Anda di halaman 1dari 47

PEDOMAN

INSTALASI FARMASI
RSU INDO SEHAT KARANGANYAR

RSU INDO SEHAT KARANGANYAR


Jl. Raya Solo-Sragen KM. 11 Telp./ Fax ( 0271 ) 6882218; IGD (0271)
7881202 Kebakkramat, Karanganyar, Surakarta; Email :
rsu.indosehat@gmail.com

ii
KARANGANYAR
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan...................................................................................... 1
BAB II. Gambaran Umum RSU INDO SEHAT KARANGANYAR....................... 2
2.1. Deskripsi RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.......................................... 2
BAB III. Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan RSU INDO SEHAT KARANGANYAR
......................................................................................................................5
3.1. Visi......................................................................................................... 5
3.2. Misi........................................................................................................ 5
3.3. Motto..................................................................................................... 5
BAB IV. Struktur Organisasi RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.................... 6
BAB V. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi................................................ 13
BAB VI. Uraian Tugas dan Jabatan................................................................ 14
BAB VII. Tata Hubungan Kerja...................................................................... 26
BAB VIII. Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi.................................................... 29
BAB IX. Kegiatan Pengembangan & Orientasi.............................................. 41
BAB X. Pertemuan Rapat.............................................................................. 54
BAB XI. Pelaporan......................................................................................... 55
BAB XI. Penutup........................................................................................... 57

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan memberikan dua
jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi
medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat
darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap.
Dalam perkembangannya, pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari pembangunan
ekonomi masyarakat. Perkembangan ini tercermin pada perubahan fungsi klasik RS yang
pada awalnya hanya memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif) terhadap
pasien melalui rawat inap. Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
peningkatan pendapatan dan pendidikan masyarakat, rumah sakit pun semakin
meningkatkan pelayanannya. Pelayanan rumah sakit saat ini tidak hanya bersifat kuratif
(penyembuhan) tetapi juga bersifat rehabilitatif (pemulihan) yang dilaksanakan secara
terpadu melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).
Pedoman organisasi rumah sakit menyatakan bahwa rumah sakit harus
melaksanakan beberapa fungsi, satu diantaranya adalah fungsi menyelenggarakan
pelayanan penunjang medik dan non medik. Dalam hal penunjang medik, salah satu
pelayanan yang penting adalah pelayanan farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit
merupakan satu-satunya unit di rumah sakit yang mengadakan barang farmasi yang beredar
di rumah sakit serta bertanggung jawab atas pengadaan dan penyajian informasi obat yang
siap pakai bagi semua pihak di rumah sakit, baik petugas maupun pasien. Instalasi farmasi di
rumah sakit harus memiliki organisasi yang memadai serta dipimpin oleh seorang apoteker
dengan personalia lain meliputi para apoteker, asisten apoteker, tenaga administrasi serta
tenaga penunjang teknis.

BAB II
GAMBARAN UMUM RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.

2.1. DESKRIPSI RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun ditetapkan sebagai Rumah Sakit milik
Pemerintah Kota Madiun melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No
1076/Menkes/SK/VII/2005 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun milik
Pemerintah Kota Madiun Propinsi Jawa Timur dan Peraturan Daerah Kota Madiun No 05
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah serta telah menjadi Rumah Sakit Kelas C

4
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/MENKES/SK/IV/2009
tanggal 2 April tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun menjadi
kelas C. Terhitung 1 Januari 2013, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun telah menjadi
BLUD Penuh sejak diterbitkannya Keputusan Walikota Madiun Nomor 445-
401.302/256/2012 tanggal 17 Desember 2012 tentang Penetapan Status Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) Penuh pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun. Badan Layanan
Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.

Sebagai unsur pendukung atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah dibidang


pelayanan kesehatan perorangan dituntut untuk memberikan pelayanan prima dan
paripurna pada masyarakat dengan terus meningkatkan mutu pelayanan. Dengan demikian
RSUD berusaha secara maksimal memanfaatkan peluang pasar sesuai dengan
kemampuannya dengan tetap melaksanakan fungsi sosial agar tetap menjadi rumah sakit
pilihan masyarakat Kota Madiun.

Sejalan dengan usaha peningkatan segi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat


dan semakin meningkatnya kunjungan serta komitmen dan dukungan dari Pemerintah Kota
Madiun, pada tahun 2009 RSU INDO SEHAT KARANGANYAR berubah status menjadi Rumah
sakit Kelas C sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 245/Menkes/SK/IV/2009
tanggal 2 April 2009 tentang Penetapan Peningkatan Kelas RSU INDO SEHAT KARANGANYAR
menjadi Rumah Sakit Umum Pemerintah Kelas C dan sesuai SK Direktur RSU INDO SEHAT
KARANGANYAR untuk jumlah Tempat Tidur terdiri dari :

A. Ruang Perawatan terdiri dari :


- VIP : 14 TT
- Kelas I : 36 TT
- Kelas II : 32 TT
- Kelas III : 85 TT
- Tanpa Kelas : 58 TT ( Perinatologi, HCU, ICU, Isolasi
dan Observasi )
B. Ruang Tindakan terdiri dari :
- VK / Bersalin : 6 TT
- IGD : 16 TT
- Hemodialisa: 4 TT
C. Ruang Operasi terdiri dari 4 TT

5
RSU INDO SEHAT KARANGANYAR merupakan Rumah Sakit Umum milik Pemerintah
Kota Madiun yang berlokasi di Jl. Campursari 12 B Madiun dan menempati areal seluas
45.000 m2 dengan luas bangunan Rumah Sakit 10966,7 m2 Fasilitas Pelayanan yang ada
saat ini adalah Instalasi Rawat Jalan (Klinik Umum, Klinik Obgyn, Klinik Bedah, Klinik Mata,
Klinik Penyakit Dalam, Klinik Gigi, Klinik Anak, Klinik Kesehatan Jiwa ,Klinik Syaraf, Klinik THT,
Klinik Orthopedi, Klinik Kulit dan Kelamin dan Klinik Paru), Instalasi Rawat Inap (ruang
perawatan dewasa, ruang perawatan anak, ruang perawatan bersalin, ruang perinatologi,
ruang perawatan VIP), Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Penunjang (instalasi Bedah Sentral,
Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Rekam
Medis, Instalasi Pemeliharaan Sarana, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi pemulasaran
jenazah dan ICU) serta Pelayanan Ambulance.

Dalam perjalananannya saat ini diharapkan RSU INDO SEHAT KARANGANYAR bisa
memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di Kota Madiun yaitu pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Keberadaan RSUD ini sangat
diperlukan untuk mendukung pembangunan bidang kesehatan di kota Madiun sebagai pusat
pembangunan di Jawa Timur bagian barat. Wilayah jangkauan RSUD meliputi Kota Madiun
dan wilayah Kabupaten Madiun.

BAB III
VISI, MISI, MOTTO RSU INDO SEHAT KARANGANYAR

3.1. VISI.
RSU Indo Sehat Karanganyar memiliki visi :

6
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas dan Terjangkau”

3.2. MISI.
RSU Indo Sehat Karanganyar memiliki misi :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya


2. Mewujudkan pelayanan berfokus pelanggan dan profesional
3. Mewujudkan manajemen Rumah sakit yang baik dan transparan

3.3. MOTTO.
RSU Indo Sehat Karanganyar memiliki motto :
“ Berkualitas dan siap maju “.

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSU INDO SEHAT KARANGANYAR

4.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi RSU Indo Sehat Karanganyar

RSUD merupakan unsur pendukung tugas Walikota di bidang pelayanan kesehatan


pada Rumah Sakit Umum Daerah yang dipimpin oleh seorang Direktur dibentuk berdasark
an Perda Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi & Tata Kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah dengan struktur
organisasi sebagai berikut :

7
DIREKTUR
DIREKTUR
BAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL
SUB. BAGIAN UMUM SUB. BAGIAN SUB. BAGIAN
KEPEGAWAIAN
PERENCANAAN & RM

BIDANG PENUNJANG BIDANG PELAYANAN BIDANG KEUANGAN

SEKSI PENUNJANG MEDIS SEKSI SEKSI MOBILISASI DANA

PELAYANAN MEDIS

SEKSI PENUNJANG NON MEDIS SEKSI PELAYANAN PERAWATAN SEKSI PERBENDAHARAAN

KOMITE MEDIS

KOMITE
KEPERAWATAN

RSU Indo Sehat Karanganyar mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan


dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan kesehatan pada Rumah
Sakit Umum Daerah .

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, RSU Indo Sehat


Karanganyar menyelenggarakan fungsi sesuai ayat 2 yaitu :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit


Umum Daerah ;
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah ;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kesehatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah ;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Adapun susunan Organisasi serta uraian tugas dan fungsi Rumah Sakit Umum
Daerah, terdiri dari :

8
a. Direktur ;

b. Bagian Tata Usaha, membawahi :

1. Sub Bagian Umum ;

2. Sub Bagian Kepegawaian ;

3. Sub Bagian Perencanaan & Rekam Medis ;

c. Bidang Pelayanan, membawahi :

1. Seksi Pelayanan Medis ;


2. Seksi Pelayanan Keperawatan ;
d. Bidang Penunjang, membawahi :

1. Seksi Penunjang Medis ;


2. Seksi Penunjang Non Medis ;
e. Bidang Keuangan, membawahi :

1. Seksi Mobilisasi dana ;


2. Seksi Perbendaharaan ;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

RSUD dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas memimpin,
merencanakan, mengoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan
otonomi daerah di bidang pelayanan kesehatan pada RSUD. Sedangkan Tata Usaha
dan bidang-bidang sebagaimana diatas masing-masing dipimpin oleh seorang
Kepala Bagian dan Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.

1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kebijakan pelayanan


administrasi kepada semua unsur di lingkungan RSUD meliputi pengelolaan
administrasi umum, perencanaan, kepegawaian, rumah tangga dan
administrasi keuangan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. Penyusunan perencanaan, program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-
tugas pada Bagian Tata Usaha
b. Pengoordinasian penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas
bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif
c. Pengelolaan administrasi umum dan rumah tangga
9
d. Pengelolaan administrasi kepegawaian di lingkungan RSUD
e. Pengoordinasian perencanaan dan rekam medik
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur
2. Bidang Pelayanan mempunyai tugas menyusun dan melayani kebutuhan
pelaksanaan pelayanan medis dan pelayanan keperawatan serta petunjuk
pelaksanaan kerja tenaga medis dan keperawatan, melaksanakan pemantauan,
pengawasan penggunaan fasilitas dan kegiatan pelayanan serta melaksanakan
pengawasan, pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien. Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, kepala bidang Pelayanan
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan perencanaan, program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-
tugas bidang pelayanan
b. Perencanaan dan pengoordinasian kebutuhan fasilitas pelayanan serta
petunjuk pelaksanaan kerja bagi tenaga medis keperawatan
c. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas kegiatan
pelayanan medis dan keperawatan
d. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan kegiatan pelayanan medis dan
keperawatan
e. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, penerimaan dan pemulangan
pasien
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur
3. Bidang Penunjang mempunyai tugas mengoordinasikan kebutuhan pelayanan
medis maupun non medis, melaksanakan pengadaan dan pengawasan
penggunaan fasilitas pelayanan penunjang medis maupun non medis, serta
melakukan pengendalian pelayanan penunjang medis dan non medis.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Penunjang
mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan perencanaan program dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas


pada Bidang Penunjang
b. Pelaksanaan pengoordinasian kebutuhan pelayanan penunjang medis dan
non medis
c. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penggunaan peralatan
penunjang medis dan non medis
d. Pelaksanaan pengendalian pelayanan kegiatan penunjang medis dan non
medis

10
e. Pelaksanaan inventarisasi data kebutuhan dan perbaikan peralatan
penunjang medis
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur
4. Bidang Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan anggaran
pendapatan dan belanja RSUD, melaksanakan kegiatan mobilisasi dana,
perbendaharaan serta pengawasan dan pengendalian kegiatan anggaran
keuangan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang
Keuangan mempunyai fungsi :
a. Melakukan penyusunan perencanaan, program kerja dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Bidang Keuangan
b. Pelaksanaan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit
c. Pelaksanaan kegiatan mobilisasi dana
d. Pelaksanaan kegiatan perbendaharaan
e. Pelaksanaan akuntansi dan verifikasi pendapatan dan belanja RSUD
f. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan anggaran keuangan
g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur.

Selain dibantu oleh kelompok struktural, Direktur dibantu pula oleh kelompok
fungsional dan unsur pelaksana pelayanan, yang terdiri dari :

a. Komite Medik
b. Staf Medik Fungsional
c. Instalasi/Unit
Komite Medis dibentuk untuk menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik agar
mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi dan
mempunyai tugas :

a. Menyusun standart pelayanan, mengatur kewenangan profesi anggota staf


medik fungsional dan melaksanakan pembinaan etika profesi ;
b. Mengembangkan program pelayanan dan memantau pelaksanaannya ;
c. Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Madiun, bertanggung jawab terhadap peningkatan pelayanan
medis sesuai dengan kompetensinya.
Sedangkan Satuan Medis Fungsional (SMF) yang ada di RSU INDO SEHAT
KARANGANYAR, terdiri dari 3 SMF, yaitu :

a. SMF Bedah
b. SMF Medik/Non Bedah

11
c. SMF Dokter Umum/Gigi
Untuk unsur pelaksana pelayanan terdiri dari 12 Instalasi dan 2 unit, yaitu :

a. Rawat Jalan
b. Rawat Inap
c. Gawat Darurat
d. Laboratorium
e. Radiologi
f. Kamar Bedah
g. Farmasi
h. Gizi
i. Instalasi Pemeliharaan Alat Medis
j. Instalasi Penyehatan Lingkungan
k. ICU
l. Rekam Medis
m. Pemulasaran Jenazah
n. Ambulance

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI

12
RSU INDO SEHAT KARANGANYAR

Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSU INDO SEHAT KARANGANYAR

BAB VI
URAIAN TUGAS

A. TUGAS DAN FUNGSI INSTALASI FARMASI

Salah satu upaya untuk terwujudnya kegiatan instalasi farmasi yang lancar,
terkoordinasi dan terpadu, maka disusunlah pembagian tugas atau uraian tugas yang jelas.
Uraian tugas Instalasi Farmasi RSU INDO SEHAT KARANGANYAR adalah :

13
- TUGAS
Membantu Direktur RSU INDO SEHAT KARANGANYAR di Bidang Pelayanan
Kefarmasian.

- FUNGSI :
a. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi di seluruh unit pelayanan
medis rumah sakit.
b. Melaksanakan pengadaan perbekalan farmasi berpedoman pada
perencanaan yang telah dibuat sesuai Formularium RSU INDO SEHAT
KARANGANYAR.
c. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang
berlaku.
d. Melaksanakan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi
dan persyaratan kefarmasian.
e. Melaksanakan distribusi dan pelayanan perbekalan farmasi ke unit-unit
pelayanan medis atau langsung kepada pasien.
f. Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) secara lisan maupun tertulis ke
klien di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.
g. Melakukan pengembangan sumber daya manusia di IFRS.
h. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pemakaian obat dan perbekalan
farmasi lainnya.
i. Melaksanakan administrasi, pencatatan dan pelaporan di IFRS.
j. Mengelola aset di Instalasi Farmasi.

B. UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN KEFARMASIAN


1. UNIT LOGISTIK
URAIAN TUGAS :

a) Menjaga ketersediaan perbekalan farmasi dengan melaksanakan usulan


perencanaan pengadaan yang baik sesuai permintaan
b) Menyelenggarakan kegiatan penerimaan dan penyimpanan perbekalan
farmasi sesuai persyaratan kefarmasian
c) Memelihara mutu perbekalan farmasi sesuai standar penyimpanan yang baik
d) Menghindari penggunaan perbekalan farmasi yang tidak bertanggungjawab
dengan melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan logistik yang baik
e) Melaksanakan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi
kebutuhan seluruh ruang rawat jalan/rawat inap/penunjang.
2. UNIT PELAYANAN

14
URAIAN TUGAS :

a) Melaksanakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi


kebutuhan pasien rawat jalan/rawat inap/penunjang di RSU INDO SEHAT
KARANGANYAR
b) Menyelenggarakan pendistribusian melalui apotek dengan sistem distribusi
resep perorangan
c) Melaksanakan praktek dispensing yang baik
d) Menyelenggarakan pelayanan distribusi farmasi selama 24 jam
e) Menghindari penggunaan perbekalan farmasi yang tidak bertanggungjawab
dengan melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan logistik yang baik
3. UNIT FARMASI KLINIK
URAIAN TUGAS :

a) Melaksanakan kegiatan farmasi klinik untuk memenuhi kebutuhan pasien


rawat inap di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR
b) Menyelenggarakan jenis kegiatan farmasi klinik sesuai skala prioritas,
kebutuhan pasien, dan ketersediaan ketenagaan
c) Melaksanakan praktek profesi apoteker secara profesional yang berbasis
patient oriented dan evidence based medicine disertai kompetensi yang
memadai
d) Memantapkan penyelenggarakan pelayanan distribusi perbekalan
farmasi/logistik di ruang rawat inap dengan baik
4. UNIT PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
URAIAN TUGAS :

a) Menunjang pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional (PPOSR) dan


berorientasi kepada pasien
b) Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien, tenaga kesehatan dan
fihak lain di lingkungan rumah sakit
c) Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan obat, terutama bagi PFT
d) Melaksanakan pelayanan pada lingkup pendidikan dan penelitian
e) Melaksanakan promosi kesehatan masyarakat, penyuluhan kefarmasian dan
penyuluhan pola hidup sehat dalam lingkungan rumah sakit
5. UNIT GUGUS KENDALI MUTU
URAIAN TUGAS :

15
a. Membuat program peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dengan
merujuk program Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan program mutu, keselamatan pasien serta
pelaporannya

C. KUALIFIKASI JABATAN
Setiap posisi yang tercantum dalam bagan organisasi harus dijabarkan secara jelas
fungsi ruang lingkup, wewenang, tanggung jawab, hubungan koordinasi, fungsional, dan
uraian tugas serta persyaratan/kualifikasi sumber daya manusia untuk dapat menduduki
posisi, seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Kualifikasi SDM untuk dapat menduduki jabatan

N
JABATAN FUNGSI KUALIFIKASI
O

1 Kepala Instalasi Mengorganisir Apoteker yang ber-SIPA, Apoteker


dan mengarahkan Pasca Sarjana Farmasi Rumah Sakit
yang ber-SIPA, kursus manajemen
disesuaikan dengan akreditasi Instalasi
Farmasi Rumah Sakit

2 Koordinator Mengkoordinir Apoteker yang ber-SIP Aping, Apoteker


beberapa penyelia Pasca Sarjana Farmasi Rumah Sakit
yang ber-SIP Aping, kursus Farmasi
Rumah Sakit sesuai ruang lingkup.

3 Penyelia/Superviso Menyelia Apoteker yang ber-SIP Aping atau TTK


r beberapa yang berpengalaman kerja lebih dari 2
pelaksana th, TTK yang ber-SIK TTK

4 Pelaksana Teknis Melaksanakan Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi,


tugas-tugas AA
Kefarmasian
tertentu

D. URAIAN TUGAS PERSONALIA


1. KEPALA INSTALASI FARMASI
URAIAN TUGAS :

a) Memimpin dan bertanggung jawab terhadap pelayanan kefarmasian di RSU


INDO SEHAT KARANGANYAR, khususnya pengelolaan perbekalan farmasi

16
(kegiatan mulai pemilihan, perencanaan, pengadaan, distribusi,
penyimpanan) dan penggunaan perbekalan farmasi (farmasi klinik)
b) Melaksanakan pengelolaan kebutuhan perbekalan farmasi (reguler dan BPJS),
alkes habis pakai dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan oleh unit
fungsional dan penunjang medis secara periodik.
c) Memantau dan mengendalikan pengelolaan perbekalan farmasi di dalam
distribusi dan penyimpanan.
d) Mengkaji secara terpadu tentang pengembangan sistem distribusi/pelayanan
obat terbaik yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi RS.
e) Memeriksa dan mengevaluasi administrasi keuangan IFRS.
f) Melaksanakan dan bertanggungjawab atas usaha peningkatan mutu
pelayanan kefarmasian (memperhatikan evaluasi SPM pelayanan farmasi) di
RSU INDO SEHAT KARANGANYAR
g) Memberikan arahan strategis-konstruktif kepada seluruh petugas IFRS bagi
peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, administrasi dan keuangan, omzet,
serta pelaporan.
h) Melaksanakan peraturan perundangan kefarmasian yang berlaku dan
menjunjung tinggi kode etik profesi.
i) Melaksanakan pembinaan terhadap seluruh petugas IFRS.
j) Mengkoordinasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat, kondusif,
beretos kerja tinggi serta ketertiban dan kebersihan tempat kerja.
2. KOORDINATOR UNIT PELAYANAN
URAIAN TUGAS :

a) Bertanggungjawab kepada Kepala IFRS atas tugas yang diberikan tentang


pelayanan pendistribusian sediaan farmasi di apotek/depo farmasi
b) Melakukan tugas Kepala IFRS dalam koordinasi kerja, bila Kepala IFRS
berhalangan.
c) Mengkoordinasikan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk
memenuhi kebutuhan pasien rawat jalan/rawat inap/penunjang di RSU INDO
SEHAT KARANGANYAR
d) Mengkoordinasikan penyelenggaraan pendistribusian melalui apotek atau
depo farmasi dengan sistem distribusi resep perorangan, UDD
e) Memantau pelaksanaan praktek dispensing yang baik
f) Mengkoordinasikan atas pelaksanaan pelayanan distribusi farmasi selama 24
jam

17
g) Monitoring atas penggunaan perbekalan farmasi yang tidak
bertanggungjawab dengan melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan
logistik yang baik
h) Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dan keselamatan
pasien rumah sakit

3. KOORDINATOR UNIT FARMASI KLINIK


URAIAN TUGAS :

a) Bertanggungjawab kepada Kepala IFRS atas tugas yang diberikan tentang


pelayanan farmasi klinik di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR
b) Melakukan tugas Kepala IFRS dalam koordinasi kerja, bila Kepala IFRS
berhalangan.
c) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan farmasi klinik untuk memenuhi
kebutuhan pasien rawat inap di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR
d) Memantau dan mengevaluasi atas penyelenggaraan jenis kegiatan farmasi
klinik sesuai skala prioritas, kebutuhan pasien, dan ketersediaan ketenagaan
e) Mengkoordinasikan atas penyelenggaraan pelayanan distribusi di ruang rawat
inap dengan unit pelayanan
f) Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dan keselamatan
pasien rumah sakit
4. KOORDINATOR UNIT LOGISTIK
URAIAN TUGAS :

a) Bertanggungjawab kepada Kepala IFRS atas tugas yang diberikan tentang


pengelolaan perbekalan farmasi/logistik.
b) Menyusun perencanaan periodik dan daftar kebutuhan bulanan berdasarkan
usulan/permintaan dari unit-unit fungsional dan penunjang medis dalam
lingkup RSU INDO SEHAT KARANGANYAR
c) Melaksanakan pengelolaan perbekalan farmasi (pemilihan perbekalan
farmasi dan PBF, perencanaan pengadaan, pembuatan SP, menerima atau
mengembalikan perbekalan farmasi yang tidak sesuai persyaratan,
penyimpanan dan penghapusan)
d) Membuat laporan mutasi persediaan barang, stock opname bulanan, dan
laporan logistik lain yang diperlukan.
e) Memverifikasi defekta sebagai usulan perencanaan dan menyerahkan usulan
tersebut sebagai draft perencanaan pengadaan dan membuat laporan
pengelolaan perbekalan farmasi kepada Kepala IFRS

18
f) Melaporkan perencanaan perbekalan farmasi kepada Kepala IFRS, dan PPTK
untuk dimintakan persetujuan.
g) Memsupervisi penyimpanan perbekalan farmasi sesuai metode penyimpanan
yang baik.
h) Mematuhi peranturan perundangan yang berlaku dan menjunjung tinggi
profesi
i) Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dan keselamatan
pasien rumah sakit

5. KOORDINATOR UNIT PIO


URAIAN TUGAS :
a) Bertanggungjawab kepada Kepala IFRS atas tugas yang diberikan tentang
pelayanan informasi obat
b) Menunjang pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional (PPOSR) dan
berorientasi kepada pasien
c) Mengkoordinasikan penyediaan informasi mengenai obat kepada pasien,
tenaga kesehatan dan fihak lain di lingkungan rumah sakit
d) Mengkoordinasikan penyediaan informasi untuk membuat kebijakan-
kebijakan yang berhubungan dengan obat, terutama bagi PFT
e) Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan pada lingkup pendidikan dan
penelitian
f) Melaksanakan promosi kesehatan masyarakat, penyuluhan kefarmasian dan
penyuluhan pola hidup sehat dalam lingkungan rumah sakit
g) Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dan keselamatan
pasien rumah sakit
6. KOORDINATOR GUGUS KENDALI MUTU (GKM)
URAIAN TUGAS :

a) Bertanggungjawab kepada
Kepala IFRS atas tugas yang diberikan tentang pelaksanaan peningkatan mutu
pelayanan farmasi
b) Membuat program
peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dengan merujuk program Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

19
c) Mengkoordinasikan
pelaksanaan program mutu, keselamatan pasien serta pelaporannya
7. APOTEKER PELAYANAN
URAIAN TUGAS :

a) Bertanggung jawab kepada Kepala IFRS atas tugas yang diberikan tentang
pelaksanaan pelayanan kefarmasian.
b) Mengkoordinasi kegiatan IFRS yang bersifat teknis kefarmasian
c) Menyiapkan rencana kerja kefarmasian
d) Melaksanakan pelayanan farmasi klinik yaitu dispensing (resep perorangan
dan unit dosis)
e) Memantau pelayanan perbekalan farmasi pada R/ atau KPO dan melakukan
skrining permintaan perbekalan farmasi meliputi persyaratan administrasi,
farmasetik dan pertimbangan klinis.
f) Mengkoordinasi penyusunan pencatatan pelaporan pelayanan kefarmasian
bulanan termasuk narkotika-psikotropika dan administrasi stock opname dan
melaporkannya kepada koordinator unit pelayanan
g) Mematuhi peraturan perundangan yang berlaku dan menjunjung tinggi
profesi.
h) Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dan keselamatan
pasien rumah sakit
8. ASISTEN APOTEKER
URAIAN TUGAS :

a) Konsultasi dengan Apoteker pelayanan dan atau/ Ka IFRS dalam


melaksanakan kegiatan pengelolaan obat/alkes dalam distribusi/pelayanan
perbekalan farmasi.
b) Melaksanakan pelayanan farmasi klinik, meliputi dispensing (resep individual,
unit dosis)
c) Menerima resep (R/) untuk pasien rawat jalan dan Kartu Permintaan Obat
(KPO) pasien rawat inap dan melakukan verifikasi permintaan perbekalan
farmasi.
d) Menyiapkan dispensing dan melaksanakan pelayanan R/ atau KPO dengan
memperhatikan aspek administrasi dan terapi, termasuk penghitungan dosis.
e) Menyerahkan perbekalan farmasi kepada pasien dengan disertai informasi.
f) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian perbekalan farmasi di
peracikan.

20
g) Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dan keselamatan
pasien rumah sakit
9. ASISTEN APOTEKER LOGISTIK/GUDANG OBAT
URAIAN TUGAS :

a) Menyiapkan rencana kerja kefarmasian meliputi mengumpulkan bahan atau


data, mengelompokkan dan membuat kompilasinya
b) Melaksanakan pengelolaan perbekalan farmasi (pemilihan, perencanaan,
menyiapkan usulan perbekalan farmasi, menerima, menyimpan perbekalan
farmasi, mengumpulkan data pemusnahan) dan menyusun laporan kegiatan
pengelolaan perbekalan farmasi.
c) Membuat defekta sebagai usulan perencanaan dan menyerahkan usulan
tersebut sebagai draft perencanaan pengadaan kepada penanggungjawab
logistik
d) Menerima dan memeriksa kembali perbekalan farmasi dari pemasok/PBF
yang sesuai SP dari Sub Bidang Rumah Tangga (bendahara barang medis)
dengan memperhatikan aspek administrasi kefarmasian.
e) Memantau secara kontinyu harga perbekalan farmasi terbaru dari pemasok
berdasarkan faktur barang.
f) Menyimpan perbekalan farmasi sesuai pedoman penyimpanan yang baik.
g) Melaksanakan pencatatan mutasi perbekalan farmasi pada kartu stock atau
stelling card.
h) Memelihara gudang beserta isinya, termasuk pengamanan, kebersihan,
penyimpanan serta dari bahaya kebakaran.
i) Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dan keselamatan
pasien rumah sakit
10. PRAMU FARMASI (JURU RESEP)
URAIAN TUGAS :

a) Menyediakan kebutuhan embalase IFRS.


b) Membantu tugas-tugas Asisten Apoteker dalam mengambilkan perbekalan
farmasi dan meracik obat (sediaan kapsul, puyer).
c) Menyerahkan perbekalan farmasi yang diminta kepada petugas bangsal
dengan bukti serah terima.
d) Menjaga ketertiban, kerapian dan kebersihan peralatan kerja.
e) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Ka IFRS/Apoteker RS.

21
f) Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dan keselamatan
pasien rumah sakit
11. ADMINISTRASI
URAIAN TUGAS :

a) Bertanggung jawab kepada Kepala IFRS atas tugas yang diberikan tentang
pelaksanaan pengadministrasian instalasi farmasi
b) Membantu proses administrasi klaim perbekalan farmasi
c) Melaksanakan tugas-tugas administrasi IFRS

12. PORTIR OBAT


URAIAN TUGAS :

a) Mengambil KPO/resep rawat inap pada seluruh ruangan perawatan


b) Mengantarkan obat/alkes yang telah dikemas ke seluruh ruang perawatan
c) Membantu logistik dalam hal penataan barang di gudang logistik atau apotek
d) Membantu pengiriman barang pesanan ke gudang logistik setelah selesainya
penerimaan di bagian perlengkapan dan rumah tangga

22
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. PFT (PANITIA FARMASI DAN TERAPI)


Panitia Farmasi Dan Terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi
antara staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang
mewakili spesialisasi yang ada di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR dan apoteker wakil dari
farmasi rumah sakit serta tenaga kesehatan lainnya.
1. Tujuan
 Menerbitkan kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat serta
evaluasinya
 Melengkapi staf profesional bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang
berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai kebutuhan
2. Fungsi
- Mengembangkan formularium RSU INDO SEHAT KARANGANYAR dan merevisinya
secara periodik.
- Pemilihan obat untuk dimasukkan dalam formularium harus didasarkan evaluasi
secara subyektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat, meminimalkan
duplikasi tipe obat, kelompok dan produk obat yang sama.
- Panitia Farmasi Dan Farmasi melaksanakan evaluasi produk obat baru atau dosis
yang diusulkan anggota staf medis.
- Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di RSU INDO SEHAT
KARANGANYAR
- Membantu IFRS dalam mengembangkan kebijakan dan peraturan dalam
penggunaan obat di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.
- Mengembangkan penggunaan obat secara rasional.
- Melakukan kajian efek samping obat

23
- Menyebarluaskan pengetahuan terapi kepada staf medis dan paramedis.

3. Kewajiban
- Memberikan rekomendasi pada pimpinan RS untuk mencapai budaya PPOSR
(Pengelolaan dan Penggunaan Obat Secara Rasional)
- Mengkoordinir pembuatan formularium RS, pedoman penggunaan antibiotika, dll
4. Tugas
Tugas Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) RSU INDO SEHAT KARANGANYAR adalah sebagai
berikut :

1.Menyusun formularium dan tata laksana penggunaannya sesuai dengan kemajuan


ilmu kedokteran
2.Mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru/dosis obat yang
diusulkan oleh anggota staf medis
3.Memantau dan mengevaluasi penggunaan obat secara rasional
4.Ikut memecahkan masalah dalam pengelolaan obat dan alat kesehatan
5.Mengadakan peningkatan sumber daya manusia baik secara intern maupun di luar
rumah sakit
6.Menyebarluaskan keputusan yang sudah disetujui oleh pimpinan kepada seluruh
pihak yang terkait
7.Mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan dan melaporkan kepada
pimpinan rumah sakit.
B. KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
Komite PMKP mempunyai tugas pokok dan fungsi terhadap kelancaran pelaksanaan
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit.
Tujuan umum :
 Memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan
kefarmasian yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai kebutuhan
pasien
 Terevaluasinya indikator mutu dan keselamatan pasien rumah sakit dan indikator
unit yang ditetapkan
 Menurunnya kejadian yang tidak di rumah sakit dengan manajemen resiko, Root
Cause Analysis (RCA)
 Terlaksananya program pencegahan pada pelayanan kefarmasian dengan failure
Mode and Effects Analysis (FMEA)

24
 Optimalisasi penggunaan tenaga, sarana dan prasarana serta pemanfaatan
teknologi tepat guna dan pengembangan pelayanan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
C. KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (Komite PPI) RS adalah organisasi yang
terdiri dari staf medis, perawat, apoteker yang mewakili farmasi rumah sakit dan tenaga
kesehatan lainnya.
Tujuan :
 Menunjang pembuatan pedoman pencegahan infeksi
 Memberikan informasi untuk menetapkan desinfektan yang akan digunakan RS
 Melaksanakan pendidikan tentang pencegahan infeksi nosokomial
 Melaksanakan penelitian/surveilans infeksi nosokomial
D. PANITIA LAIN YANG TERKAIT DENGAN TUGAS FARMASI RUMAH SAKIT
Apoteker RSU INDO SEHAT KARANGANYAR juga berperan dalam Komite/Tim/Panitia
yang menyangkut dengan pelayanan kefarmasian antara lain :

 Komite Etik
 Panitia KPRS
 Tim penanggulangan HIV-AIDS
 Tim TB DOTS
 Tim Gizi
 Tim Jaminan Kesehatan Nasional
 Tim PKMRS, dan lain-lain.

BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. ANALISA KETENAGAAN
Jenis Ketenagaan

Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, kualifikasi SDM Instalasi Farmasi diklasifikasikan


sebagai berikut:
a. Untuk pekerjaan kefarmasian terdiri dari :

 Apoteker

25
 Tenaga Teknis Kefarmasian

b. Untuk pekerjaan penunjang terdiri dari :

 Tenaga Administrasi

 Pekarya/Pembantu pelaksana

Beban Kerja

Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh


pada kegiatan yang dilakukan, yaitu:
 kapasitas tempat tidur dan Bed Occupancy Rate (BOR);

 jumlah dan jenis kegiatan farmasi yang dilakukan (manajemen, klinik dan
produksi);

 jumlah Resep atau formulir permintaan Obat (floor stock) per hari;

 volume Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.

Penghitungan Beban Kerja

Penghitungan kebutuhan Apoteker berdasarkan beban kerja pada Pelayanan


Kefarmasian di rawat inap yang meliputi pelayanan farmasi manajerial dan pelayanan
farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian resep, penelusuran riwayat penggunaan Obat,
rekonsiliasi Obat, pemantauan terapi Obat, pemberian informasi Obat, konseling, edukasi
dan visite, idealnya dibutuhkan tenaga Apoteker dengan rasio 1 Apoteker untuk 30 pasien.
Penghitungan kebutuhan Apoteker berdasarkan beban kerja pada Pelayanan
Kefarmasian di rawat jalan yang meliputi pelayanan farmasi menajerial dan pelayanan
farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian Resep, penyerahan Obat, Pencatatan Penggunaan
Obat (PPO) dan konseling, idealnya dibutuhkan tenaga Apoteker dengan rasio 1 Apoteker
untuk 50 pasien.
Selain kebutuhan Apoteker untuk Pelayanan Kefarmasian rawat inap dan rawat jalan,
maka kebutuhan tenaga Apoteker juga diperlukan untuk pelayanan farmasi yang lain seperti
di unit logistik medik/distribusi, unit produksi steril/aseptic dispensing, unit pelayanan
informasi Obat dan lain-lain tergantung pada jenis aktivitas dan tingkat cakupan pelayanan
yang dilakukan oleh instalasi farmasi.
Selain kebutuhan Apoteker untuk Pelayanan Kefarmasian di rawat inap dan rawat jalan,
diperlukan juga masing-masing 1 (satu) orang Apoteker untuk kegiatan Pelayanan
Kefarmasian di ruang tertentu, yaitu :
a. Unit Gawat Darurat;

b. Intensive Care Unit (ICU)/Intensive Cardiac Care Unit (ICCU)/Neonatus Intensive


Care Unit (NICU)/Pediatric Intensive Care Unit (PICU);

26
c. Pelayanan Informasi Obat;

Pendidikan

Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik, dalam penentuan kebutuhan tenaga
harus dipertimbangkan :

- Kualifikasi pendidikan disesuaikan dengan jenis pelayanan/tugas fungsi


- Penambahan pengetahuan disesuaikan dengan tanggung jawab
- Peningkatan keterampilan disesuaikan dengan tugas
Waktu Pelayanan

- Pelayanan 3 shift (24 jam)


- Pelayanan 1 shift
Disesuaikan dengan sistem pendistribusian perbekalan farmasi di rumah sakit.

Jenis Pelayanan (disesuaikan dengan kondisi RSU INDO SEHAT KARANGANYAR)

 Pelayanan IGD (Instalasi Gawat Darurat)


 Pelayanan rawat inap intensif
 Pelayanan rawat inap
 Pelayanan rawat jalan
 Penyimpanan logistik dan pendistribusian
 Produksi obat (steril dan non steril)

C. KUALIFIKASI PERSONIL
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga farmasi profesional
yang berwewenang berdasarkan undang-undang, memenuhi persyaratan baik dari segi
aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan jaminan kepastian
adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap keprofesian terus menerus dalam
rangka menjaga mutu profesi dan kepuasan pelanggan.

Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan dengan beban kerja dan keluasan cakupan
pelayanan serta perkembangan dan visi rumah sakit.

Pelayanan kefarmasian diatur dan dikelola demi terciptanya tujuan pelayanan yaitu :

- IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) dipimpin oleh Apoteker.


- Pelayanan farmasi diselenggarakan dan dikelola oleh Apoteker yang mempunyai
pengalaman minimal dua tahun di bagian farmasi rumah sakit.

27
- Apoteker telah terdaftar di Kemenkes dan mempunyai Surat Ijin Praktek Apoteker
(SIPA).
- Pada pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh Sarjana Farmasi, Tenaga Ahli Madya
Farmasi (D-3) dan Tenaga Menengah Farmasi (AA).
- Adanya uraian tugas (job description) bagi staf dan pimpinan farmasi.
- Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan.
- Penilaian terhadap staf dilakukan berdasarkan tugas yang terkait dengan pekerjaan
fungsional dan juga pada penampilan kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan
mutu pelayanan.

Sumber Daya Manusia


Personalia pelayanan farmasi rumah sakit adalah sumber daya manusia di Instalasi
Farmasi RSU INDO SEHAT KARANGANYAR yang mengacu kepada Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit dan
Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian Yang Baik (CPFB) oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
tahun 2011.
Instalasi Farmasi harus memiliki Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang sesuai
dengan beban kerja dan petugas penunjang lain agar tercapai sasaran dan tujuan Instalasi
Farmasi Rumah Sakit. Ketersediaan jumlah tenaga Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
di Rumah Sakit dipenuhi sesuai dengan ketentuan klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit yang
ditetapkan oleh Menteri.
Uraian tugas tertulis dari masing-masing staf Instalasi Farmasi harus ada dan sebaiknya
dilakukan peninjauan kembali paling sedikit setiap tiga tahun sesuai kebijakan dan prosedur
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, kualifikasi SDM Instalasi Farmasi diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Untuk pekerjaan kefarmasian terdiri dari :

 Apoteker

 Tenaga Teknis Kefarmasian

b. Untuk pekerjaan penunjang terdiri dari :

 Tenaga Administrasi

 Pekarya/Pembantu pelaksana

28
Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik dan aman, maka dalam penentuan
kebutuhan tenaga harus mempertimbangkan kompetensi yang disesuaikan dengan jenis
pelayanan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya.
Kualifikasi personalia dalam pelayanan farmasi RSU INDO SEHAT KARANGANYAR
termasuk rumpun tenaga kesehatan seperti yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah RI
No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, dan telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yaitu:
- terdaftar di kementerian kesehatan RI,
- terdaftar di organisasi profesi,
- mempunyai izin kerja/tanda registrasi, dan
- mempunyai SK penempatan.
Persyaratan SDM
Pelayanan Kefarmasian harus dilakukan oleh Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan Pelayanan Kefarmasian harus di bawah supervisi
Apoteker.
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian harus memenuhi persyaratan administrasi
seperti yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan terkait jabatan fungsional di Instalasi Farmasi Rumah Sakit diatur menurut
kebutuhan organisasi dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus dikepalai oleh seorang Apoteker yang merupakan
Apoteker penanggung jawab seluruh Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Kepala Instalasi
Farmasi Rumah Sakit diutamakan telah memiliki pengalaman bekerja di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit minimal 2 (dua) tahun.
Kompetensi Apoteker
a.Persyaratan/Kualifikasi
Dalam melakukan pelayanan kefarmasian yang baik, Apoteker harus memenuhi
kriteria-kriteria di bawah ini :

 Harus memenuhi persyaratan administrasi:


- Memiliki ljazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi. Khusus
untuk lulusan luar negeri harus melalui mekanisme adaptasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
- Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
- Memiliki Sertifikat Kompetensi yang masih berlaku
- Memiliki Surat lzin Praktik Apoteker (SIPA)
 Memiliki kesehatan fisik dan mental

29
Sebagai Pimpinan :
 Mempunyai kemampuan untuk memimpin
 Mempunyai kemampuan dan kemauan mengelola dan mengembangkan pelayanan
farmasi
 Mempunyai kemampuan mengembangan diri
 Mempunyai kemampuan bekerjasama dengan pihak lain
 Mempunyai kemampuan nmelihat masalah, menganalisa dan memecahkan masalah
Sebagai Tenaga Fungsional :
 Mampu memberikan pelayanan kefarmasian
 Mampu mengelola perbekalan farmasi
 Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian
 Mampu melaksanakan diklat dan pengembangan pelayanan farmasi
 Mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan farmasi klinik

D. PENILAIAN KINERJA

Penilaian Prestasi Kerja Pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak Tulungagung
difokuskan untuk mengetahui seberapa produktif seorang pegawai dalam melaksanakan
tugas apakah seorang pegawai dapat berkinerja sama atau lebih baik dimasa yang akan
datang sehingga karyawan, organisasi dan masyarakat memperoleh manfaat yang maksimal.

Penilaian Prestasi Kerja Pegawai dilaksanakan oleh Pejabat penilai sekali dalam 1 (satu)
tahun yang dilakukan setiap akhir bulan Desember pada tahun yang bersangkutan atau
paling lama akhir bulan Januari pada tahun berikutnya.

Penilaian Prestasi kerja Pegawai terdiri dari unsur :

a. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dengan bobot nilai 60 %


b. Perilaku Kerja Pegawai dengan bobot nilai 40 %
Penilaian Prestasi kerja pegawai terdiri dari unsur Sarasan Kerja Pegawai dan Perilaku
Kerja Pegawai yang dilakukan berdasarkan prinsip:

 Obyektif.
 Terukur.
 Akuntabel.
 Partisipatif.
 Transparan.
Dalam menyusun Sasaran Kerja Pegawai harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Jelas
Kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas

30
b. Dapat diukur
Kegiatan yang dilakukan dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk angka seperti
jumlah satuan, jumlah hasil dll maupun secara kwantitas seperti hasil kerja sempurna,
tidak ada kesalahan, tidak ada revisi dan dalam melakukan tindakan maupun
pelayanan pelayanan kepada masyarakat tidak ada komplain atau memuaskan.

c. Relevan
Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas jabatan masing-masing.

d. Dapat dicapai
Kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kemampuan pegawai

e. Memiliki target waktu.


Kegiatan yang dilakukan harus dapat ditentukan waktunya.

Selain Sasaran Kerja Pegawai dalam penilaian Prestasi kerja Pegawai juga memuat unsur
Perilaku Kerja Pegawai yang terdiri dari :

a. Orientasi pelayanan.

b. Integritas

c. Komitmen

d. Disiplin

e. Kerjasama

f. Kepemimpinan

Hasil penilaian Prestasi Kerja Pegawai dimanfaatkan sebagai dasar untuk pertimbangan
penetapan keputusan kebijakan pembinaan karier pegawai baik Pegawai Negeri Sipil
maupun pegawai Non Pegawai Negeri Sipil (non PNS) yang berkaitan dengan :

1. Bidang Pekerjaan.
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam
kebijakan perencanaan kuantitas dan kwalitas Sumber Daya Manusia, serta kegiatan
perancangan pekerjaan pegawai dalam jabatan sesuai dengan kompetensi dan prestasi
kerjanya.

2. Bidang pengangkatan dan penempatan


Penilaian Prestasi Kerja Pegawai dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam proses
rekrutmen, seleksi dan penempatan pegawai dalam jabatan sesuai dengan kompetensi
dan prestasi kerjanya.

31
3. Bidang Pengembangan
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam
pertimbangan pengembangan karier dan pengembangan kemampuan serta ketrampilan
pegawai yang berkaitan dengan pola Karier dan Program Pendidikan & Pelatihan dalam
organisasi.
4. Bidang Penghargaan.
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam
pertimbangan pemberian penghargaan dengan berbasis prestasi kerja seperti Kenaikan
Pangkat, Kenaikan Gaji, Tunjangan Prestasi Kerja, Promosi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
Peningkatan Status Pegawai bagi Pegawai Non PNS.
5. Bidang Disiplin
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam
peningkatan kinerja dan kewajiban Pegawai dalam mematuhi peraturan perundang-
undangan tentang disiplin Pegawai serta peraturan lain yang mengatur tentang Pegawai
non PNS

Penyusunan SKP

a. Penyusunan SKP untuk Jabatan Fungsional Tertentu.


Penyusunan jabatan fungsional tertentu dibuat sesuai butir-butir kegiatan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jabatan fungsional tertentu
yang terdiri dari : unsur utama dan unsur penunjang.
b. Penyusunan Jabatan Fungsional Umum
Penyusunan Jabatan Fungsional Umum dibuat berdasarkan Uraian Tugas dari Jabatan
Struktural di atasnya.
Penandatanganan SKP

Formulir penyusunan SKP yang telah diisi dan disepakati bersama antara Pegawai
dengan atasan langsung pegawai harus ditanda tangani oleh kedua belah pihak sebagai
kontrak kerja.

Apabila SKP yang telah disusun oleh Pegawai, dan tidak disetujui oleh Pejabat penilai, maka
keputusan diserahkan kepada atasan Pejabat Penilai dan bersifat final.

Penilaian SKP

 Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) baik Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional
Tertentu dan Pejabat Fungsional Umum dilakukan oleh Pejabat Penilai pada akhir
bulan Desember pada tahun yang bersangkutan.
 Penilaian SKP bagi Pegawai yang sampai akhir tahun tidak melakukan seluruh
kegiatan yang seharusnya dilakukan adalah nilai capaian SKP tetap dibagi dengan
tugas jabatan yang telah ditetapkan.

32
 Penailaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kerja dengan
target.
 Apabila Realisasi Kerja melebihi target, maka penilaian capaian SKP dapat lebih dari
100 (seratus)
Penilaian Awal (khusus pegawai pindahan/baru)

a. Penilaian awal pegawai baru/pindahan dilakukan oleh atasan langsung dari masing-
masing pegawai dimana yang bersangkutan melaksanakan orientasi khusus
b. Pegawai baru/pindahan yang melaksanakan orientasi khusus lebih dari satu tempat
penilaian dilaksanakan oleh masing-masing atasan langsungnya dan hasil penilaian
berdasarkan rata-rata dari evaluasi awal di sertap unit kerja

E. PENILAIAN PERILAKU KERJA

1. Nilai Perilaku kerja Pegawai dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut :
a. 91 – ke atas : Sangat baik

b. 76 – 90 : Baik

c. 61 – 75 : Cukup

d. 51 – 60 : Kurang

e. 50 – kebawah : Buruk

2. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek :


a. Orientasi pelayanan
b. Integritas
c. Komitment
d. Disiplin
e. Kerjasama
f. Kepemimpinan
3. Tata cara penilaian perilaku kerja dilakukan melalui pengamatan oleh Pejabat penilai
terhadap pegawai yang dinilai.
Penilaian Perilaku kerja dapat mempertimbangkan dari Pejabat Penilai lain yang
setingkat atau atasan langsung Pegawai yang dinilai.
Kriteria Penilaian Perilaku kerja Pegawai dapat diberikan paling tinggi 100 (seratus)
Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai
1. Pejabat Penilai wajib melakukan penilaian Prestasi Kerja pegawai di lingkungan unit
kerjanya.
2. Pejabat Penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi Kerja terhadap Pegawai
dibawahnya (Stafnya) akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang disiplin Pegawai.
3. Pejabat Pembina Kepegawaian sebagai Pejabat Penilai dan atau atasan pejabat
penilai tertinggi dilingkungan unit kerja masing-masing.

33
4. Pejabat penilai yang akan mengakhiri Masa Jabatan / pindah kerja wajib terlebih
dahulu membuat catatan penilaian perilaku kerja pegawai dibawahnya dan
menyerahkan catatan tersebut kepada atasannya atau penggantinya.
Atasan Pejabat Penilai

 Atasan Pejabat Penilai adalah atasan langsung dari Pejabat Penilai


 Atasan Pejabat Penilai wajib memeriksa Penilaian Prestasi Kerja Pegawai yang
disampaikan kepadanya, baik ada keberatan maupun tidak ada keberatan dari
Pegawai yang dinilai.
Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
1. Nilai Prestasi Kerja Pegawai dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut :

a. 91 – ke atas : Sangat baik

b. 76 – 90 : Baik

c. 61 – 75 : Cukup

d. 51 – 60 : Kurang

e. 50 – kebawah : Buruk

2. Penilaian Prestasi Kerja pegawai dilaksanakan oleh Pejabat Penilai sekalidalam 1 (satu)
tahun

3. Penilaian Prestasi Kerja pegawai dilakukan setiap akhir bulan Desember pada tahun yang
bersangkutan dan paling lambat pada akhir bulan januari tahun berikutnya

4. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai dilakukan dengan cara menggabungkan antara unsur
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kerja Pegawai (PKP)

BAB IX

34
KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN ORIENTASI PEGAWAI

A. PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN PEGAWAI


Setiap staf di Rumah Sakit harus diberi kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya.
Peran Kepala Instalasi Farmasi dalam pengembangan staf dan program pendidikan meliputi :
1) menyusun program orientasi staf baru, pendidikan dan pelatihan berdasarkan
kebutuhan pengembangan kompetensi SDM.

2) menentukan dan mengirim staf sesuai dengan spesifikasi pekerjaan (tugas


dan tanggung jawabnya) untuk meningkatkan kompetensi yang diperlukan.

3) menentukan staf sebagai narasumber/pelatih/fasilitator sesuai dengan


kompetensinya.

Setiap staf di rumah sakit harus mempunyai kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya.

 Apoteker harus memberikan masukan kepada pimpinan dalam menyusun


program pengembangan staf.
 Staf yang baru mengikuti program orientasi sehingga mengetahui tugas dan
tanggung jawab.
 Adanya mekanisme untuk mengetahui kebutuhan pendidikan bagi staf.
 Setiap staf diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan dan
program pendidikan berkelanjutan.
 Staf harus secara aktif dibantu untuk mengikuti program yang diadakan oleh
organisasi profesi, perkumpulan dan institusi terkait.
 Penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan meliputi :
- penggunaan obat dan penerapannya
- pendidikan berkelanjutan bagi staf farmasi
- praktikum farmasi bagi siswa farmasi dan sarjana farmasi

B. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


Apoteker harus didorong untuk melakukan penelitian mandiri atau berkontribusi
dalam tim penelitian mengembangkan praktik Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Apoteker yang terlibat dalam penelitian harus mentaati prinsip dan prosedur yang
ditetapkan dan sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian yang berlaku.

35
Instalasi Farmasi harus melakukan pengembangan Pelayanan Kefarmasian sesuai
dengan situasi perkembangan kefarmasian terkini.
Apoteker juga dapat berperan dalam Uji Klinik Obat yang dilakukan di Rumah Sakit dengan
mengelola Obat-Obat yang diteliti sampai dipergunakan oleh subyek penelitian dan
mencatat Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) yang terjadi selama penelitian.

C. PROGRAM ORIENTASI BAGI PEGAWAI BARU DAN PEGAWAI PINDAHAN DI RSU INDO
SEHAT KARANGANYAR
Pegawai Baru

1. Macam Orientasi

a. Pengarahan oleh : Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bagian / Bidang serta


tenaga lain yang terkait yang berada di Lingkup RSU INDO SEHAT
KARANGANYAR.

b. Orientasi Ruangan’

1. Umum

Orientasi diseluruh Unit Kerja yang ada di RSUD. Kota Madiun

2. Khusus

a. Sebelum ditempatkan secara definitif di Unit kerja yang akan ditempati


Pegawai baru melaksanakan Orientasi dengan ketentuan sebagai
berikut :

1. Tenaga Medis melaksanakan Orientasi di :

* Ruang Perawatan Anak

* Ruang Perawatan Penyakit Dalam

* Ruang Perawatan Bedah

* Instalasi Gawat Darurat

* Ruang Perawatan Intensif

2. Tenaga Keperawatan

a. Perawat melaksanakan Orientasi di

* Ruang Perawatan Anak

36
* Ruang Perawatan Penyakit Dalam

* Ruang Perawatan Bedah

* Instalasi Gawat Darurat

* Ruang Perawatan Intensif

b. Bidan melaksanakan Orientasi di :

* Ruang Kamar Bersalin

* Ruang Melati

* Perinatologi

3. Tenaga Kesehatan Lainnya melaksanakan Orientasi sesuai dengan


kualifikasi pendidikan di :

* Instalasi Penunjang Medis

* Instalasi Penunjang Non Medis

* Instalasi Rekam Medis

4. Tenaga Non Kesehatan Orientasi

* Bagian Keuangan

* Bagian Tata Usaha

* Bagian Perencanaan

* Bidang Pelayanan Penunjang

* Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan

* Bidang Pengendalian Pelayanan

2. Waktu Orientasi

a.Umum

 Pengarahan dilaksanakan selama 12 (dua belas) hari kerja mulai Pukul : 07.00
s/d 08.00 WIB bertempat di Aula RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.
 Orientasi di semua Unit kerja di Lingkup RSU INDO SEHAT KARANGANYAR
selama 12 (dua belas) hari kerja mulai pukul 08.00 s/d 14.00 WIB.

37
b. Khusus

1. Tenaga Medis pada waktu penempatan pertama melaksanakan Orientasi di


Instalasi yang ditempati selama 3 (tiga) bulan

2. Tenaga Keperawatan.

a. Tenaga Perawat

Untuk menentukan minat dan bakat dari tenaga baru sebelum


ditempatkan secara divinitif melaksanakan Orientasi di Ruang Perawatan
Anak, Dalam, Bedah, Intensif dan IGD masing-masing selama 1 (satu)
minggu.

b. Tenaga Bidan

Untuk menentukan minat dan bakat dari tenaga baru sebelum


ditempatkan secara divinitif melaksanakan Orientasi di Ruang Kamar
Bersalin, Melati dan Perinatologi masing-masing selama 1 (satu) minggu.

c. Tenaga Keperawatan (Perawat dan Bidan) pada penempatan pertama


melaksanakan Orientasi di Instalasi yang ditempati selama 3 (tiga) bulan.

3. Tenaga Kesehatan Lainnya pada waktu penempatan pertama melaksanakan


Orientasi di Instalasi yang ditempati selama 3 (tiga) bulan.

4. Tenaga Non Kesehatan pada waktu penempatan pertama melaksanakan


Orientasi di Bagian/Bidang atau Instalasi yang ditempati selama 3 (tiga) bulan.

3. Materi Pengarahan

1. Pembinaan Umum Kepegawaian

2. Hak dan kwajiban Pegawai, Struktur Organisasi , Tugas dan Fungsi serta Falsafah &
Tujuan Rumah Sakit.

3. Pelayanan di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR

4. Pelayanan Penunjang, tugas, fungsi sarana dan prasaranya

5. Perencanaan Rumah Sakit

6. Pelayanan Keperawatan

7. Pengendalian Keperawatan, Kehumasan dan Pelayanan Unggulan Rumah Sakit

38
8. Pengendalian Infeksi Nosokomial.

9. Etika pegawai

9. Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Pasien Safety)

10. Perawat Profesional (MPKP)

11. Hak dan kwajiban Pegawai, Struktur Organisasi , Tugas dan Fungsi serta Falsafah &
Tujuan Rumah Sakit.

13. Pelaksanaan K-3

Pegawai Baru Pindahan

1. Macam Orientasi

Orientasi Ruangan’

1. Umum

Orientasi diseluruh Unit Kerja yang ada di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR

2. Khusus

a. Sebelum ditempatkan secara definitif di Unit kerja yang akan ditempat


Pegawai baru melaksanakan Orientasi dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Tenaga Medis melaksanakan Orientasi di :

* Ruang Perawatan Anak

* Ruang Perawatan Penyakit Dalam

* Ruang Perawatan Bedah

* Instalasi Gawat Darurat

* Ruang Perawatan Intensif

2. Tenaga Keperawatan

a.Perawat melaksanakan Orientasi di

* Ruang Perawatan Anak

* Ruang Perawatan Penyakit Dalam

39
* Ruang Perawatan Bedah

* Instalasi Gawat Darurat

* Ruang Perawatan Intensif

b. Bidan melaksanakan Orientasi di :

* Ruang Kamar Bersalin

* Ruang Melati

* Perinatologi

3. Tenaga Kesehatan Lainnya melaksanakan Orientasi sesuai dengan


kwalifikasi pendidikan yang dimilikinya di :

* Instalasi Penunjang Medis

* Instalasi Penunjang Non Medis

* Instalasi Rekam Medis

4. Tenaga Non Kesehatan Orientasi

* Bagian Keuangan

* Bagian Tata Usaha

* Bagian Perencanaan

* Bidang Pelayanan Penunjang

* Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan

* Bidang Pengendalian Pelayanan

2. Waktu Orientasi

a.Umum

Orientasi di semua Unit kerja di Lingkup RSU INDO SEHAT KARANGANYAR selama
12 (dua belas) hari kerja mulai pukul 07.00 s/d 14.00 WIB.

b. Khusus

1. Tenaga Medis pada waktu penempatan pertama melaksanakan Orientasi di


Instalasi yang ditempati selama 3 (tiga) bulan

40
2. Tenaga Keperawatan.

a. Tenaga Perawat

Untuk menentukan minat dan bakat dari tenaga baru sebelum


ditempatkan secara divinitif melaksanakan Orientasi di Ruang Perawatan
Anak, Dalam, Bedah, Intensif dan IGD masing-masing selama 1 (satu)
minggu.

b. Tenaga Bidan

Untuk menentukan minat dan bakat dari tenaga baru sebelum


ditempatkan secara divinitif melaksanakan Orientasi di Ruang Kamar
Bersalin, Melati dan Perinatologi masing-masing selama 1 (satu) minggu.

c. Tenaga Keperawatan (Perawat dan Bidan) pada penempatan pertama


melaksanakan Orientasi di Instalasi yang ditempati selama 3 (tiga) bulan.

3. Tenaga Kesehatan Lainnya pada waktu penempatan pertama melaksanakan


Orientasi di Instalasi yang ditempati selama 3 (tiga) bulan.

4. Tenaga Non Kesehatan pada waktu penempatan pertama melaksanakan


Orientasi di Bagian/Bidang atau Instalasi yang ditempati selama 3 (tiga) bulan.

Pegawai Pindahan (Rotasi/Mutasi Di Unit Kerja Internal RSUD Kota Madiun)

Tenaga Medis, Tenaga Keperawatan, Tenaga Kesehatan lainnya dan Tenaga Non Kesehatan
apabila memdapat surat rotasi, melaksanakan Orientasi di Unit Kerja yang baru sesuai
dengan surat tugas Rotasi/Mutasi selama 3 (tiga) bulan

Pakaian

a. Baju lengan panjang berwarna putih dengan dasi berwarna hitam

b. Untuk peserta laki-laki Celana berwarna hitam

c Untuk peserta Perempuan rok berwarna hitam

d. Sepatu warna hitam dengan hak maksimal 5 Cm

Materi Di Unit Kerja

a. Tugas dan Fungsi masing-masing Unit kerja

b. Standar Prosedur Operasional (SPO)

41
Tanggungjawab Ruangan

1. Menilai peserta Orientasi dengan penilaian sebagai berikut (Form penilaian


terlampir) :

 Disiplin
 Prakarsa
 Kerjasama
 Kejujuran
 Sasaran Kerja Pegawai
2. Membuat evaluasi bagi peserta Orientasi tentang bakat dan minat yang dimiliki.

3. Melaporkan hasil penilaian bagi peserta Orientasi ke Sub. Bag. Kepegawaian

JADUAL ACARA PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU

RSU INDO SEHAT KARANGANYAR

Pembawa Penanggung
Hari Pukul Materi
Materi jawab

1. 07.00-08.00 Pembukaan Direktur

2. Pembinaan Umum Kepegawaian Ka.TU&


Keuangan
* Hak dan Kewajiban Pegawai

* Kabijakan dan Prosedur Kerja

Umum

3. Pelayanan Kesehatan Kabid


Pelayanan
* Kebijakan dan prosedur kerja

Medis dan Keperawatan

4. * Visi. Misi dan Tujuan Rumah Kepala Bagian


Tata Usaha
Sakit

* Struktur Organisasi, Tugas dan

Fungsi

5. Pengendalian Pelayanan Kabid.


Pelayanan

42
* Rekam Medik

* Kehumasan

* Monitoring pelayanan

* Jamkesmas, Jamkesda, SKTM

6. Perencanaan Program Rumah Kasubag.


Sakit Perencanaan

* Program-program RS

* Diklat Pegawai

7. Pelayanan Penunjang Kabid.


Penunjang
* Fasilitas, sarana dan Prasarana

Rumah Sakit

8. Asuhan Keperawatan Kabid.


Pelayanan
* RSSIB

9. Metode Praktek Perawatan Kasi.


profeional (MKPK) Pelayanan
Keperawatan

10. * Pelayanan Prima Kasi.


Pelayanan
* Etika
Medis

11. Pasien Safety Ketua Komite


KPRS

13 Pelaksanaan K-3 Panitia K-3

1 08.00 s/d Praktek di Sekretariat, Instalasi Kasub. Bag. /


14.00 Rawat Inap, Instalasi Perawatan Kasi Kepala
s/d
Intensif dan Instalasi Rawat Inap Ruangan
12 dan Instalasi Pelayanan Penunjang Kepala
Instalasi

D. PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU DI INSTALASI FARMASI


Program orientasi pegawai baru di lingkungan instalasi farmasi RSU INDO SEHAT
KARANGANYAR merupakan program orientasi dengan tujuan umum pengenalan lingkungan
dan jenis pelayanan yang ada di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.

43
Sedangkan tujuan khusus dari program orientasi adalah agar pegawai baru dapat lebih
terampil dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat untuk
mewujudkan kepuasan masyarakat akan layanan di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.
Kebijaksanaan tentang program orientasi pegawai baru adalah sebelum ditempatkan
di instalasi farmasi, pegawai baru wajib menjalani orientasi di RSU INDO SEHAT
KARANGANYAR selama 12 (duabelas) hari kerja.
Materi orientasi yang diberikan berupa :
a. Materi umum yaitu pengarahan dari Direktur RSU INDO SEHAT KARANGANYAR dan
pejabat struktural eselon III, tentang Visi, Misi, Struktur Organisasi, Hak dan Kewajiban
Pegawai, Etika serta Peraturan-peraturan yang ada di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.

b. Materi khusus, yaitu tentang tugas-tugas rutin yang biasa dilakukan oleh petugas
farmasi dan tenaga administrasi di dalam mendukung pelayanan kefarmasian di
lingkup instalasi farmasi.

Adapun prosedur orientasi bagi pegawai baru adalah :

1. Pegawai baru mendapat pengarahan dari Direktur dan Pejabat Struktural eselon III
pada hari pertama masuk di ruang pertemuan sampai dengan orientasi selesai.

2. Pegawai baru melanjutkan orientasi ke instalasi farmasi

3. Kepala Instalasi Farmasi memberikan petunjuk/arahan kepada Pegawai Baru yang


melaksanakan orientasi di ruangan.

4. Orientasi di instalasi farmasi berhubungan dengan uraian tugas masing-masing


(fungsional atau non fungsional) posisi pegawai yang bersangkutan.

44
BAB X

PERTEMUAN INTERNAL

Pertemuan internal di Instalasi Farmasi RSU INDO SEHAT KARANGANYAR dilakukan


dalam rangka agar terjadi kesinambungan pembahasan dan penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan operasional kerja di lingkup instalasi farmasi. Pertemuan tersebut
dilaksanakan secara rutin dan berkala pada periode tertentu.
Dengan adanya pertemuan secara rutin dan berkala yang terjadwal itu, diharapkan
dapat membicarakan dan menemukan solusi pemecahan yang berhubungan dengan
masalah pelayanan kefarmasian, kinerja instalasi farmasi dan usaha peningkatan mutu
pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. Hasil-hasil dari pertemuan tersebut dicatat
dalam buku notulen untuk arsip.
Kegiatan rapat atau pertemuan internal instalasi farmasi, baik secara rutin atau berkala
dipimpin oleh Kepala Instalasi Farmasi dan diikuti oleh seluruh penanggungjawab
apotek/depo farmasi, koordinator unit dan supervisor beserta staf instalasi farmasi.
Rapat rutin, diselenggarakan pada waktu akhir bulan. Rapat insidentil, diselenggarakan
sewaktu-waktu bila terjadi masalah atau terjadi sesuatu hal yang perlu dibahas dan
diperlukan penyelesaian segera. Rapat dilakukan pada jam dan tempat yang sesuai pada
undangan dan peserta adalah kepala instalasi, unit fungsional yang terkait dengan pokok
permasalahan dan unit fungsional lainnya.

45
BAB XI

ADMINISTRASI DAN PELAPORAN

Administrasi Perbekalan Farmasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan


pencatatan manajemen perbekalan farmasi serta penyusunan laporan yang berkaitan
dengan perbekalan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulanan,
semesteran atau tahunan.

Administrasi Keuangan Pelayanan Farmasi merupakan pengaturan anggaran, pengendalian


dan analisa biaya, pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan, penggunaan
laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan pelayanan farmasi secara rutin atau tidak
rutin dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan.

Administrasi Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi


yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara
membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan
prosedur yang berlaku.

Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi perbekalan


farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak yang
berkepentingan.

Tujuan Pelaporan :

 Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi


 Tersedianya informasi yang akurat
 Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan
 Mendapat data/laporan yang lengkap untuk membuat perencanaan
 Agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekalan farmasi dapat dikelola
secara efisien dan efektif.
Proses pendataan dan pelaporan dapat dilakukan secara :

- Tulis tangan, komputer


- Otomatisasi dengan menggunakan komputer (soft ware)

46
Jenis Laporan yang dibuat oleh Instalasi Farmasi meliputi :

No. Jenis Laporan Kegunaan/Keterangan Waktu

1 Keuangan (pendapatan Untuk keperluan audit Harian, Bulanan,


dari farmasi) Tahunan

2 Psikotropik dan narkotik Untuk keperluan audit BPOM Bulanan


dan perencanaan

3 Stok opname Untuk keperluan audit dan Bulanan, Tahunan


perencanaan

4 Pendistribusian Untuk keperluan audit dan Bulanan


perencanaan

5 Penggunaan obat program Untuk keperluan audit dan Bulanan


perencanaan

BAB XII

PENUTUP

Adanya penetapan Pedoman Pengorganisasian Kefarmasian RSU INDO SEHAT


KARANGANYAR ini, bukan berarti permasalahan tentang tata kelola pelayanan farmasi akan
menyelesaikan permasalahan pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Pengorganisasian

47
diharapkan berjalan baik, efektif dan produktif, jika dalam struktur organisasi dan sistemnya,
berjalan sesuai tujuan dan fungsi pelayanan kefarmasian.

Dalam pelaksanaan pengorganisasian kefarmasian di lapangan pasti akan menghadapi


kendala antara lain variasi kemampuan SDM kefarmasian, sistem pelayanan kesehatan
rumah sakit, SPO, dan standar proses dan standar input lainnya. Untuk itu dengan tata kelola
organisasi yang baik disertai kompetensi SDM yang professional dan optimal, akan
mengurangi bahkan mengeliminasi kendala tersebut.

Pelaksanaan pelayanan kefarmasian agar berhasil di RSU INDO SEHAT KARANGANYAR,


maka perlu komitmen dan kerjasama yang lebih baik diantara tenaga kesehatan yang terlibat
dan tataran manajemen rumah sakit dengan apoteker atau SDM kefarmasian dan praktisi
kesehatan lainnya. Sehingga diharapkan pelayanan kefarmasian di RSU INDO SEHAT
KARANGANYAR akan dapat dirasakan oleh pasien/masyarakat secara langsung yang pada
gilirannya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan RSU INDO SEHAT KARANGANYAR.

Madiun, 2016

Direktur

RSU INDO SEHAT KARANGANYAR

48

Anda mungkin juga menyukai