Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM MA/SMA


Tentang
KONSEP DASAR KURIKULUM

Kelompok 1
VIVI SUCI RAMADHANI (1814040001)
NENENG SAPITRI (1814040006)
AFDAL SABRI HAQ (1814040025)

Dosen Pengampu:
Yulia, M.Pd

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA A


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan
karunianyalah kami mampu menyelesaikan makalah Telaah Kurikulum MA/SLTA. Makalah
ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum MA/SLTA
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
memiliki kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan dalam penulisan makalah selanjutnya.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari bapak dosen, orang tua
dan rekan-rekan semua. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kasih sayangnya kepada
semua pihak yang begitu baik dan tulus atas segala hal yang diberikan kepada kami.
Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
menambah wawasan tentang materi tersebut yang tidak lepas dalam belajar mengajar mata
kuliah matematika sebagai bidang ilmu pengetahuan.

Padang, Februari 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 1
C. Tujuan.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................. 2
A. Pengertian Kurikulum................................................ ......... 2
B. Komponen Kurikulum......................................................... 4
C. Fungsi Kurikulum................................................................ 5
D. Perubahan Kurikulum......................................................... 7
E. Pengembangan Kurikulum.................................................. 9
BAB III PENUTUP........................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses
pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan
amburadul dan tidak teratur. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat pendidikan. Kurikulum
menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan
kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu
ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah
dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang
terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam kaitannya dengan usaha membenahi masalah-masalah pendidikan
aspek kurikulum mendapat sentuhan terlebih dahulu. Hal ini bukan berarti aspek yang
lain tidak mendesak untuk ditinjau ulang. Yang menjadi pertanyaan di sini mengapa
kurikulum? Karena kurikulum dipandang sebagai perangkat pendidikan yang akan
membawa arah pendidikan itu sendiri. Kurikulum bagaikan jarum kompas di tengah
gelombang yang menimbulkan ketidakpastian seorang guru dan peserta didik di
tengah samudra pendidikan yang sangat luas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kurikulum ?
2. Apa saja Komponen Kurikulum?
3. Apa saja Fungsi Kurikulum?
4. Bagaimana Perubahan Kurikulum bisa terjadi?
5. Bangaimana Pengembangan Kurikulum bisa terjadi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum
2. Untuk mengetahui komponen kurikulum
3. Untuk mengetahui fungsi kurikulum
4. Untuk mengetahui bagaimana perubahan kurikulum terjadi
5. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan kurikulum terjadi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa latin yang mempunyai kata dasar currere,
secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start dan
batas finish. Dalam kosa kata Arab, istilah kurikulum dikenal dengan kata manhaj
yang berarti jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada
berbagai kehidupannya (al-Syaibany, 1997: 478 pada Khaeruddin, 2007: 24).
Secara historis, istilah kurikulum pertama kalinya diketahui dalam kamus
Webster (Webster Dictionary) tahun 1856. Pada mulanya istilah kurikulum digunakan
dalam dunia olah raga, yakni suatu alat yang membawa orang dari start sampai ke
finish. Kemudian pada tahun 1955, istilah kurikulum dipakai dalam bidang
pendidikan, dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan.Dalam bahasa
arab, kurikulum sering disebut dengan istilah al-manhaj, berarti jalan terang yang
dilalui manusia dalam kehidupannya. Istilah tersebut jika dikaitkan dengan
pendidikan, berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan peserta
didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.
Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 19,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan. Dalam pandangan lama (tradisional), kurikulum merupakan
kumpulan sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari
oleh siswa. Pandangan ini menekankan pengertian kurikulum pada segi isi. Dari
pengertian ini dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
disajikan guru kepada siswa untuk mendapatkan ijazah atau naik tingkat. Pengertian
kurikulum ini,sama dengan rencana pelajaran di sekolah, yang disajikan guru kepada
murid. Kurikulum semacam ini, tidak lebih dari daftar singkat mengenai sasaran dan
isi pendidikan yang diajarkan di sekolah atau program silabus atau pokok bahasan
yang akan diajarkan.Dalam pandangan yang muncul kemudian (modern), penekanan
terletak pada pengalaman belajar. Dengan titik tekan tersebut, kurikulum diartikan

2
sebagai segala pengalaman yang disajikan kepada para siswa dibawah pengawasan
atau pengarahan sekolah.
Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan
hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa
yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal
juga kegiatan kurikuler yang tidak formal. Kegiatan kurikuler yang tidak formal ini
sering disebut ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.Berikut ini beberapa pengertian
kurikulum menurut para pakar, yaitu:
1. John franklin Bobbit (1918), menjelaskan kurikulum sebagai mata pelajaran.
2. Caswell dan Campbell (1935), kurikulum merupakan seluruh pengalaman dari
anak yang berada dalam pengawasan guru.
3. Edward A. Krug (1957), kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk
mencapai / melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.
4. Menururt Hilda Taba (1962), kurikulum adalah rencana pembelajaran.
5. Schubert (1986), kurikulum merupakan mata pelajaran, program kegiatan
pembelajaran yang direncanakan, hasil pembelajaran yang diharapkan, agenda
rekonstruksi sosial, dan reproduksi kebudayaan.
6. Layton (1989), kurikulum dipengaruhi oleh sistem sosial politik, ekonomi,
rasional, teknologi, moral, keagamaan, dan keindahan.

Dari sejumlah pendapat di atas dapat disimpulkan, kurikulum adalah semua


pengalaman, kegiatan, dan pengetahuan murid di bawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau guru. Pengertian kurikulum ini memberikan implikasi pada
program sekolah bahwa semua kegiatan yang dilakukan murid dapat memberikan
pengalaman belajar. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meliputi kegiatan di dalam
kelas, seperti kegiatan dalam mengikuti proses belajar - mengajar (tatap muka),
praktek keterampilan, dan sejenisnya, atau kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan
pramuka, wisata karya, kunjungan ke tempat-tempat wisata/sejarah, peringatan hari-
hari besar nasional dan keagamaan, dan sejenisnya. Bahkan, semua kegiatan yang
berhubungan dengan pergaulan antara murid dengan guru, murid dengan murid,
murid dengan petugas sekolah, dan pengalaman hidup murid sendiri. Tegasnya,
pengertian kurikulum ini mengandung cakupan yang luas, karena meliputi semua
kegiatan murid, pengalaman murid, dan semua pengaruh baik fisik maupun non fisik
terhadap pertumbuhan dan perkembangan murid.

3
B. Komponen Kurikulum
Para pemikir pendidikan mempunyai perbedaan ragam dalam menentukan
jumlah komponen kurikulum. Subandijah membagi komponen kurikulum menjadi
lima yaitu: tujuan, isi, strategi, media, dam proses. Sedangkan menurut Nasution
komponen kurikulum ada empat yaitu : tujuan, bahan pelajaran, proses, dan penilaian.
Berikut ini akan di uraikan secara singkat mengenai komponen-komponen tersebut.
1. Komponen tujuan
Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan.yaitu hal yang
ingin dicapai secara keseluruhan, yang meliputi :
a. Tujuan domain kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada pengembangan akal
dan intelektual peserta didik.
b. Tujuan domain afektif yaitu tujuan yang mengarah pada penggerakan hati
nurani para peserta didik.
c. Tujuan domain psikomotor yaitu tujuan yang menngarah pada pengembangan
ketrampilan jasmani peserta didik.
2. Komponen isi dan struktur progam atau materi
Komponen isi dan struktur progam atau materi merupakan bahan yang
diprogamkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Uraian
bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap
belajar mengajar dikelas oleh pihak guru. Isi atau materi berupa materi-materi
bidang studi, seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan sebagainya.
Bidang-bidang tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur
pendidikan yang ada. Bidang-bidang tersebut biasanya telah dicantumkan dalam
struktur program kurikulum sekolah yang bersangkutan.
3. Komponen media atau sarana dan prasarana
Media merupakan sarana perantara dalam mengajar. Sarana dan prasarana atau
media merupakan alat bantu untuk memudahkan pendidik dalam mengaplikasikan
isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Ketepatan memilih alat media merupakn suatu hal yang penting
dikarenakan akan mempengaruhi daya tangkap peserta didik.
4. Komponen strategi belajar mengajar
Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik perlu memahami suatu
Strategi. Strategi menujuk pada sesuatu pendekatan (approach), metode (method),
dan peralatan mengajar yang diperlukan. Strategi mempunyai arti komprehensif

4
yang mesti dipahami dan diupayakan untuk pengaplikasiannya oleh seorang
pendidik sejak dari mempersiapkan pengajaran sampai proses evaluasi. Dengan
menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses belajar mengajar dapat
memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya pada proses transfer ilmu yang
dapat ditangkap para peserta didik. Akan tetapi penggunaan strategi yang tepat
dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik.
5. Komponen proses belajar mengajar
Komponen ini sangatlah penting dalam suatu proses pendidikan. Tujuan akhir
proses mengajar adalah terjadinya perubahn tingkah laku peserta didik menjadi
manusia yang lebih baik. Komponen ini erat kaitannya dengaan suasana belajar di
dalam ruangan kelas maupun di luar kelas. Upaya seorang pendidik untuk
menumbuhkan motivasi dan kreatifitas dalam belajar merupakan langkah yang
tepat. Komponen proses ini juga berkaitan dengan kemampuan pendidik dalam
menciptakan suasana pengajaran yang kondusif agar efektivitas tercipta dalam
proses pembelajaran. Pada intinya guru harus mengoptimalkan perannya sebagai
educator, motivator, manager, dan fasilitator.
6. Komponen Evaluasi atau Penilaian
Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan
kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Dengan evaluasi atau penilaian akan
diketahui tingkat keberhasilan dari semua komponen. Komponen evaluasi ini
tidak hanya memperlihatkan sejauhmana prestasi peserta didik saja, tetapi juga
sebagai sumber input bagi sekolah sebagai upaya perbaikan dan pembaharuan
suatu kurikulum. Evaluasi yang signifikan dan berkelanjutan sangat diperlukan
untuk mendukung terwujudnya suatu pengembangan kurikulum secara efektif dan
bermakna. Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan
informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran,
kesulitan, dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Evaluasi kurikulum
membutuhkan pengumpulan, pemrosesan, dan interpretasi mengenai data terhadap
program pendidikan.
C. Fungsi Kurikulum
Fungsi Kurikulum, berkenaan dengan pemanfaatan dan kegunaan kurikulum
untuk semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Pada dasarnya kurikulum
berfungsi sebagai pedoman atau acuan untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai yang

5
dicita-citakan. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun
perencanaan dan program sekolah. Bagi pengawas sekolah, kurikulum berfungsi
sebagai panduan dalam melaksanakan supervisi. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi
sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi siswa, kurikulum
berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi
siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:
1. Fungsi Penyesuaian, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar mampu menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan
itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis.
2. Fungsi Integrasi, mengandung makna bahwa kurikulum sebagi alat pendidikan
harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya
merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa
harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi
dengan masyarakatnya.
3. Fungsi Diferensiasi, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu
siswa, baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani
dengan baik.
4. Fungsi Persiapan, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan berikutnya dan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam
masyarakat.
5. Fungsi Pemilihan, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-
program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
6. Fungsi Diagnostik, mengandung makna bahwa kurikulum sebagi alat pendidikan
harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan
menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.

6
D. Perubahan Kurikulum
1. Pengertian Perubahan Kurikulum
Secara akademis, kurikulum setidaknya mencakup empat komponen
utama:
a. Tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
b. Pengetahuan, ilmu-ilmu, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman
dari mana-mana.
c. Metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang diikuti murid-murid
untuk mendorong mereka kepada yang dikehendaki dan tujuan-tujuan
yang dirancang.
d. Metode dan cara penilaian yang digunakan dalam mengukur dan menilai
hasil proses pendidikan yang dirancang dalam kurikulum.

Kaitannya dengan perubahan kurikulum, Soetopo dan Soemanto (1991: 38)


menyatakan bahwa suatu kurikulum disebut mengalami perubahan bila
terdapat adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara
dua periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja.
Sedangkan menurut Nasution (2009: 252), perubahan kurikulum mengenai
tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu. Mengubah
kurikulum sering berarti turut mengubah manusia, yaitu guru, pembina
pendidikan, dan mereka-mereka yang mengasuh pendidikan. Itu sebab
perubahan kurikulum dianggap sebagai perubahan sosial, suatu social change.
Perubahan kurikulum juga disebut pembaharuan atau inovasi kurikulum. Dari
defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan kurikulum berarti adanya
perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara periode tertentu,
yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja.mengubah semua yang
terlibat di dalamnya, yaitu guru, murid, kepala sekolah, pemilik sekolah, juga
orang tua dan masyarakat umumnya yang berkepentingan dalam pendidikan.
2. Jenis-Jenis Perubahan Kurikulum
Menurut Soetopo dan Soemanto (1991: 39-40), perubahan kurikulum
dapat bersifat sebagian-sebagian, tapi dapat pula bersifat menyeluruh.
a. Perubahan sebagian-sebagian
Perubahan yang terjadi hanya pada komponen (unsur) tentu saja dari
kurikulum kita sebut perubahan yang sebagian-sebagian. Perubahan

7
dalam metode mengajar saja, perubahan dalam itu saja, atau perubahan
dalam sistem penilaian saja, adalah merupakan contoh dari perubahan
sebagian-sebagian.
Dalam perubahan sebagian-sebagian ini, dapat terjadi bahwa
perubahan yang berlangsung pada komponen tertentu sama sekali tidak
berpengaruh terhadap komponen yang lain. Sebagai contoh, penambahan
satu atau lebih bidang studi kedalam suatu kurikulum dapat saja terjadi
tanpa membawa perubahan dalam cara (metode) mengajar atau sistem
penilaian dalam kurikulum tersebut.
b. Perubahan menyeluruh
Disamping secara sebagian-sebagian, perubahan suatu kurikulum
dapat saja terjadi secara menyeluruh artinya keseluruhan sistem dari
kurikulum tersebut mengalami perubahan mana tergambar baik di dalam
tujuannya, isinya organisasi dan strategi dan pelaksanaannya.
Perubahan dari kurikulum1968 menjadi kurikulum 1975 dan 1976
lebih merupakan perubahan kurikulum secara menyeluruh. Demikian
pula kegiatan pengembangan kurikulum sekolah pembangunan
mencerminkan pula usaha perubahan kurikulum yang bersifat
menyeluruh. Kurikulum 1975 dan 1976 misalnya, pengembangan,
tujuan, isi, organisasi dan strategi pelaksanaan yang baru dan dalam
banyak hal berbeda dari kurikulum sebelumnya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kurikulum
Menurut Soetopo dan Soemanto (1991: 40-41), ada sejumlah faktor
yang dipandang mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada berbagai
Negara dewasa ini, yaitu:
a. Bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum
kolonialis.
Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka menyadari bahwa
selama ini mereka telah dibina dalam suatu sistem pendidikan yang sudah
tidak sesuai lagi dengan cita-cita nasional merdeka. Untuk itu, mereka
mulai merencanakan adanya perubahan yang cukup penting di dalam
kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
b. Perkembangan IPTEK yang pesat sekali.

8
Di satu pihak, perkembangan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan
yang diajarkan di sekolah menghasilkan diketemukannya teori-teori yang
lama. Di lain pihak, perkembangan di dalam ilmu pengetahuan psikologi,
komunikasi, dan lain-lainnya menimbulkan diketemukannya teori dan
cara-cara baru di dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di
atas, dengan sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi
maupun strategi pelaksanaan kurikulum.
c. Pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia dengan bertambahnya
penduduk, maka makin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan
pendidikan. Hal ini menyebabkan bahwa cara atau pendekatan yang telah
digunakan selama ini dalam pendidikan perlu ditinjau kembali dan kalau
perlu diubah agar dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan yang
semakin besar.
Ketiga faktor di atas itulah yang secara umum banyak mempengaruhi
timbulnya perubahan kurikulum yang kita alami dewasa ini. Perkembangan
kurikulum seperti spiral, tidak sebagai lingkaran, jadi kita tidak kembali
kepada yang lama, tetapi pada suatu titik di atas yang lama.

E. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah perubahan dan peralihan total dari satu
kurikulum ke kurikulum lain (Soemanto, 1986: 45). Kegiatan pengembangan
kurikulum mencakup penyusunan kurikulum itu sendiri, pelaksanaan di sekolah-
sekolah yang disertai dengan penilaian yang intensif, dan penyempurnaan-
penyempurnaan yang dilakukan terhadap komponenkomponen tertentu dari
kurikulum tersebut atas dasar hasil penilaian. Hamalik menyebutkan (2007: 183)
bahwa pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar
menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan
dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-mengajar,
antara lain jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang
disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pegukur pengembangan
kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber mengacu pada unit, rencana
unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar
mengajar.

9
Menurut Rusman (2009: 60) salah satu aspek yang perlu dipahami dalam
pengembangan kurikulum adalah aspek yang berkenaan dengan organisasi kurikulum.
Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya
untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah
siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dapat mempengaruhi pola atau
desain kurikulum karena tujuan tersebut dapat menentukan pola atau kerangka untuk
memilih, merencanakan, dan melaksanakan segala pengalaman dan kegiatan belajar
di sekolah. Setiap pengembangan kurikulum mempunyai tujuan. Adapun tujuan
pengembangan kurikulum antara lain adalah untuk mengurutkan tujuan-tujuan
pengajaran secara sistematis logis sehingga siswa dapat mengembangkan
keterampilan dan pengetahuannya secara saling berhubungan sepanjang tahun
(Nurgiyantoro, 1988: 86). Langkah-langkah pengembangan kurikulum sebagaimana
diuraikan oleh Ali (2005: 66) sebagai berikut:
1. Perumusan tujuan.
Tujuan dirumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai kebutuhan,
tuntutan dan harapan. Oleh karena itu tujuan dirumuskan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri, serta ilmu
pengetahuan. Hal tersebut telah diuraikan pada sub bab sebelumnya.
2. Menentukan Isi
Isi kurikulum merupakan pengalaman belajar yang direncanakan akan
diperoleh siswa selama mengikuti pendidikan. Pengalaman belajar ini dapat
berupa mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran, atau jenis-jenis
pengalaman belajar lain sesuai dengan bentuk kurikulum itu sendiri.
Rusman (2009: 29) menyatakan bahwa hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih dan menetapkan isi kurikulum adalah: (1)
tingkat kematangan siswa; (sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan
kematangan siswa); (2) tingkat pengalaman anak; dan (3) taraf kesulitan
materi, yaitu disusun dari yang konkret menuju yang abstrak, dari yang mudah
menuju yang susah, dan dari yang sederhana menuju yang kompleks.
Menurut Yamin (2006: 68) isi kurikulum selain menumbuhkan
kecakapan sosial, seperti kecakapan bekerja kooperatif, kolaboratif, dan
solidaritas. Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi kecakapan hidup (life
skill), membelajarkan siswa secara terkondisi dan kebermaknaan, dan tidak

10
menuntut mereka untuk menghafal materi pengetahuan, melainkan kecakapan
yang dapat ditularkan di tengah masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari
yaitu masyarakat belajar (learning sociality).
Selanjutnya Hamalik (2007: 52) membuat kriteria pemilihan isi
kurikulum, dengan berpatokan pada karakteristik masyarakat (social science).
Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a. Isi kurikulum harus bersifat kekinian, artinya isinya harus memuatkan
pengetahuan, penemuan-penemuan baru.
b. Isi kurikulum memberikan kemudahan untuk memahami prinsipprinsip
pokok dan generalisasi-generalisasi. Generalisasigeneralisasi menjadikan
landasan dalam memilih data factual dalam ruang lingkup pengetahuan
yang sedang berkembang.
c. Isi kurikulum dapat memberi kontribusi pengembangan keterampilan,
kecakapan hidup, berpikir bebas, dan disiplin berdasarkan pengetahuan.
Individu harus mampu menggunakan kemampuan rasional, berfikir logis,
serta membedakan fakta dan perasaan.
d. Isi kurikulum menyumbang terhadap pengembangan moralitas yang
berkenaan dengan evaluasi dan penggunaan pengetahuan. Pendidikan
profesional harus mampu membuat keputusan yang berjangka panjang.
e. Isi kurikulum mempunyai makna dan maksud bagi para siswa. Pemilihan
isi kurikulum harus berdasarkan pada maknanya bagi perubahan sosial
dan bermakna bagi tujuan/ maksud para siswa.
f. Isi kurikulum menyediakan suatu ukuran keberhasilan dan suatu
tantangan. Belajar mempengaruhi tingkah laku dan mengembangkan
keinginan untuk belajar terus, karena itu pemilihan isi kurikulum harus
berdasarkan tingkat kematangan dan pengalaman siswa.
g. Isi kurikulum menyumbang terhadap pertumbuhan yang seimbang, yakni
pertumbuhan siswa secara menyeluruh, seperti: pertumbuhan kepribadian,
kemasyarakatan, dan perkembangan sebagai tenaga pengajar. Jadi,
program diperlukan dalam situasisituasi kehidupan.
h. Isi kurikulum mengarahkan tindakan sehari-hari dan mengarahkan
pelajaran serta pengalaman selanjutnya. Isi kurikulum dalam hal ini
adalah yang menentukan mata pelajaran yang diberikan kepada peserta
didik. Terdapat beberapa pertimbangan dalam menentukan isi kurikulum,

11
sebagaimana telah dijelaskan di muka. Jenis-jenis bidang studi ditentukan
atas dasar tujuan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
3. Organisasi dan proses belajar mengajar
Organisasi kegiatan dapat dirumuskan sesuai dengan tujuan dan
pengalaman-pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, dengan
mempertimbangkan bentuk kurikulum yang digunakan. Dalam implementasi
kurikulum, dikembangkan model pengorganisasian isi kurikulum yang biasa,
yaitu yang dikelompokkan berdasarkan mata pelajaran atau biasa disebut
separated subject curriculum, dan juga pengorganisasian yang lebih bersifat
terpadu. Pada penelitian ini akan dibahas tentang kurikulum yang bersifat
terpadu atau dalam istilah lain integrated curriculum. Selanjutnya akan
diuraikan tentang pengorganisasian kurikulum dan jenis-jenisnya.
4. Evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum mengacu pada tujuan kurikulum, dan dilakukan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan
untuk memperoleh balikan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan.
Evaluasi kurikulum membahas berbagai kegiatan memonitor, baik proses
maupun produknya pada pelaksanaan kurikulum dengan maksud mencari data
untuk keperluan revisi lebih lanjut. Dalam penilaian kurikulum, sebagaimana
dinyatakan oleh Dakir (2004: 10) ada empat hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
a. Reflective evaluation
Reflective evaluation yaitu penilaian kurikulum sebelum kurikulum
dilaksanakan. Jadi penilaian yang dilakukan di belakang meja atas dasar
berbagai pertimbangan para ahli yang berupa landasan teori, hasil
penelitian, pengalaman, musyawarah, dan sebagainya.

b. b.Try out evaluation


Perlunya evaluasi pada try out adalah dengan harapan agar sebelum
dilaksanakan dicobakan terlebih dahulu pada skala kecil, pada beberapa
sekolah yang dianggap dapat mewakili untuk diketahui berbagai
kelemahan yang mungkin terjadi dan dijadikan bahan pertimbangan untuk
diadakan revisi seperlunya.
c. Formative evaluation

12
Setelah kurikulum yang direvisi atas dasar try out tersebut selesai
kemudian didesiminasikan ke sekolah-sekolah yang lebih luas lagi,
dimonitor tahap demi tahap, komponen demi komponen, kemudian
diadakan evaluasi. Evaluasi demikian disebut formative evaluation.
d. Summative evaluation
Evaluasi secara sumatif dilakukan dengan cara mengevaluasi secara
keseluruhan baik prosesnya maupun produknya. Evaluasi dalam
kurikulum sangat mempengaruhi berhasil tidaknya kurikulum yang telah
direncanakan pada suatu proses pendidikan. Evaluasi dalam kurikulum
yang sedang dikembangkan merupakan suatu keharusan, karena eveluasi
menentukan berhasil tidaknya kurikulum yang sedang diimplementasikan.

13
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum memiliki komponen yang saling berhubungan, jika salah satunya
berubah, maka kurikulum tersebut akan berubah , atau terjadinya pengembangan
menuju kurikulum yang lebih baik.

B. SARAN

14
DAFTAR PUSTAKA

Sabda, Syaifuddin. 2010. Model Kurikulum Terpadu Iptek dan Imtaq. Ciputat:Quantum
Teaching.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:Kencana.
Abdullah, Amin. 2004. Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi.Yogyakarta: Presma
UIN-Suka.
Abdulloh. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Yogyakarta: Arruzz Media.
Ahmadi. 2013. Manajemen Kurikulum: Pendidikan Kecakapan Hidup.Yogyakarta: Pustaka
Ifada.

15

Anda mungkin juga menyukai