Anda di halaman 1dari 8

JKK,Tahun 2014,Volum 3(1), halaman 49-56 ISSN 2303-1077

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAGING BUAH ASAM PAYA (Eleiodoxa conferta Burret)
DENGAN METODE DPPH DAN TIOSIANAT

Sari Afriani1*, Nora Idiawati1, Lia Destiarti1, Lucy Arianie1


1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
*email: afr_2104@yahoo.com

ABSTRAK
Asam paya merupakan sejenis palma dari famili Arecaceae yang memiliki rasa buah yang sangat asam.
Secara tradisional, konsumsi daging buah asam paya dikenal dapat mengatasi sariawan yang
mengandung senyawa antioksidan yang dapat menjaga kekebalan tubuh. Oleh sebab itu, pada
penelitian ini dilakukan maserasi daging buah asam paya menggunakan pelarut metanol dilanjutkan
partisi dengan menggunakan kloroform dan n-heksana. Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui
golongan senyawa pada daging buah asam paya. Selain itu uji aktivitas antioksidan dengan metode
DPPH dan metode tiosianat pada masing-masing fraksi. Uji fitokimia ekstrak kasar metanol buah asam
paya mengandung flavonoid, fenol dan saponin, sedangkan fraksi metanol mengandung flavonoid dan
saponin. Pada fraksi kloroform dan n-heksana tidak mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, dan saponin.
Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol buah asam
paya memiliki IC50 sebesar 26,828 μg/mL dan fraksi metanol memiliki aktivitas antioksidan kuat yaitu
dengan IC50 sebesar 12,334 μg/mL, tetapi tidak lebih baik dari asam askorbat (kontrol positif) yang
memiliki nilai IC50 sebesar 10,208 μg/mL. Aktivitas antioksidan dengan metode tiosianat, fraksi metanol
memiliki daya hambat terhadap peroksida lebih baik daripada ektrak kasar metanol buah asam paya
karena memiliki nilai aktivitas antioksidan lebih tinggi yaitu sebesar 85,105% sedangkan aktivitas
antioksidan ekstrak kasar metanol buah asam paya sebesar 75,225% dan asam askorbat sebesar
90,975%. Penentuan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dan tiosianat menunjukkan nilai
tertinggi pada fraksi metanol. Aktivitas antioksidan fraksi metanol buah asam paya diduga karena
adanya senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid dan saponin.

Kata Kunci : antioksidan, DPPH, metode tiosianat, asam paya (Eleiodoxa conferta Burret)

PENDAHULUAN serta radikal bebas lainnya, sehingga tubuh


dapat terhindar dari penyakit-penyakit
Sumber daya alam hayati mempunyai degeneratif dan penuaan dini. Beberapa contoh
sumber-sumber senyawa kimia yang tidak antioksidan yang terdapat dalam tanaman adalah
terbatas jenis maupun jumlahnya. Sumber daya β-karoten, likopen, vitamin C, vitamin E,
alam hayati Indonesia yang melimpah belum flavonoid, ginkgo, kurkuminoid serta senyawa-
dimanfaatkan dan dibudidayakan secara optimal. senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan
Menurut Lenny (2006), keanekaragaman hayati tinggi (Ervina, 2008). Senyawa hasil isolasi atau
mampu menghasilkan keanekaragaman senyawa semi sintetik yang diperoleh dari
senyawa kimia (chemodiversity) untuk kebutuhan tumbuhan digunakan sebagai obat atau bahan
hidup manusia maupun organisme lain seperti baku obat.
untuk obat-obatan, insektisida, kosmetik dan Banyak tumbuh-tumbuhan dan buah-
sebagai bahan dasar sintesa senyawa organik buahan yang mampu dimanfaatkan untuk
yang lebih bermanfaat. Keanekaragaman kesejahteraan masyarakat, contohnya adalah
senyawa kimia pada sumber daya alam hayati buah asam paya (Eleiodoxa conferta Burret).
memiliki banyak nilai positif, misalnya kandungan Asam paya secara tradisional dimanfaatkan
senyawa vitamin C pada buah jeruk bermanfaat sebagai obat sariawan dan digunakan
sebagai antioksidan yang mencegah dan masyarakat sebagai pemberi rasa asam dalam
menghambat pertumbuhan sel kanker (Silalahi, masakan. Namun sampai saat ini belum
2006). ditemukan referensi atau hasil penelitian tentang
Antioksidan dapat mencegah aktivitas buah asam paya sebagai antioksidan.
teroksidasinya sel tubuh oleh oksigen aktif Dengan demikian itu perlu dilakukan pengujian
seperti hidrogen peroksida dan radikal hidroksil aktivitas antioksidan dari buah asam paya
49
JKK,Tahun 2014,Volum 3(1), halaman 49-56 ISSN 2303-1077

dengan melakukan ekstraksi senyawa paya. Kemudian ekstrak kental metanol buah
antioksidan dari buah tersebut. asam paya ditambahkan masing-masing 50 mL
Salah satu metode yang dapat digunakan kloroform dan 50 mL n-heksana, lalu di kocok
dalam mengkaji kandungan senyawa yang kuat dan dibiarkan sampai terbentuk dua lapisan,
berpotensi sebagai antioksidan dari buah asam kemudian kedua lapisan tersebut dipisahkan
paya yaitu dengan cara ekstraksi komponen aktif (dipartisi berulang). Dilakukan uji fitokimia pada
dari buah tersebut dan dilakukan uji fitokimia ekstrak kasar metanol buah asam paya, fraksi
untuk mengetahui golongan senyawa yang metanol, fraksi kloroform dan fraksi n-heksana.
terkandung dalam buah asam paya tersebut.
Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan
dengan metode DPPH untuk mengetahui Uji Fitokimia (Uji Spesifik Senyawa Metabolit
reaktivitas golongan senyawa yang diuji dengan Sekunder) (Depkes, 1995)
suatu radikal bebas dan metode tiosianat untuk Uji alkaloid
mengukur aktivitas antioksidan dalam - Uji Mayer
menghambat terbentuknya senyawa-senyawa Ekstrak kasar metanol buah asam paya,
radikal yang bersifat reaktif pada ekstrak kasar fraksi metanol, fraksi kloroform dan fraksi n-
metanol buah asam paya dan pada masing- heksana ditambahkan beberapa tetes pereaksi
masing fraksi. Mayer. Senyawa alkaloid akan menimbulkan
Pada penelitian ini akan dilakukan uji endapan putih.
golongan senyawa dan aktivitas antioksidan - Uji Wagner
pada ekstrak buah asam paya (Eleiodoxa Ekstrak kasar metanol buah asam paya,
conferta Burret) dengan metode DPPH dan fraksi metanol, fraksi kloroform, dan fraksi n-
metode tiosianat. heksana ditambahkan 2 tetes pereaksi Wagner.
Senyawa alkaloid akan menimbulkan endapan
coklat.
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan Uji flavonoid
Beberapa tetes fraksi metanol, fraksi
Alat yang digunakan antara lain peralatan kloroform, fraksi n-heksana dan ekstrak kasar
gelas kimia, bulb, plat tetes, kaca arloji, neraca metanol buah asam paya ditempatkan pada
analitik, kertas saring, pipet mikro, tabung tabung reaksi, ditambahkan 0,1 g serbuk Mg, 1
Eppendorf, inkubator, dan spektrofotometer UV- mL HCl pekat dan 2 mL etanol teknis kemudian
Vis. dikocok. Terbentuknya warna jingga sampai
merah, menunjukkan adanya flavonoid.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain buah asam paya, akuades, metanol Uji fenolik
teknis, etanol, kloroform, n-heksana, logam Mg, Beberapa tetes fraksi metanol, fraksi
HCl pekat, FeCl3, H2SO4, pereaksi Wagner, kloroform, fraksi n-heksana dan ekstrak kasar
pereaksi Mayer, DPPH, FeSO4, NH4SCN, minyak metanol buah asam paya ditempatkan pada plat
wijen, dan vitamin C (Asam askorbat). tetes, ditambahkan 2 tetes pereaksi FeCl3 1%, uji
positif fenolik ditunjukkan dengan terbentuknya
warna hijau sampai biru kehitaman.
Cara Kerja
Preparasi sampel Uji saponin
Sebanyak 3 kg buah asam paya Beberapa tetes fraksi metanol, fraksi
(Eleiodoxa conferta Burret) dibersihkan dengan kloroform, fraksi n-heksana dan ekstrak kasar
air, di kupas kulit buahnya, di buang bijinya dan metanol buah asam paya ditempatkan dalam
daging buah dipotong kecil-kecil, kemudian tabung reaksi, ditambahkan akuades kemudian
dihaluskan dengan menggunakan blender (tanpa dikocok. Apabila terbentuk busa yang stabil tidak
penambahan pelarut) sampai menjadi bubur kurang dari 10 menit, memberikan uji positif
buah. adanya saponin.

Ekstraksi sampel (Suryati, dkk, 2009) Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
Sebanyak 500 g bubur buah asam paya (Oloyede et al.,2010 dalam Vivi, 2012)
dimaserasi dengan 500 mL metanol teknis Sebanyak 1 mL larutan sampel dalam
selama 3x24 jam dan dievaporasi hingga metanol dengan konsentrasi 100 μg/mL
diperoleh ekstrak kental metanol buah asam dicampurkan dengan 3 mL larutan DPPH 40

50
JKK,Tahun 2014,Volum 3(1), halaman 49-56 ISSN 2303-1077

ppm. Larutan tersebut dikocok homogen dan HASIL DAN PEMBAHASAN


didiamkan selama 30 menit pada suhu ruang.
Preparasi Sampel
Absorbansinya diukur pada λmaks 518 nm dengan
Bagian dari buah asam paya (Eleiodoxa
spektrofotometer UV-Vis. Blanko etanol dan
conferta Burret) ini yang digunakan sebagai
kontrol negatif yang digunakan adalah 3 mL
sampel adalah daging buahnya. Sampel
pereaksi DPPH 40 ppm ditambahkan 1 mL
dibersihkan dari kotoran dan dipotong kecil-kecil,
etanol kemudian diukur dengan spektrofotometer
selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan
UV-Vis. Kekuatan inhibisinya dihitung
blender tanpa penambahan pelarut karena pada
menggunakan rumus :
dasarnya daging buah asam paya sudah banyak
mengandung air. Sampel dimaserasi
menggunakan pelarut metanol teknis yang
sebelumnya diredestilasi untuk menghilangkan
Berdasarkan kekuatan inhibisi yang diperoleh, senyawa pengotor dalam metanol.
kemudian uji aktivitas antioksidan dilakukan pada Proses maserasi sampel selama 3x24 jam
5 variasi konsentrasi. Selanjutnya, data yang yang bertujuan untuk mengekstrak senyawa
diperoleh diplotkan ke dalam grafik konsentrasi antioksidan yang terdapat di dalam sampel.
terhadap kekuatan inhibisi. Persamaan garis Metode ekstraksi yang digunakan dalam
yang diperoleh kemudian digunakan untuk penelitian ini adalah maserasi dimana penyarian
mencari nilai IC50 (konsentrasi yang diperlukan zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam
untuk menginhibisi 50% radikal bebas). sampel dalam pelarut organik pada temperatur
ruang dan disimpan terlindung dari cahaya
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode langsung. Hal ini bertujuan untuk mencegah
Tiosianat (Stine, 1953; Yen, 1998) reaksi yang dikatalis cahaya atau perubahan
warna. prinsip dari ekstraksi ini adalah
Metode yang digunakan untuk uji aktivitas berdasarkan kelarutan, adanya perbedaan
antioksidan adalah metode tiosianat yang tekanan antara luar dan dalam sel menyebabkan
dimodifikasi (Stine, 1953; Yen, 1998). Sebanyak adanya pemecahan dinding dan membran sel,
10 μL asam linoleat (minyak wijen) dimasukkan sehingga metabolit sekunder yang terdapat di
ke dalam tabung Eppendorf yang berisi 1 mL dalam sitoplasma akan terlarut ke dalam pelarut
etanol. Pada tabung Eppendorf kemudian organik (Sudjadi, 1986).
dimasukkan sebanyak 10 μL ekstrak kasar Penggunaan metanol pada proses
metanol buah asam paya, fraksi metanol dan maserasi ini karena pelarut ini dapat melarutkan
asam askorbat. hampir semua senyawa organik yang ada pada
Tabung Eppendorf kemudian diinkubasi sampel, baik senyawa polar maupun senyawa
dalam keadaan gelap pada suhu 25˚C selama 24 non polar. Metanol mudah menguap sehingga
jam. Setelah 24 jam diinkubasi, larutan dalam mudah dibebaskan dari ekstrak.
tabung Eppendorf ditambahkan 20 μL larutan Hasil dari maserasi selanjutnya dilakukan
FeSO4 0,014 M dan 20 μL larutan NH4SCN 30%. pemekatan pada maserat dengan menggunakan
Larutan dalam tabung Eppendorf kemudian rotary evaporator sehingga akan diperoleh
diukur serapannya pada panjang gelombang 500 ekstrak kental (ekstrak kasar metanol). Ekstrak
nm. Absorbansi blanko, ekstrak kasar metanol kasar metanol buah asam paya ini di partisi
buah asam paya, fraksi metanol dan asam dengan menggunakan pelarut n-heksana dan
skorbat diukur pada t = 0 jam dan t = 24 jam. kloroform. Proses partisi berguna untuk
Asam askorbat digunakan sebagai kontrol positif. memisahkan senyawa antioksidan yang bersifat
Persentase penghambatan oksidasi asam non polar ke dalam pelarut n-heksana,
linoleat dihitung dengan persamaan : selanjutnya mengekstrak senyawa antioksidan
semipolar ke dalam pelarut kloroform, dan fraksi
metanol yang bersifat polar.

51
JKK,Tahun 2014,Volum 3(1), halaman 49-56 ISSN 2303-1077

Pengujian antioksidan dilakukan pada pada ekstrak kasar metanol buah asam paya dan
fraksi polar, fraksi semipolar dan fraksi nonpolar fraksi metanol.
untuk membandingkan aktivitas antioksidan pada Pengujian untuk mengidentifikasi fenolik
setiap fraksi. dilakukan dengan mereaksikan larutan FeCl3
dengan larutan sampel. Senyawa FeCl3 akan
Skrining Fitokimia bereaksi dengan gugus hidroksi pada fenol
Skrining fitokimia dilakukan untuk sehingga membentuk warna biru hitam/ hijau
mengetahui keanekaragaman dari jenis metabolit coklat. Pada penelitian ini hasil positif ditunjukkan
sekunder yang terdapat pada ektrak kasar pada ekstrak kasar metanol buah asam paya.
metanol buah asam paya yang memiliki aktivitas Pengujian saponin dilakukan pada ekstrak
antioksidan tertinggi. Golongan metabolit kasar metanol buah asam paya, fraksi metanol,
sekunder ditentukan dengan melihat perubahan fraksi kloroform dan fraksi n-heksana yang
warna sesuai pereaksi yang digunakan, dikocok dalam tabung reaksi. Sampel positif
pengendapan serta pembentukan busa. Tabel mengandung saponin jika timbul busa setelah
hasil skrining fitokimia pada ekstrak kasar dikocok. Uji positif hanya pada ekstrak kasar
metanol buah asam paya, fraksi metanol, fraksi metanol buah asam paya dan fraksi metanol,
kloroform, dan fraksi n-heksana dapat dilihat sedangkan pada fraksi kloroform dan fraksi n-
pada tabel 1. heksana menunjukkan uji negatif. Timbulnya
busa pada fraksi air disebabkan adanya glikosida
Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak yang mampu membentuk busa dalam air yang
Kasar Metanol Buah Asam Paya, fraksi metanol, terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa
fraksi kloroform, dan fraksi n-heksana. lainnya.
Fraksi
Golongan
Senyawa
Ekstrak Metanol Kloroform n-Heksana Uji Aktivitas Antioksidan
Kasar
Metanol Fungsi utama antioksidan digunakan
Alkaloid sebagai upaya untuk memperkecil terjadinya
Mayer - - - -
Wagner - - - - proses oksidasi dari lemak dan minyak,
Flavonoid + + - - memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam
Fenolik + - - - makanan, memperpanjang masa pemakaian
Saponin + + - - dalam industri makanan, meningkatkan stabilitas
lemak yang terkandung dalam makanan serta
mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi.
Hasil skrining fitokimia menunjukkan
Prinsip metode uji antioksidan adalah
bahwa ekstrak kasar metanol buah asam paya
pengukuran penangkapan radikal bebas sintetik
dan ketiga fraksi (metanol, kloroform, dan n-
dalam pelarut organik polar, yaitu etanol pada
heksana) tidak mengandung golongan senyawa
suhu kamar oleh suatu senyawa yang memiliki
alkaloid. Kandungan flavonoid hanya terdapat
aktivitas antioksidan. Pengujian aktivitas
pada fraksi ekstrak kasar metanol buah asam
antioksidan dari sampel dilakukan secara
paya dan fraksi metanol. Pada uji golongan
spektrofotometri menggunakan larutan
senyawa fenol hanya terdapat pada ekstrak
pembanding berdasarkan kemampuannya dalam
kasar metanol buah asam saja. Sedangkan
mekanisme pengambilan atom hidrogen dari
golongan senyawa saponin hanya terdapat pada
senyawa antioksidan oleh radikal bebas.
ekstrak kasar metanol buah asam paya dan faksi
Senywa 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil yang
metanol.
bereaksi dengan senyawa antioksidan melalui
Pengujian alkaloid memberikan hasil
pengambilan atom hidrogen dari senyawa
negatif dengan metode Mayer dan Wagner
antioksidan untuk mendapatkan pasangan
karena tidak terbentuknya endapan putih pada
elektron akan menghasilkan bentuk tereduksi
uji Mayer dan endapan coklat pada uji Wagner.
difenil pikril hidrazin dan senyawa bukan radikal
Pengujian flavonoid dilakukan dengan
yaitu DPP Hidrazin yang stabil. Adanya
mereduksi flavonoid dengan magnesium dan
penurunan serapan tersebut maka aktivitas
asam klorida pekat sehingga menghasilkan
antioksidan penangkap radikal dapat ditentukan
warna jingga. Penambahan serbuk Mg berfungsi
(Pokorni, 2001). Reaksi antara antioksidan
agar gugus karbonil pada flavonoid berikatan
dengan molekul DPPH dapat dilihat pada
dengan Mg, sedangkan penambahan HCl pekat
gambar 1.
berfungsi untuk membentuk garam flavilium yang
berwarna jingga. Pada penelitian ini pengujian
kandungan flavonoid memberikan hasil positif

52
JKK,Tahun 2014,Volum 3(1), halaman 49-56 ISSN 2303-1077

lebih dari atau sama dengan 50% (Mega dan


Swastini, 2010).

Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dengan


Metode DPPH

Gambar 1. Reaksi DPPH (1,1-difenil-2- Nilai IC50 (μg/mL) Persamaan Garis


pikrilhidrazil) dengan Antioksidan (Prakash dan Ekstrak Kasar 26,828249
Y= 1,508x+9,543
Aruna, 2001) Metanol R2= 0,959
Y = 1,731x+28,65
Pada pengujian antioksidan dengan Fraksi Metanol 12,333911
R2= 0,979
metode DPPH digunakan juga asam askorbat Y = 3,611x+13,14
sebagai pembanding (kontrol positif). Asam Asam Askorbat 10,207699
R2= 0,938
askorbat berfungsi sebagai antioksidan sekunder
dengan cara menangkap radikal bebas dan
mencegah terjadinya reaksi berantai. Metode DPPH menunjukkan bahwa pada
Pengujian aktivitas antioksidan senyawa- larutan ekstrak kasar metanol buah asam paya
senyawa bahan alam atau sintesis dapat memiliki nilai IC50 lebih tinggi dari larutan
dilakukan secara kimia dengan menggunakan pembanding asam askorbat dan fraksi metanol.
DPPH sebagai senyawa radikal bebas yang Hal ini berarti larutan ekstrak kasar metanol
stabil, yaitu dengan melihat proses peredaman buah asam paya memiliki aktivitas antioksidan
pada panjang gelombang maksimum tidak lebih baik dari larutan asam askorbat dan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis yang fraksi metanol. Namun menurut (Ariyanto, 2006),
kemudian akan digunakan untuk mengukur suatu sampel dikatakan memiliki aktivitas
absorbansi larutan sampel dan larutan antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50<50
pembanding. μg/mL.
Setelah larutan sampel maupun larutan Menurut Zuhra, dkk, (2008), semakin kecil
pembanding dicampurkan dengan pereaksi nilai IC50 berarti semakin tinggi aktivitas
DPPH, larutan uji didiamkan selama 30 menit antioksidannya. Secara spesifik suatu senyawa
sebelum diukur absorbansinya. Hal ini bertujuan dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika
agar larutan sampel yang berpotensi sebagai nilai IC50 kurang dari 50 μg/mL, kuat untuk IC50
antioksidan dan larutan pembanding bereaksi bernilai 50-100 μg/mL, sedang jika bernilai 101-
meredam radikal bebas DPPH hingga terjadinya 150 μg/mL dan lemah jika nilai IC50 bernilai 151-
perubahan warna pada larutan sampel dan 200 μg/mL. Sampel yang memiliki nilai IC50 > 200
larutan pembanding tersebut dari warna ungu μg/mL dianggap tidak bersifat antioksidan.
menjadi kuning yang selanjutnya diukur Grafik konsentrasi terhadap kekuatan
absorbansinya pada panjang gelombang 518 nm inhibisi hasil uji aktivitas antioksidan dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. metode DPPH yang dilakukan terhadap
Hasil uji antioksidan dengan metode DPPH beberapa variasi konsentrasi dari ekstrak kasar
dilakukan terhadap beberapa variasi konsentrasi metanol buah asam paya, fraksi metanol, dan
dari sampel tersebut. Berdasarkan data asam askorbat disajikan pada gambar 2.
pengukuran nilai absorbansi maka dapat Pada gambar 2, sumbu y merupakan
dianalsis pengaruh konsentrasi sampel dengan persentase peredaman dan sumbu x sebagai
persentase peredaman, yaitu peningkatan konsentrasi antioksidan. Nilai IC50 dihitung
aktivitas sebanding dengan bertambahnya dengan memasukkan nilai 50% kedalam
konsentrasi. Aktivitas peredaman radikal bebas persamaan regresi linear sebagai sumbu y
biasa nya dinyatakan sebagai persentase kemudian dihitung nilai x sebagai konsentrasi
peredaman dari DPPH dan dapat juga IC50. Nilai b positif menunjukkan kurva nilai
dinyatakan dengan IC50. Nilai IC50 (Inhibition peredaman antioksidan pada sampel merupakan
Concentration) merupakan konsentrasi efektif kurva peningkatan, yaitu setiap konsentrasi
yang dibutuhkan untuk menghambat sebesar bertambah 1 ppm, maka persentase peredaman
50% dari konsentrasi radikal DPPH. Jika meningkat. Nilai R2 menunjukkan keeratan
diperoleh nilai persentase peredaman sebesar hubungan yang signifikan antara konsentrasi
0%, berarti sampel tidak memiliki aktivitas sampel dengan persentase peredaman
antioksidan. Suatu senyawa dikatakan sebagai (Mardawati, dkk., 2008).
antioksidan jika memiliki persentase peredaman

53
JKK,Tahun 2014,Volum 3(1), halaman 49-56 ISSN 2303-1077

120 sebagai antioksidan dan kurang dari 7%


dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak berpotensi
IC50 = 10,207699
100 sebagai antioksidan (Javanmardi et al, 2003).
Pengukuran aktivitas antioksidan dengan
80 metode tiosianat. Prinsip pengujian dengan
IC50 = 12,333911
%Peredaman

60
menggunakan metode tiosianat adalah
IC50 = 26,828249 pengukuran aktivitas antioksidan dalam
40 menghambat terbentuknya senyawa-senyawa
Ekstrak kasar radikal yang bersifat reaktif. Pada metode
metanol
20
Fraksi metanol
tiosianat ini asam linoleat dimasukkan dalam
tabung Eppendorf yang berisi etanol dimana
0
Asam askorbat pada penelitian ini asam linoleat yang digunakan
0 10 20 30 adalah minyak wijen yang juga berperan sebagai
Konsentrasi μg/mL kontrol negatif. Asam linoleat merupakan asam
lemak tak jenuh dengan 2 ikatan rangkap yang
Gambar 2. Kurva regresi linear pada ekstrak mudah mengalami oksidasi menghasilkan
kasar metanol buah asam paya, fraksi metanol, peroksida aktif. Menurut (Yamashita et al., 1992)
dan asam askorbat dengan metode DPPH minyak wijen merupakan minyak yang
bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung
Persamaan linear pada ekstrak kasar jumlah asam lemak tidak jenuh berupa asam
metanol buah asam paya memiliki nilai b positif oleat (omega-9) dan asam linoleat (omega-6)
sebesar 9,543 yang menunjukkan bahwa setiap sebesar 35,5 - 50%, sedangkan asam lemak
konsentrasi bertambah 1 ppm, maka persentase jenuhnya sangat kecil yaitu asam palmitat (7,2-
peredaman meningkat sebesar 9,543. Larutan 12%) dan asam stearat (3,5-6,0%) (Gunstone,
ekstrak kasar metanol memiliki nilai R2 sebesar 2002). Salah satu karakteristik minyak wijen
0,959 dengan nilai IC50 sebesar 26,828249 adalah memiliki stabilitas oksidatif yang tinggi.
μg/mL. Hal ini berarti pada ekstrak kasar metanol Hal ini karena adanya komponen antioksidan
memiliki derajat peredaman sekitar 95% seperti komponen lignan, poliphenol, dan
dipengaruhi oleh konsentrasi sampel yang tokoferol (Kanu et al., 2007 dalam Susanty,
berkontribusi sebagai antioksidan dan kurang 2011).
dari 5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak Larutan sampel yang berisi etanol dan
berpotensi sebagai antioksidan (Javanmardi et asam linoleat kemudian diinkubasi dalam
al, 2003). keadaan gelap pada suhu 25ºC selama 24 jam.
Persamaan linear pada fraksi metanol Inkubasi bertujuan agar asam linoleat dalam
memiliki nilai b positif sebesar 28,65 yang sampel mengalami oksidasi, dimana semakin
menunjukkan bahwa setiap konsentrasi lama waktu inkubasi maka nilai absorbansi pun
bertambah 1 ppm, maka persentase peredaman semakin meningkat. Setelah diinkubasi larutan
meningkat sebesar 28,65. Larutan fraksi metanol sampel ditambahkan larutan FeSO4 dan
memiliki nilai R2 sebesar 0,979 dengan nilai IC50 NH4SCN. Penggunaan larutan tersebut dengan
sebesar 12,333911 μg/mL. Hal ini berarti pada tujuan agar peroksida ini dapat mengoksidasi ion
fraksi metanol memiliki derajat peredaman fero (Fe2+) menjadi ion feri (Fe3+) yang kemudian
sekitar 97% dipengaruhi konsentrasi sampel bereaksi dengan ion tiosianat membentuk
yang berkontribusi sebagai antioksidan dan kompleks feri tiosianat (Fe(SCN)3) yang
kurang 3% dipengaruhi faktor lain yang tidak berwarna merah. Intensitas warna merah ini
berpotensi sebagai antioksidan (Mardawati, dkk, diukur absorbansinya pada panjang gelombang
2008). 500 nm. Semakin tinggi intensitas warna merah
Persamaan linear pada larutan asam menunjukkan bahwa semakin banyak peroksida
askorbat sebagai pembanding memiliki nilai b aktif yang terbentuk. Makin rendah absorbansi
positif sebesar 13,14 yang berarti setiap berarti makin sedikit peroksida yang dihasilkan
konsentrasi bertambah 1 ppm, maka persentase (Endang, dkk, 2006). Penelitian ini digunakan
peredaman meningkat sebesar 13,14. Larutan asam askorbat sebagai kontrol positif karena
asam askorbat memiliki nilai R2 sebesar 0,938 asam askorbat berfungsi sebagai antioksidan
dengan nilai IC50 sebesar 10,207699 μg/mL. hal sekunder dengan cara menangkap radikal bebas
ini berarti pada larutan asam askorbat memiliki dan mencegah terjadinya reaksi berantai.
derajat peredaman sekitar 93% yang dipengaruhi
oleh konsentrasi sampel yang berkontribusi

54
JKK,Tahun 2014,Volum 3(1), halaman 49-56 ISSN 2303-1077

Tabel 3. Hasil Uji Pengukuran Aktivitas Antioksidan dengan Metode Tiosianat


Aktivitas
Uji Uji Blanko Blanko Aktivitas
Blanko Antioksidan
Sampel n ekstrak ekstrak wijen wijen Antioksidan
sampel Rata2(%)
t=0 t = 24 t =0 t = 24 (%)
Ekstrak 1 0,351 0,058 0,492 0,197 0,563 77,32
kasar 75,225
metanol 2 0,337 0,064 0,498 0,191 0,552 73,13
Fraksi 1 0,508 0,001 0,569 0,186 0,573 84,5
85,105
metanol 2 0,512 0,005 0,572 0,182 0,567 85,71
Asam 1 0,783 0,023 0,842 0,153 0,582 91,37
90,975
askorbat 2 0,774 0,019 0,832 0,165 0,579 90,58

Dilihat dari tabel 3, pada asam askorbat Bebas, Thesis, Program Pendidikan S2
(kontrol positif) nilai aktivitas antioksidannya Program Studi Farmasi Institut Teknologi
paling tinggi, yakni 90,975%. Nilai aktivitas Bandung, Bandung.
antioksidan pada ektrak kasar metanol buah Javanmardi, J.; Stushroff, C.; Locke, E.; Vivanco,
asam paya dan fraksi metanol berturut-turut J.M., 2003, Antioxidant Activity and Total
adalah 75,225% dan 85,105%, berarti pada Phenolic Content of Iranian Ocimum
fraksi metanol memiliki daya hambat terhadap Accessions, 83:547-550
peroksida lebih baik daripada ektrak kasar Lenny, S., 2006, Senyawa Terpenoida dan
metanol buah asam paya karena memiliki nilai Steroida, USU Press, Medan
aktivitas antioksidan lebih tinggi. Mardawati, E.; Filianty, F.; dan Marta, H., 2008,
Kajian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit
Manggis (Garcinia mangostana) dalam
SIMPULAN Rangka Pemanfaatan Limbah Kulit
Manggis di Kecamatan Puspahiang
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Kabupaten Tasikmalaya, UnPad Press,
maka dapat disimpulkan bahwa: Bandung
1. Ekstrak kasar metanol buah asam paya Mega, I.M. dan Swastini, D.A., 2010, Screening
(Eleiodoxa conferta Burret) mengandung Fitokimia dan Aktivitas Antiradical Bebas
flavonoid, fenolik dan saponin. Fraksi metanol Ekstrak Metanol Daun Gaharu (Gyrinops
mengandung flavonoid dan saponin. verteegii), J. Kim, 4(2): 187-192
2. Ekstrak kasar metanol buah asam paya dan Prakash, and Aruna, 2001, Medallion
fraksi metanol tergolong antioksidan sangat Laboratories Analytical Progress:
kuat dengan nilai IC50 sebesar 26,828 μg/mL Antioxidant Activity [Online], Vol. 19 (2):
dan 12,334 μg/mL. Sedangkan metode 1-4
tiosianat, aktivitas antioksidan tertinggi pada Pokorni, J.; Yanishlieva, N.; and Gordon, M.,
fraksi metanol sebesar 85,105%. 2001, Antioxidant in Food; Practical
Applications, CRC Press, New York
Silalahi, J., 2006, Makanan Fungsional, Kanisius,
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta
Stine, C.M., Harland, H.A., Coultel, S.T, and
Ariyanto, R., 2006, Uji Aktivitas Antioksidan, Jenness, R., 1953, A modified peroxide
Penentuan Kandungan Fenolik dan test for detection of lipid oxidation in dairy
Flavonoid Total Fraksi Kloroform dan products, J Dairy Sci 37:202-208
Fraksi Air Ekstrak Metanolik Pegagan Sudjadi, 1986, Metode Pemisahan, UGM Press,
(Centella asiatica L. Urban), Fakultas Yogyakarta
Farmasi, Universitas Gadjah Mada Suryati, Hazli Nurdin, Dachriyanus dan Md
(Skripsi). Nordin Hj Lajis, 2009, Profil Fitokimia dan
Departemen Kesehatan, 1995, Materia Medika Aktifitas Antiacetylcholinesterase dari
Indonesia, Jilid VI, Departrmen Daun Tabat Barito (Ficus deltoidea Jack),
Kesehatan Republik Indonesia. J. Ris. Kim. Vol. 2, No. 2, September
Ervina, M, I.S. Soediro, dan S. Kusmardiyani, 2009, 169-173
2001, Telaah Fitokimia Akar lobak Susanty, A., 2011, Karakteristik Minyak Wijen
(Raphanus sativus L. Var, Hortensis (Sesamum indicum L.) Sangrai Selama
Back.) sebagai Penangkap Radikal Tahapan Proses Pemurnian, Fakultas

55
JKK,Tahun 2014,Volum 3(1), halaman 49-56 ISSN 2303-1077

Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Activity in Rats, Nutrient Metabolism, 022-


Mada, Yogyakarta (Tesis). 3166/92, 2440-2446
Vivi, 2012, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Yen, G.C., Cheng, H., Duh, P.D., 1998,
Antioksidan pada Sayuran Lokal Extraction and identification of an
Kalimantan Barat, Universitas antioxidative component from Jue Ming Zi
Tanjungpura, Fakultas Matematika dan (Cassia tora L.) J Agric Food Chem
Ilmu Pengetahuan Alam, Pontianak, 46:820-824
(Skripsi). Zuhra, C.F.; Juliati, B.T.; dan Herlince, S., 2008,
Yamashita,K., Konohara, Mikokatayama,K., and Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid
Onamiki, M., 2002, Sesame Seed dari Daun Katuk (Sauropus androgunus)
Lignans and y-Tocopherol Act (L) Merr.), J. Bio, 3(1): 7-10
Synergistically to Produce Vitamin E

56

Anda mungkin juga menyukai