Oleh :
Lulu Purwaningrum S.Sn.,M.T.
Abstrak
Kampung Batik Kauman telah dicanangkan sebagai kampung wisata dengan salah satu
wisata andalanya kerajinan batik. Banyak penduduknya yang berkecimpung dalam
dunia batik, baik itu pedagang, produsen maupun penjahit.Namun belum semua
penduduknya merasakan imbas secara ekonomi terhadapnya.Dari produksi batik
kauman menghasilkan limbah kering, yaitu kain perca dalam jumlah yang cukup besar,
yang belum mempunyai nilai ekonomi tinggi.. Desain produk dari kain batik Kauman
juga membutuhkan inovasi baik dari segi kegunaan maupun estetikanya, yang
kebanyakan digunakan untuk baju. Kain perca yang melimpah dapat menjadi bahan
baku dalam inovasi desain terutama sebagai tekstil interior. Produk inovasi desain di
Kauman ini diharapkan dapat menjadi diversivikasi produk dari yang telah ada,
sehingga menambah pendapatan baik bagi produsen Kauman, penduduk setempat
yang sebagian menjadi penjahit lepas, atau penduduk Kauman lain yang belum
bersinggungan sama sekali dengan industri batik Kauman namun punya keinginan
kesana.
motif pakemnya) maupun desain terapan Akhir dari penyatuan kain-kain perca
textile nya sehingga tidak ketinggalan tersebut, kemudian diaplikasilan sebagai
dengan textile lain yang terus dalam inovasi- tekstil untuk interior. Dipilihnya desain
inovasi. Kain perca sebagai limbah kering untuk aplikasi tekstil interior, karena
yang melimpah dari sisa produksi yang sebagian besar hasil produksi dari batik
belum termanfaatkan dapat menjadi bahan kauman adalah baju. Sangat sedikit sekali
baku dalam inovasi desain, sehingga tercipta produk tekstil interior dan kalaupun ada
bentuk baru yang unik yaitu kain yang desainnya kurang inovatif. Quilting pada
berasal dari batik kauman. Pemanfaatan mulanya menjadi populer mulai abad 18
limbah kain jahit yaitu kain-kain perca 19, seperti sekarang kain dibuat dari kain-
untuk tekstil interior, diharapkan dapat kain kecil digabung bersama dalam blok
menambah pendapatan bagi perusahaan juga kotak, dijahit pada desain dasar kain
penduduk setempat yang sebagian menjadi berukuran besar. Di Amerika pada saat itu
penjahit dari peruasahaan-perusahaan yang membuat quilting biasanya untuk musim
ada di wilayah kampung Kauman ini. dingin diaplikasikan pada baju. Tepatnya
Textil merupakan material mulai tahun 1968 quilting dimulai di
pendukung yang penting pada desain Appalachian hills, sebagai bagian dari
interior yang lengkap. Textil memberikan program anti kemiskinan, yang juga disebut
kelembutan, fleksibilitas ruang, memberikan kerajinan Dakota. (Kerwin,1975)
kesan kuat, memberikan kesan ruang Yang menjadi mitra dalam VUCER
lembut, nyaman, dan tampak manusiawi. kali ini pada awal perencanaanya adalah
Dengan tingkat warna, tekstur, dan kualitas, CV. Batik Gunawan Setiawan. milik H.
textil dapat memberikan desain yang Gunawan Setiawan, S.E. Pemilihan mitra
memungkinkan. (Pile, 1986). Textil inerior pada CV. Gunawan Setiawan di antara
yaitu kain muncul dalam ruangan berupa beberapa pengrajin dan pengusaha batik di
bahan penutup kursi, sofa pemanis sebagai Kauman adalah dikarenakan pemiliknya,
dan drapery atau korden. sprei dan taplak. bapak Gunawan adalah ketua paguyuban
(Pile, 1986). Kampung Wisata Batik Kauman, sehingga
Dalam pengabdian ini ditawarkan pengabdian ini diharapkan nantinya menjadi
teknik Quilting untuk penyatuan kain perca percontohan ataupun teknik baru yang bisa
dengan pertimbangan desain yang baik dikembangkan di semua pengrajin ataupun
untuk megolah atau menyatukan kain-kain pengusaha batik di Kauman.
perca limbah kain jahit yang selama ini Dalam pelaksanaanya, pengabdian
belum menjadi bahan baku untuk komoditi. ini diikuti oleh beberapa pengrajin, beberapa
Salah satu karakter tekstil interior adalah pengusaha dan beberapa masyarakat
dengan quilting yaitu tehnik kerajinan setempat, yang memang akan berperan
dengan menghadirkan beberapa jenis langsung ikut andil melestarikan produksi
permukaan kain (layer).(Pile, 1986). batik di kampung batik Kauman dan belum
Quilting secara sederhana adalah 2 layer terlibat secara intens dalam promosi
(permukaan lembar) kain dijahit bersama kampung batik Kauman. CV. Batik
dengan layer kaun atau polyster sebagai Gunawan Setiawan tidak dapat terlibat aktif
pengisi antara keduanya. Teknik quilting dalam pengabdian ini dikarenakan kendala
merupakan teknik bagaimana teknis dimana jadwal pengabdian ini
menggabungkan potongan-potongan kain berbarengan dengan proyek pemerintah
menjadi satu sehingga menjadi bentuk baru mengkspose batik dan kampung batik
yang diinginkan. Jadi tekstil yang dihasilkan kauman sebagai kekayaan kota Solo.
dari teknik quilting dapat dimanfaatkan Berbagai acara promosi dan pameran yang
untuk hiasan dinding, bad cover dan sprei sangat menyita perhatian sehingga seluruh
tempat tidur, taplak meja, sarung bantal, pegawai CV. Gunawan setiawan
textil pembatas ruang dan korden. terkonsentrasi untuk itu. Bahkan beberapa
Kondisi produksi
Masalah Produksi Kerajinan Batik Kerajinan Batik di
Kauman Kampung Batik Kauman
- Desain konvensional, - banyak pengrajin
kebanyakan untuk baju batik
- Diversivikasi produk untuk - terdapat limbah kain
meningkatkan penjualan batik sisa jahitan
USULAN PENGABDIAN
METODE Pelatihan
YANG
DITAWAR
KAN
Pendampingan
pembuatan produk
Pendataan Produk
Evaluasi Produk
pelatihan. Dan di bagi dalam 4 kelompok bantal, penutup meja, hiasan dinding dan
kerja penutup sandaran kursi.
3. Memberikan pendampingan produksi, Sasaran yang pada awalnya adalah
mengevaluasi dan merevisi hasil UKM Gunawan Muhammad dialihkan ke
pekerjaan yang kurang memenuhi masyarakat luas Kampung Batik Kauman
standart mutu yang berkompeten, terutama para pengrajin
4. Memberikan pendampingan gambaran dan pengusaha-pengusaha yang lain. Kendala
pemasaran dan sasaran komsumen teknis dari CV. Batik Gunawan
dilanjutkan dengan pemantauan tes pasar menyebabkan khalayak sasaran pengabdian
dengan menitipkan produk pada ini dialihkan. Namun dengan pengalihan
showroom salah satu anggota peserta vucer ini, justru lahir kelompok
5. Mengikutsertakan produk pengrajin pengrajin baru dengan keahlian membuat
pada pameran interior pada jurusan patchwork dan quilting yang sebelumnya
desain interior UNS belum ada di kampung Kauman ini.
Sedangkan tahapan produksi kain- Kelompok pengrajin baru yang berlatar
kain perca menjadi sebuah produk tekstil belakang penjahit murni (belum punya usaha
adalah sebagai berikut: batik) dapat memperoleh wawasan baru
1. Kain perca limbah kering dari jahitan tentang produk alternatif kain batik dan
dikumpulkan dari penjahit-penjahit, bahkan lebih lanjut mempunyai gambaran
dipilah dan dikelompokkan berdasar dan wawasan tentang pemasaran produk.
jenis kain dan motifnya Sedang kelompok pengrajin yang berlatar
2. Ditentukan jenis aplikasi interior dari belakang pengusaha batik mempunyai
hasil penyatuan kain perca wawasan produk alternatif baru yang bisa
3. Dibuat desain perca dari limbah kain diproduksi dan dipasarkan.
yang telah dikelompokkan, yaitu dengan Seluruh peserta dibagi dalam 4
membuat pola-pola yang akan kelompok. Masing-masing kelompok mampu
diterapkan untuk textil interior menghasilkan produk sesuai yang telah
4. Menggunting atau merapikan perca yang ditargetkan membuat 2 produk untuk tekstil
ada sesuai dengan pola interior sesuai hasil pelatihan. Bahkan
5. Pembuatan patchwork (penyatuan kain beberapa kelompok menghasilkan produk
perca) dengan jarum pentul dan dijahit dengan jumlah melampaui target. Sesuai
diantaranya, kemudian dilanjutkan jadwal yang telah ditentukan didampingi,
dengan membuat quilting (menjahit dievaluasi hasil produk yang dihasilkan, dan
tindas dan disatukan dengan busa diadakan dialog dengan para pengrajin
penguat dibawah patchwork yang telah tersebut mengenai penentuan harga produk
jadi) dengan mesin jahit dan bagaimana teknik dan tempat pemasaran
6. Perapian jahitan dan Penambahan yang layak untuk produk tersebut. Dari
aksesories untuk mempercantik produk produk yang sudah lolos evaluasi dipasarkan
aplikasi interior pada kios salah satu dari anggota dan
7. Patchwork dan quilting limbah batik beberapa dibeli langsung oleh end user.
Kauman siap digunakan sebagai penutup Dalam pelaksanaan vucer ini terdapat
meja (looper) hambatan yang terjadi antara lain :
HASIL KEGIATAN a. Jadwal UKM Batik Kauman yang padat,
Dari kegiatan pengabdian vucer ini, antara lain Solo Batik Karnifal serta
berhasil diterapkanya teknologi pathcwork kegiatan promosi, penjualan dan
dan quilting untuk menyelesaikan pengembangan lain sehingga tidak semua
permasalahan tidak termanfaatkanya limbah UKM berperan serta dalam pengabdian
kain batik sisa industri tekstil di Kampung ini.
Batik Kauman. Hasil akhir produk adalah b. Hasil produk yang belum begitu sempurna
berbagai tekstil interior, antara lain sarung dan ragamnya yang belum beragam
Daftar Pustaka