Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

ISOTERM ADSORPSI

Disusun oleh :

Nama : Very Indrawan


NIM : 21119044
Kelas : A1
Hari / Tanggal Praktikum : Selasa, 12 Januari

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SERANG RAYA
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1

1.2 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Isoterm Adsorbsi ...............................................................................................3

2.2 Penentuan Adsorbsi Isoterm ..............................................................................4

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat ....................................................................................................................9

3.2 Bahan ................................................................................................................9

3.3 Prosedur ..........................................................................................................10

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil ................................................................................................................15

4.2 Grafik ..............................................................................................................16

4.3 Perhitungan .....................................................................................................17

4.4 Pembahasan .....................................................................................................18

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Absorbansi pada variasi konsentrasi......................................... 15


Tabel 4.1.2 Data kurva standard Fe............................................................. 15
Tabel 4.1.3 Penentuan kadar sampel........................................................... 16

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaaan zat tersebut. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan
adsorban, dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang
akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu
media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon.

Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik
atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada
permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena
tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini
menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi
berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam
absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada
permukaannya (Sukardjo, 1990).

Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah


tempat terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent / substrate).
Berdasarkan sifatnya, adsorpsi dapat digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan
kimia.

Isoterm adsorbsi adalah hubungan yang menunjukan distribusi adsorbent


antara fasa teradsorbsi pada permukaan adsorben dengn fasa ruah saat
kesetimbangan pada suhu tertentu. Proses adsorbsi dalam larutan, jumlah zat
teradsorbsi tergantung pada beberapa faktor, yaitu :

a. Jenis adsorben
b. Jenis adsorbat

1
c. Luas permukaan adsorben
d. Konsentrasi zat terlarut
e. Temperatur

1.2 Tujuan
Menentukan isoterm adsorbsi menurut Freundlinch bagi proses adsorbsi
asam asetat arang.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Isoterm adsorpsi


Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaaan zat tersebut. Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ;
a. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan
merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat
terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan
pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.
b. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat
terlarut yang teradsorbsi.
Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari
adsorbat maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan
komponen mana yang diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan
adsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang
bersifat polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang
kurang polar. Kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh sifat keras-lemahnya
dari adsorbat maupun adsorben. Sifat keras untuk kation dihubungkan dengan
istilah polarizing power cation, yaitu kemampuan suatu kation untuk
mempolarisasi anion dalam suatu ikatan. Kation yang mempunyai polarizing
power cation besar cenderung bersifat keras. Sifat polarizing power cation
yang besar dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran (jari-jari) kecil dan
muatan yang besar. Sebaliknya sifat polarizing power cation yang rendah
dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran besar namun muatannya kecil,
sehingga diklasifikasikan ion lemah (Puspitasari,2006).
Sedangkan pengertian keras untuk anion dihubungkan dengan istilah
polarisabilitas anion yaitu, kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi
akibat medan listrik dari kation. Anion bersifat keras adalah anion berukuran
kecil, muatan besar dan elektronegativitas tinggi, sebaliknya anion lemah

3
dimiliki oleh anion dengan ukuran besar, muatan kecil dan elektronegatifitas
yang rendah. Ion logam keras berikatan kuat dengan anion keras dan ion logam
lemah berikatan kuat dengan anion lemah (Atkins at al. 1990).
Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaaan zat tersebut. Proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi
tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
a. Jenis adsorben
b.Jenis adsorbat
c. Luas permukaan adsorben
d. Konsentrasi zat terlarut
e. Temperatur
2.2 Penentuan Adsorbsi Isoterm
Perubahan konsentrasi adsorbat oleh proses adsorpsi sesuai dengan
mekanisme adsorpsinya dapat dipelajari melalui penentuan isoterm adsorpsi
yang sesuai. Isoterm Langmuir dan Isoterm BET adalah dua diantara isoterm-
isoterm adsorpsi yang dipelajari:
a.IsothermLangmuir.
Meskipun terminology adsorpsi pertama kali diperkenalkan oleh Kayser
(1853-1940), penemu teori adsorpsi adalah Irving Langmuir (1881-1957),
Nobel laureate in Chemistry (1932). Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan
atas beberapa asumsi,yaitu :
(1) Adsorpsi hanya terjadi pada lapisan tunggal (monolayer),
(2) Panas adsorpsi tidak tergantung pada penutupan permukaan, dan
(3) Semua situs dan permukaannya
Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis
dengan menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat
yang diadsorpsi pada permukaan adsorben dengan molekulmolekul zat yang
tidak teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dituliskan
sebagai berikut :

4
C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi
adsorbat yang terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang
berhubungan dengan afinitas adsorpsi dan (x/m)mak adalah kapasitas
adsorpsi maksimum dari adsorben.
b. Persamaan Isoterm Adsorpsi Freundlich
Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya
lapisan monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben.
Namun pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben
bersifat heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan
sebagai berikut.

Log(x/m)=logk+1/n logc…………………………………………………...
(2),

Bagi suatu sistem adsorbsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat


yang teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan
konsentrasi yang teradsorpsi pada temperatur tertentu disebut dengan isoterm
adsorbsi ini dinyatakan sebagai:
x/m=k.Cn……………………………………………………………(1)
dalam hal ini :
x = jumlah zat teradsorbsi (gram)
m = jumlah adsorben (gram)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai kesetimbangan
adsorpsi
k dan n = tetapan, maka persamaan (1) menjadi :
logx/=logk+nlogc……………………………………………………..(2)
persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorbsi
menuruti isoterm Freundlich, maka aluran log x/m terhadap log C akan
merupakan garis lurus. Dari garis dapat dievaluasi tetapan k dan n. (Tim
Labor Kimia Fisika,2012).

5
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam kesetimbangan
diplot sebagai ordinat dan konsentrasi adsorbat dalam adsorben sebagai absis
pada koordinat logaritmik, akan diperoleh gradien n dan intersept. Dari
isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm
ini akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan
isoterm ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu adsorben.

6
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat alat yang digunakan


1) Pipet ukur+bulb
2) 6 Erlenmeyer
3) Labu takar

3.2 Bahan bahan yang digunakan


1) Arang aktif
2) CH3COOH 1M
3) NaOH 1M
4) Indikator PP

3.3 Prosedur

Siapkan 6 buah erlenmeyer ukuran 100 mL yang berlabel 1M, 0,5M dan 0,25m
(duplo)

Lalu masukkan 10 mL asem asetat pada setiap


erlenmeyer

Tambahkan indikator PP pada setiap erlenmeyer

Lakukan titrasi

7
Timbang arang aktif di neraca analitik sebanyak 1 gram

Lalu masukkan kedalam erlenymeyer yang berisi asam asetat dengan konsentrasi 1M, 0,5M dan 0,25M

Lalu pakai sumbat karet pada erlenmeyer dan diamkan selama 30 menit

Setelah 30 menit lakukan penyaringan dengan metode dekantasi

Lalu filtratnya dipindahkan ke erlenmeyer sebanyak 10 mL tiap konsentrasi

Tambahkan indikator 3 tetes

Lakukan titrasi

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Konsentras V1 NaOH 1 V2 NaOH V1 NaOH V2 NaOH
i M (tnp arang) (+arang) (+arang)
(10 mL (tnp arang) (mL) (mL) (mL)
As.Asetat) (mL)

1,0 M 19 19 10 11

0,5 M 12 11 4 4

0,25M 8 7 2 2

9
DAFTAR PUSTAKA

https://yulia4ict.wordpress.com/kimia/isoterm-adsorbsi-karbon-aktif-2/
https://sitimunawaroh4ict.wordpress.com/mata-kuliah/praktikum-kimia
fisika/isoterm-adsorpsi/

10

Anda mungkin juga menyukai