Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Permenkes Republik Indonesia No. 30 Tahun 2020 Tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Berdasarkan Permenkes Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya
pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan ini
diselenggarakan melalui upaya penyehatan, pengamanan, dan pengendalian, yang
dilakukan terhadap lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta
tempat dan fasilitas umum. Salah satu tempat dan fasilitas umum tersebut adalah
rumah sakit.
Dalam menjalankan fungsinya, rumah sakit menggunakan berbagai bahan dan
fasilitas atau peralatan yang dapat mengandung bahan berbahaya dan beracun.
Interaksi rumah sakit dengan manusia dan lingkungan hidup di rumah sakit dapat
menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang ditandai dengan indikator
menurunnya kualitas media kesehatan lingkungan di rumah sakit, seperti media
air, udara, pangan, sarana dan bangunan serta vektor dan binatang pembawa
penyakit. Akibatnya, kualitas lingkungan rumah sakit tidak memenuhi standar
baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang telah ditentukan.
Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit adalah sebuah rumah sakit khusus
terutama Pusat Pelayanan Jiwa dan Penanggulangan Narkoba  dalam upaya
mengoptimalkan dukungan pelayanan pasien jiwa dan narkoba di DKI Jakarta. Di
Rumah Sakit ini kami melakukan pemantauan mengenai penanganan beberapa
aspek penyehatan lingkungan di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit seperti
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Ruang Bangunan, Penyehatan Makanan dan
Minuman, Pengelolaan Limbah, Tempat Pencucian Linen, Pengendalian Serangga
dan Binatang Pengganggu, Penyuluhan Kesehatan Lingkungan. Hasil pemantauan
akan di sesuaikan dengan persyaratan Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 07/MENKES/SK/X/2019 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit serta mencoba memberi masukan kepada pihak rumah
sakit berdasarkan kondisi yang kami amati pada rumah sakit.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran umum tentang penyelenggaraan dan
pengelolaan Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren
Sawit

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui gambaran Kondisi Fisik Lingkungan dan Ruang
Bangunan di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit
2. Mengetahui gambaran tentang Penyehatan Air di Rumah Sakit Khusus
Daerah Duren Sawit
3. Mengetahui gambaran tentang Penyehatan Udara di Rumah Sakit
Khusus Daerah Duren Sawit
4. Mengetahui gambaran tentang Penyehatan Pangan Siap Saji pada
Dapur Gizi di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit
5. Mengetahui gambaran tentang Pengendalian Vektor dan Binatang
Pengganggu di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit
6. Mengetahui gambaran tentang Pengelolaan Limbah Medis Padat, Non
– Medis.
7. Mengetahui gambaran tentang Pengelolaan Limbah Cair di Rumah
Sakit Khusus Daerah Duren Sawit
8. Mengetahui gambaran tentang Pengelolaan Linen di Rumah Sakit
Khusus Daerah Duren Sawit
9. Mengetahui gambaran tentang Penanganan Dekontaminasi Melalui
Desinfeksi dan Sterilisasi

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Memberikan pengalaman kelompok bagi peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan akademiknya di bidang kesehatan
lingkungan rumah sakit.
2. Memberikan kesempatan peserta didik untuk berinteraksi dan
bekerjasama dengan teman sejawat, petugas yang ada di lingkungan
rumah sakit.
3. Mendapatkan pengalaman kerja di bidang penelitian, terutama
kegiatan penelitian survei.
4. Menumbuhkan sikap positif dan percaya diri atas keprofesian
kesehatan lingkungan.

1.3.2 Bagi Akademik


1. Dapat menciptakan jaringan kerja sama dengan berbagai jenis rumah
sakit.
2. Mendapatkan kesempatan untuk sosialisasi dan publikasi institusi
pendidikan kepada pihak rumah sakit.
3. Mendapatkan informasi untuk melakukan pengembangan program
studi yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
4. Mendapatkan kesempatan untuk mengenalkan profil lulusan agar
dapat diserap pasar kerja rumah sakit.

1.3.3 Bagi Unit Pelaksana Kegiatan


1. Mendapat masukan kejelasan faktor – faktor yang berhubungan
dengan kesehatan lingkungan di unit pelaksanaan kegiatan beserta
solusi pemecahannya.
2. Mendapat interaksi dengan tenaga akademik dari Jurusan Kesehatan
Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta II, yang
dapat dilanjutkan dengan bekerjasama lainnya untuk kemajuan unit
kegiatan tersebut.
3. Mendapatkan gagasan bagi pengembangan upaya peningkatan mutu
kesehatan lingkungan secara keseluruhan.
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Umum
2.1.1 Sejarah
Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit, yang biasa disingkat RSKD
Duren Sawit, dengan bangunan yang kokoh mulai operasional secara resmi
pada tanggal 19 Juni 2002

Pada awalnya pembangunan Rumah Sakit ini ditujukan bagi penderita


gangguan jiwa berat dan dalam rangka menunjang kebutuhan Panti Sosial
Bina Laras dan RS Jiwa Pusat. Akan tetapi dengan maraknya penyalahgunaan
langsung NARKOBA dan meningkatnya permintaan masyarakat pelayanan
kesehatan yang komprehensif, serta meninjau ulang penggunaan ruangan –
ruangan yang ada termasuk fungsi – fungsi pelayanannya.
Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit didirikan oleh Pemerintah
Daerah Propinsi DKI Jakarta sebagai Pusat Kekhususan Pelayanan Jiwa dan
Penanggulangan Narkoba  dengan pelayanan penunjang spesialistik lain
dalam upaya mengoptimalkan dukungan pelayanan pasien jiwa dan narkoba
di DKI Jakarta. Rumah Sakit Khusus Jiwa dan Narkoba dengan kapasitas 156
tempat tidur berdasarkan :

1. SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 237/Menkes-


Kesos/SK/III/2001 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Jiwa Duren
Sawit

2. SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 105 Tahun 2001 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Duren Sawit Dinas Kesehatan
Propinsi DKI Jakarta sebagai Pusat Pelayanan Jiwa dan
Penanggulangan Narkoba
3. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 121 Tahun 2009
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Khusus Daerah Duren
Sawit

Sejarah akreditas blm ada

2.1.2 Keadaan Wilayah


Tanah dan bangunan Gedung Induk :
Luas tanah : 7127 m2
 Taman & saluran air : 800 m2
 Sumber daya listrik dari PLN kapasitas : 10.000 MV
Sumber : Air sumur dalam PAM

Bangunan Gedung Induk terdiri dari 3 blok seluas 9.522 m2, yaitu :
 Blok A terdiri dari 4 lantai seluas 5.236 m2, berfungsi sebagai
 Lantai I Terdiri dari Lobi, Poliklinik Kebidanan, THT, Paru-
paru, Penyakit Dalam, Mata, Gigi, Unit Farmasi, counter
informasi, counter pendaftaran dan unit Rekam Medis.
 Lantai II terdiri dari ruang Poliklinik Anak, Psikologi,
Psychiatri, Neurology, Rehabilitasi Medik, Laboratorium dan
Radiologi.
 Lantai III terdiri dari ruang perawatan Arbei dan Apricot
yang berfungsi sebagai ruang perawatan Psikiatri dengan
gangguan fisik dan Ruang Bengkoang untuk rehabilitasi
mental yang rawat inap kelas I dan II.
 Lantai IV terdiri atas ruang Manajemen, Fitness Center dan
Aula.

 Blok B terdiri dari 4 lantai seluas 2.250 m2, berfungsi sebagai


 Lantai I, Poliklinik Jiwa dan Narkoba
 Lantai II, Ruang Rawat Inap pasien Jiwa kelas III
( Belimbing)
 Lantai III, Ruang Rehabilitasi mental rawat inap kelas I dan II,
yang terdiri dari Ruang Musik, Fitness dan kegiatan
rehabilitasi lainnya.
 Lantai IV, Ruang Rawat Inap pasien Jiwa kelas II (Berry).

 Blok C seluas 1.235 m2 terdiri dari :


 Lantai I terdiri dari Laboratorium Klinik untuk mendeteksi
Narkoba dan IGD, Instalasi Gizi, Instalasi Loundry,
Pemulasaran Jenazah, IPSRS, Ruang Genset, Hydrant, PLN.
 Lantai II terdiri dari ruang High Care Unit (HCU).

Tanah dan Gedung Gawat Darurat Psikiatri


 Luas tanah : 450 m2
 Luas seluruh bangunan : 900 m2
Sumber daya listrik dari PLN kapasitas : 1200 MV
 Sumber air : Air sumur dalam & PAM

Bangunan Gedung Gawat Darurat Psikiatri terdiri dari 1 blok seluas 900 m2 :
 Lantai I, Ruang Rawat Inap Durian, Ruang Perawat, Ruang
Tindakan, Ruang Pameran, Ruang Panel, Ruang Pantry.
 Lantai II, Ruang Rawat Inap Delima, Ruang Ka. Ins. Gadar, Ruang
Ka. Ruangan Gadar. Ruang Relaksasi.
 Lantai III, Rawat inap Dukuh, Ruang Perawat, Gudang.
 Lantai IV, Ruang Menjahit, Ruang Bersama, Ruang Konsultasi,
Ruang Lukis, Ruang Bengkel/petukangan, Ruang kantor.
 Lantai V, Ruang Panel dan Water Tourent

2.1.3 Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit


1. Rawat Jalan (Rajal)
 Klinik Psikiatri tumbuh kembang anak
 Klinik Psikogeriatri (Pskiatri dewasa & usia lanjut)
 Klinik Psikosomatis
Dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater)
1) Dokter spesialis penyakit dalam (Intemist)
2) Dokter spesialis paru (Pulmonologist)
3) Dokter spesialis saraf (Neurologist)
4) Dokter spesialis kulit (Dermatologist)
5) Dokter spesialist mata ( Opthalmologist)
6) Dokter gigi (dentist)
7) Psikolog
 Poliklinik kesehatan peduli remaja (PKPR)
 Layanan kesehatan jiwa masyarakat (Keswamas)
 Klinik napza, pemeriksaan HIV test & VCT

Selain itu RSKD Duren Sawit juga didukung oleh dokter spesialis dan
psikolog klinis yang terdiri dari :
1) Poli Syaraf
2) Poli Penyakit Dalam
3) Poli Telinga, Hidung & Tenggorokan (THT)
4) Poli Kebidanan & Penyakit kandungan
5) Poli Penyakit Kulit & Kelamin
6) Poli Gigi & Mulut dan Spesialistik Orthodonti\
7) Poli Psikologi
8) Poli Paru
9) Poli Mata

2. Rawat Inap (Ranap)


 Rawat Inap Psikiatri
 Instalasi Kedaruratan Emosi dan Perilaku (Rawat
akut & sub akut)
 Rawat inap terpadu gangguan jiwa/ penyalahgunaan
narkoba dengan komplikasi fisik (HIV/AIDS)
 Rawat Inap untuk kondisi khusus / KLB
 Rawat Inap Rehab Mental kelas I dan II

3. Instalasi Gawat Darurat (Igd)

 Gawat Darurat Umum


 Gawat Darurat Psikiatri & Napza

4. Pelayanan Penunjang
 Laboratorium :
1) Kimia
2) Gula darah
3) Hematologi
4) Serologi
5) Bakteriologi
6) Liquor
7) Transudat/Exsudat
8) Urine
9) Tinja
10) Analisa Gas Darah
11) Radio Assy
12) Lain-lain

 Radiology :
1) Foto tanpa bahan kontras
2) Foto dengan bahan kontras.
3) Foto dengan rol film
4) Flouroskopi
5) Foto Gigi :Dento Alveolar, Panoramic dan
Cephalographi
6) C.T Scan
7) Ultrasonografi (USG)

 Farmasi / Apotik
 Pelayanan Gizi dan Gizi Klinis
 Fitness Center untuk umum.
 Senam ( osteoporosis, revitalisasi otak, DM, dll)

5. Instalasi Kedaruratan Emosi & Perilaku


 Penanganan Kedaruratan Jiwa
 Ruang Observasi
 Ruang rawat Inap Akut
 Ruang Rawat Inap Sub Akut
 Ruang Tenang

6. Instalasi Rehabilitasi
 Rehabilitasi Medik
 Rehabilitasi Mental
Dengan tahap kegiatan :
1) Seleksi
2) Okupasi Terapi
3) Latihan Kerja Percobaan
4) Latihan Kerja Pengarahan
5) Evaluasi

2.2 Struktur Organisasi


Struktur organisasi Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit (Terlampir)
2.2.1 Visi, Misi dan Moto
2.2.1.1 Visi
Sebagai rumah sakit dengan pelayanan kesehatan jiwa dan mental
yang berstandar internasional

2.2.1.2 Misi
1. Menyediakan pelayanan kesehatan jiwa dan mental yang paripurna
dan terpadu berorientasi kepada keselamatan pasien;
2. Menjadi sarana pelayanan, pendidikan, pelatihan dan penelitian
kesehatan jiwa dan mental yang terstandar dan berkualitas;
3. Menerapkan Tata Kelola Rumah Sakit dan Tata Kelola Klinis yang
baik dengan berbasis pada teknologi kekinian

2.2.1.3 Moto
Belum tau ada apa engga klo gaada apus

2.2.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Tujuan


2.2.2.1 Tugas Pokok
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan
dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

2.2.2.2 Fungsi
1. Pelayanan Kesehatan Mediko-Psiko-Sosial.
2. Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat.
3. Pelayanan Penunjang.
4. Pelayanan Asuhan Keperawatan.
5. Pelayanan Rehabilitasi dan Rujukan.
6. Pendidikan dan Pelatihan, Penelitian dan
Pengembangan di bidang kesehatan jiwa.
7. Menyelenggarakan urusan administrasi dan
keuangan.

2.2.2.3 Tujuan
1. Menyediakan Rumah Sakit untuk gangguan kesehatan
jiwa dan ketergantungan NAPZA bagi masyarakat DKI Jakarta,
dengan memperhatikan fungsi sosial bagi masyarakat tidak
mampu dan golongan ekonomi lemah, sehingga berkontribusi
terhadap meningkatnya kualitas hidup masyarakat pada tahun 2013
sesuai dengan Visi Pemprov. DKI Jakarta untuk mewujudkan
Jakarta nyaman dan sejahtera untuk semua.
2. Menggenapkan misi berdirinya Rumah Sakit Khusus
Jiwa dan Narkoba Duren Sawit dengan memberikan pelayanan
kesehatan jiwa, narkoba dan komorbiditas dengan pendekatan
holistik yang meliputi pendekatan mediko, psiko dan sosial kepada
masyarakat Jakarta khususnya dan masyarakat wilayah lainnya.
3. Mengembangkan manajemen profesional berkualitas
sesuai standar mutu terbaik yang digunakan di Asia Pasifik
sehingga bisa menjamin penyediaan layanan prima bagi
masyarakat.
4. Menjadi rumah sakit dengan kualitas SDM yang
unggul sehingga menjadi pusat implementasi human capital terbaik
yang senantiasa menjadi acuan bagi rumah sakit - rumah sakit lain.
5. Membina dan menyertakan masyarakat dalam
meingkatkan taraf kesehatan jiwa dan narkoba serta memberikan
prioritas pelayanan kepada masyarakat kurang mampu.
6. Meningkatkan peran penting Rumah Sakit Khusus
Jiwa dan Narkoba Duren Sawit sebagai andalan Pemprov DKI
Jakarta dalam meningkatkan kesehatan jiwa dan napza masyarakat
DKI Jakarta dan masyarakat lainnya.
7. Berperan secara aktif dalam meningkatkan sarana dan
prasarana kota dengan mengembangkan fasilitas rumah sakit secara
unggul dan berkesinambungan sejalan dengan prinsip-prinsip
kesehatan lingkungan secara menyeluruh.

2.3 Program Kesehatan Lingkungan


1. Melakukan Pengelolaan Air Bersih
2. Melakukan Sterilisasi Ruangan
3. Melakukan Pengelolaan Limbah Cair
4. Melakukan Pengelolaan Limbah Padat
5. Melakukan Penyehatan Makanan dan Minuman
6. Melakukan Penyehatan Linen
7. Melakukan Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu.
8. Melakukan Penyehatan Ruang dan Bangunan
9. Melakukan Penyehatan Udara
10. Melakukan Penyehatan Pangan Siap Saji Rumah Sakit
11. Melakukan Pelaporan

2.4 Sarana dan Prasarana


1. Parkiran
2. Musholla
3. Toilet
4. Ambulance
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

3.1 Waktu Pelaksanaan


3.1.1 Lokasi
Kegiatan Praktek Lapangan Terpadu (PLT) di RSKD Duren Sawit
terletak di Jalan Duren Sawit Baru No. 2  Pondok Bambu, Duren Sawit,
Jakarta Timur. Lokasi bagian utara SMPN 195 Jakarta Timur bagian timur
Masjid Jami Ukhuwwah Duren Sawit bagian selatan SMP Strada Santa Anna
bagian barat SMPN 202 Jakarta Timur. Hal ini menjadikan lokasi RSKD
Duren Sawit yang cukup strategis di lingkungan masyarakat yang tergolong
menegah, dimana kesadaran akan kesehatan dan hidup sehat yang semakin
tinggi menjadi peluang yang dapat dikembangkan.

3.1.2 Waktu Kegiatan


Waktu kegiatan Praktek Lapangan Terpadu (PLT) di RSKD Duren
Sawit dilakukan selama dua minggu, mulai pada tanggal 15 Oktober – 29
Oktober 2021. Kegiatan dimulai dari pukul 07.30 WIB – 16.00 WIB

3.1.3 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan Praktek Lapangan Terpadu (PLT) di RSKD Duren
Sawit. (terlampir)

3.2 Metode Pengumpulan Data


Dalam melaksanakan Praktik Lapangan Terpadu (PLT) di RSKD Duren
Sawit. Pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut :
3.2.1 Data Primer
1. Pengamatan Terhadap Kondisi Kesehataan Lingkungan di
Rumah Sakit
2. Pengamatan Terhadap Ruang Bangunan
3. Pengamatan Terhadap Penyehatan Pangan Siap Saji
4. Pengamatan Terhadap Penyehatan Air
5. Pengamatan Terhadap Penyehatan Udara
6. Pengamatan Terhadap Pengelolaan Limbah
7. Pengamatan Terhadap Pengelolaan Linen
8. Pengamatan Terhadap Penanganan Dekontaminasi
Melalui Desinfeksi dan Sterilisasi
9. Pengamatan Terhadap Pengendalian Vektor dan Binatang
Pengganggu

3.2.2 Data Sekunder


Dalam melaksanakan Praktik Lapangan Terpadu (PLT) di RSKD Duren
Sawit, didapatkan data sekunder sebaga berikut :
1. Profil Rumah
Sakit
2. Hasil pemantauan
kualitas air bersih di RSKD Duren Sawit yang dilakukan oleh Labkesda
3. Hasil pemantauan
kualitas air minum di RSKD Duren Sawit yang dilakukan oleh
Labkesda
4. Hasil pemantauan
kualitas air laboratorium di RSKD Duren Sawit yang dilakukan oleh
Labkesda
5. Hasil pemantauan
kualitas air hemodialisis di RSKD Duren Sawit yang dilakukan oleh
PT. Uni Laboratorium
6. Hasil pemantauan
kualitas air limbah di RSKD Duren sawit yang dilakukan oleh
Labkesda
7. Hasil pemantauan
kualitas udara di RSKD Duren sawit yang dilakukan oleh Labkesda
8. Hasil pemantauan
kualitas makanan dan penjamaah makanan di Instalasi Gizi RSKD
Duren sawit yang dilakukan oleh Labkesda
3.3 Alat Ukur yang Digunakan
Alat ukur yang digunakan untuk pengamatan pada kawasan lingkungan
rumah sakit di RSKD Duren Sawit berupa checklist yang berpendoman pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 7 tahun 2019,
Pengukuran kebisingan dengan menggunakan Sound level meter, lalu untuk
pengukuran pencahayaan, suhu dan kelembaban menggunakan Evironmental
Meter dengan mengikuti pendoman pedoman dari SNI 16-7062 tahun 2004

3.4 Penilaian Data


3.4.1 Penilaian Checklist

Berdasarkan buku Statistik Teori Dan Aplikasi Edisi Ke 6 (Enam), yang


ditulis oleh J.Supranto (2000: 64), penilaian untuk setiap variable yaitu:

Dengan rumus perhitungan:


Jumlah Checklist JawabanYa
100 %
Jumlah Pertanyaan SeluruhChecklist

Batas – batas penilaian checklist untuk kriteria baik dan


tidak baik adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Batas Penilaian checklist
Rentang Nilai Kriteria
< 75 % Tidak Memenuhi Persyaratan Sanitasi
≥ 75 % Memenuhi Persyaratan Sanitasi

3.4.2 Penilaian Pengukuran Pencahayaan


Untuk pengukuran pencahayaan setermpat melakukan perhitungan rata
– rata dari pengukuran pencahayaan di satu titik (di setiap meja/titik
dilakukan tiga kali pengukuran di tengah meja, kanan meja dan sebelah kiri
meja) lalu membuat perbandingan hasil yang didapat dengan undang-undang
atau peraturan pemerintah atau standar yang berlaku.

Untuk pengukuran pencahayaan umum melakukan pengukuran luas


ruangan yang ingin diukur untuk penentuan titik pengukuran. Disetiap titik
melakukan perhitungan rata – rata dari pengukuran pencahyaan dilakukan
tiga kali pengukuran, lalu membuat perbandingan hasil yang didapat dengan
undang-undang atau peraturan pemerintah atau standar yang berlaku.

(SNI 16-7062-2004 tentang pengukuran intensitas penerangan


di tempat kerja).
3.4.2 Penilaian Pengukuran Kebisingan
Untuk perhitungan hasil pengukuran kebisingan adalah dengan
membuat tabel distribusi frekuensi dan menghitung hasil pengukuran yang
didapat dengan rumus perhitungan logaritma, lalu setelah hasilnya sudah
didapatkan, melakukan perbandingan dengan undang- undang atau peraturan
pemerintah atau standar yang berlaku.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengelolaan Limbah Padat Medis dan Non – Medis


Limbah B3 yang dihasilkan rumah sakit dapat menyebabkan gangguan
perlindungan kesehatan dan atau risiko pencemaran terhadap lingkungan hidup.
Mengingat besarnya dampak negatif limbah B3 yang ditimbulkan, maka
penanganan limbah B3 harus dilaksanakan secara tepat, mulai dari tahap
pewadahan, tahap pengangkutan, tahap penyimpanan sementara sampai dengan
tahap pengolahan.

Jenis limbah B3 yang dihasilkan di rumah sakit meliputi limbah medis,


baterai bekas, obat dan bahan farmasi kadaluwarsa, oli bekas, saringan oli bekas,
lampu bekas, baterai, cairan fixer dan developer, wadah cat bekas (untuk cat yg
mengandung zat toksik), wadah bekas bahan kimia, catridge printer bekas, film
rontgen bekas, motherboard komputer bekas, dan lainnya.

(Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019


tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit).

Alur pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit :

1. Pengelolaan limbah yang telah dipisahkan berdasarkan jenisnya


dikumpulkan dari setiap ruangan dan petugas menggunakan Alat
Pelindung Diri lengkap
2. Limbah padat medis menggunakan wadah kantong plastik berwarna
kuning. Namun untuk benda tajam menggunakan safety box
3. Limbah farmasi yang kadaluarsa dikembalikan kepada pihak pengelola
B3 untuk dimusnahkan (obat non kartotik harus segara dimusnahkan jika
obat narkotik membutuhkan proses yang lama)
4. Limbah medis yang bersifat B3 dilakukan pemisahan dan penanganan
khusus
5. Limbah medis tidak dibiarkan dalam wadahnya melebihi 1 x 24 jam atau
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi. Pengangkutan setiap ruangan
dilakukan pagi pukul 06.30 WIB, siang pukul 14.00 WIB dan malam
pukul 20.00 WIB
6. Dilakukannya pembersihan tempat sampah secara regular dengan air,
desinfektan, dan pergantian kantong plastik yang baru setiap setelah
pengankutan sampah sebelumnya
7. Petugas dalan pengangkutan limbah dari ruangan ke TPS menggunakan
APD lengkap dan menggunakan troli
8. Memiliki jalur saat pengangkutan limbah
9. Lokasi TPS sudah berjarak jauh dari lokasi pelayanan, kegiatan rumah
sakit, tempat penyimpanan atau penyiapan makanan
10. Lokasi TPS mudah diakses kendaraan yang akan mengangkut dari TPS
menuju TPA oleh pihak ke – 3

Berdasarkan hasil identifikasi dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No . 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
menyatakan bahwa pengelolaan limbah padat medis masih menggunakan manual
dan berdasarkan hasil checklist tentang pengelolaan limbah padat medis di Rumah
Sakit Khusus Daerah Duren Sawit dinyatakan telah memenuhi persyaratan dengan
persentase sebesar 80%. Mendapatkan persentase 80% dikarenakan beberapa
perugas RSKD Duren Sawit dalam pengangkutan limbah dari setiap ruangan ke
TPS masih belum menggunakan APD lengkap Pada jalur pengangkutan sampah
ke TPS masih menggunakan jalur yang sering dilalui pasien maupun karyawan,
RSKD Duren Sawit tidak memiliki alat incinerator terdapat ruang pemusnahan
sampah tetapi hanya dimiliki oleh pihak ke – 3 yang dilakukan oleh tar tanya kak
sesa/ kakoliv. TPS RSKD Duren Sawit sudah tidak menggunakan thermometer
digital atau elektronik. Untuk kantong dan wadah limbah infeksius tidak terdapat
tanda sesuai dengan simbol limbah tersebut hanya menggunakan kantong
berwarna kuning. ada beberapa Troli pengangkutan limbah yang tidak memiliki
penutup. Pada TPS RSKD Duren Sawit belum terdapat sabun dan tissue di
wastafel. Dan terakhir tidak terdapat pagar di area TPS untuk menghindari
masuknya binatang pengganggu
Alur pengelolaan limbah non – medis Rumah Sakit Khusus Daerah Duren
Sawit :

1. Pengelolaan limbah yang telah dipisahkan berdasarkan jenisnya


dikumpulkan dari setiap ruangan dan petugas menggunakan Alat
Pelindung Diri lengkap
2. Limbah non – medis menggunakan wadah kantong plastik berwarna
hitam.
3. Limbah non – medis (sisa makanan) bagi pasien COVID – 19 dipisahkan
dengan limbah non medis lainnya dan dilakukan penanganan limbah
medis (kantong plastic berwarna kuning)
4. Limbah non – medis tidak dibiarkan dalam wadahnya melebihi 1 x 24 jam
atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi. Pengangkutan setiap ruangan
dilakukan pagi pukul 06.30 WIB, siang pukul 14.00 WIB dan malam
pukul 20.00 WIB
5. Dilakukannya pembersihan tempat sampah secara regular dengan air,
desinfektan, dan pergantian kantong plastik yang baru setiap setelah
pengankutan sampah sebelumnya
6. Petugas dalan pengangkutan limbah dari ruangan ke TPS menggunakan
APD lengkap dan menggunakan troli
7. Memiliki jalur saat pengangkutan limbah
8. Lokasi TPS sudah berjarak jauh dari lokasi pelayanan, kegiatan rumah
sakit, tempat penyimpanan atau penyiapan makanan
9. Lokasi TPS mudah diakses kendaraan yang akan mengangkut dari TPS
menuju TPA oleh pihak ke – 3
10. Adanya pembedaan TPS untuk limbah medis dan limbah non medis

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No . 7 Tahun


2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit menyatakan bahwa
pengelolaan limbah padat domestik masih menggunakan manual dan berdasarkan
hasil checklist tentang pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Khusus
Daerah Duren Sawit dinyatakan memenuhi persyaratan dengan persentase sebesar
67%. Mendapatkan nilai 67% dikarenakan belum melakukan upaya pemilahan
antara organic dan anorganik yang dimulai dari setiap ruangan. Beberapa petugas
RSKD Duren Sawit dalam pengangkutan limbah dari setiap ruangan ke TPS
masih belum menggunakan APD lengkap Troli pengangkutan limbah banyak
yang tidak memiliki penutup

4.2 Pengelolaan Limbah Cair


Pengamanan limbah cair adalah upaya kegiatan penanganan limbah cair yang
terdiri dari penyaluran dan pengolahan dan pemeriksaan limbah cair untuk
mengurangi risiko gangguan kesehatan dan lingkungan hidup yang ditimbulkan
limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan kegiatan rumah sakit memiliki beban
cemaran yang dapat menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan hidup dan
menyebabkan gangguan kesehatan manusia. Untuk itu, air limbah perlu dilakukan
pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan, agar kualitasnya memenuhi baku
mutu air limbah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan. Limbah Cair rumah sakit juga berpotensi untuk dilakukan daur ulang
untuk tujuan penghematan penggunaan air di rumah sakit.

(Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019


tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit).

Alur pengelolaan limbah cair Gedung Ukep Rumah Sakit Khusus Daerah
Duren Sawit :

1. Air limbah masuk kedalam sumpit, sumpit berfungsi untuk menampung


air limbah dari pantry dan toilet untuk diteruskan ke IPAL dengan
menggunakan pompa submersible dengan level switch atau pelampung
2. Selanjutnya air limbah masuk kedalam bak inlet untuk dilakukannya
penyaringan limbah
3. Air limbah akan masuk kedalam bak primary yaitu bak penampungan air
limbah setelah disaring pada bak inlet
4. Setelah itu air limbah akan masuk kedalam bak ekualisasi untuk
menyeragamkan ph dan parameter lain sebelum masuk kedalam proses
aerasi
5. Setelah dari bak ekualisasi air limbah masuk kedalam bak sedimentasi
untuk pengendapan lumpur
6. Setelah itu air limbah akan masuk kedalam bak aerasi dimasukkan
bakteri mikroorganisme pengurai
7. Setelah itu hasil akhir pengenlolaan limbah masuk kedalam bak efluen
8. Setelah dari bak efluen air limbah masuk kedalam media filter untuk
dilakukan penyaringan
9. Setelah penyaringan di media filter air limbah masuk dalam proses
kholirinasi baru air bisa keluar menuju fish pond dan badan air

Alur pengelolaan limbah cair Gedung Baru Rumah Sakit Khusus Daerah
Duren Sawit :

1. Sumber limbah gizi dialirkan ke greasetrap lalu masuk ke sampit lemak

- Dari sampit dialirkan ke inlet


- Setelah itu secara overflow dimasukan kedalam bak aerasi

2. Untuk sumber air limbah tiolet langsung dialirkan ke sampit lalu masuk
ke inlet setelah itu secara overflow masuk kedalam bak aerasi
3. Untuk sumber air limbah Laboratorium masuk ke bak sampit dan
dilakukan pencampuran asama basa.

- Kemudian dari sampit mengalir langsun dan dialirkan ke sedimentasi


- Lalu masuk ke bak penampung ekualisasi
- Setelah itu masuk ke bak inlet
- Kemudian overflow menuju media filter
- Tahap ini air limbah laboratorium masuk ke bak aerasi

4. di fase bak aerasi ini setiap seminggu sekali dimasukannya


mikroorganisme pengurai
5. Air limbah dari bak Aerasi kemudian mengalir ke bak efluent
6. Dari bak efluent air mengalir dengan dua jalur

- Jalur pertama air masuk kedalam Fish Pond (bak pengontrol) lalu
mengalir ke tahap klorinasi untuk pengambilan sampel
- Jalur kedua Langsung dialirkan ke drainase menuju sungai ciliwung
-
Alur pengelolaan limbah cair Gedung lama

1. Tahap awal pengelolaan air limbah di RSKD Duren Sawit di gedung


lama ada 3 sumber sampit diantaranya (Mesjid, IGD, dan Linen)
2. setelah itu masuk kedalam bak inlet disaring menggunakan bar screen.
3. Kemudian mengalir ke bak Aerasi di fase ini setiap seminggu sekali
dimasukannya mikroorganisme pengurai
4. Air limbah dari bak Aerasi kemudian overflow menuju bak sedimentasi
untuk pengendapan lumpur.
5. setelah itu masuk ke bak ekualisasi fungsinya untuk menyeragamkan pH
dan parameter lain
6. Air limbah dari bak ekualisasi kemudian mengalir ke media filter
7. Setelah itu Air limbah dialirkan kembali ke bak efluent menuju media
filter
8. Dari Media filter air mengalir dengan dua jalur

- Jalur pertama air masuk kedalam Fish Pond (bak pengontrol) lalu
mengalir ke tahap klorinasi untuk pengambilan sampel
- Jalur kedua Langsung dialirkan ke drainase menuju sungai ciliwung.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No . 7 Tahun


2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit menyatakan bahwa
pengelolaan limbah cair masih menggunakan manual dan berdasarkan hasil
checklist tentang pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Khusus Daerah
Duren Sawit dinyatakan memenuhi persyaratan dengan hasil sebesar 93%.
Mendapatkan nilai 90% dikarenakan untuk area IPAL RSKD Duren Sawit tidak
terdapat pagar pengamanan dan untuk papan tulisan titik koordinat IPAL
menggunakan GPS beberapa masih terdapat belum menggunakannya pada
Gedung ukep

4.3 Penyehatan Air Keperluan Higiene Sanitasi dan Air Keperluan Minum
Penyehatan air di rumah sakit terdapat beberapa macam, yaitu air untuk
keperluan hygiene sanitasi, air untuk keperluan minum, air untuk keperluan
laboratorium dan air untuk keperluan hemodialisis. Dari beberapa macam
keperluan air di rumah sakit memiliki standar baku mutu sesuai jenisnya.

Air untuk keperluan hygiene sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang
digunakan untuk keperluan sehari – hari dengan kualitas yang berbeda dengan air
minum. Untuk menjaga kualitas air, setiap penyelenggara wajib menjamin telah
memenuhi standar baku mutu Kesehatan lingkungan dan persayaratan Kesehatan
dan pengawasan dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun

Tabel 4.1
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Mikrobiologi Air Higiene Sanitasi
No Parameter Satuan Hasil Kadar maksimum Metode
. yang diperbolehkan
1. Total Koloni/100ml 0 50 ISO 9308–1 : 2014
Coliform
2. E.Coli Koloni/100ml 0 0 ISO 9308–1 : 2014
Sumber : Data Primer RSKD Duren Sawit 2020

Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kimia Air Higiene Sanitasi
No Parameter Satuan Hasil Kadar maksimum Metode
. yang diperbolehkan
A. Fisika

1. Kekeruhan Skala 3,60 25 IK.02/PP16.5–Air–


NTU 17025/Labkesda
2. Warna Skala t<0,89 50 SNI 6989.80–2011
TCU
3. Zat Padat mg/l 14 1000 IK.01/PP16.5–Air–
Terlarut 17025/Labkesda
4. Suhu °C 24,5 Suhu Udara ± 3° SNI 06–6989.80–
2011
5. Rasa - - Tidak berasa IK.06/PP16.5–Air–
17025/Labkesda

6. Bau - Tidak Tidak berbau SNI 3554:2015


Berbau
B. Kimia

1. pH - 7,10 6,5 – 8,5 SNI6989.11:2019


2. Besi mg/l tt<0,0178 1,0 SNI 6989.11:2019
3. Fluorida mg/l tt<0,03 1,5 Std Met.APHA
3120B/23/2017
4. Kesadahan mg/l tt<1,40 500 SNI 06–6989.29–
2005
5. Mangan mg/l 0,024/l 0,5 SNI 06–6989.12–
2004
6. Nitrat mg/l tt,0,016 10 Std Met.APHA
3120B/23/2017
7. Nitrit mg/l tt<0,016 1,0 Std Met.APHA
4110C/23/2017
8. Sianida mg/l tt<0,0015 0,1 Std Met.APHA
4110C/23/2017
9. Deterjgent mg/l - 0,05 IK.15/PP16.5–Air–
17025/Labkesda
10. Pestisida mg/l - 0,1 -
11. Air raksa mg/l tt<0,0005 0,001 -
12. Arsen mg/l tt<0,0021 0,05 IK.21/PP16.5–Air–
17025/Labkesda
13. Cadmium mg/l tt<0,0003 0,005 Std Met.APHA
3120B/23/2017
14. Kromium mg/l tt<0,0006 0,05 Std Met.APHA
3120B/23/2017
15. Selenium mg/l tt<0,0021 0,01 Std Met.APHA
3500–Cr.B/23/2017
16. Seng mg/l 1,2969 15 Std Met.APHA
3120B/23/2017
17. Sulfat mg/l tt<1,671 400 Std Met.APHA
3120B/23/2017
18. Timbal mg/l tt<0,0025 0,05 Std Met.APHA
4110C/23/2017
19. Benzene mg/l - 0,01 Std Met.APHA
3120B/23/2017
20. Zat mg/l 1,13 10 SNI 06–6989.22–
Organic 2004
(KMnO4)
Sumber : Data Primer RSKD Duren Sawit 2020
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No . 32 Tahun
2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi menyatakan bahwa pengelolaan
limbah cair masih menggunakan manual dan berdasarkan hasil checklist tentang
pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit
dinyatakan memenuhi persyaratan dengan hasil sebesar 100%.

Air untuk keperluan minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat Kesehatan dan dapat langsung
diminum Untuk menjaga kualitasnya, setiap penyelenggara wajib mengikuti dan
menaati memenuhi standar baku mutu Kesehatan lingkungan dan persayaratan
Kesehatan dan pengawasan dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun

Tabel 4.3
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kimia Air Minum
No Parameter Satuan Hasil Kadar maksimum Metode
. yang diperbolehkan
A. Fisika

1. Bau - Tidak Tidak berbau SNI 3554:2015


Berbau
2. Warna Skala tt<0,89 15 SNI 6989.80–2011
TCU
3. Zat Padat mg/l 137 500 IK.01/PP16.5–Air–
Terlarut 17025/Labkesda
4. Kekeruhan Skala NTU 0,39 5 IK.02/PP16.5–Air–
17025/Labkesda
5. Rasa - - Tidak berasa IK.06/PP16.5–Air–
17025/Labkesda
6. Suhu °C 26,0 Suhu Udara ± 3° SNI 06–6989.23–
2015
B. Kimia

1. Arsen mg/l tt<0,0021 0.01 Std Met.APHA


3120B/23/2017
2. Fluorida mg/l 0,16 1,5 SNI 06–
6989.29:2019
3. Total mg/l tt<0,0004 0,05 Std Met.APHA
Kromium 3120B/23/2017
4. Kadmium mg/l tt<0,0003 0,003 Std Met.APHA
3120B/23/2017
5. Nitrit mg/l tt<0,122 3,0 Std Met.APHA
(Sebagai 4110C/23/2017
NO2)
6. Nitrat mg/l tt<0,171 50 Std Met.APHA
(Sebagai 4110C/23/2017
NO3)
7. Sianida mg/l tt<0,0015 0,07 IK.15/PP16.5–Air–
17025/Labkesda
8. Selenium mg/l tt<0,0021 0,01 Std Met.APHA
3120B/23/2017
9. alumunium mg/l tt<0,0127 0,2 Std Met.APHA
3120B/23/2017
10. Besi mg/l 0,1373 0,3 Std Met.APHA
3120B/23/2017
11. Kesadahan mg/l 28,42 500 SNI 06–6989.12–
2004
12. Khlorida mg/l 29,49 250 Std Met.APHA
4110C/23/2017
13. Mangan mg/l 0,0051 0,4 Std Met.APHA
3120B/23/2017
14. pH - 8,27 6,5 – 8,5 SNI 6989.11:2019
15. Seng mg/l tt<0,0335 3,0 Std Met.APHA
3120B/23/2017
16. Sulfat mg/l tt<0,469 250 Std Met.APHA
4110C/23/2017
17. Tembaga mg/l tt<0,0004 2,0 Std Met.APHA
3120B/23/2017
18. Amonia mg/l tt<0,030 1,5 SNI 06–
6989.11:2019
19. Air raksa mg/l tt<0,0005 0,001 IK.21/PP16.5–Air
17025/Labkesda
20. Barium mg/l tt<0,0023 0,7 Std Met.APHA
3120B/23/2017
21. Nikel mg/l tt<0,0003 0,07 Std Met.APHA
3120B/23/2017
22. Natrium mg/l 24,06 200 Std Met.APHA
3120B/23/2017
23. Timbal mg/l tt<0,0027 0,01 Std Met.APHA
3120B/23/2017
24. Zat mg/l 2,64 10 SNI 06–
Organik 6989.22.2004
(KMnO4)
Sumber : Data Primer RSKD Duren Sawit 2020
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No . 429
Tahun 2010 tentang Persyaratan Air Minum menyatakan bahwa pengelolaan
limbah cair masih menggunakan manual dan berdasarkan hasil checklist tentang
pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit
dinyatakan memenuhi persyaratan dengan hasil sebesar 100%.

Air untuk keperluan laboratorium adalah air yang harus memenuhi kemurnian
tertentu dan memenuhi maksimum kadar kontaminan ion tertentu agar tidak
menjadi katalisator. Dengan demikian kontaminan ion dalam air tersebut tidak
bereaksi dengan bahan laboratorium yang dapat mengganggu fungsi peralatan
laboratorium. Dan terakhir untuk hasil pemeriksaannya tetap sesuai dengan
spesivitas, akurasi, dan presisi uji laboratorium
Tabel 4.4
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Air Laboratorium
No Parameter Satuan Hasil Kadar maksimum Metode
. yang diperbolehkan
1.
2.
Sumber : Data Sekunder RSKD Duren Sawit 2020
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia menyatakan
bahwa pengelolaan limbah cair masih menggunakan manual dan berdasarkan hasil
checklist tentang pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Khusus Daerah
Duren Sawit dinyatakan memenuhi persyaratan dengan hasil sebesar

Air untuk keperluan hemodialisis adalah air yang dibutuhkan untuk kegiatan
yang bersifat khusus di rumah sakit yang menggunakan persyaratan tertentu.
Standar baku mutu air untuk kegiatan hemodialisis meliputi parameter fisik,
biologi dan kimia

Tabel 4.4
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Air Hemodialisis
No Parameter Satuan Hasil Kadar maksimum Metode
. yang diperbolehkan
1.
2.
Sumber : Data Sekunder RSKD Duren Sawit 2020
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia menyatakan
bahwa pengelolaan limbah cair masih menggunakan manual dan berdasarkan hasil
checklist tentang pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Khusus Daerah
Duren Sawit dinyatakan memenuhi persyaratan dengan hasil sebesar .

4.4 Pengawasan Dekontaminasi Melalui Sterilisasi dan Desinteksi


Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya berbagai jenis
mikroorganisme penyakit menular yang dapat menginfeksi pasien,
pengunjung dan staf rumah sakit. Untuk menjamin perlindungan kesehatan,
maka mikoorganisme di rumah sakit perlu dicegah dan dikendalikan melalui
upaya dekontaminasi. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan/atau
menghilangkan kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan,
bahan, dan ruang melalui disinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan
kimiawi. Cara dekontaminasi yang sering dipakai di rumah sakit adalah
desinfeksi dan sterilisasi.
(Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit).

Alur Sterilisasi Alat RSKD Duren Sawit

1. Pre cleaning (cuci bersih, tiriskan, keringkan):


 setiap alat atau perlengkapan yang hendak di sterilisasi dari berbagai
ruangan kecuali ruang operasi itu diserahkan melalui loket CSSD,
sedangkan untuk alat dan perlengkapan yang berasal dari ruang operasi
diletakkan pada pass box. (alur pengangkutan dimulai pada pagi jam
07.30, siang jam 14.00, dan malam sampai jam 21.00)
 desinfeksi tingkat rendah (TDR) untuk peralatan non kritis,
menggunakan cairan septalkan (swab permukaan alat) seperti set kabel
ventilator, kabel pisau cauter atau alat yang berhubungan dengan listrik
atau set ambubag tidak dapat di pisah
 desinfeksi tingkat tinggi (DTT) untuk peralatan semi kritis, menggunakan
cairan alkazyme selama 15 menit sikat, bilas lalu rendam selama 15
menit dengan alkacide bilas bersih dan keringkan seperti laryngoscope,
alat-alat endoscopy, kateter suction, sirkuit selang ventilator, selang
suction, mask oksigen, vaccum, ambubag, selang hnfc.
 sterilisasi untuk peralatan kritis, menggunakan cairan alkazyme 15 menit
sikat, bilas, lalu direndam 15 menit denfgan alkacide bilas dan
dibersihkan lalu dikeringkan seperti alat instrument bedah, alat
instrument gigi, alat instrument mata, dll
2. pencucian dna pembersihan :
 setelah alat dan perlengkapan sudah berada pada ruang sterilisasi alat dan
perlengkapan di cuci. ada dua acara pencucian yaitu secara manual dan
otomatis, untuk secara manual dilakukan pencucian dengan disikat dan
otomatis dengan washer disinfector.
3. pengeringan :
 setelat alat atau perlengkapan telah dicuci kemudian langsung
dikeringkan menggunakan alat yaitu drying cabinet dengan suhu 70°-
90°C
4. pengemasan :
 setelah alat atau perlengkapan sudah dikeringkan lanjut pada proses
pengemasan
 setelah dikemas lalu kemasan di rekatkan menggunakan mesin sealling
 setelah itu lalu proses pemberian label
 setelah pemberian label baru alat dan perlengkapan masuk kedalam
autoclave untuk di sterilisasi dengan suhu yang berbeda sesuai dengan
jenisnya untuk instruments dengan suhu 134°C, rubber 121°-125°C, dan
Textile dengan suhu 134°c
5. penyimpanan :
 disimpan pada ruangan khusus dengan rak dan lemari yang tertata dan
sudah di kelompokkan sesuai jenisnya
 alat dan perlengkapan disusun beraturan sesuai tanggal sterilisasi yang
lebih dulu sampai yang baru (untuk alat dan perlengkapan selain pakaian
memiliki waktu kadaluarsa sebelum 3 bulan, sedangkan pakaian hanya
bisa beratahan 1 bulan saja)

4.5 Penyehatan Pangan Siap Saji


Penyehatan pangan siap saji adalah upaya pengawasan, perlindungan,
dan peningkatan kualitas hygiene dan sanitasi pangan siap saji agar
mewujudkan kualitas pengelolaan pangan yang sehat, aman, dan selamat.
Untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu dan persyaratan penyehatan
pangan siap saji dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit,
maka harus memperhatikan dan mengendalikan factor risiko kemanan pangan
siap saji.

1. Tahap Pengumpulan/Pemilahan

 Pada RSKD Duren Sawit untuk linennya belum melakukan upaya


pemilahan terhadap linen infeksius dan non infeksius
(PERMENKES No.7 Tahun 2019)

 Dari setiap ruangan RSKD Duren Sawit beberapa masih ada yang
belum melapisi wadah sementara dengan menggunakan kantong
plastik kuning (PERMENKES No.7 Tahun 2019)

 RSKD Duren Sawit sudah melakukan perhitungan serta pencatatan


jumlah linen pada setiap ruangan (PERMENKES No.7 Tahun
2019)

2. Tahap Pengangkutan

 RSKD Duren Sawit belum membedakan kantong untuk


membungkus linen yang tidak terkena tumpahan dengan
kantong yang digunakan untuk membungkus linen kotor
yang terkena tumpahan (KEPMENKES RI No. 1204 Tahun
2004)

 RSKD Duren Sawit belum membedakan kereta dorong


yang berbeda dan tertutup antara linen bersih dengan linen
kotor (KEPMENKES RI No. 1204 Tahun 2004)

 Beberapa petugas pengakut linen RSKD Duren Sawit


terkadang melakukan pengangkutan tanpa menggunakan
trolly (KEPMENKES RI No. 1204 Tahun 2004)

 Beberapa petugas pengakut linen RSKD Duren Sawit tidak


menggunakan APD lengkap (KEPMENKES RI No. 1204
Tahun 2004)
 Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor di RSKD
Duren Sawit sudah sesuai, karena waktu pengangkutan
berbeda (KEPMENKES RI No. 1204 Tahun 2004)

 Linen di RSKD Duren Sawit diangkut setiap saat ketika ada


linen kotor

 Trolly pengangkutan linen tidak dibedakan warnanya antara


trolly pengangkut linen bersih dan linen kotor

 Kereta dorong dicuci pada satu minggu sekali

 RSKD Duren Sawit sudah melakukan desinfektan kereta dorong


pengangkut linen setelah melakukan pengangkutan linen kotor
(PERMENKES No.7 Tahun 2019)

 RSKD Duren Sawit masih belum memiliki jalur yang


berbeda untuk penerimaan dan pendistribusian linen bersih
dan linen kotor

 RSKD Duren Sawit untuk pengangkutan pihak ke 3 di


angkut menggunakan mobil box pada pagi hari jam 09.00,
tetapi mobil box pengangkut linen bersih dan kotor di
satukan tidak bedakan

3. Tahap Penerimaan

 RSKD Duren Sawit sudah melakukan pencatatan linen yang


diterima oleh laundry (PERMENKES No.7 Tahun 2019)

 RSKD Duren Sawit belum melakukan pemilahan dari segi tingkat


kekotorannya

4. Tahap Pencucian

 Petugas laundry di RSKD Duren sawit sudah melakukan


penimbangan berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas
mesin cuci dan kebutuhan detergen serta desinfektan
 Pada ruangan laundry tidak melakukan pembersihan linen kotor
yang disebabkan oleh tinja, urine, darah, dan muntahan dengan
menggunakan mesin cuci infeksiues, dikarenakan pembersihan
tersebut sudah dilakukan di ruangan sebelum linen kotor di
letakkan ke dalam wadah

 RSKD Duren Sawit masih belum menerapkan system first in first


out (PERMENKES No.7 Tahun 2019)

5. Tahap Pengeringan

 petugas laundry RSKD Duren Sawit sudah melakukan pengeringan


linen dengan mesin pengering sehingga didapat hasil pengeringan
yang baik

6. Tahap Penyetrikaan

 Proses penyetrikaan linen di RSKD Duren Sawit belum semua


linen bersih di setrika, hanya selimut, sarung bantal, dan sprei,
untuk seragam petugas tidak di setrika hanya di lipat

7. Tahap Penyimpanan

 RSKD Duren Sawit untuk penyimpanan linen bersih di ruang


laundry masih belum mencukupi (KepMenKes No. 1204 Tahun
2004)

 Ruang laundry ada beberapa linen bersih yang disimpan di ruang


terbuka (KepMenKes No. 1204 Tahun 2004)

 RSKD Duren Sawit sudah elakukan penyimpanan linen dengan


secara terpisah sesuai jenisnya (KepMenKes No. 1204 Tahun
2004)

8. Tahap Distribusi

 Pada proses pendistribusian petugas selalu menggunakan kartu


tanda terima dari petugas penerima, kemudian petugas
menyerahkan linen bersih kepada petugas ruangan sesuai kartu
tanda terim

4.6 Pengelolaan Linen

4.7 Pengendalian Vektor

4.8 Kondisi Fisik Lingkungan Ruang Bangunan

Anda mungkin juga menyukai