Anda di halaman 1dari 7

Lulu Purwaningrum, S.Sn.,M.T.

Pemanfaatan Limbah Kain Batik Kauman Sebagai Textile Untuk Interior

PEMANFAATAN LIMBAH KAIN BATIK KAUMAN


SEBAGAI TEXTILE UNTUK INTERIOR

Oleh :
Lulu Purwaningrum S.Sn.,M.T.

Abstrak

Kampung Batik Kauman telah dicanangkan sebagai kampung wisata dengan salah satu
wisata andalanya kerajinan batik. Banyak penduduknya yang berkecimpung dalam
dunia batik, baik itu pedagang, produsen maupun penjahit.Namun belum semua
penduduknya merasakan imbas secara ekonomi terhadapnya.Dari produksi batik
kauman menghasilkan limbah kering, yaitu kain perca dalam jumlah yang cukup besar,
yang belum mempunyai nilai ekonomi tinggi.. Desain produk dari kain batik Kauman
juga membutuhkan inovasi baik dari segi kegunaan maupun estetikanya, yang
kebanyakan digunakan untuk baju. Kain perca yang melimpah dapat menjadi bahan
baku dalam inovasi desain terutama sebagai tekstil interior. Produk inovasi desain di
Kauman ini diharapkan dapat menjadi diversivikasi produk dari yang telah ada,
sehingga menambah pendapatan baik bagi produsen Kauman, penduduk setempat
yang sebagian menjadi penjahit lepas, atau penduduk Kauman lain yang belum
bersinggungan sama sekali dengan industri batik Kauman namun punya keinginan
kesana.

Kata Kunci : Kain Batik, Limbah dan Textile Interior

PENDAHULUAN dari banyak penduduknya yang


berkecimpung dalam dunia batik, baik itu
Batik kauman dalam produksinya sebagai pengusaha, pengrajin, penjahit,
menghasilkan limbah kering, yaitu kain ataupun pedagang batik. Perusahaan batik di
perca dalam jumlah yang cukup besar. kauman antara lain : Batik Al-Hilal, Batik
Terdapat 30 pengusaha batik di kampung berlian, Batik Bunga Mawar, Batik Dakon
Kauman. Tiap pengusaha kira-kira Mas, Batik Griya Jawi, Batik Kauoman,
berproduksi 30 kodi (1 kodi = 20 potong Batik Mutiara Timur, dan masih banyak
produk) per minggu. Jika masing-masing lagi.Pada mulanya penduduk Kauman hanya
produk mengasilkan limbah potongan sisa bermata pencaharian sebagai abdi dalem
jahitan maka sangat banyak sekali limbah ulama, keahlian membatik yang diajarkan
kain perca yang dihasilkan oleh seluruh oleh keraton merangsang timbulnya iklim
pengusaha batik di Kauman. Limbah perca wirausaha di Kauman. Seiring dengan
yang dihasilkan selama ini belum perkembangan jaman dan kebutuhan,
termanfaatkan dengan baik. Biasanya keraton tidak mungkin dapat memenuhi
digunakan untuk lap atau dibuang dan semua kebutuhan abdi dalem secara
dimanfaatkan bebas oleh pengrajin- keseluruhan. Kemudian para abdi dalem di
pengrajin jahit. Sebagai catatan, proses Kauman melakukan aktifitas produktif, batik
menjahit kain batik selain dikerjakan di adalah usaha yang paling memungkinkan
workshop pengusaha, sebagian dijahit oleh bagi mereka. Hal tersebut terus dilestarikan
penjahit lepas di dalam kampung kauman secara turun temurun sampai sekarang.
dan di luar kampung kauman. Komoditi batik, terutama batik
Kampung kauman sebagai kampung kauman ini selain motif pakem Hermansyah
wisata batik kauman, memang tidak terlepas (2006), perlu inovasi untuk motif (dari

JKB No. 08. Th. V. Januari 2011


24
Lulu Purwaningrum, S.Sn.,M.T. Pemanfaatan Limbah Kain Batik Kauman Sebagai Textile Untuk Interior

motif pakemnya) maupun desain terapan Akhir dari penyatuan kain-kain perca
textile nya sehingga tidak ketinggalan tersebut, kemudian diaplikasilan sebagai
dengan textile lain yang terus dalam inovasi- tekstil untuk interior. Dipilihnya desain
inovasi. Kain perca sebagai limbah kering untuk aplikasi tekstil interior, karena
yang melimpah dari sisa produksi yang sebagian besar hasil produksi dari batik
belum termanfaatkan dapat menjadi bahan kauman adalah baju. Sangat sedikit sekali
baku dalam inovasi desain, sehingga tercipta produk tekstil interior dan kalaupun ada
bentuk baru yang unik yaitu kain yang desainnya kurang inovatif. Quilting pada
berasal dari batik kauman. Pemanfaatan mulanya menjadi populer mulai abad 18
limbah kain jahit yaitu kain-kain perca 19, seperti sekarang kain dibuat dari kain-
untuk tekstil interior, diharapkan dapat kain kecil digabung bersama dalam blok
menambah pendapatan bagi perusahaan juga kotak, dijahit pada desain dasar kain
penduduk setempat yang sebagian menjadi berukuran besar. Di Amerika pada saat itu
penjahit dari peruasahaan-perusahaan yang membuat quilting biasanya untuk musim
ada di wilayah kampung Kauman ini. dingin diaplikasikan pada baju. Tepatnya
Textil merupakan material mulai tahun 1968 quilting dimulai di
pendukung yang penting pada desain Appalachian hills, sebagai bagian dari
interior yang lengkap. Textil memberikan program anti kemiskinan, yang juga disebut
kelembutan, fleksibilitas ruang, memberikan kerajinan Dakota. (Kerwin,1975)
kesan kuat, memberikan kesan ruang Yang menjadi mitra dalam VUCER
lembut, nyaman, dan tampak manusiawi. kali ini pada awal perencanaanya adalah
Dengan tingkat warna, tekstur, dan kualitas, CV. Batik Gunawan Setiawan. milik H.
textil dapat memberikan desain yang Gunawan Setiawan, S.E. Pemilihan mitra
memungkinkan. (Pile, 1986). Textil inerior pada CV. Gunawan Setiawan di antara
yaitu kain muncul dalam ruangan berupa beberapa pengrajin dan pengusaha batik di
bahan penutup kursi, sofa pemanis sebagai Kauman adalah dikarenakan pemiliknya,
dan drapery atau korden. sprei dan taplak. bapak Gunawan adalah ketua paguyuban
(Pile, 1986). Kampung Wisata Batik Kauman, sehingga
Dalam pengabdian ini ditawarkan pengabdian ini diharapkan nantinya menjadi
teknik Quilting untuk penyatuan kain perca percontohan ataupun teknik baru yang bisa
dengan pertimbangan desain yang baik dikembangkan di semua pengrajin ataupun
untuk megolah atau menyatukan kain-kain pengusaha batik di Kauman.
perca limbah kain jahit yang selama ini Dalam pelaksanaanya, pengabdian
belum menjadi bahan baku untuk komoditi. ini diikuti oleh beberapa pengrajin, beberapa
Salah satu karakter tekstil interior adalah pengusaha dan beberapa masyarakat
dengan quilting yaitu tehnik kerajinan setempat, yang memang akan berperan
dengan menghadirkan beberapa jenis langsung ikut andil melestarikan produksi
permukaan kain (layer).(Pile, 1986). batik di kampung batik Kauman dan belum
Quilting secara sederhana adalah 2 layer terlibat secara intens dalam promosi
(permukaan lembar) kain dijahit bersama kampung batik Kauman. CV. Batik
dengan layer kaun atau polyster sebagai Gunawan Setiawan tidak dapat terlibat aktif
pengisi antara keduanya. Teknik quilting dalam pengabdian ini dikarenakan kendala
merupakan teknik bagaimana teknis dimana jadwal pengabdian ini
menggabungkan potongan-potongan kain berbarengan dengan proyek pemerintah
menjadi satu sehingga menjadi bentuk baru mengkspose batik dan kampung batik
yang diinginkan. Jadi tekstil yang dihasilkan kauman sebagai kekayaan kota Solo.
dari teknik quilting dapat dimanfaatkan Berbagai acara promosi dan pameran yang
untuk hiasan dinding, bad cover dan sprei sangat menyita perhatian sehingga seluruh
tempat tidur, taplak meja, sarung bantal, pegawai CV. Gunawan setiawan
textil pembatas ruang dan korden. terkonsentrasi untuk itu. Bahkan beberapa

JKB No. 08. Th. V. Januari 2011


25
---
---
Lulu Purwaningrum, S.Sn.,M.T. Pemanfaatan Limbah Kain Batik Kauman Sebagai Textile Untuk Interior

perusahaan yang pada awalnya tertarik d. Meningkatkan ekspor karena produk


mengikuti pengabdian ini, tidak bisa dianggap unik
mengikuti karena kendala teknis yang sama. e. Modal bahan baku mudah dan murah
Meskipun demikian untuk prospek produksi karena merupakan limbah yang belum
ke depan perusahaan-perusahaan yang termanfaatkan
belum bisa ikut serta, bisa menindak lanjuti f. Mensukseskan kampung kauman sebagai
pada peserta yang sudah mengikuti program kampung wisata batik, sehingga omset
Vucer ini, mengingat semua peserta secara penjualan batik secara umum di kampung
otomatis masih dalam Paguyuban Kampung ini pun dapat meningkat
Batik Kauman, karena mereka adalah
penduduk Kauman juga. DAMPAK SOSIAL SECARA
Tujuan pengabdian masyarakat ini NASIONAL
adalah :
a. Perusahaan dan pengrajin yang Produk aplikasi untuk tekstil interior
bersangkutan dapat memanfaatkan kain dari kain perca limbah kering sisa produksi
perca limbah kering sisa jahitan untuk jahitan kain batik Kauman ini dapat
tekstil interior sebagai diversivikasi berkolaborasi atau dimanfaatkan oleh:
produk sehingga dapat meningkatkan a. Perusahaan-perusahaan furniture yang ada
omset perusahaan di Indonesia maupun luar negeri sebagai
b. Perusahaan dan pengrajin yang bahan alternatif tekstil furniture
bersangkutan dapat menerapkan desain b. Konsultan dan Kontraktor interior di
kain perca yang telah disatukan untuk Indonesia maupun luar negeri sebagai
tekstil interior sehingga mempunyai nilai bahan alternatif untuk tekstil pada desain
jual yang tinggi baik untuk pasar interiornya
domestik maupun ekspor c. Hotel-hotel yang ada Indonesia, sehingga
Harapan secara ekonomis setelah dapat mengenalkan batik Indonesia pada
terciptanya produk aplikasi untuk tekstil aplikasi tekstil interiornya dengan desain
interior dari kain perca limbah kering sisa yang unik kepada pengunjung domestik
produksi jahitan kain batik Kauman ini maupun asing
adalah : Yang akhirnya dari pemanfaatan
a. Peningkatan penghasilan perusahaan pengabdian ini dapat mengangkat nama
b. Diversivikasi produksi yang mempunyai bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
nilai jual tinggi berbudaya tinggi.
c. Membuka peluang usaha masyarakat
sekitar

JKB No. 08. Th. V. Januari 2011


26
Lulu Purwaningrum, S.Sn.,M.T. Pemanfaatan Limbah Kain Batik Kauman Sebagai Textile Untuk Interior

KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

Kondisi produksi
Masalah Produksi Kerajinan Batik Kerajinan Batik di
Kauman Kampung Batik Kauman
- Desain konvensional, - banyak pengrajin
kebanyakan untuk baju batik
- Diversivikasi produk untuk - terdapat limbah kain
meningkatkan penjualan batik sisa jahitan

Perlu Inovasi Usulan pengabdian Pemanfaatan kain


Desain dengan menguntungkan batik limbah
modal sedikit UKM maupun jahitan dengan
tidak hanya masyarakat memberdayakan
pada tekstil baju setempat pengrajin
setempat

USULAN PENGABDIAN

PEMANFAATAN LIMBAH KAIN BATIK KAUMAN


SEBAGAI TEXTILE UNTUK INTERIOR

METODE Pelatihan
YANG
DITAWAR
KAN
Pendampingan
pembuatan produk

Pendataan Produk

Evaluasi Produk

PEMBUATAN LAPORAN VUCER

Kerangka Penyelesaian Masalah

PELAKSANAAN KEGIATAN Metode penyelesaian masalah


sebagai berikut :
Realisasi Penyelesaian Masalah 1. Memberi pelatihan desain dengan
pertimbangan estetika yang bagus dalam
Seluruh peserta pengabdian ini dapat penyatuan kain-kain perca dengan teknik
dikelompokkan menjadi dua yaitu pertama quilting yang diaplikasikan untuk
para pengrajin lepas, yang memang biasa tekstile interior kepada karyawan
menerima jahitan dan yang punya perusahaan maupun pengrajin jahit
ketrampilan menjahit. Kedua, para pedagang masyarakat sekitar. Diselenggarakan
Batik di Kampung Batik Kauman yang pada tanggal 26 Juni 2009 di balai
kadang memproduksi baju batik. Rincian 2. Membentuk perkumpulan kelompok
peserta terlampir di halaman lampiran dalam pengrajin quilting kain perca limbah
laporan ini. batik Kauman baru, dari seluruh peserta

JKB No. 08. Th. V. Januari 2011


27
Lulu Purwaningrum, S.Sn.,M.T. Pemanfaatan Limbah Kain Batik Kauman Sebagai Textile Untuk Interior

pelatihan. Dan di bagi dalam 4 kelompok bantal, penutup meja, hiasan dinding dan
kerja penutup sandaran kursi.
3. Memberikan pendampingan produksi, Sasaran yang pada awalnya adalah
mengevaluasi dan merevisi hasil UKM Gunawan Muhammad dialihkan ke
pekerjaan yang kurang memenuhi masyarakat luas Kampung Batik Kauman
standart mutu yang berkompeten, terutama para pengrajin
4. Memberikan pendampingan gambaran dan pengusaha-pengusaha yang lain. Kendala
pemasaran dan sasaran komsumen teknis dari CV. Batik Gunawan
dilanjutkan dengan pemantauan tes pasar menyebabkan khalayak sasaran pengabdian
dengan menitipkan produk pada ini dialihkan. Namun dengan pengalihan
showroom salah satu anggota peserta vucer ini, justru lahir kelompok
5. Mengikutsertakan produk pengrajin pengrajin baru dengan keahlian membuat
pada pameran interior pada jurusan patchwork dan quilting yang sebelumnya
desain interior UNS belum ada di kampung Kauman ini.
Sedangkan tahapan produksi kain- Kelompok pengrajin baru yang berlatar
kain perca menjadi sebuah produk tekstil belakang penjahit murni (belum punya usaha
adalah sebagai berikut: batik) dapat memperoleh wawasan baru
1. Kain perca limbah kering dari jahitan tentang produk alternatif kain batik dan
dikumpulkan dari penjahit-penjahit, bahkan lebih lanjut mempunyai gambaran
dipilah dan dikelompokkan berdasar dan wawasan tentang pemasaran produk.
jenis kain dan motifnya Sedang kelompok pengrajin yang berlatar
2. Ditentukan jenis aplikasi interior dari belakang pengusaha batik mempunyai
hasil penyatuan kain perca wawasan produk alternatif baru yang bisa
3. Dibuat desain perca dari limbah kain diproduksi dan dipasarkan.
yang telah dikelompokkan, yaitu dengan Seluruh peserta dibagi dalam 4
membuat pola-pola yang akan kelompok. Masing-masing kelompok mampu
diterapkan untuk textil interior menghasilkan produk sesuai yang telah
4. Menggunting atau merapikan perca yang ditargetkan membuat 2 produk untuk tekstil
ada sesuai dengan pola interior sesuai hasil pelatihan. Bahkan
5. Pembuatan patchwork (penyatuan kain beberapa kelompok menghasilkan produk
perca) dengan jarum pentul dan dijahit dengan jumlah melampaui target. Sesuai
diantaranya, kemudian dilanjutkan jadwal yang telah ditentukan didampingi,
dengan membuat quilting (menjahit dievaluasi hasil produk yang dihasilkan, dan
tindas dan disatukan dengan busa diadakan dialog dengan para pengrajin
penguat dibawah patchwork yang telah tersebut mengenai penentuan harga produk
jadi) dengan mesin jahit dan bagaimana teknik dan tempat pemasaran
6. Perapian jahitan dan Penambahan yang layak untuk produk tersebut. Dari
aksesories untuk mempercantik produk produk yang sudah lolos evaluasi dipasarkan
aplikasi interior pada kios salah satu dari anggota dan
7. Patchwork dan quilting limbah batik beberapa dibeli langsung oleh end user.
Kauman siap digunakan sebagai penutup Dalam pelaksanaan vucer ini terdapat
meja (looper) hambatan yang terjadi antara lain :
HASIL KEGIATAN a. Jadwal UKM Batik Kauman yang padat,
Dari kegiatan pengabdian vucer ini, antara lain Solo Batik Karnifal serta
berhasil diterapkanya teknologi pathcwork kegiatan promosi, penjualan dan
dan quilting untuk menyelesaikan pengembangan lain sehingga tidak semua
permasalahan tidak termanfaatkanya limbah UKM berperan serta dalam pengabdian
kain batik sisa industri tekstil di Kampung ini.
Batik Kauman. Hasil akhir produk adalah b. Hasil produk yang belum begitu sempurna
berbagai tekstil interior, antara lain sarung dan ragamnya yang belum beragam

JKB No. 08. Th. V. Januari 2011


28
Lulu Purwaningrum, S.Sn.,M.T. Pemanfaatan Limbah Kain Batik Kauman Sebagai Textile Untuk Interior

c. Peserta kurang mempunyai wawasan Kauman, tujuan berbelanja wisatawan


pemasaran hasil dari produk yang telah mancanegara dan lokal
dihasilkan mengingat produk yang 2. Kain limbah batik Kauman masih banyak
dihasilkan tergolong produk dengan yang terbuang secara percuma atau kalau
inovasi desain tinggi (bukan produk dimanfaatkan belum mempunyai nilai
koden/pasaran) dan tentunya tidak bisa jual tinggi
dijual di sembarang tempat atau tidak bisa 3. Masyarakat Kauman pada umumnya
dijual dengan harga murah masih banyak yang belum terlibat dalam
d. Kesibukan masing-masing peserta baik itu program Kampung Batik Kauman. Atau
kesibukan pribadi maupun kesibukan masyarakat Kauman secara umum belum
bisnis masing-masing yang mereka sendiri merasakan imbas secara ekonomi dengan
mempunyai target-targetyang harus adanya pencanangan Kampung Batik
dicapai dalam waktu yang sama dengan Kauman
program ini 4. Masyarakat Kauman pada umumnya
e. Dana dan waktu yang kurang memadahi sangat mendukung program
yang dapat digunakan untuk program pengembangan diri maupun
lanjutan supaya hasil produk bisa pengembangan Kampung Kauman,
dipasarkan dan dianalisa hasil terlihat dari antusiasme mereka
pemasaranya atau dibuat rencana mengikuti pelatihan ini, sehingga perlu
pemasaran yang lebih baik. Dari analisa tindak lanjut dari kegiatan ini dengan
pemasaran bisa muncul ide-ide baru lebih terprogram dan tersistematis,
desain yang lebih diminati pasar, atau sehingga peserta dapat mensinkronkan
mengevaluasi dari produk terdahulu dengan jadwal pribadi maupun
f. Tidak semua pelaku batik di kauman perusahaan masing-masing
adalah produsen atau mereka ada yang Saran
hanya berdagang. Sehingga perlu waktu Dari pengabdian ini, dapat dirumuskan
yang lebih untuk mendata berapa dari beberapa saran antara lain :
pelaku batik dikampung batik Kauman 1. Perlu adanya inovasi-inovasi desain
yang berperan sebagai produsen dan untuk mengembangkan produk tekstil
menghasilkan perca yang bisa diolah lagi. batik Kauman, baik dari praktisi desain
Dalam mengatasi masalah b dan c maka maupun masyarakat akademis
menjelang berakhirnya program ini peserta 2. Perlu pemanfaatan kain limbah batik
diikutkan pada pelatihan manajemen Kauman dengan perencanaan yang lebih
pemasaran dan peningkatan estetika produk matang dan tersistematis, sehingga tidak
yang displit dengan pengabdian masyarakat terbuang secara percuma bahkan
dengan pendanaan sehingga wawasan mempunyai nilai jual yang tinggi jika
tentang pemasaran dan estetika dari peserta didesain serius
meningkat. 3. Perlu pelibatan masyarakat Kauman
Kesimpulan dalam program Kampung Batik Kauman
Kesimpulan yang diperoleh dari untuk lebih mensukseskanya. Sehingga
kegiatan pengabdian Pemanfaatan Limbah mereka merasakan imbas secara ekonomi
Kain Batik Kauman sebagai Textile Untuk dengan adanya pencanangan Kampung
Interior di Kampung Batik Kauman, Batik Kauman.
Surakarta, adalah sebagai berikut : 4. Perlunya tindak lanjut dari kegiatan ini
1. Inovasi-inovasi desain diperlukan untuk dengan lebih terprogram dan tersistematis
mengembangkan produk tekstil batik dengan perencanaan lebih matang dan
Kauman, mengingat Kauman telah target jangka panjang.
dicanangkan sebagai Kampung Batik

JKB No. 08. Th. V. Januari 2011


29
Lulu Purwaningrum, S.Sn.,M.T. Pemanfaatan Limbah Kain Batik Kauman Sebagai Textile Untuk Interior

Daftar Pustaka

Kerwin, Karlotta. 1975. Traditional Favourites. Time Inch. London


Pile, John F. 1986. Interior Design.
Pusponegoro, dkk. 2007. Kauman : Religi, tradisi dan Seni

30 JKB No. 08. Th. V. Januari 2011

Anda mungkin juga menyukai