Kelompok / Kelas : I / 2B
Nama : 1. ARYA WIBISONO NIM. 161411033
2. CAHYA HANDAYANI NIM. 161411034
3. DITTA ATSNA N.A. NIM. 161411035
4. DWIKI ABDURRAHMAN NIM. 161411036
dimana N adalah jumlah sel yang hidup pada waktu t tertentu, t adalah lama
sterilisasi dan kd adalah konstanta laju kematian spesifik. Dengan memplot nilai ln
(Nt/No) terhadap t, maka didapat garis lurus dengan kemiringan - kd. Pada kinetika
kematian mikroorganisme secara sterilisasi juga berlaku persamaan Arhenius yang
menunjukkan bahwa temperatur mempengaruhi konstanta laju kematian spesifik:
𝐸𝑎
kd (T)= Aexp(− 𝑅𝑇) (2)
a. Jenis-jenis Sterilisasi
Meski saat ini mikroba telah banyak dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia, namun seringkali keberadaan mikroba masih dianggap
mengganggu, terutama mikroba pathogen. Oleh karenanya, diperlukan upaya untuk
mengurangi jumlah mikroba hingga menghilangkannya sama sekali. Untuk tujuan
tersebut, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
- Desinfeksi
Desinfeksi merupakan tindakan pengurangan sebagian besar mikroorganisme dari
benda mati. Pada proses desinfeksi ini, tidak semua mikroba dapat dihilangkan.
- Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan upaya untuk menghindari gangguan mikroba tanpa
b. Sterilisasi Continous
Site mini memberikan keuntungan berupa minimalnya kemungkinan
kerusakan medium tetapi mengkonsumsi banyak energi. Temperatur yang
dibutuhkan untuk sterilisasi sistem ini adalah 140oC dengan waktu hanya 30
hingga 120 detik. Alat yang digunakan dapat berupa Continous plate heat
exchange dan Continous injection flash cooler. Kelebihan Continous
injection flash cooler antara lain :
Dapat digunakan untuk media yang mengandung bahan padat
tersuspensi
Biaya lebih murah
Mudah dibersihkan
Pemanasan dan pendinginan lebih cepat
Penggunaan uap lebih efisien.
Adapun kekurangannya antara lain :
Dapat terbentuk buih saat pemanasan dan pendinginan
Adanya kontak langsung antara media dan uap panas yang murni,
yaitu bebas dari bahan anti karat.
Tabel 2.2 Pengaruh Suhu Dan Waktu Sterilisasi Terhadap Kematian Spora
Waktu yang Diperlukan untuk
Suhu Sterilisasi (oC)
Mematikan Spora (menit)
116 30
118 18
121 12
125 8
132 2
138 0,8
Sumber : J.H (ed), 1988, Chemical Engineers’ Hand Book
N = jumlah mikroba
T = waktu pemanasan
Kd = konstanta laju kematian mikroba
𝑁𝑡
Integrasi persamaan 2.1 menjadi : = 𝑒 −𝑘𝑡 …….(2.2)
𝑁0
Ambil satu tabung rekasi setiap 15 menit sekali untuk uji konsentrasi sel
Amati jumlah sel dalam setiap persegi kecil, jika jumlah sel lebih dari 10
maka lakukan pengenceran
Hitung jumlah sel dalam 5 persegi besar dengan menghitung sel dalam
persegi kecil
0
0 10 20 30 40 50
Ln Nt/No
-0.5
-1
-1.5
-2
y = -0.0429x + 0.0668 Waktu (menit)
R² = 0.8976
Perhitungan kd:
𝑌 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑌 = −0,0429𝑥 + 0,0668
𝑁𝑡
Berdasarkan persamaan 𝐿𝑛 𝑁𝑜 = −𝑘𝑑. 𝑡 maka:
Kd = -(-0,0429) = 0,0429
Perhitungan Ln Nt/No pada Suhu 60ºC dan Nilai kd
𝑁𝑡 12
t = 15 menit > 𝐿𝑛 𝑁𝑜 = 𝐿𝑛 25 = −0,734
𝑁𝑡 6
t = 30 menit > 𝐿𝑛 𝑁𝑜 = 𝐿𝑛 25 = −1,427
𝑁𝑡 1
t = 45 menit > 𝐿𝑛 𝑁𝑜 = 𝐿𝑛 25 = −3,219
-1
Ln Nt/No
-1.5
-2
-2.5
-3
-3.5
y = -0.069x + 0.2075 Waktu (menit)
R² = 0.9395
Perhitungan kd:
𝑌 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑌 = −0,069𝑥 + 0,2075
𝑁𝑡
Berdasarkan persamaan 𝐿𝑛 𝑁𝑜 = −𝑘𝑑. 𝑡 maka:
Kd = -(-0,069) = 0,069
*Keterangan:
Nt = Jumlah mikroba hidup setelah pemanasan (periode t)
No = Jumlah mikroba hidup sebelum pemanasan (t=0)
Kd = Konstanta laju kematian
𝐿𝑛 10
𝐷=
𝑘𝑑
o Pada Suhu 40ºC
𝐿𝑛 10
𝐷= = 53,67
0,0429
o Pada Suhu 60ºC
𝐿𝑛 10
𝐷= = 33,37
0,069
Tabel Nilai kd, Ln Kd, 1/T, dan D pada Sterilisasi Batch
T (Temperature) 1/T Kd Ln kd D
40ºC 0,025 0,0429 -3,149 53,67
60ºC 0,017 0,069 -2,674 33,37
Kurva Ln kd Vs 1/T
Kurva Ln kd Vs 1/T
-2.6
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03
-2.7
-2.8
Ln kd
-2.9
-3
y = -59.375x - 1.6646
-3.1 R² = 1
-3.2
1/T
Pada proses sterilisasi batch, kami menghitung jumlah sel yang mati dan jumlah
sel yang hidup setelah melalui proses pemanasan dan pendinginan. Sampel berisi
biakan yang dipanaskan dengan 2 variasi suhu berbeda yakni 40ºC, dan 60ºC
dengan waktu 15 – 60 menit. Setelah proses pemanasan dan pendinginan, jumlah
sel dihitung dengan menggunakan metode counting chamber. Namun karena
counting chamber yang digunakan tidak terliahat batasannya (kotaknya)
penghitungan mikroba dihitung secara manual. Pada saat meneteskan sampel ke
dalam counting chamber, semua hal yang dilakukan harus dilakukan secara aseptis
agar sampel tidak terkontaminasi.
Berdasarkan tabel data pengamatan, jumlah sel yang mati semakin bertambah
seiring dengan bertambahnya suhu pemanasan. Namun, data yang diperoleh
kurang akurat, seperti ketelitian saat menghitung jumlah sel dan jumlah sel yang
terekam mikroskop. Kematian jumlah mikroba oleh pemanasan dapat dihitung
dengan membuat grafik ln Nt/No terhadap waktu pemanasan (t) sehingga akan
diperoleh nilai kd sebagai slope- nya.
Didapat nilai kd pada suhu 40ºC sebesar 0,0429 sedangkan pada suhu 60ºC
sebesar 0,069. Angka tersebut menunjukkan bahwa laju kematian akan lebih besar
pada suhu yang lebih tinggi. Setelah diperoleh nilai kd, dapat dihitung nilai D
(Destruction Value) berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai D pada suhu 40ºC
yaitu 53,67 sedangkan pada suhu 60ºC nilai D yaitu 33,37. Hal ini membuktikan
bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi jumlah mikroba akan lebih
sedikit jika suhunya tinggi. Sedangkan nilai Ed bisa dicari dengan membuat grafik
ln Kd terhadap 1/T, sehingga dari grafik diperoleh nilai Ed, yakni 4,868J/mol K.
VIII. KESIMPULAN