Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Walgito (2003 : 13) perilaku kaitannya dengan lingkungan yang
melatarbelakanginya. Membolos adalah jenis perilaku yang dilakukan siswa sehingga
menarik perhatian orang tua, pendidik, masyarakat, dan kementerian pendidikan
(Ishak& Fin, 2013 : 1229). Trujillo (2006 : 73) mengatakan bahwa membolos juga
merupakan prediktor kuat dari masalah remaja.
Pada SMA Negeri 1 Nganjuk latar belakang dari banyaknya siswa yang
membolos pada jam bahasa jawa kelas X-4 dikarenakan waktu yang tidak kondusif.
waktu yang tidak kondusif tersebut dikarenakan adanya jeda waktu diantara jam ke-6
dan ke-7 pada mapel b. Jawa kelas X-4 karena adanya kegiatan jumatan bagi laki laki
dan keputrian bagi perempuan. hal tersebut menyebabkan banyak siswa yang
membolos terutama pada jam ke-7 mapel bahasa jawa.
Sehingga banyak menimbulkan hal-hal negatif yang berdampak bagi siswa
maupun guru. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui lebih lanjut akar dari
permasalahan serta jalan keluar yang bisa diterapkan dengan tepat untuk menuju sebuah
pembelajaran yang produktif.

B. Rumusan Masalah
1) Apa dampak negatif yang ditimbulkan dari siswa yang membolos?
2) Mengapa pada jam bahasa jawa kelas X-4 dianggap tidak kondusif?
3) Apa solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut?

C. Batasan Masalah
Lingkup penelitian kami hanya didasarkan pada jam bahasa jawa kelas X-4 tidak
diseluruh mapel maupun pada kelas lainnya.

D. Tujuan dan Manfaat


Tujuan: untuk mengetahui alasan mengapa ada siswa yang membolos pada jam
pelajaran bahasa jawa kelas X-4
Manfaat : 1) bisa menyelidiki masalah yang ditimbulkan akibat jam yang tidak
kondusif pada mapel bahasa jawa kelas X-4
2) bisa memberikan solusi dari masalah tersebut sehingga waktu jam bahasa
jawa kelas X-4 menjadi bisa terkoordinir dengan baik
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Kajian teori ini akan mengkaji teori-teori yang sesuai dengan analisis siswa yang
sering membolos pada jam pelajaran bahasa jawa karena kendala waktu di kelas X-4 SMA
Negeri 1 Nganjuk. Dalam kajian teori ini, dijelaskan mengenai siswa yang sering membolos
pada mapel bahasa jawa, penyebab membolos, dan solusi untuk mengatasi masalah kegiatan
membolos yang terjadi.

1. Siswa Yang Membolos


Menurut Surya (2001:97), membolos adalah bentuk perilaku meninggalkan
aktivitas yang seharusnya dilakukan dalam waktu tertentu dan tugas/ peranan tertentu
tanpa pemberitahuan yang jelas. Sedangkan menurut Gunarsa (2006:55) membolos
adalah pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Menurut Ervi
(2012:32) membolos adalah suatu perbuatan dimana siswa datang terlambat dan
melarikan diri dari aktivitas sekolah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata membolos adalah
tidak masuk bekerja (sekolah dan sebagainya). Contoh: Hari ini sebenarnya bukan hari
libur, tetapi banyak murid yang membolos. Arti lainnya dari membolos adalah
meloloskan diri.

Sedangkan Reeves (Ervi, 2012:33) mendefinisikan membolos sebagai ketidak


hadiran tanpa alasan selama lima kali atau lebih per semester. Menurut Mustaqim dan
Wahib (Khanisa, 2012:28) perilaku membolos adalah suatu bentuk perbuatan yang
dilakukan siswa atau murid dengan sengaja meninggalkan pelajaran atau meninggalkan
sekolah tanpa izin terlebih dahulu atau tanpa keterangan. Tidak masuk sekolah dengan
alasan yang tidak tepat dan tanpa alasan yang jelas.

Menurut Setyowati (2004:69) bahwa pengertian membolos adalah suatu


tindakan yang dilakukan oleh siswa dalam bentuk pelanggaran tata tertib sekolah atau
meninggalkan sekolah pada jam pelajaran tertentu, meninggalkan pelajaran dari awal
sampai akhir guna menghindari pelajaran efektif tanpa ada keterangan yang dapat
diterima oleh pihak sekolah atau dengan keterangan palsu.

2. Penyebab Siswa Membolos


Penyebab (Causes) adalah segala tindakan penghilangan/kelalaian (omissions)
terhadap kejadian yang saat itu sedang berjalan atau kondisi yang ada sebelumnya atau
gabungan dari kedua hal tersebut, yang mengarah terjadinya kecelakaan atau insiden.
Kata penyebab berasal dari kata dasar sebab yaitu faktor yang mendasari secara umum
terhadap kejadian atau peristiwa kecelakaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti lain, bahwa
penyebab perilaku siswa yang membolos disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan eksternal. Contoh faktor internal seperti, kurangnya motivasi belajar pada
diri siswa, sedangkan untuk faktor eksternal, yaitu dari lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah.

3. Solusi Mengatasi Masalah Siswa Yang Membolos


Pengertian solusi adalah jalan keluar atau jawaban dari suatu masalah. (Munif
Chatib : 2011) Solusi adalah cara atau jalan yang digunakan untuk memecahkan atau
menyelesaikan masalah tanpa adanya tekanan. Maksud adanya tekanan adalah adanya
objektivitas dalam menentukan solusi dimana orang yang mencari solusi tidak
memaksakan pendapat pribadinya dan berpedoman pada kaidah atau aturan yang ada.
Jika tidak demikian maka solusi yang didapat akan sangat subjektif sehingga
dikhawatirkan bukan merupakan solusi terbaik. Untuk mendapatkan solusi atas suatu
permasalahan ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Pertama kita perlu mengenali
apa sebenarnya masalah yang terjadi. Kemudian kita cari fakta atau bukti mengenai
permasalahan tersebut. Setelah itu kita telaah apa yang melatarbelakangi munculnya
masalah tersebut. Setelah jelas masalah beserta latar belakangnya dapat
mempertimbangkan berbagai kemungkinan solusi yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut.
Dari sekian banyak alternatif solusi kita pilih satu solusi yang dianggap paling tepat.
Kemudian kita jalankan solusi yang telah dipilih. Setelah itu kita evaluasi hasilnya
apakah solusi yang kita pilih sudah tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi,
jika belum maka siklus pemilihan solusi ini kita ulang kembali.
Menurut Lazarus dan Folkman, mengatasi (coping) merupakan suatu proses dimana
individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu
tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan)
dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stresful
(situasi penuh tekanan).
Menurut Weiten dan Lloyd mengemukakan bahwa mengatasi (coping) merupakan
upaya-upaya untuk mengatasi, mengurangi, dan mentoleransi beban perasaan yang
tercipta karena stres.
Menurut kamus lengkap psikologi perilaku mengatasi (coping behavior) adalah
tingkah laku atau tindakan penanggulangan; sembarang perbuatan, dalam mana individu
melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, dengan tujuan menyelesaikan
sesuatu (tugas, masalah) (Chaplin, 2004:112).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka coping adalah upaya-upaya yang
dilakukan individu dalam menghadapi situasi penuh tekanan atau yang mengancam
dirinya dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk mengurangi tingkat stres atau
tekanan yang dialami.
Suatu masalah biasanya memiliki situasi yang mendorong seseorang untuk
menyelesaikannya tetapi tidak mengetahui langkah yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tesebut. Seseorang dianggap memiliki masalah jika menghadapi
situasi berikut, yaitu: memahami dengan jelas kondisi yang sedang dihadapi, memahami
dengan jelas kondisi yang sedang dihadapi, memahami dengan jelas tujuan yang
diharapkan dan memahami sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi
masalah yang sesuai dengan tujuan (Moursund, 2005).
Suatu pertanyaan di sebut sebagai masalah jika seseorang tidak mempunyai
aturan/hukum tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban
pertanyaan tersebut (Hudodjo, 2005).
Setiap pakar memiliki pendapat yang berbeda dalam mengemukakan pengertian
masalah Kita sering menemukan masalah dalam kehidupan sehari- hari. Masalah yang
dihadapi seseorang berbeda dengan masalah yang dihadapi orang lain. Sebagian ahli
pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus
direspon. Namun tidak semua pertanyaan menunjukkan adanya suatu tantangan yang
tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (Shadiq 2004).
Seseorang menghadapi masalah apabila menghadapi situasi yang harus memberi
respon tetapi tidak mempunyai informasi, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan cara-cara
yang dapat dipergunakan dengan segera untuk memperoleh pemecahan (Slameto, 2010).
Menurut (Tarhadi, dkk., 2006) menyatakan suatu masalah terkait dengan suatu
tujuan dan masalah merupakan suatu halangan untuk mencapai suatu tujuan, masalah
(problem) juga dapat diartikan sebagai situasi yang tidak jelas jalan pemecahannya yang
dikerjakan secara individu atau kelompok untuk menemukan jawaban.

Anda mungkin juga menyukai