bermakna,
dan lebih fungsional.
* Mengurangi kejenuhan belajar
* Agar hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran :

** Guru bersama siswa harus merancang kegiatan widyawisata dengan baik,
yaitu mengacu pada tujuan pembelajaran, merancang kegiatan dengan cermat
dan rinci dengan memperhitungkan segala hal yang terkait dan yang
kemungkinan terjadi di lapangan
** Guru harus secara jelas menyampaikan kepada siswa tentang apa yang harus
diperhatikan pada apa yang ada pada obyek wisata dan apa yang harus
dilakukan sesudah kegiatan widya wisata.

2.Model-Model Pembelajaran inovatif

2.1 Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran tertentu yang berorientasi
pada pendekatan, strategi, metode, dan tehnik pembelajaran tertentu yang
dianggap paling baik.
2.2 Model-model pembelajaran inovatif merupakan akumulatif dari konsep-konsep
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pendukung pembelajaran yang
terdahulu, yaitu pembelajaran harus menunjukkan kegiatan yang Partisipatif,
Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan (PAKEM)

Model Pembelajaran Kooperatif
a. Model pembelajaran kooperatif menggunakan pendekatan konstruktivistik.
b. Bebarapa konsep dasar konstruktivitis dalam pembelajaran:
* Guru tidak memberikan bahan jadi, tetapi siswalah yang harus membangun
pengetahuan sendiri dalam pikirannya
* Guru hanya memantau siswa agar pengetahuan yang didapat menjadi
bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
menerapkan ide-ide, serta mendorong siswa agar secara sadar menggunakan
strategi-strategi sendiri dalam belajar
* Siswa harus terus menerus mengkonstruksi semua informasi yang sudah
dimiliki dan yang baru diperoleh menjadi suatu bangunan pengalaman yang
utuh dan aktual
* Menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran kelompok
* Menekankan pada proses Top Down, dari yang kompleks menuju yang
khusus
* Generative learning, belajar menemukan dan menggunakan metode spesifik
untuk melakukan kerja mental dalam menangani informasi baru
* Pembelajaran dengan penemuan (inquiry learning)
c. Bentuk-bentuk Model Pembelajaran Kooperative (Supriyono, dalam tulisannya
cooperative learning) :
1. Jigsaw 2. Think Pair Share 3.Numbered Head Together 4. Group Investigation 5. Two Say Two Stray
6. Make a Match 7. Listening Team 8. Inside-Outside
10
Cyrcle 9. Bamboo Dancing 10. Point Counter Point 11. The Power of Two
12. Listening Team

d. Gambaran singkat beberapa tipe pembelajaran kooperatif.

Tipe Jigsaw
1 Guru mengenalkan topik dan konsep-konsep yang akan dibahas sesuai dengan
KD dan Indikator yang akan dicapai kepada siswa secara klasikal
2 Guru membentuk kelompok-kelompok kecil (sesuai dengan kebutuhan) yang
disebut home team(kelompok asal)
3 Guru membagikan materi tekstual (dalam bentuk teks atau buku sumber)
sesuai dengan topik yang harus dibahas dan tiap kelompok mengkaji materi
tekstual tersebut(materinya sama)
4 Guru membentuk ekspert team(kelompok ahli), yang terdiri dari satu wakil
dari tiap kelompok kecil
5 Kelompok ahli berdskusi dengan topik yang sama tetapi tiap anggota
membawa hasil dari kelompok kecilnya masing-masing
6 Wakil kelompok kecil kembali kekelompoknya dengan membawa hasil diskusi
kelompok ahli.
7 Kelompok kecil mendiskusikan hasil diskusi kelompok ahli
8 Siswa kembali dalam format klasikal untuk mendiskusikan hasil dari kelompok
kecil
9. Guru menutup pembelajaran dengan terlebih dulu membuat repiu bersama siswa.

Tipe Think-Pair-Share
1. Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan materi pembelajaran yang telah
direncanakan kepada siswa secara klasikal dan tiap siswa diminta berfikir tentang pertanyaan yang
diajukan guru (thingking)
2. Guru minta siswa membentuk pasangan-pasangan, satu siswa dengan satu siswa lainnya sehingga
terbentuk banyak pasangan (pairing)
3. Tiap pasangan diminta mendiskusikan pertanyaan yang diajukan guru (inter subyektive)
4. Hasil diskusi dibawa ke diskusi kelas

Tipe Group Investigation
1. Diadakan pembagian kelompok
2. Guru bersama siswa memilih topik-topik dan permasahan-permasalahan yang dikembangkan dari
topik-topik tersebut
3. Guru bersama siswa menetapkan metode investivigasi (metode penelitian ilmiah) yang akan
digunakan untuk memecahkan masalah (mengumpulkan data, analisis data, sintesis, dan menarik
simpulan)
4. Tiap kelompok melakukan investigasi sesuai permasahannya
5. Tiap kelompok mempresentasikan hasil investigasinya ke kelas
6. Di akhir pembahasan dilakukan evaluasi pembelajaran

Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif yang lain.
1. Karena keterbatasan waktu dan ruang tidak semua tipe pembelajaran kooperatif disajikan di sini dan
mahasiswa diharapkan membaca sendiri dari sumber yang antara lain yang tertulis di bagian depan
ringkasan materi ini.
2. Pada garis besarnya dasar, prinsip, dan kelebihan metode-metode pembelajaran kooperatif tersebut
diatas sama, hanya bervariasi dalam disain pembentukan kelompok dan bentuk dinamika
kelompoknya.
3. Secara umum langkah pembahasan materi dimulai dari informasi tentang materi, tujuan, dan langkah
pembahasan dan dilanjutkan dengan diskusi, laporan hasil diskusi, dan repiu.

11
Model Pembelajaran Kontekstual
1. Mengkaitkan materi ajar dengan dunia nyata.
2. Mendorong peserta didik menghubungkan dan menerapkan hasil belajarnya
dengan kondisi dan kebutuhan hidup sehari-hari

3. Konsep belajar yang digunakan:
a. Siswa terlibat secara pribadi dalam mendapatkan pengalaman belajar
b. Siswa harus menemukan sendiri pengalaman belajarnya
c. Siswa harus punya komitmen untuk belajar sungguh-sungguh untuk
mendapatkan pengalaman belajar yang optimal
4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual
a. Adanya saling ketergantungan antar siswa, dan antar siswa dengan lingkungan
b. Adanya deferensiasi, adanya keberagaman dalam kehidupan
c. Pengaturan diri, siswa mampu mengelola dirinya sendiri dalam menangkap, mencerna, dan
mempertanggung jawabkan pengalaman belajar
d. Kebermaknaan, siswa mengerti makna dan manfaat apa yang dipelajari
e. Autentik, pengalaman nyata, tidak artifisial
f. Aktif, siswa aktif dalam proses pembelajaran
g. Pengembangan kognitif tingkat tinggi, tingkat berfikir kritis dan kreatif
h. Menekankan proses dan hasil
i. Distributif, hasil belajar tidak hanya untuk kepentingan pribadi orang yang belajar saja.
5. Strategi Pembelajaran Kontekstual
a.Relating, dikaitkan dengan kehidupan nyata
b.Experiencing, siswa mengalami, langsung terlibat dalam pembelajaran
c.Applying, siswa mengaplikasikan hasil belajarnya pada kehidupan nyata
d.Cooperating, belajar dilakukan dengan bekerja sama dalam kelompok
kecil maupun besar
e.Transfering, hasil belajar dapat diterapkan pada kondisi lain yang sesuai
6. Unsur-unsur Pembelajaran Kontekstual
Kontruktivitis (membangun pengetahuan), Inkuiri (penemuan), Dialoog
(tanya jawab), Masyarakat Belajar (terjadi dalam komunitas yang saling
mengevaluasi kembali), dan Penilaian Otentik (penilaian yang didasarkan
pada keadaan nyata siswa)

Model Pembelajaran Tematik
1. Model pembelajaran tematik tepat digunakan untuk siswa tingkat PAUD atau tingkat SD kelas awal
(kelas I-III)
2. Landasan psikologis pembelajaran tematik adalah bahwa perkembangan anak usia PAUD dan SD
kelas awal dan pemahaman siswa terhadap lingkungan merupakan keutuhan (holistik), tidak
terpisah-pisah.
3. Untuk pembelajaran di PAUD keutuhan ditekankan pada keutuhan aspek perkembangan siswa, yaitu
aspek jasmaniah dan semua aspek kerokhanian, misalnya aspek pengembangan gerak, kognitif,
emosi, bahasa, moral-keagamaan, dan sebagainya, sehingga pemilihan tema disesuaikan dengan
aspek perkembangan siswa tersebut.
4. Untuk pembelajaran di SD kelas awal pemilihan tema berorientasi pada kesatuan bidang studi,
misalnya Matematika, IPA, IPS, dsb.
5. Secara umum model pembelajaran tematik dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran komprehensif
seperti yang pernah diterapkan di Sekolah Pembangunan (comprehensive school)

6. Prinsip-prinsip pembelajaran tematik adalah :
a. Berpusat pada siswa
b. Memberikan pengalaman langsung
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu tampak
12
d. Suatu konsep dapat dikembangkan lewat berbagai mata pelajaran dan tiap mata pelajaran dapat
untuk mengembangkan beberapa konsep
e. Bersifat fleksibel
f. Mengembangkan sebanyak-banyaknya potensi siswa
g. Belajar dengan bermain/berbuat dan menyenangkan.

7. Catanan khusus :
a. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
b. Dimungkinkan penggabungan kompetensi dasar antar rencana pembelajaran harian,
mingguan, bulanan, semester.
c. Kompetensi dasar yang tidak dapat disatukan dalam suatu tema tidak perlu dipaksakan, dapat
dikembangkan tersendiri atau melalalui tema lain
d. Satu tema dapat dibahas dalam beberapa jam pelajaran
8. Langkah-langkah pembelajaran :
a. Pemetaan Kompetensi Dasar ( Penjabaran Standar Komptensi dan Kompetensi dasar ke
Indikator, menentukan tema, identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar, dan Indikator
b. Menetapkan Jaringan Tema
c. Penyusunan Silabus
d. Penyusunan Rencana Pembelajaran
e. Pelaksaan Pembelajaran ( Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, Kegiatan Penutup dan Tindak
Lanjut)

Anda mungkin juga menyukai