Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 1

MATA KULIAH : PENELITIAN TINDAKAN


KELAS TUTOR : VIENA RUSMIATI HASANAH,
DR

Nama : Dede Sri


NIM : 857433721
Kelas : Katapang B

Silahkan Kerjakan TT1 dengan baik.

1. Identifikasi masalah masalah pembelajaran apa yang pernah dihadapi dikelas yang anda ajar?
Kaitkan dengan Tujuan Pembelajaran anda. Refleksikan! Ungkapkan minimal 4 point
permasalahan yang menjadi kegundahan anda!

2. Berikan minimal 5 Teori (Konsep/pengertian, prinsip hubungan sebab akibat, dari sumber
mutakhir dan referensi) terkait dengan permasalahan/kegundahan tersebut!

3. Berikan Pembahasan, yang menghubungkan antara Masalah dan Teori untuk menyelesaikan
masalah tersebut.

4. Apa Ide Gagasan anda dalam menyelesaikan masalah di kelas anda tersebut?

5. Apa kesimpulan yang anda ambil, dalam menghadapi situasi permasalahan dan kegundahan
serta berbagai masukan baik teori dan pengalaman orang lain, serta ide gagasan anda?

Terima Kasih

Jawab :

1. Langkah awal dalam mengidentifikasi masalah adalah mengemukakan masalah atau kendala
apa saja yang terjadi di dalam kelas secara detail. Permasalahan ini sifatnya sangat kompleks
dan beragam. Masalah ini bisa saja dipicu karena lingkungan belajar, tidak adanya motivasi
dan media belajar, dan sebagainya:

1) Menganalisis penyebab terjadinya masalah


2) Membuat konsep rencana pemecahan masalah

Contoh-contoh Permasalahan dalam PBM


1) Apakah siswa sudah menguasai kompetensi dasar yang telah diberikan?
2) Apakah siswa sudah menguasai keterampilan yang diharapkan dalam pembelajaran?
3) Apakah siswa sudah menguasai materi yang telah diberikan?
4) Apakah siswa dapat mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas sekolah dengan baik?
5) Apakah interaksi kelas dapat berlangsung dengan baik?
6) Apakah kondisi kelas sudah aman, nyaman, dan kondusif saat PBM?
7) Apakah aktivitas pembelajaran menarik minat siswa?
8) Apakah siswa sudah menaati peraturan atau tata tertib kelas maupun sekolah?
9) Apakah siswa memperhatikan dengan baik saat PBM?

Refleksi pembelajaran yang paling umum dilakukan yaitu dengan cara mengulas kembali
materi belajar sebelumnya. Biasanya dapat dilakukan secara mandiri, Yaitu membaca dari
awal semua catatan yang berkaitan kemudian memahaminya dan mencatat poin-poin
penting.

Setelah selesai mencatat baru kemudian menutup catatan tersebut. Lalu menjelaskan sendiri
di depan kamera perekam atau orang lain untuk membantu menyimak tanpa melihat buku.
Cara satu ini dinilai mampu membuat siswa memahami materi dan bisa menjelaskan, tidak
hanya sekedar menghafal

Masalah yang pernah saya alami di kelas antara lain :

1) Tindakan bullying siswa terhadap siswa lain


2) Perilaku Siswa yang buruk
3) Siswa kurang fokus dalam belajar di kelas
4) Siswa lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar.

2. Ajaran kausalitas adalah ajaran tentang sebab akibat. Untuk delik materil permasalahan
sebab akibat menjadi sangat penting. Kausalitas berlaku ketika suatu peraturan pidana tidak
berbicara tentang perbuatan atau tindak pidananya (yang dilakukan dengan sengaja), namun
menekankan pada hubungan antara kesalahan atau ketidaksengajaan (culpa) dengan akibat.
Dengan demikian, sebelum mengulas unsur kesalahan, hakim pertama-tama menetapkan
ada tidaknya hubungan kausal antara suatu tindakan dan akibat yang muncul.Jadi ajaran
kausalitas menentukan pertanggungjawaban untuk delik yang dirumuskan secara materil,
mengingat akibat yang ditimbulkan merupakan unsur dari delik itu sendiri.

Tujuan pada akibat adalah sebab dari pada akibat. disini dicari banyak atau beberapa sebab
yang dinamakan  syarat dari akibat itu. adalah tiap perbuatan yang  merupakan syarat dari
akibat apabila perbuatan itu tidak dapat ditiadakan untuk menimbulkan suatu akibat.

 
SEBAB AKIBAT (KAUSALITAS) MENURUT BEBERAPA TEORI
Suatu akibat tertentu terkadang ditimbulkan oleh serangkaian perbuatan yang saling terkait
yang menjadi faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya akibat. Yang menjadi
permasalahan adalah kepada siapa akan dipertanggungjawabkannya suatu akibat tersebut.
Dalam hal ini para ahli hukum berbeda pendapat. Berikut adalah teori-teori kausalitas.

1). Teori conditio sine qua non


Teori ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1873 oleh Von Buri, ahli hukum dari
Jerman. Beliau mengatakan bahwa tiap-tiap syarat yang menjadi penyebab suatu akibat
yang tidak dapat dihilangkan (weggedacht) ) dari rangkaian faktor-faktor yang
menimbulkan akibat harus dianggap “causa” (akibat). Tiap faktor tidak diberi nilai, jika
dapat dihilangkan dari rangkaian faktor-faktor penyebab serta tidak ada hubungan kausal
dengan akibat yang timbul. Tiap factor diberi nilai, jika tidak dapat dihilangkan (niet
weggedacht) dari rangkaian faktor-faktor penyebab serta memiliki hubungan kausal
dengan timbulnya akibat. Teori conditio sine qua non disebut juga teori equivalen
(equivalent theorie), 
Karena tiap factor yang tidak dapat dhilangkan diberi nilai sama dan sederajat, dengan
demikian teori Von Buri ini menerima beberapa sebab (meervoudige causa) ).
Sebutan lain dari teori Von Buri ini adalah “bedingungs theorie” (teori syarat ), disebut
demikian karena dalam teori ini antara syarat (bedingung) dengan sebab (causa) tidak ada
perbedaan.
Dalam perkembangan  teori Von Buri banyak menimbulkan kontra dari para ahli hukum,
sebab teorinya dianggap kurang memperhatikan hal-hal yang sifatnya kebetulan terjadi ).
Selain itu teori ini pun tidak digunakan dalam hukum pidana karena dianggap sangat
memperluas dasar pertanggungjawaban (strafrechtelijke aansprakelijheid) .
Van Hamel adalah satu penganut teori Von Buri. Menurut Von Hamel teori conditio sine
qua non adalah satu-satunya teori yang secara logis dapat dipertahankan. Teori conditio
sine qua non “baik” untuk digunakan dalam hukum pidana, asal saja didampingi atau
dilengkapi dengan teori tentang kesalahan (schuldleer) yang dapat mengkorigir dan
meregulirnya ). Teori Van Hamel disebut “teori sebab akibat yang mutlak” (absolute
causaliteitsleer) ). .) teori yang d ikemukakan  Van Hamel  yaitu Tindak pidana merupakan
kelakuan orang yang dirumuskan dalam undang-undang (wet), yang bersifat melawan
hukum, yang patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan. Jadi perbuatan itu
merupakan perbuatan yang bersifat dapat dihukum dan dilakukan dengan kesalahan.

2). Teori der meist wirksame bedingung 


Teori ini berasal dari Birkmeyer. Teori ini mencari syarat manakah yang dalam
keadaan tertentu yang paling banyak berperan  untuk terjadinya akibat (meist wirksame)
diantara rangkaian syarat-syarat yang tidak dapat dihilangkan untuk timbulnya akibat. Jadi,
teori ini mencari syarat yang paling berpengaruh diantara syarat-syarat lain yang diberi
nilai.
Teori ini mengalami kesulitan untuk menjawab permasalahan yang muncul yakni,
bagaiman cara menentukan syarat yang paling berpengaruh itu sendiri atau dengan kata
lain bagaimana mengukur kekuatan suatu syarat untuk menentukan mana yang paling kuat,
yang paling membantu pada timbulnya akibat) . Apalagi jika syarat-syarat itu tidak
sejenis)

3).Teori gleichewicht atau uebergewicht 


Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Karl Binding, teori ini mengatakan bahwa
musabab adalah syarat yang mengadakan ketentuan terhadap syarat positif untuk melebihi
syarat-syarat negative) . Menurut Binding, semua syarat-syarat yang menimbulkan akibat
adalah sebab, ini menunjukkan bahwa ada persamaan antara teori ini dengan teori conditio
sine qua non.

4). Teori die art des werden 


Teori ini dikemukakan oleh Kohler, yang menyatakan bahwa sebab adalah syarat
yang menurut sifatnya (art) menimbulkan akibat. Ajaran ini merupakan variasi dari ajaran
Birkmeyer) . Syarat-syarat yang menimbulkan akibat tersebut jika memiliki nilai yang
hampir sama akan sulit untuk menentukan syarat mana yang menimbulkan akibat.

5). Teori Letze Bedingung 


Dikemukakan oleh Ortman, menyatakan bahwa factor yang terakhir yang
mematahkan keseimbanganlah yang merupakan factor, atau menggunakan istilah Sofyan
Sastrawidjaja bahwa sebab adalah syarat penghabisan yang menghilangkan keseimbangan
antara syarat positif dengan syarat negative, sehingga akhirnya syarat positiflah yang
menentukan

Referensi:
Eddy O.S. Hiariej. Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, Edisi Revisi. Yogyakarta: Cahaya
Atma. 2016;
Jan Remmelink. Hukum Pidana: Komentar atas Pasal-pasal Terpenting dari Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Belanda dan Padanannya dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2003

3. (1) memahami masalah, (2) merencanakan strategi penyelesaian, (3) menyelesaikan, (4)


memeriksa kembali
4. Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada proses belajar yang dialami siswa.
Guru memiliki peran yang besar supaya siswa mengalami proses pembelajaran yang
bermakna dan bermanfaat dalam kehidupan siswa. Dalam prosesnya, tidak semua siswa
mengalami proses belajar yang lancar. beberapa siswa mengalami kesulitan dalam belajar
sehingga tidak dapat mencapai target pembelajaran secara optimal.

Seorang guru memiliki peranan yang besar dalam membantu siswanya mengatasi
permasalahan di kelas. Cara mengatasinya pun berbeda-beda.

Ide Gagasan anda dalam menyelesaikan masalah di kelas di antaranya sebagai berikut :

1) Melakukan tes diagnostik


Untuk mengetahui contoh kesulitan belajar dan cara mengatasinya, Guru dapat melakukan
tes diagnostik. Hasil tes diagnostik yang didapatkan dapat dijadikan acuan dalam mengatasi
permasalahan belajar yang dihadapi siswa.

2) Mengenali karakteristik siswa


Ketika Siswa lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar.tidak berkaitan
dengan masalah syaraf, kesehatan, atau genetik, Guru Pintar dapat melakukan sesuatu untuk
membantu siswa dalam mencapai keberhasilan dalam belajar. Dengan mengetahui
karakteristik masing-masing siswa, Guru Pintar dapat merancang solusi yang tepat dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa.

3) Melibatkan siswa dalam pembelajaran


Salah satu cara mengatasi Siswa kurang fokus dalam belajar di kelas adalah dengan mengajak
siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Cara ini membutuhkan kesabaran dan keuletan dari Guru
Pintar sehingga semua siswa dapat aktif selama mengikuti kelas. Supaya siswa dapat aktif dalam
pembelajaran, Guru Pintar tidak boleh bertindak atau mengucapkan kata-kata yang menurunkan
mental siswa. Sebaliknya, arahkan siswa untuk menyadari potensinya.

6. Pendekatan secara individual


Tindakan bullying di kelas, Pendekatan personal dapat dilakukan dengan cara berdialog atau
berkomunikasi secara langsung dan terbuka dengan siswa. Guru Pintar dapat bertanya untuk
menggali informasi terkait proses pembelajaran dan apa saja yang menghambat siswa dalam
memahami pelajaran.
Guru sangat berperan dalam membantu siswa mengatasi kesulitannya dalam belajar. Meskipun
demikian, tidak ada salahnya juga jika Guru Pintar bekerjasama dengan orang tua sehingga siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar dapat mendapatkan solusi yang tepat.
 

Anda mungkin juga menyukai