Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KADAR LOGAM TEMBAGA (Cu) PADA PERMEN SECARA

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

Eny Rahmawati1, Diana Candra Dewi1, Begum Fauziyah2


1
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, Malang Indonesia
2
Jurusan Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, Malang Indonesia

ABSTRAK

Permen yang dijual di pasaran diduga mengandung sejumlah logam berat misalnya
logam tembaga. Dalam penelitian ini, sampel permen didestruksi dengan HNO3,
HNO3/H2SO4 (3:1) dan HNO3/H2SO4/H2O2 (6:2:1) untuk mengetahui zat pengoksidasi terbaik
logam tembaga pada permen. Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar logam tembaga
dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil analisis uji one way anove dengan uji
F menunjukkan bahwa zat pengoksidasi terbaik logam tembaga dalam sampel permen
adalah HNO3/H2SO4. Sementara itu, perolehan kadar logam tembaga pada permen dengan
label A, B, C, D, dan E berturut-turut sebesar 1,72 mg/Kg; 1,69 mg/Kg; 1,57 mg/Kg;
1,71mg/Kg; dan 1,69 mg/Kg. Dengan demikian, kadar logam tembaga pada permen yang
dijual di pasaran masih berada dalam batas aman konsumsi yang ditetapkan oleh SNI.

Kata Kunci: permen, destruksi basah, oksidator, waktu stabilitas, Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA)

PENDAHULUAN Sampel permen dipreparasi dengan


destruksi basah menggunakan zat
Permen adalah salah satu jenis pengoksidasi HNO3, HNO3/H2SO4 (3:1) dan
makanan yang disukai oleh semua kalangan HNO3/H2SO4/H2O2 (6:3:1) [4]. Kristianingrum
baik anak-anak maupun orang dewasa. (2012) mengatakan bahwa untuk
Permen yang diperjualbelikan di pasaran mendapatkan kadar logam yang maksimal,
diindikasikan mengandung logam berat pemilihan jenis asam pengoksidasi terbaik
seperti tembaga. Di Nigeria, kadar logam sangat penting [5].
tembaga pada permen dan cokelat import di Metode SSA merupakan metode yang
Nigeria berkisar dari 3,0 4,2 mg/g (Ochu, tepat untuk pengukuran kadar logam.
2012). Sementara itu, di Turki, kadar logam Kelebihan metode ini yaitu sensitif, akurat,
tembaga pada chewing gums dan permen analisisnya teliti dan cepat, pengerjaannya
berkisar dari 0,219 2,455 g/g (Duran, relatif sederhana dan tidak perlu dilakukan
2009). Sedangkan kadar logam tembaga pemisahan unsur logam dalam
yang dijual disekitaran Sekolah Dasar di pelaksanaannya.
Korea Selatan sebesar 0,7 mg/Kg (Ki-Choel,
2008). METODE PENELITIAN
Kandungan tembaga pada permen Alat dan Bahan
bersumber dari bahan baku berupa gula dan Alat yang digunakan dalam penelitian
air. Kadar logam tembaga pada gula pasir ini adalah seperangkat instrumen
sebesar 0,9375 mg/Kg [1]. Sedangkan Spektrometer Serapan Atom (SSA) merek
kandungan logam tembaga pada air sebesar Varian spectra AA 240, peralatan gelas
0,01 mg/L [2]. Darmono [3] juga laboratorium, neraca analitik merk Kern, hot
menyebutkan bahwa proses pembuatan plate dan magnetic stirrer.
permen menggunakan alat-alat industri yang Bahan yang digunakan dalam
terbuat dari logam juga berkontribusi penelitian ini adalah larutan standar
terhadap terjadinya migrasi logam ke dalam Cu(NO3)2 E Merck, HNO3 p.a, H2SO4 p.a,
bahan pangan. H2O2p.a, dan aquadestila.
Jurnal Farma Sains Vol. 1 (1) Juli 2015 11
Prosedur Penentuan Kadar Logam Tembaga Pada
Pemilihan Sampel Permen dengan Zat pengoksidasi Terbaik
Lima sampel permen dengan merek Preparasi sampel untuk penelitian ini diambil
berbeda di beli di supermarket yang berbeda sebanyak 1 gram masing-masing sampel (A,
di Kota Malang. Masing-masing produk B, C, D dan E) kemudian ditambahkan zat
memiliki kode produksi dan masa kadaluarsa pengoksidasi terbaik. Sampel dipanaskan di
yang sama. atas hot plate pada suhu 100 C selama 3
jam sampai larutan berwarna jernih. Larutan
Pengaturan Alat Spektroskopi Serapan hasil destruksi didinginkan dan dimasukkan
Atom Logam Tembaga ke dalam labu ukur 50 mL lalu
Pengaturan alat Spektroskopi Serapan Atom ditandabataskan dengan HNO3 0,5 M.
varian Spectra AS 240 meliputi panjang Larutan disaring dengan kertas Whatmann
gelombang 324,8 nm, laju alir asetilen pada 42 dan diukur absorbansinya pada panjang
2,0 L/menit, laju udara pada 10,0 L/menit, gelombang 324,8 nm dan dilakukan 3 kali
lebar celah menggunakan variasi 0,5 nm dan pengulangan.
1,0 nm, kuat arus HCl 10,0 A, tinggi burner
2,0 mm. Tabel 1 Variasi zat pengoksidasi
Volu
Pembuatan Kurva Baku Tembaga BeratSam
Zatpengoksidasi me
pel (gr)
Dibuat sederetan larutan standar Cu 0,00 (mL)
mg/L, 0,02 mg/L, 0,04 mg/L, 0,06 mg/L, 0,08 1 LarutanHNO3 30
mg/L dan 0,1 mg/L dengan pengencer HNO3
0,5 M ke dalam labu ukur 50 mL lalu LarutanHNO3/H2SO43:1
1 30
diencerkan sampai tanda batas. Larutan (22,5 ml/ 7,5 mL)
standar dianalisis dengan Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA) merk Varian Spectra LarutanHNO3/H2SO4/H2
AA 240 pada kondisi optimum sehingga 1 O26:2:1 (20 mL/ 6,7 mL/ 30
diperoleh data absorbansi. 3,3 mL)

Penentuan Zat pengoksidasi Terbaik


Kadar Tembaga Pada Permen HASIL DAN PEMBAHASAN
Menggunakan Destruksi Basah Sampel permen dipreparasi dengan
Sebanyak 1 gram sampel permen destruksi basah menggunakan zat
yang telah dihaluskan ditimbang pengoksidasi berupa HNO3, HNO3/H2SO4
menggunakan neraca analitik. Sampel (3:1) dan HNO3/H2SO4/H2O2 (6:2:1).
diletakkan ke dalam beaker glass 100 mL Perlakukan ini bertujuan untuk memutuskan
untuk dilakukan destruksi basah ikatan antara logam dengan senyawa organik
menggunakan larutan HNO3 p.a sebanyak 30 yang terikat dengannya. Metode ini
mL dan zat pengoksidasi yang lain digunakan karena pengerjaannya lebih
ditambahkan ke dalam beaker glass. Lalu sederhana, oksidasi terjadi secara kontinyu
dipanaskan di atas hot plate pada suhu 100 dan cepat serta unsur-unsur yang diperoleh
C selama 3 jam sampai larutan berwarna mudah larut sehingga dapat ditentukan
jernih. Apabila larutan masih berwarna keruh dengan metode analisa tertentu. Metode
maka ditambahkan HNO3 p.a dan zat destruksi basah dilakukan dengan bantuan
pengoksidasi yang lain (sesuai dengan tabel panas yang bertujuan untuk mempercepat
3.1) sebanyak 30 mL. Larutan hasil destruksi proses oksidasi atau perombakan senyawa-
didinginkan dan dimasukkan ke dalam labu senyawa organik [6]. Selama proses
ukur 10 mL lalu ditandabataskan dengan destruksi berlangsung, terjadi pemutusan
HNO3 0,5 M. Larutan sampel yang dihasilkan ikatan antara antara logam dengan senyawa
disaring dengan kertas Whatmann 42 dan organik yang ditandai dengan terbentuknya
diukur absorbansinya pada panjang warna cokelat kemerah-merahan yang
gelombang 324,8 nm. Pengukuran dilakukan merupakan gas NO2. Proses tersebut
sebanyak 3 kali ulangan. digambarkan dengan reaksi berikut:

Jurnal Farma Sains Vol. 1 (1) Juli 2015 12


M-(CH2O)x + HNO3 M-(NO3)x (aq) + Penggunaan asam tunggal seperti
CO2(g) + NO(g) + H2O(l) asam nitrat dalam destruksi dapat dilakukan.
Sementara itu, penambahan H2SO4 Hal itu terjadi karena asam nitrat merupakan
dan H2O2 berfungsi untuk membantu proses asam pengoksidasi yang mengandung ion
destruksi yang dilakukan oleh HNO3 agar nitrat yaitu suatu oksidator sangat kuat
senyawa-senyawa organik sampel dapat sehingga dapat dengan mudah melepaskan
terdekomposisi secara sempurna. ion hidrogen yang dimilikinya [7].
Penentuan zat pengoksidasi terbaik Penambahan asam sulfat dalam
dilakukan dengan mencampurkan masing- larutan ini berfungsi sebagai oksidator kuat
masing sampel permen A, B, C, D, dan E. dimana asam ini akan bekerja dengan baik
Selanjutnya sampel ditambahkan dengan zat bila larutan asamnya pekat dan dalam
pengoksidasi berupa HNO3 sebanyak 30 mL, lingkungan yang panas. Penggunaan
HNO3/H2SO4 (22,5 mL/ 7,5 mL) dan kombinasi asam sebagai agen digesti lebih
HNO3/H2SO4/H2O2 (20 mL/ 6,7 mL/ 3,3 mL). menguntungkan jika dibandingkan dengan
Data yang diperoleh kemudian asam tunggal. Kombinasi asam akan
dianalisis dengan one way anova memberikan kekuatan asam yang lebih baik
menggunakan uji F pada taraf signifikansi khususnya dalam melarutkan logam-logam
sebesar 95 %. Berdasarkan hasil uji F, yang terdapat dalam sampel organik dan
diperoleh F tabel dan F hitung masing- mendegradasi sampel organik.
masing sebesar 5,14 dan 73,961. Artinya F penambahan asam peroksida pada
hitung > F tabel. Dengan demikian, maka variasi ketiga tidak memberikan kekuatan
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh asam yang jauh lebih besar dibandingkan
yang signifikan antara jenis zat pengoksidasi dengan zat pendestruksi pada variasi kedua.
terhadap perolehan kadar logam tembaga Hal ini dapat ditinjau juga berdasarkan
yang dihasilkan. Berikut adalah grafik yang perbandingan kompoisis volume yang
menunjukkan perbedaan pengaruh ketiga digunakan. Komposisi volume zat
jenis zat pengoksidasi terhadap perolehan pendestruksi pada variasi ketiga
kadar logam tembaga yang digunakan dalam (HNO3/H2SO4/H2O2)yaitu 20 mL/ 6,7 mL/ 3,3
analisis permen. mL. Sementara itu, komposisi pada variasi
kedua, HNO3/H2SO4 yaitu 22,5 mL/ 7,5 mL.
Dengan demikian, jumlah asam peroksida
yang digunakan pada variasi ketiga hanya
sebesar 3,3 mL. Jumlah penambahan asam
peroksida ini tidak terlalu besar dibandingkan
dengan zat pengoksidasi HNO3 dan H2SO4
sehingga tidak memberikan hasil yang jauh
lebih baik ketika menggunakan campuran zat
pengoksidasi HNO3 dan H2SO4 (3:1). Namun,
jika dibandingkan dengan penggunaan asam
tunggal, maka penggunaan zat pengoksidasi
HNO3/H2SO4/H2O2 jauh lebih baik.
Hasil analisis kadar logam tembaga
pada permen menggunakan zat pengoksidasi
HNO3/H2SO4 (3:1) disajikan pada Tabel 2.
Gambar 1. Grafik perbedaan pengaruh ketiga
jenis zat pengoksidasi terhadap perolehan Tabel 2. Kadar Logam Tembaga Pada
kadar logam tembaga. Permen
Jenis permen Kadar rata-rata logam
Ket: tembaga (mg/Kg)
Variasi I = HNO3(30 mL) A 1,720,072
Variasi II = HNO3/H2SO43:1 (22,5 ml/ 7,5 mL) B 1,690,0322
VariasiIII = HNO3/H2SO4/H2O26:2:1 (20 mL/ C 1,570,02
6,7 mL/ 3,3 mL) D 1,710,108
E 1,690,04

Jurnal Farma Sains Vol. 1 (1) Juli 2015 13


Peraturan pemerintah mengenai 3. Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem
kadar logam tembaga yang diperbolehkan Biologi Makhluk Hidup. Jakarta:
untuk dikonsumsi telah diatur melalui SNI Universitas Indonesia Press.
(Satuan Standar Nasional) yaitu sebesar 2,0
4. Ki-Cheol, K.; Yong-Bae, P.; Myung-Jin, L;
mg/Kg. Dari hasil analisis yang dilakukan
diketahui bahwa permen yang dijual di Kota Jung-Beom, K.; Jeng-Weon, H.; Dae-
Malang berada dalam ambang batas aman Hwan, K.; Jung-Bok, L.; dan Jong-Chan,
sehingga layak untuk dikonsumsi K. 2008. Levels of Heavy Metals In Candy
Packages And Candies Likely to be
KESIMPULAN Consumed by Small Children. Food
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan Reaseach International, 41: 411-418.
bahwa zat pengoksidasi terbaik logam
5. Duran, A.; Tuzen, M.; danSoylak, M. 2009.
tembaga pada sampel permen dengan
destruksi basah adalah larutan HNO3/H2SO4 Trace Metal Contents In Chewing Gums
(3:1).Sedangkan kadar logam tembaga pada And Candies Marketed In Turkey. Journal
permen merek A, B, C, D dan E of Environment MonitAssa.
menggunakan zat pengoksidasi HNO3/H2SO4 6. Ochu, J.O.; Uzairu, A.; Kagbu. J.A.; Gimba,
dengan perbandingan volume 22,5 mL/ 7,5 C.E.; danOkunola, O.J. 2012. Evaluation
mL sebesar 1,72 mg/Kg; 1,69 mg/Kg; 1,57 Of Some Heavy Metals in Imported
mg/Kg; 1,71 mg/Kg; dan 1,69 mg/Kg.
Chocolate and Candies Sold In Nigeria.
DAFTAR PUSTAKA Journal of Food ResearchVol. 1, No.3.
1. Annisa, D. 2012. Penentuan Suhu dan Canadian Center of Science and
Waktu Terbaik Determinasi Kadar Logam Education.
Tembaga dalam Gula Pasir Dengan 7. Kristianingrum, S. 2012. Kajian Berbagai
Metode Microwave Digestion Proses Destruksi Sampel Dan Efeknya.
Menggunakan Spektrofotometri Serapan Laporan Hasil Prosiding Seminar.
Atom. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Yogyakarta: Universitas Negeri
Jurusan Kimia Fakultas Saintek UIN Maliki Yogyakarta.
Malang.
2. Prihatiningsih, W. K. 2007. Penetapan
Kadar Tembaga (Cu) PadaSampel Air
DenganMetodeSpektrofotometri di
Laboratorium PDAM Tirtanadi Medan.
TugasAkhir. Medan: FakultasFarmasi
USU.

Jurnal Farma Sains Vol. 1 (1) Juli 2015 14

Anda mungkin juga menyukai