Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

LAPORAN PENDAHULUAN

MODUL PRAKTIKUM : MODUL 5 KALORIMETER


TANGGAL PRAKTIKUM : 2 JANUARI 2021
ASISTEN PRAKTIKUM : ....................................................................
FAKULTAS/JURUSAN : Teknik / Teknik Elektro
NAMA PRAKTIKAN : Muhammad Rifky Putra Kusuma
NIM / KELOMPOK : 2211201047 / Kelompok 4
REKAN KERJA : NIM NAMA
: 2211201065 / Rifki Reynaldi Ramadhan
: 2211203001 / Syamsi Fauzi Azhar
: 2211201051 / Diki Sutiawan
: 2211201075 / Tommi Jekklin Siburian
: 2211201074 / Raden Zaki Fauzan
: 2211201068 / Muhammad Abil Fiterzon
: 2211201050 / Ahmad Arham Jamalu

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAAS JENDERAL ACHMAD YANI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan:
1. Mampu menentukan kalor lebur es
2. Mampu menentukan panas jenis suatu benda berdasarkan Azas Black

1.2 ALAT-ALAT
1. Satu set kalorimeter dan pengaduknya
2. Thermometer
3. Stopwatch
4. Bongkah es batu secukupnya
5. Benda yang akan diukur kalor jenisnya
6. Neraca teknis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI PENUNJANG

Apabila dua benda yang berlainan temperaturnya disentuhkan, maka benda yang
lebih panas akan memberikan sebagian panasnya kepada benda yang lebih rendah
temperaturnya, sampai akhirnya dicapailah temperatur akhir yang sama
(kesetimbangan temperatur).
Satuan yang dipakai pada perpindahan panas adalah kalori, yang didefinisikan
sebagai “Jumlah panas yang dibutuhkan oleh setiap1 gram air untuk menaikkan
temperatur 1oC”.

Apabila ke dalam kalorimeter yang berisi air dimasukkan benda yang berbeda
temperaturnya (misal lebih panas), akan terjadi aliran panas dari benda ke
kalorimeter dan air.
Setelah dicapai keadaan setimbang, maka :

W1 c1 (T4 – T1) + W2 c2 (T4 – T2) = W3 c3 (T3 – T4) (1)


Di mana:
W1, W2, W3 =Berat kalorimeter, berat air dan berat
benda c1, c2, c3 =Kalor jenis kalorimeter, air dan
benda
T1, T2, T3 =Temperatur awal kalorimeter, air dan
benda
T4 = Temperatur akhir kalorimeter, air dan benda setelah

Dicapai kesetimbangan

Bila yang dimasukkan ke dalam kalorimeter tersebut adalah bongkah es yang


kalor leburnya P, berat G, maka persamaan (1) menjadi :

W1 c1 (T4 – T1) + W2 c2 (T4 – T2) = P G -W3 c3 (T3 – T4) (2)


2.2 TEORI TAMBAHAN
2.2.1 Pengertian Kalorimeter

Kalorimeter adalah alat untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada
suatu perubahan atau reaksi kimia. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara
adiabatik, yaitu tidak ada kalor yang keluar atau masuk dari kalorimeter.
Kalorimetri adalah proses pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau
dilepaskan pada suatu reaksi kimia dalam suatu eksperimen.

Data-data perubahan entalpi reaksi yang terdapat pada tabel merupakan


hasil perhitungan kalorimetri. Dengan menggunakan kalorimetri kita dapat
menentukan apa jenis reaksi yang terjadi, apakah reaksi tersebut endoterm
ataupun eksoterm. Kalorimetri yang sederhana ialah proses mengukur perubahan
suhu air atau larutan sebagai akibat dari suatu reaksi kimia dalam suatu wadah
terisolasi.

2.2.2 Prinsip Kerja Kalorimeter

Prinsip kerja kalorimeter berdasarkan azas black yang berbunyi “kalor


yang dilepas oleh benda panas sama dengan kalor yang diterima oleh benda
dingin”. Jadi ketika dua buah benda didekatkan satu sama lainnya maka akan
terjadi perpindahan kalor dari benda panas ke benda dingin hingga mencapai suatu
kesetimbangan termal atau mencapai suhu setimbang.

Dalam kasus kalorimeter, bagian benda yang panas adalah wadah


penampung sampel yang akan memberikan panas, sedangkan bagian benda dingin
adalah benda yang akan menerima panas tersebut, biasanya berupa air.

Pada sistem tertutup kekekalan energi panas dapat dituliskan sebagai berikut:
Besaran-besaran yang biasanya digunakan pada persamaan atas adalah:

Q = banyaknya kalor (J)

m = massa zat (kg)

c = kalor jenis zat (J/kgoC)

∆T = perubahan suhu (oC)

C = kapasitas kalor suatu zat (J/oC)

2.2.3 Jenis-Jenis Kalorimeter


Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis kalorimeter, terdiri atas:

2.2.3.1 Kalorimeter Larutan

Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah


kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor
yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor
reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan
ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh di pasaran.

Kalor yang timbul pada reaksi akan diterima ataupun diserap oleh
sekeliling (lingkungan). Jadi terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
atau sebaliknya. Apabila kita memandang larutan yang diuji sebagai sistem maka
seluruh aspek diluar sistem disebut lingkungan termasuk juga dewar pada gambar
di atas.

Jadi tidak seluruhnya kalor yang terlibat dipindahkan dari larutan ke air
atau penerima panas, akan tetapi juga akan dipindahkan ke tempat kalorimeter
tersebut. Sehingga perhitungannya menjadi:

Keterangan:

m= massa zat

c = kalor jenis zat penerima panas

C = kapasitas kalor kalorimeter

ΔT = Perubahan suhu

2.2.2.2 Kalorimeter Bom


Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam
O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Satu hal yang perlu
diperhatikan dalam kalorimeter bom adalah kalorimeter bom adalah jenis
kalorimeter volume tetap. Sehingga dalam perhitungan tidak ada perubahan
volume (usaha termodinamika = 0).

Sejumlah sampel ditempatkan sebuah tabung di dalam kalorimeter, lalu pada


tabung tersebut dialirkan oksigen dengan tekanan tinggi (25 atm). Untuk
melakukan pembakaran (ignition), digunakan aliran listrik. Aliran listrik akan
membakar sampel dengan oksigen berlebih. Kalor yang dilepas akan diserap oleh
air sekitar sekaligus dengan wadahnya.

Tentu saja dalam perhitungan akan dilakukan koreksi, sehingga dilakukan


kalibrasi kalorimeter. Koreksi tersebut meliputi input energi listrik, penyusutan
kawat, pembentukan asam akibat oksidasi. Jadi pembakaran sempurna untuk
senyawa yang mengandung S dan N biasanya akan terjadi perubahan pH.

Perhitungan pada kalorimeter bom hampir mirip dengan kalorimeter larutan yaitu:
Namun, apabila dikaitkan dengan hukum-hukum termodinamika, maka
perhitungannya:

 Kalorimeter bersifat adiabatis, kalor tidak ada yang keluar masuk dari
kalorimeter. (Q = 0)
 Tidak ada usaha karena volume konstan (W=0)

 Larutan dipandang sebagai sistem.

Sebelum dilakukan pengukuran, biasanya kalorimeter bom dikalibrasi terlebih


dahulu dengan menggunakan asam benzoat. Kawat yang mengalirkan arus listrik
biasanya mengalami penyusutan. Maka perhitungannya:

Setelah Cv kalorimeter telah diketahui maka dapat dilakukan pengukuran entalpi


pembakaran dari sampel.
Contoh Kalorimeter Bom

Kalorimeter 1271 menawarkan tingkat yang tiada bandingnya otomatisasi dengan


dua kemampuan unik:

1. FULL AUTOMATIC Bom Penanganan

Bom dibuka dan ditutup secara otomatis oleh pneumatik drive di bawah
mikroprosesor kontrol. Operator hanya mamasukan sampel ke kepala bom,
menempel sebuah kapas bantu rangkaian sekering dan menutup penjaga
keamanan. Semua operasi kemudian dilanjutkan secara otomatis sampai akhir
tes,ketika kalorimeter bom membuka dan melepaskan keselamatan penjaga bagi
operator untuk menyisipkan sampel berikutnya.

2. Diperluas Untuk A Dual Sistem

Melayani laboratorium dengan volume suara tinggi pengujian beban, Kalorimeter


1271 dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diperluas untuk mencakup dua
kalorimeter terpisah,mekanisme beroperasi dengan satu control, sehingga
memberikan redundansi serta tambahan kapasitas. Dual operasi dicapai dengan
menambahkan Kalorimeter 1272 Ekspansi, Modul dasar 1271 Sistem.

Contoh Perhitungan Kalorimeter

Terdiri atas:
1. Suatu kalorimeter bom berisi 250 ml air yang suhunya 25 oC, kemudian dibakar
200mg gas metana. Suhu tertinggi yang dicapai air dalam kalorimeter = 35o Jika
kapasitas kalor kalorimeter = 75 J/oC dan kalor jenis air = 4,2 J/g oC. Berapakah
entalpi pembakaran (ΔHc) dari gas metana?

ΔHc = -11250 J (tanda minus menandakan kalor keluar dari sistem ke lingkungan)
untuk 200 mg gas metana.

BM CH4 = 16

Maka, mol metana = 0,2/16 = 0,0125 mol.

ΔHc untuk satu mol adalah = (-11250 J/ 0,0125) = -900 k

BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 CARA KERJA

Gambar 1. Skema Percobaan

3.1.1 Kalor Lebur Es

1. Timbang bejana kalorimeter dan bejana pengaduknya dengan ketelitian


yang maksimal. Bila pada pengaduk terdapat gagang yang terbuat dari
bahan lain, harap dilepas dahulu.

2. Isikan air ke dalam bejana kalorimetetr sampai  ¾ nya. Timbang


bejana kalorimeter dan pengaduk yang telah berisi air dengan teliti.

3. Masukkan kalorimeter ke dalam bejana pelindung dan tutuplah


kalorimeter. Pasangkan thermometer, sehingga hanya bola yang terisi
air raksa saja yang tercelup dalam air. Jangan terlalu dekat dengan
dasar bejana. Diamkan sebentar sambil dibaca suhunya dan timbang
beratnya.

4. Ambillah beberapa bongkah es batu, kemudian timbang dengan neraca


teknis.
5. Masukkan bongkahan es tersebut ke dalam bejana kalorimeter, lalu
tutuplah kalorimeter beserta thermometernya dengan hati-hati. Sambil
diaduk bacalah suhunya setiap 30 detik sampai suhu tidak mengalami
perubahan lagi.

6. Timbanglah berat akhir kalorimeter.

3.1.2 Campuran Air dengan Air Panas

1. Kosongkan dan keringkan kalorimeter dengan pengaduknya

2. Timbang bejana kalorimeter dan bejana pengaduknya.

3. Isikan air ke dalam bejana kalorimeter sampai  1/4 nya. Timbang


bejana kalorimeter dan pengaduk yang telah berisi air dengan teliti.

4. Masukkan kalorimeter ke dalam bejana pelindung dan tutuplah


kalorimeter. Pasangkan thermometer, sehingga hanya bola yang terisi
air raksa saja yang tercelup dalam air. Jangan terlalu dekat dengan
dasar bejana. Diamkan sebentar sambil dibaca suhunya dan timbang
beratnya.

5. Ambillah gelas kimia, keringkan dan timbang beratnya.

6. Isilah gelas kimia dengan air, kemudian timbang berat keseluruhan


gelas dan air.

7. Panaskan gelas berisi air hingga mendidih. Catat suhu air.

8. Masukkan air panas tadi ke dalam kalorimeter. Tutuplah kalorimeter


beserta thermometernya dengan hati-hati. Sambil diaduk bacalah
suhunya setiap 30 detik sampai suhu tidak mengalami perubahan lagi.

9. Timbanglah berat akhir kalorimeter.


3.1.3 Kalor Jenis Benda

1. Kosongkan dan keringkan kalorimeter dengan pengaduknya

2. Timbang bejana kalorimeter dan bejana pengaduknya.

3. Isikan air ke dalam bejana kalorimeter sampai  1/4 nya. Timbang


bejana kalorimeter dan pengaduk yang telah berisi air dengan teliti.

4. Masukkan kalorimeter ke dalam bejana pelindung dan tutuplah


kalorimeter. Pasangkan thermometer, sehingga hanya bola yang terisi
air raksa saja yang tercelup dalam air. Jangan terlalu dekat dengan
dasar bejana. Diamkan sebentar sambil dibaca suhunya dan timbang
beratnya.

5. Timbanglah massa benda yang akan diukur kalor jenisnya dengan


neraca teknis.

6. Isilah gelas kimia dengan air, kemudian masukkan benda dan panaskan
gelas hingga air mendidih. Catat suhu air mendidih (sama dengan suhu
benda).

7. Masukkan benda tadi ke dalam kalorimeter. Tutuplah kalorimeter


beserta thermometernya dengan hati-hati. Sambil diaduk bacalah
suhunya setiap 30 detik sampai suhu tidak mengalami perubahan lagi.

8. Timbanglah berat akhir kalorimeter.

9. Ulangi langkah 2-8 dengan benda yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

Halliday, Resnick, Silaban dan Sucipto, Fisika, Erlangga


Sears, Zemansky, University Physics

Sutrisno, Gie; Seri Fisika Dasar; Penerbit ITB, dosenpendidikan.


Ruang guru, genius, kampus, Rahmat Effendi
TUGAS PENDAHULUAN
Jawablah soal-soal berikut sebagai bagian dari teori untuk laporan
pendahuluan!
1. Apakah yang disebut dengan kalor jenis dan kalor lebur?

Jawab : Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diserap atau


diperlukan oleh 1 gram zat untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Kalor
jenis juga diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk melepas
atau menerima kalor.

Kalor Lebur adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat


untuk mengubah dari wujud padat menjadi cair pada titik leburnya.

2. Buktikan persamaan (1) dan (2).

3. Sebutkan bunyi Azas Black!

 Jika dua buah benda dengan suhu yang berbeda dicampurkan,


maka benda yang lebih panas akan memberi kalor pada benda
yang lebih dingin hingga suhu keduanya sama.
 Jumlah kalor yang diserap oleh benda dingin sama dengan
jumlah kalor yang dilepas oleh benda panas.
 Benda yang didinginkan akan melepas kalor yang sama besar
dengan kalor yang diserap bila benda tersebut dipanaskan.

Anda mungkin juga menyukai