PEMISAHAN MEKANIK
ACARA : PEMISAHAN DENGAN FILTRASI-KRISTALISASI
DISUSUN OLEH
Nama : Fitriyanti
NIM : 021190047
Plug/Kelompok : C/4
Hari,tanggal/Jam : Selasa,19 Oktober 2021/14.00-16.00
Asisten : Rizqi Ahmad Nurbuwono
DISUSUN OLEH
Nama : Fitriyanti
No Mahasiswa : 021190047
Disetujui,
Asisen Pembimbing
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun laporan
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK dengan judul “pemisahan dengan filtrasi-
kristalisasi” sebagai hasil pengamatan, kami juga menyampaikan terima kasih kepada
:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kemudahan dan kelancaran bagi
kami.
2. Rizqi Ahmad Nurbuwono selaku asisten laboratorium yang telah membimbing
selama jalannya praktikum dari awal sampai akhir.
3. Kelompok praktikum yang telah saling bekerja sama dalam melakukan
praktikum.
4. Dan teman-teman kami yang telah membantu dalam praktikum dan
menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas semester ganjil, yaitu semester
tiga D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan “Veteran” Yoyakarta. Laporan
praktikum ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami meminta maaf atas
kesalahan penulisan maupun perhitungan dalam laporan ini, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk lebih baik dalam kedepannya untuk membuat
laporan.
Penulis
Fitriyanti
BAB I
PENDAHULUAN
Konsumsi gula Indonesia sebesar 5,3 juta ton per tahun. Konsumsi tersebut
terdiri dari konsumsi rumah tangga sebesar 2,8 juta ton dan untuk bahan baku
industri makanan dan minuman sebesar 2,5 juta ton. Dengan pertumbuhan industri
makanan minuman ratarata tumbuh diatas 8 % per tahun tercatat dari 2011 hingga
2014, kebutuhan gula untuk industri di Indonesia akan terus meningkat. Produksi
gula berasal dari bahan baku tebu, diolah menjadi nira tebu dan selanjutnya menjadi
gula kristal melalui beberapa Langkah proses.
(Spencer, 2014)
(Geankoplis, 1993)
(Earle, 1983)
Garam (NaCl) atau natrium klorida merupakan zat mineral yang sangat
penting bagi kesehatan manusia dan hewan, serta industri. Bentuk mineral halit ,
atau garam batu, kadang-kadang disebut garam biasa untuk membedakannya dari
kelas senyawa kimia yang disebut garam .
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal
yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida (>80%)
serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium
klorida, dan lain-lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang
berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan
titik lebur pada tingkat suhu 8010C.
Garam natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan
unsur iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) yang merupakan padatan
kristal berwarna putih, berasa asin, tidak higroskopis dan apabila
(Irma.2013)
1. Filtrasi (Penyaringan)
Dalam industri, filtrasi ini meliputi beragam operasi mulai dari penapisan
sederhana sampai separasi yang amat rumit. Fluidanya mungkin berupa zat
cair atau gas, arus yang berharga mungkin fluidanya, tetapi bisa pula zat
padatnya, atau bahkan kedua-duanya. Terkadang tidak ada diantara
keduanya yang berharga, seperti limbah padat yang harus dipisahkan dari
limbah cair sebelum dibuang. Dalam filtrasi industri, kandungan zat padat
dapat mencapai jumlah yang sangat tinggi.
Filter klarifikasi.
Filter ini dikenal juga sebagai filter hamparan tebal (deep bed filter),
karena partikel-partikel zat padat diperangkap di dalam medium filter dan
biasanya tidak ada lapisan zat padat yang terlihat dari permukaan medium.
Filter ini biasanya digunakan untuk memisahkan zat padat yang
kuantitasnya kecil dan menghasilkan gas yang bersih atau zat cair yang
bening, seperti minuman. Klarifikasi berbeda dengan penapisan karena pori
medium filter ini jauh lebih besar dari diameter partikel yang harus
dipisahkan. Pertikel-pertikel itu ditangkap oleh gaya-gaya permukaan dan
dibuat tidak bisa bergerak di dalam saluran aliran dan walaupun
mengakibatkan diameter efektif saluran itu menjadi lebih kecil, namun
biasanya tidak sampai menyebabkan saluran itu buntu.
1) Debit Filtrasi
2) Konsentrasi Kekeruhan
4) Kristalisasi (Penguapan)
1. Gelas beker
2. Pengaduk
3. Erlenmeyer
4. Corong
5. Kertas saring
6. Kompor
2 1. Pengaduk
3 2. Gelas beker
3. Larutan garam
4 4. Kompor listrik
Menimbang garam
III.1.HASIL PENGAMATAN
III.2.ANALISA PERHITUNGAN
Menghitung % yield
7,8 gram
% yield = 𝑥 100%
15 gram
% yield = 52 %
III.3 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan pemisahan dengan filtrasi dan
kristalisasi. Bahan utama yang dipakai adalah garam. Tujuan dari praktikum ini
adalah memurnikan garam dari zat pengotornya sehingga perlu dihitung persen
kadar garam yang dihasilkan.
Garam dilarutkan dalam aquades agar memudahkan dalam penyaringan. Pada
praktikum ini dilakukan dengan Teknik filtrasi gravitasi jenis cones dikarenakan
larutan yang dipisahkan mengalir jatuh menuju medium filter yakni kertas saring
dengan bantuan gaya gravitasi dan tekanan pada filtrat pun tekanan atmosfer.
Sebelum disaring tidak diperlukan pula pemanasan filtrat yang diinginkan
(larutan garam yang murni) tidak mengendap dalam kertas saring. Selain itu,
medium filternya berupa kertas saring biasa bukan jenis khusus karena besar filtrat
tidaklah kecil dan oengotor mampu tertahan di kertas saring.
Untuk memperoleh bentuk garam yang bisa dikonsumsi, larutan garam ini
harus diubah fasenya menjadi solid dengan bentuk butir-butir halus sehingga mudah
dipakai. Larutan garam ini hanya terdiri dari dua komponen, yakni H2O dan garam
yang terlarut. Sehingga dua komponen ini bisa dipisahkan dengan pemisahan satu
tahap,salah satunya kristalisasi.
Setelah mendapat filtrat yang lebih murni dibanding awalnya,larutan garam ini
dihilangkan kadar airnya dengan cara pemanasan. Hasil yang diperoleh adalah
butiran kristal garam berwarna putih. Inilah yang disebut proses kristalisasi.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan diperhitungkan, didapatkan
bahwa persen yield yang dihasilkan dari filtrasi-kristalisasi garam sebesar 52 %. Ini
artinya produk garam yang didapat dari proses filtrasi- kristalisasi belum memenuhi
standar SNI 3556:2016.
Kualitas garam yang dikelola secara tradisional pada umumnya harus diolah
kembali untuk dijadikan garam konsumsi maupun untuk garam industri. Pembuatan
garam dapat dilakukan dengan beberapa kategori berdasarkan perbedaan kandungan
NaCl nya sebagai unsur utama garam. Jenis garam dapat dibagi dalam beberapa
kategori seperti; kategori baik sekali, baik dan sedang. Dikatakan berkisar baik sekali
jika mengandung kadar NaCl >95%, baik kadar NaCl 90–95%, dan sedang kadar
NaCl antara 80–90% tetapi yang diutamakan adalah yang kandungan garamnya di
atas 95%. Berdasarkan parameter tersebut,hasil persen yield praktikum kali ini yaitu
garam kategori baik dan persen yield dapat dikatakan layak dan sesuai standar.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
a. Pemisahan garam dari kotorannya dilakukan filtrasi Teknik gravitasi metode
filter cones dan kristalisasi larutan garam dilakukan dengan pemanasan sehingga
dihasilkan garam yang siap dipakai.
b. Proses pemisahan garam dari zat pengotornya dengan cara filtrasi- kristalisasi
menghasilkan persen yield sebesar 52 %.
DAFTAR PUSTAKA
McCabe W.L., Smith J.C., and Harriot P, “Operasi Teknik Kimia”, Edisi Keempat,
Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1990, Hal : 394.
LAMPIRAN