Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FAKTOR – FAKTOR ABSORBSI DAN KOLOID

KELOMPOK 10
DISUSUN OLEH :
1.Nabila alfath
2.Puet khairul imam
3.Rani aulia putri
4.Salwa anwar

D III KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “FAKTOR – FAKTOR
ABSORBSI DAN KOLOID” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari
bahwa yang diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, sehingga akan menjadi suatu
kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun
makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan sebagai media pembelajaran mikrobiologi lingkungan khususnya dalam segi
teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini.

Jakarta, 5 oktober 2019


Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar ..........................................................................


Daftar Isi .........................................................................

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ..........................................................................
1.2. Rumusan Masalah ..........................................................................
1.3. Tujuan Penulisan ..........................................................................
1.4. Manfaat Penulisan ..........................................................................

2. Pembahasan
2.1. Factor factor absorbsi dan koloid……………………………………….

3. Penutup
3.1. Kesimpulan ........................................................................

Daftar Pustaka ..........................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat
homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm),
sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak
terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga
tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan,
namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). Koloid mudah dijumpai di
mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh
koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem
koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena
kepentingannya.
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah Adsorbsi. Seperti halnyakinetika
kimia, kinetika Adsorbsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja,kinetika
Adsorbsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaanzat.
Adsorbsi digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat
itu,misalnya karbon aktif dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya. Tiap
partikel adsorban dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi Tarik-
menarik. Zat-zat yang terlarut dapat di adsorbs oleh zat padat, misalnya karbon aktif
dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya.
Absorbsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fasecair, yaitu dengan
mengontakkan gas yang berisi solut dengan pelarut cair (solven / absorben )yang tidak
menguap. Stripping adalah operasi pemisahan solute dari fase cair ke fase gas,
yaitudengan mengontakkan cairan yang berisi solute dengan pelarut yang tidak larut
kedalam cairan.
1.2. Rumusan masalah
1. Apa itu absorbsi dan koloid?
2. Apa factor factor absorbsi dan koloid?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui absorbsi dan koloid
2. Untuk mengetahui factor factor absorbsi dan koloid
1.4. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan dengan tujuan supaya saya khususnya dan
mahasiswa mengetahui factor factor absorbs dan koloid
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Factor factor absorbsi dan koloid

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena
semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.Sistem
koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.Cairan tubuh,
seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah
sistem koloid.
Sistem koloid termasuk salah satu sistem dispersi. Sistem dispersi lainnya adalah
larutan dan suspensi. Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat
kecil, sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel dispersi dan pendispersi. Sedangkan
suspensi merupakan sistem dispersi dengan partikel berukuran besar dan tersebar merata
dalam medium pendispersinya . Sistem Koloid adalah suatu bentuk campuran yang
keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Secara makroskopis
koloid tampak homogen, tetapi secara mikroskopis bersifat heterogen. Campuran koloid
umumnya bersifat stabil dan tidak dapat disaring.
Adsorpsi adalah suatu peristiwa penyerapan pada permukaan adsorber. Misalnya zat
padat akan menarik molekul-molekul gas atau zat cair pada permukaannya. Hal ini
disebabkan karena zat padat yang terdiri dari molekul-molekul tarik menarik dengan gaya
Van der Waals. Jika ditinjau satu molekul, maka molekul ini akan dikelilingi molekul lain
yang mempunyai gaya tarik yang seimbang. Untuk molekul, gaya tari dipermukaannya
tidak seimbang karena salah satu arah tidak ada molekul lain yang menarik, akibatnya
pada permukaan itu akan mempunyai gaya tarik kecil. Adsorpsi dipengaruhi oleh macam
zat yang diadsorpsi, konsentrasi adsorben dan zat yang diadsorpsi, luas permukaan, suhu,
dan tekanan. Kinetika adsorpsi menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat oleh
adsorben dalam fungsi waktu. Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya
gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada
permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada
gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat
cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat
yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya
terdapat pada permukaannya (Sukardjo, 1990).

Suatu adsorben dengan bahan dan jenis tertentu, banyaknya gas yang dapat diserap,
makin besar bila temperatur kritis semakin tinggi atau gas tersebut mudah dicairkan.
Semakin luas permukaan dari suatu adsorben yang digunakan, maka semakin banyak gas
yang dapat diserap. Luas permukaan sukar ditentukan, hingga biasanya daya serap
dihitung tiap satuan massa adsorben. Daya serap zat padat terhadap gas tergantung dari
jenis adsorben, jenis gas, luas permukaan adsorben, temperatur dan tekanan gas
(Atkins, 1990). Proses adsorpsi yang terjadi pada kimisorpsi, partikel melekat pada
permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung
mencari tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasinya dengan substrat. Peristiwa
adsorpsi disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul di permukaan adsorbens.

Dimana adsorben yang biasa digunakan dalam percobaan adalah kabon aktif,
sedangkan zat yang diserap adalah asam asetat (Keenan, 1999). Peristiwa adsorpsi yang
terjadi jika berada pada permukaan dua fasa yang bersih ditambahkan komponen ketiga,
maka komponen ketiga ini akan sangat mempengaruhi sifat permukaan. Komponen yang
ditambahkan adalah molekul yang teradsorpsi pada permukaan (dan karenanya dinamakan
surface aktif). Jumlah zat yang terserap setiap berat adsorbens, tergantung konsentrasi dari
zat terlarut. Namun demikian, bila adsorbens sudah jenuh, konsentrasi tidak lagi
berpengaruh. Adsorpsi dan desorpsi (pelepasan) merupakan kesetimbangan
(Atkins, 1990).

Secara umum analisis kinetika adsorpsi terbagi atas tiga bagian yaitu orde satu, orde
dua dan orde tiga. Peristiwa kinetika adsorpsi dapat dipelajari hubungan konsentrasi
spesies terhadap perubahan waktu. Kinetika adsorpsi karbon aktif terhadap asam asetat
dapat ditentukan dengan mengukur perubahan konsentrasi asam asetat sebagai fungsi
waktu dan menganalisisnya dengan analisis harga k (konstanta kesetimbangan adsorpsi)
atau dengan grafik.
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADSORPSI :

1) Waktu
Kontak
Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses absorpsi.
Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul absorbat
berlangsung lebih baik.
2) KarakteristikAbsorben
Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk
digunakan sebagai absorben. Ukuran partikel arang mempengaruhi kecepatan
dimana adsorpsi terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya ukuran
partikel.
3) Luas
Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga
proses absorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben
maka semakin luas permukaannya. Kapasitas absorpsi total dari suatu absorbat
tergantung pada luas permukaan total adsorbennya.
4) Kelarutan
Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang
mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih
sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada
perkeculian karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi,
sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah.
Usaha-usaha untuk menemukan hubungan kuantitatif antara kemampuan adsorpsi
dengan kelarutan hanya sedikit yang berhasil.
5) UkuranMolekulAbsorbat
Ukuran molekul absorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul
masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Absorpsi paling kuat
ketika ukuran pori-pori absorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul
adsorbat untuk masuk.
6) pH
pH di mana proses absorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap
absorpsi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diabsorpsi dengan kuat,
sebagian karena pH mempengaruhi ionisasi dan karenanya juga mempengaruhi
adsorpsi dari beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah diabsorpsi pada pH
rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi. pH
optimum untuk kebanyakan proses absorpsi harus ditentukan dengan uji
laboratorium.
7) Temperatur
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan
jumlah adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan meningkatnya
temperatur, dan menurun dengan menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika
adsorpsi merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi meningkat pada suhu rendah
dan akan menurun pada suhu yang lebih tinggi .
8) komposisi dalam aliran air. jika terdapat senyawa yang mampu beraksi dengan "
9) Co2 misalnya NaOH maka penyerapan lebih baik
10) Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik sampai
pada batas tertentu. 1iatas tekanan maksimum )untuk hidrokarbon biasanya 4000 -
5000 Kpa penyerapan lebih buruk
11) laju alir gas Semakin besar laju alir gas,penyerapan semakin buruk

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOLOID


1) Pemanasan
2) Proses sentrifugasi
3) Penambahan kation pada permukaan partikel koloid yang bermuatan negatif
4) Muatan permukaan koloid
5) Pendinginan
6) Penambahan zat elektrolit
7) Pengrusakan zat pengemulsi

2.4 Penggunaan Koloid dan Absorbasi Dalam Kehidupan Sehari – Hari

1. Sistem koloid banyak digunakan dalam kehidupan manusia, terutama dalam


kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting,
yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan
secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala.

Jenis industry Contoh aplikasi

Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad

Industri kosmetika dan perawatan Krim, pasta gigi, sabun


tubuh

Industri cat Cat

Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen

Industri pertanian Peptisida dan insektisida

1. Proses pembuatan formaldehid ( absorbasi )


Proses pembuatan folmaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses
absorbsi berasal.Teknologi proses pembuatan formalindehid sebagai gas input
dimasukkan ke dalam reaktor. "output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai
suhu 182 derajat. didinginkan pada kondensor hingga suhu 55 derajat,dimasukkan
ke dalam absorber. keluaran dari absorber pada tingkat ; mengandung larutan formalin
dengan kadar formaldehid sekitar 37%.bagian terbesar dari metanol, air,dan
formaldehid dikondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan hampir
semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian atas
absorber dengan counter current contact denagn air proses.
PENUTUP

3.1. Kesimpulan :
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas
permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan.
Daftar pustaka

Andrian. 2003. Kimia Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta.


Annafi, 2007. Pembuatan Larutan dan Standarisasinya. PT. Cahaya Bangsa : Bandung
Day, R. A. dan S. Keman. 2008. Kimia Analisa Kuantitatif. Erlangga : Jakarta.
Harjadi, W. 2000. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia : Jakarta.
Sukmariah. 2000. Kimia Kedokteran Edisi 2. Binarupa Aksara : Jakarta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB.
Wahyudi, 2000, Jurnal Kimia dan Larutan No.5 Volume 2. Universitas Jendral Sudirman :
Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai