KELOMPOK 10
DISUSUN OLEH :
1.Nabila alfath
2.Puet khairul imam
3.Rani aulia putri
4.Salwa anwar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “FAKTOR – FAKTOR
ABSORBSI DAN KOLOID” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari
bahwa yang diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, sehingga akan menjadi suatu
kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun
makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan sebagai media pembelajaran mikrobiologi lingkungan khususnya dalam segi
teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini.
Daftar Isi
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ..........................................................................
1.2. Rumusan Masalah ..........................................................................
1.3. Tujuan Penulisan ..........................................................................
1.4. Manfaat Penulisan ..........................................................................
2. Pembahasan
2.1. Factor factor absorbsi dan koloid……………………………………….
3. Penutup
3.1. Kesimpulan ........................................................................
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena
semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.Sistem
koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.Cairan tubuh,
seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah
sistem koloid.
Sistem koloid termasuk salah satu sistem dispersi. Sistem dispersi lainnya adalah
larutan dan suspensi. Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat
kecil, sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel dispersi dan pendispersi. Sedangkan
suspensi merupakan sistem dispersi dengan partikel berukuran besar dan tersebar merata
dalam medium pendispersinya . Sistem Koloid adalah suatu bentuk campuran yang
keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Secara makroskopis
koloid tampak homogen, tetapi secara mikroskopis bersifat heterogen. Campuran koloid
umumnya bersifat stabil dan tidak dapat disaring.
Adsorpsi adalah suatu peristiwa penyerapan pada permukaan adsorber. Misalnya zat
padat akan menarik molekul-molekul gas atau zat cair pada permukaannya. Hal ini
disebabkan karena zat padat yang terdiri dari molekul-molekul tarik menarik dengan gaya
Van der Waals. Jika ditinjau satu molekul, maka molekul ini akan dikelilingi molekul lain
yang mempunyai gaya tarik yang seimbang. Untuk molekul, gaya tari dipermukaannya
tidak seimbang karena salah satu arah tidak ada molekul lain yang menarik, akibatnya
pada permukaan itu akan mempunyai gaya tarik kecil. Adsorpsi dipengaruhi oleh macam
zat yang diadsorpsi, konsentrasi adsorben dan zat yang diadsorpsi, luas permukaan, suhu,
dan tekanan. Kinetika adsorpsi menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat oleh
adsorben dalam fungsi waktu. Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya
gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada
permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada
gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat
cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat
yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya
terdapat pada permukaannya (Sukardjo, 1990).
Suatu adsorben dengan bahan dan jenis tertentu, banyaknya gas yang dapat diserap,
makin besar bila temperatur kritis semakin tinggi atau gas tersebut mudah dicairkan.
Semakin luas permukaan dari suatu adsorben yang digunakan, maka semakin banyak gas
yang dapat diserap. Luas permukaan sukar ditentukan, hingga biasanya daya serap
dihitung tiap satuan massa adsorben. Daya serap zat padat terhadap gas tergantung dari
jenis adsorben, jenis gas, luas permukaan adsorben, temperatur dan tekanan gas
(Atkins, 1990). Proses adsorpsi yang terjadi pada kimisorpsi, partikel melekat pada
permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung
mencari tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasinya dengan substrat. Peristiwa
adsorpsi disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul di permukaan adsorbens.
Dimana adsorben yang biasa digunakan dalam percobaan adalah kabon aktif,
sedangkan zat yang diserap adalah asam asetat (Keenan, 1999). Peristiwa adsorpsi yang
terjadi jika berada pada permukaan dua fasa yang bersih ditambahkan komponen ketiga,
maka komponen ketiga ini akan sangat mempengaruhi sifat permukaan. Komponen yang
ditambahkan adalah molekul yang teradsorpsi pada permukaan (dan karenanya dinamakan
surface aktif). Jumlah zat yang terserap setiap berat adsorbens, tergantung konsentrasi dari
zat terlarut. Namun demikian, bila adsorbens sudah jenuh, konsentrasi tidak lagi
berpengaruh. Adsorpsi dan desorpsi (pelepasan) merupakan kesetimbangan
(Atkins, 1990).
Secara umum analisis kinetika adsorpsi terbagi atas tiga bagian yaitu orde satu, orde
dua dan orde tiga. Peristiwa kinetika adsorpsi dapat dipelajari hubungan konsentrasi
spesies terhadap perubahan waktu. Kinetika adsorpsi karbon aktif terhadap asam asetat
dapat ditentukan dengan mengukur perubahan konsentrasi asam asetat sebagai fungsi
waktu dan menganalisisnya dengan analisis harga k (konstanta kesetimbangan adsorpsi)
atau dengan grafik.
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADSORPSI :
1) Waktu
Kontak
Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses absorpsi.
Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul absorbat
berlangsung lebih baik.
2) KarakteristikAbsorben
Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk
digunakan sebagai absorben. Ukuran partikel arang mempengaruhi kecepatan
dimana adsorpsi terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya ukuran
partikel.
3) Luas
Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga
proses absorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben
maka semakin luas permukaannya. Kapasitas absorpsi total dari suatu absorbat
tergantung pada luas permukaan total adsorbennya.
4) Kelarutan
Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang
mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih
sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada
perkeculian karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi,
sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah.
Usaha-usaha untuk menemukan hubungan kuantitatif antara kemampuan adsorpsi
dengan kelarutan hanya sedikit yang berhasil.
5) UkuranMolekulAbsorbat
Ukuran molekul absorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul
masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Absorpsi paling kuat
ketika ukuran pori-pori absorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul
adsorbat untuk masuk.
6) pH
pH di mana proses absorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap
absorpsi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diabsorpsi dengan kuat,
sebagian karena pH mempengaruhi ionisasi dan karenanya juga mempengaruhi
adsorpsi dari beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah diabsorpsi pada pH
rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi. pH
optimum untuk kebanyakan proses absorpsi harus ditentukan dengan uji
laboratorium.
7) Temperatur
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan
jumlah adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan meningkatnya
temperatur, dan menurun dengan menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika
adsorpsi merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi meningkat pada suhu rendah
dan akan menurun pada suhu yang lebih tinggi .
8) komposisi dalam aliran air. jika terdapat senyawa yang mampu beraksi dengan "
9) Co2 misalnya NaOH maka penyerapan lebih baik
10) Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik sampai
pada batas tertentu. 1iatas tekanan maksimum )untuk hidrokarbon biasanya 4000 -
5000 Kpa penyerapan lebih buruk
11) laju alir gas Semakin besar laju alir gas,penyerapan semakin buruk
3.1. Kesimpulan :
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas
permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan.
Daftar pustaka