Anda di halaman 1dari 12

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3

1. DEDEK ANARTI
2. RINI SUMARNI
3. ALI AKBAR
4. MEITA YULIANA
5. EDI KUSNADI
PROSES PENGOLAHAN EMAS PRIMER
MENGGUNAKAN METODE
PERLINDIAN (LEACHING) SIANIDA
EMA
S
Berdasarkan genesanya (tempat atau lingkungan dimana suatu mineral terbentuk),
endapan emas dapat dikategorikan menjadi endapan primer dan endapan sekunder
(alluvial).
 Endapan emas primer berhubungan langsung dengan batuan yang mengalami alterasi
dan pengayaan unsur emas yang dibawa oleh aliran fluida hidrotermal di bawah
permukaan Bumi yang terakumulasi seiring waktu. Umumnya, fluida hidrotermal ini
berhubungan dengan aktivitas gunung api purba. Oleh karena itu fluida hidrotermal
yang dapat mengandung banyak jenis mineral, emas pada endapan primer
“tersembunyi” pada batuan kaya silika dan dapat berasosiasi dengan logam lain seperti
perak, tembaga, seng, dan timbal. Umumnya, terdapa tdua mode penyebaran emas
pada bijih dari endapan primer, yaitu mengganti komposisi batuan asal (replacement)
dan sebagai urat-urat kuarsa.
 Endapan sekunder biasanya merupakan butir emas lepas yang dapat ditemukan
bersamaan dengan butir-butir pasir yang dapat terakumulasi pada endapan alluvial
sungai, yang mana endapan sekunder ini merupakan hasil erosi, transportasi, dan
pengendapan ulang partikel emas yang berasal dari endapan primer. Endapan emas
sekunder dapat ditemukan di endapan aluvial sungai purba atau endapan sunga iaktif,
terutama di sekitar daerah yang juga ditemukan endapan emas primer.
Teknologi Pelindian (Leaching) Sianidasi
Salah satu proses pengolahan emas nonmerkuri adalah proses sianidasi yang banyak dilakukan
oleh para penambang emas skala kecil. Dimana bijih emas dipecah kemudian dihaluskan sampai
200 mesh dengan menggunakan ball mill sampai homogen. Batuan yang telah homogen
kemudian dilakukan sianidasi dengan pemberian udara dan pengadukan di dalam tangki selama
48 jam sambil mengatur kondisi pH antara 10,5 – 11 menggunakan kapur.Jika pH lebih kecil dari
angka 10 maka gas HCN yang terbentuk akan semakin banyak akibat hidrolisis ion sianida
dengan air yang ditunjukkan reaksi:
CN– + H2O → HCN + OH– (1)
Sedangkan gas HCN tidak mempunyai kemampuan untuk melarutkan emas (Au) sehingga hasil
rekoveri emas akan turun. Sama halnya jika pH lebih besar dari angka 11, recovery emas akan
turun yang kemungkinan diakibatkan oleh terbentuknya peroksida H2O2 yang juga dapat
menurunkan recovery Au. Proses sianidasi menggunakan larutan garam natrium sianida NaCN
1% dan dilakukan pada temperatur ruang. Pelarut NaCN merupakan pelarut yang paling sering
digunakan karena mampu melarutkan emas lebih baik dengan pelarut lainnya (Sayifuddin dan
Suprapto, 2010).
1. Kominusi
Proses pengecilan ukuran dilakukan dengan beberapa peralatan, diantaranya:
 Jaw Crusher : hasil keluaran ukuran 1 cm – 10 mm
 Roller Crusher : hasil keluaran ukuran 1 mm
 Ball Mill : hasil keluaran ukuran 75 mikron atau 200 mesh
2. Pelindian
Dari hasil proses kominusi berupa, kemudian dilanjutkan dengan mensirkulasi lumpur (pulp) ke
dalam reaktor dan penambahan air, kapur, garam sianida dan oksigen. Penambahan oksigen
dapat meningkatkan efektivitas sianida dalam mengekstraksi biji emas sebesar 80%. Oksigen
akan mengoksidasi logam emas dari unsur netral menjadi bermuatan positif agar dapat berikatan
dengan sianida membentuk kompleks sianida Au(CN)2 (Sayifuddin dan Suprapto, 2010). Pada
proses sianida, pastikan pH slurry pada level 10,5 – 11 untuk mencegah terbentuknya gas HCN
yang sangat berbahaya. Waktu proses reaksi yang dibutuhkan adalah sekitar 48 jam. Tingkat
pelarutan emas dipengaruhi oleh kekuatan difusi sianida dan oksigen, dan perlakuan-perlakuan
sebelum sianidasi. Sebagian kecil emas akan larut sesuai dengan persamaan Elsner:
4Au + 8CN– + O2 + 2H2O → 4Au(CN)2 + 4OH– (2)
3. Adsorpsi
Setelah 48 jam, ditambahkan karbon aktif, dan dilanjutkan proses pengadukan dan penambahan oksigen selama 12 – 24 jam.
Proses adsorpsi ini merupakan proses awal dari recovery. Ada beberapa jenis adsorban (bahan penyerap logam emas dan
perak yang telah larut) yang bisa digunakan yaitu karbon aktif, zeolit, ataupun resin. Adsorban yang sering digunakan dalam
industri pertambangan emas adalah karbon aktif. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih karbon aktif adalah:
 Hardness/attrition resistant (kekerasan)
 Aktivitas
 Kapasitas total emas yang diserap
 Bentuk dan distribusi ukuran karbon
 Persentase Abu
 Berat jenis ruah karbon (Bulk Density)
 Kandungan Air kristal (moisture)
 Luas permukaan
 %-Karbon Tetraklorida (CCl4)
 %-w/wt Penyerapan benzene
4. Pembakaran
Setelah 60 – 72 jam, karbon aktif disaringdan dipisahkan dari lumpur. Karbon aktif yang
yang tersaring kemudian dicuci dan dilanjutkan proses pembakaran. Pembakaran dilakukan
sampai semua karbon aktif berubah menjadi bubuk (debu) campuran emas.
5.Peleburan
Bubuk (debu) campuran emas selanjutnya dilakukan proses peleburan dengan
penambahan boraks dan membutuhkan temperatur 1100oC. Penambahan boraks
bertujuan untuk meningkatkan slag (pengotor) agar encer sehingga mudah untuk
dilakukan pemisahan serta untuk menurunkan temperatur dari cake (bahan yang dibakar).
Hasil pemisahan dengan boraks akan didapat berupa bullion yang mengandung emas,
perak dan tembaga.
6. Destruksi Sianida
Cyanide destruction unit atau cyanide detox merupakan salah satu unit pengolahan limbahyang
digunakan untuk menghancurkan kandungan sianida dalam limbah yang dihasilkan dari pabrik
ataupun dari tambang. Dengan dilakukannya penurunan bahkan penghilangan kadar sianida dalam
limbah maka secara langsung limbah tersebut sudah memiliki nilai ambang batas lingkungan
(NABL) dan bisa langsung dibuang kelingkungan tanpa mengganggu kelestarian lingkungan.
Tailing dengan kandungan sianida yang tinggi kemudian di destruksi dengan penambahan sodium
meta bi suphate (SMBS) dan copper sulphate (CuSO4). Prinsip pengolahan limbah sianida adalah
merubah ion CN– (20 ppm) menjadi Cyanate (OCN–), dengan baku mutu<0,5 ppm. Tailing yang
telah dihilangkan konsentrasi sianida, dimasukkan ke dalam proses penampung untuk dilakukan
proses sedimentasi (pengendapan) secara gravitasi sehingga cairan dan padatan dapat terpisah.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai