TEORI-TEORI BELAJAR
Disusu oleh:
Asroful Maghfur
2022
KATAK PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
D. Manfaat bagi penulis.....................................................................................1
E. Manfaat bagi pembaca..................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Teori Belajar Behaviorisme..........................................................................2
B. Pengertian Dari Teori Belajar Kognitivisme................................................6
C. Teori belajar konstruktivisme.......................................................................8
D. Teori humanisme...........................................................................................9
E. Teori sibernitik............................................................................................10
BAB Ⅲ...................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. KESIMPULAN...........................................................................................11
B. Saran............................................................................................................12
C. Kesan...........................................................................................................12
D. Pesan...........................................................................................................12
E. Evaluasi.......................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
5) Apa Yang di maksud dengan Teori Sibernrtik?
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
3) Law of effect, belajar akan menjadi bersemangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang baik.
Pengkondisian (conditioning), merupakan perkembangan lanjut dari
koneksionisme. Teori ini didasari percobaan Ivan Pavlov (1849-
1936)menggunakan obyek yaitu anjing. Secara singkat adalah sebagai berikut:
Seekor anjing yang telah dibedah sedemikian rupa, sehingga saluran kelenjar
ludahnya tersembul melalui pipinya, dimasukan kedalam kamar gelap. Dikamar
itu hanya ada sebuah lubang yang terletak di depan moncongnya, tempat
menyodorkan makanan atau menyorotkan cahaya pada waktu diadakan
percobaan. Pada moncongnya yang telah dibedah itu disambungkan sebuah pipa
yang dihubungkan dengan sebuah tabung diluar kamar. Dengan demikian dapat
diketahui keluar tidaknya air liur dari moncong anjing itu pada waktu diadakan
percobaan, alat-alat yang digunakan dalam percobaan itu antara lain makanan,
lampu senter, dan sebuah bunyi-bunyian.
Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan anjing itu Pavlov mendapat
kesimpulan bahwa gerakan-gerakan reflek itu dapat dipelajari, dapat berubah
karena mendapat latihan latihan, sehingga dari hasil ini ia membedakan 2 macam
refleks, yaitu refleks bawaan dan refleks hasil belajar. Sebenarnya hasil-hasil
percobaan Pavlov dalam hubungannya dengan belajar yang kita perlukan sekarang
ini adalah tidak begitu penting. Mungkin beberapa hal yang ada sangkut pautnya
dengan belajar yang perlu diperhatikan antara lain ialah bahwa dalam belajar perlu
adanya latihan-latihan dan kebiasaan-kebiasaan yang telah melekat pada diri dapat
mempengaruhi dan bahkan mengganggu proses belajar yang bersifat skill.
Penguatan (reinforcement), merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori
pengkondisian. Jika pada teori pengkondisian (conditioning) yang diberi kondisi
adalah perangsangnya (stimulus), maka pada teori penguatan (reinforcement)
yang dikondisikan atau diperkuat adalah responsnya. Contohnya, soerang anak
yang belajar dengan giat dan dia dapat menjawab semua pertanyaan dalam
ulangan atau ujian, maka guru memberikan penghargaan pada anak itu misal
dengan nilai yang tinggi, pujian, atau hadiah. Berkat pemberian penghargaan ini,
maka anak itu akan belajar lebih rajin dan lebih bersemangat lagi untuk
mengulang agar mendapat penghargaan lagi.
7
Operant conditioning, Tokoh utamanya adalah Skinner. Skinner memandang
bahwa teori Pavlov tentang reflek berhasrat hanya tempat untuk menyatakan
tingkah laku respon . tingkah laku respon yang terjadi dari suatu
rangsangan. Seperti Pavlov, Thorndike, dan Watson, Skinner juga menyakini
adanya pola hubungan stimulus-respons. Tetapi berbeda dengan para
pendahulunya, teori skinner lebih menekankan pada perubahan prilaku yang dapat
diamati dengan mengabaikan kemungkinan yang terjadi dalam proses berfikir
pada otak seseorang.
Menurut Skinner, hubungan stimulus dan respons yang terjadi melalui interksi
dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku,
tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh tokoh-tokoh sebelumnya. Sebab,
pada dasarnya stimulus-stimulus yang diberikan kepada sesorang akan saling
berinteraksi dan interaksi antar stimulus tersebut akan mempengaruhi bentuk
respon yang diberikan.
Beberapa konsep yang berhubungan dengan operant conditioning:
1) Penguatan positiv (positeve reinforcement), ialah penguatan yang
menimbulkan kemungkinan untuk bertambah tingkah
laku.Contoh seorang siswa yang mencapai prestasi tinggi diberikan
hadiah maka dia akan mengulangi prestasi itu dengan harapan dapat
hadiah lagi. Penguatan bisa berupa benda, penguatan sosial (pujian,
sanjungan) atau token (seperti nilai ujian).
2) Penguatan negatif (negatif reinforcement), ialah penguatan yang
menimbulkan perasaan menyakitkan atau yang menimbulkan keadaan
tidak menyenangkan atau tidak mengenakan perasaan sehingga dapat
mengurangi terjadinya sesuatu tingkah laku. Contoh seorang siswa
akan meninggalkan kebiasaan terlambat mengumpulkan tugas/PR
karena tidak tahan selalu dicemooh oleh gurunya.
3) Hukuman (Punishment), respons yang diberi konsekuensi yang tidak
menyenangkan atau menyakitkan akan membuat seseorang
tertekan. Contoh seorang siswa yang tidak mengerjakan PR tidak
dibolehkan bermain bersama teman-temannya saat jam
istirahat sebagai bentuk hukuman.
8
Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik.
Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar
pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-
program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram,
modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep
hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat
(reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar
yang dikemukakan Skiner.
Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir
linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa
belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar
menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak
bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang mempengaruhi
proses belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping.
Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak
menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun apa
yang mereka sebut dengan penguat negatif (negative reinforcement) cenderung
membatasi pebelajar untuk berpikir dan berimajinasi.
Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negatif.
Penguat negatif tidak sama dengan hukuman. Ketidaksamaannya terletak pada
bila hukuman harus diberikan (sebagai stimulus) agar respon yang muncul
berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat negatif (sebagai
stimulus) harus dikurangi agar respon yang sama menjadi semakin kuat.
Misalnya, seorang pebelajar perlu dihukum karena melakukan kesalahan. Jika
pebelajar tersebut masih saja melakukan kesalahan, maka hukuman harus
ditambahkan. Tetapi jika sesuatu tidak mengenakkan pebelajar (sehingga ia
melakukan kesalahan) dikurangi (bukan malah ditambah) dan pengurangan ini
mendorong pebelajar untuk memperbaiki kesalahannya, maka inilah yang disebut
penguatan negatif. Lawan dari penguatan negatif adalah penguatan positif
(positive reinforcement). Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. Namun
bedanya adalah penguat positif menambah, sedangkan penguat negatif adalah
mengurangi agar memperkuat respons.
9
B. Pengertian Dari Teori Belajar Kognitivisme
10
interpretasi itu terkandung unsur kognitif seperti penafsiran, keyakinan, penentuan
tujuan, perkiraan tentang kemungkinan mencapai sukses, serta penilaian tentang
kemampuan sendiri untuk mengejar suatu sasaran.
Misalnya seorang mahasiswa yang sedang berkonsentrasi penuh pada suatu
proyek studi tidak harus segera mencari makanan sebegitu mulai merasa lapar
tetapi dapat menunda saat makan sampai proyek itu selesai. Misalnya lagi,
seorang siswa SMA tidak harus memulai membaca suatu buku setelah diberi
tugas oleh guru, tetapi dia dapat mempelajarinya atas inisiatif sendiri, karena
beranggapan bahwa mata pelajaran tertentu patut diperdalam dan dia mampu
untuk itu.
Oleh sebab itu pada dasarnya isi interpretasi yang diberikan terhadap
rangsangan dari luar atau dari dalam itulah yang mengandung daya motivasional.
Sesuai dengan pandangan kognitivisme, orang terutama dilihat sebagai sumber
motivasinya sendiri berdasarkan kegiatan mental dalam alam pikirannya, sehingga
tergerak untuk memulai aktivitas tertentu, bertahan dalam aktivitas itu dan
mengarahkannya untuk mencapai suatu tujuan. Ternyata hal itu ditemui tiap
individu justru merencanakan respons perilakunya, menggunakan berbagai cara
yang bisa membantu dia mengingat serta mengelola pengetahuan secara unik dan
lebih berarti.
Teori belajar yang berasal dari aliran psikologi kognitif ini menelaah
bagaimana orang berpikir, mempelajari konsep dan menyelesaikan masalah. Hal
yang menjadi pembahasan sehubungan dengan teori belajar ini adalah tentang
jenis pengetahuan dan memori.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme
adalah dasarnya rasional. Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran. Inilah yang disebut dengan filosofi Rasionalism. Menurut aliran ini,
kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa/
kejadian yang terjadi di dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimana orang-orang berfikir. Aliran ini
menjelaskan bagaimana belajar terjadi dan menjelaskan secara alami kegiatan
mental internal dalam diri kita. Oleh karena itu, dalam aliran kognitivisme lebih
11
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Karena menurut
teori ini bahwa belajar melibatkan proses berfikir kompleks.
Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar
merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan
dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi
mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar sebagai berikut.
1) Menarik perhatian.
2) Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3) Merangsang ingatan pada pra syarat belajar.
4) Menyajikan bahan perangsang.
5) Memberikan bimbingan belajar.
6) Mendorong untuk kerja.
7) Memberikan balikan informatif.
8) Menilai unjuk kerja.
9) Meningkatkan retensi dan ahli belajar.
12
Pendidik dan peserta didik bagaimana nantinya peserta didik benar-benar
aktif secara konsisten mengeksplorasi pengetahuannya dan tidak hanya
menjadi pendengar setia saja, sedangkan pendidik hanya sebatas
memberikan fasilitas serta arahan terkait pembelajaran yang sedang
diampunya.
D. Teori humanisme
E. Teori sibernitik
13
Pendidik dan peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran
dengan memamfaatkan teknologi dalam jarak yang jauh.
Pada situasi pandemic covid-19 seperti saat ini, teori belajar
sibernitik menjadi pilihan utama dalam melaksanakan proses pembelajaran
jarak jauh (PJJ).
14
BAB Ⅲ
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Teori Belajar Kognitivisme tingkah laku tidak digerakkan oleh apa
yang disebut motivasi, melainkan oleh rasio. Setiap perbuatan yang akan
dilakukannya sudah dipikirkan alasan-alasannya. Oleh karena itu setiap orang
sungguh-sungguh bertanggung jawab atas segala perbuatannya.Di dalam teori ini
juga diletakkan pentingnya fungsi kehendak, bahkan fungsi kehendak disejajarkan
dengan fungsi berfikir dan fungsi perasaan, sejauh fungsi berfikir dapat
dipertanggung jawabkan.Teori belajar Humanisme adalah Suatu teori dalam
pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta
peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
B. Saran
C. Kesan
15
Semoga dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat.
D. Pesan
E. Evaluasi
16
DAFTAR PUSTAKA
17