OLEH KELOMPOK :
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................
1
1.3. Tujuan..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
2.1 Pengertian serta Konsepsi Kurikulum.........................................................................
2.2 Komponen Kurikulum.................................................................................................
2.3 Landasan atau Faktor Perubahan Kurikulum..............................................................
2.2.1 Perkembangan Kurikulum di Indonesia...............................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................................
3.1 Simpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
lembaga pendidikan atau pelatihan untuk mewujudkan visi, misi dan lembaganya.
Oleh karena itu, pelaksanaan kurikulum untuk menunjang keberhasilan sebuah
lembaga pendidikan harus ditunjang hal-hal sebagai berikut. Pertama, Adanya
tenaga yang berkompeten. Kedua, Adanya fasilitas yang memadai. Ketiga,
Adanya fasilitas bantu sebagai pendukung. Keempat, Adanya tenaga penunjang
pendidikan seperti tenaga administrasi, pembimbing, pustakawan, laboratorium.
Kelima, Adanya dana yang memadai, keenam, Adanya menejemen yang baik.
Ketujuh, Terpeliharanya budaya menunjang; religius, moral, kebangsaan dan lain-
lain, kedelapan, Kepemimpinan yang visioner transparan dan akuntabel.
Kurikulum dengan demikian adalah seperangkat rencana pembelajaran
yang terdiri dari isi dan materi-materi pelajaran yang terstruktur, terprogram dan
terencana dengan baik yang berkaitan dengan berbagai kegiatan dan interaksi
sosial di lingkungan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan
tujuan mencapai tujuan pendidikan. Dalam makna yang lebih luas, kurikulum
adalah kumpulan seperangkat nilai yang dirancang untuk ditransformasikan
kepada subjek didik, baik nilai-nilai dalam bentuk kognitif, afektif maupu
psikomotor. dengan memperoleh seperangkat nilai tersebut, pola pikir dan
perilaku subjek didik akan terbentuk sesuai dengan arah dan tujuan yang sudah
diformulasikan sebelumnya, yaitu kurikulum.
Dengan demikian, pengertian kurikulum dalam pandangan modern
merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah, tidak terbatas pada
bidang studi dan kegiatan belajar saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang
dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu
kehidupannya yang pelaksanaannya bukan saja di sekolah, akan tetapi juga di luar
sekolah.
2.2 Komponen Kurikulum
Hamalik (2012) menyatakan komponen kurikulum adalah unsur-unsur
yang harus ada dalam kurikulum. Pengembangan kurikulum secara menyeluruh
tak mungkin dipisahkan dari perkembangan sistem pendidikan nasional dalam
urutan waktu. Dari studi pengembangan kurikulum, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan kurikulum juga tak mungkin dipisahkan dari perkembangan
komponen yang mendasari perencanaan dan pengembangan kurikulum.
Komponen-komponen itu adalah: (1) Perkembangan tujan pendidikan, (2)
Perkembangan teori belajar, (3) Perkembangan siswa, (4) Perkembanga kultur,
dan (5) Perkembangan bentuk kurikulum yang digunakan. Kelima komponen
pokok ini, pada dasarnya bersumber dari berbagai hal yang mendorong terjadinya
proses perubahan dan perkembangan kurikulum itu.
6
2.2.1 Komponen Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum menurut Sudjana, pada hakikatnya
adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan
kepada peserta didik. Secara hirarki tujuan pendidikan nasional
adalah: tujuan pendidikan nasional, tujuan lembaga pendidikan
(institusi), tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional. Tujuan
institusional adalah tujuan yang harus diemban dan dicapai oleh
setiap lembaga pendidikan.
Tujuan kurikulum merupakan sasaran yang hendak dicapai
oleh suatu kurikulum. Karena itu tujuan dirumuskan sedemikian
rupa dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti: a.
Tujuan pendidikan nasional, karena tujuan ini menjadi landasan
bagi setiap lembaga pendidikan. b. Kesesuaian antara tujuan
kurikulum dan tujuan lembaga pendidikan yang bersangkutan. c.
Kesesuaian tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat atau
lapangan kerja, untuk mana tenaga-tenaga akan dipersiapkan. d.
Kesesuaian tujuan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini. e. Kesesuaian tujuan kurikulum dengan sistem
nilai dan aspirasi yang berlaku dalam masyarakat.
7
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya,
sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapannya dan
kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya, dan aspek
lainnya yang ada pada individu.
Dari dua pengertian diatas ada dua hal yang pelu diamati,
yaitu: 1) Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan (rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan sebagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.
2) Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Metode
adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal. Metode juga digunakan untuk
merealisasikan strategiyang telah ditetapkan.
8
2.2.4 Komponen Evaluasi
1. Dimensi I
2. Dimensi II
3. Dimensi III
9
biaya, staf pengajar, penerimaan siswa, dan pendeknya seluruh
operasi lembaga pendidikan itu
10
Perubahan sebagaian ini hanya terjadii pada komponen tertentu saja dari
kurikulum tersebut, maka dari itu itu disebut perubahan yang sebagian,
perubahan yang dimaksud yaitu perubahan metode mengajar, atau
perubahan sistem penilaiannya. Jadi dalam perubahan sebagaian ini dapat
terjadi perubahan yang berlangsung pada komponen tertentu sama sekali
tidak berpengaruh terhadap komponen lainnya.
2. Perubahan menyeluruh
Perubahan menyeluruh adalah perubahan yang terjadi pada keseluruhan
sistem dari kurikulum tersebut, yang mengalami perubahan yang dimana
tergambar baik di dalam tujuannya, isinya, dan startegi dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Soetopo dalam Andina (2020) menyatakan adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan kurikulum menurut yaitu:
1. Bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia dari kekuasaan kolonialis.
Setelah negara-negara merdeka mereka menyadari bahwa sistem
pendidikan yang mereka anut sudah tiak sesuai lagi dengan cita-cita
negara merdeka. Maka dari itu mulailah dirancang kembali perubahan
yang cukup penting dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
2. Perkembangan iptek yang semakin pesat, perkembangan dalam cabang
ilmu pengetahuan yang diajarkan disekolah menghasilkan teori-teori yang
baru dan cara-cara baru dalam proses belajar, sehingga mendorong
timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan kurikulum.
3. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, jadi dengan bertambahnya
penduduk yang pesat membutuhkan pendidikan juga, sehingga hal tersebut
menyebabkan adanya keselarasan akan perlunya pendekatan atau tinjauan
kembali terhadap kurikulum yang berlaku, hal tersebut dilakukan agar
tuntutan pendidikan bagi penduduk dapat terpenuhi.
Zaini (2009) menyatakan faktor lain dari tiga diatas yang menyebabkan
terjadinya perubahan suatu kurikulum seperti:
1. Orientasi politik dan praktek kenegaraan
Pesatnya perubahan di bidang teknologi harus disikapi dengan cepat,
karena kalau tidak demikian maka output dari lembaga pendidikan akan
menjadi makhluk terasing yang akanhidup di dunianya. Kurikulum harus
mampu menciptakan manusia-manusia yang siap pakai di segala bidang
yang diminatinya, bahkan mampu menciptakan dunia sendiri yang baru
bukan hanya mampu mengikuti dunia itu
2. Pandangan intelektual yang berubah
Selama ini pendidikan di Indonesia lebih diarahkan pada pencapaian
materi sebanyak-banyaknya daripada mencapai suatu kemampuan tau
kompetensi tertentu. Sehingga outputnya kurang berkualitas di bandingkan
dengan Negara lain. Untuk meningkatkan kualitas itulah maka pemerintah
11
mengupayakan dilaksanakannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
yang dirintis seja tanggal 26 Juni 2002, kemudian pada tahun 2006
diberlakukan kurikulum baru yaitu KTSP dan sekarang mulai dirintis
kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013 dengan basis yang sanma dengan
perubahan dan penekanan pada aspek tertentu.
3. Pemikiran baru tentang proses belajar dan mengajar
Banyak sekali pemikiran, konsep atau teori baru dalam proses
pembelajaran, walaupun pemikiran itu kadang hanyalah perubahan pada
titik tekannya saja. Misalnya mengenai active learning atau (CBSA), co
ntextual learning, quntum teaching-learning dan lain-lain, untuk dapat
mengaktifkan seorang individu siswa dan mengaktifkan kelompok
4. Eksploitasi ilmu pengetahuan
Dengan pesatnya kemajuan di berbagai bidang kehidupan, tentu ilmu
pengetahuan mendapat porsi dalam kehidupan manusia. Banyak sekali
disiplin ilmu pengetahuan baru yang pada dekade sebelumnya belum
dikenal. Oleh karena itu kurikulum paling tidak harus disesuaikan dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan, agar anak memiliki bekal yang cukup
untuk menghadapi kehidupan di masa depan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga faktor tersebut yang dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan kurikulum saat ini. Perubahan pada
kurikulum memiliki dampak baik dan buruk bagi kualitas pendidikan, adapun
dampak baiknya perubahan kurikulum siswa dapat belajar dengan mengikuti
perubahan zamanyang begitu pesat saat ini. Sedangkan dampak buruknya
perubahan kurikulum yang terlalu cepat mengakibatkan masalah baru
contohnya turunnya nilai akademik siswa, hal tersebut dikarenakan siswa
belum mampu untuk menyesuaikan dengan kurikulum yang baru.
13
merupakan kurikulum terlama yang tidak mengalami pergantian
selama masa pasca kemerdekaan atau era Orla, yakni selama 17
tahun. Pada zaman Orde baru tercatat Kurikulum 1984 yang
berusia terlama pada zamannya, yaitu selama 10 tahun. Sementara
Kurikulum KTSP merupakan kurikulum terlama sepanjang masa
reformasi, yaitu 7 tahun. Sebaliknya, (Kurikulum) Rencana
Sekolah Dasar merupakan kurikulum terpendek usianya sepanjang
masa Orla, yaitu hanya 4 tahun saja. Pada era Orba, Kurikulum
PSPP tercatat sebagai kurikulum terpendek masa berlakunya, yaitu
cuma 3 tahun. Rintisan KBK merupakan kurikulum tersingkat
umurnya sepanjang era reformasi dan selama usia republik ini,
yakni cuma 2 tahun saja. Terakhir, Kurikulum yang dilaksanakan
adalah Kurikulum 2013 (K13).
Uhbiyati (2008) menyatakan bahwa setelah Indonesia
merdeka dalam pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan
kurikulum yaitu kurikulum sederhana (1947-1964), pembaharuan
kurikulum (1968-1975), kurikulum berbasis keterampilan proses
(1984-1999), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004- 2006),
serta yang terakhir kurikulum dengan pendekatan saintific
kurikulum 2013.
Kurikulum (K13) juga pernah mengalami revisi sebanyak
dua kali yaitu pada tahun 2016-2018, dimana yang berlaku sampai
saat ini adalah kurikulum K13 edisi revisi 2018. Selain revisi
kurikulum 2013 yang dilakukan pada tahun 2016juga terdapat
beberapa kali revisi yang dilakukan oleh pemerintah, revisi terbaru
pada tahun 2018 menghasilkan beberapa poin perubahan,
diantaranya: (1) Nama kurikulum tidak diubah menjadi kurikulum
nasional namun tetap memakai nama kurikulum 2013 edisi revisi
yang diberlakukan secara nasional, (2) penilaian sikap KI-1 dan KI-
2 ditiadakan pada setiap mata pelajaran kecuali mata pelajaran
agama dan PPKN akan tetapi KI tetap dicantumkan dalam
penulisan RPP, (3) pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya
metode saat mengajar dan apabila digunakan susunannya tidak
harus berurutan, (4) silabus kurikulum 2013revisi 2018lebih
dirampingkan menjadi hanya tiga kolom, yaitu KD, materi
pelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Kurikulum Darurat (Kurikulum K13 yang Disederhanakan
dan Kurikulum Prototype (Merdeka Belajar dan Pembelajaran
Berdiferensiasi) di masa Pandemi Covid-19 yang menjadi pilihan
di tahun 2022. Kurikulum paradigma baru atau populer disebut
Kurikulum Prototype 2022 sebenarnya revisi dari Kurikulum 2013
dan diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk
14
melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024 sebagai
akibat dari pandemi Covid-19 yang telah menyebabkan
kemunduran proses akademik, pengetahuan, dan keterampilan, baik
itu secara umum maupun spesifik (learning loss). Kebijakan
kurikulum nasional ini akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan
evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran. Sejalan dengan
konsep merdeka belajar, Kurikulum Prototype 2022 mendorong
pembelajaran yang sesuai dengan minat, gaya belajar dan
kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada
pengembangan karakter dan kompetensi dasar. Kurikulum ini
memiliki beberapa karakteristik. Pertama, pembelajaran berbasis
proyek (project-based learning) untuk pengembangan soft skill dan
karakter (iman, takwa, dan akhlak mulia; gotong royong;
kebinekaan global; kemandirian nalar kritis; kreativitas).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas dipahami
bahwa kurikulum merupakan program pendidikan yang disediakan oleh
sekolah, tidak terbatas pada bidang studi dan kegiatan belajar saja, akan
tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan
dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang
diharapkan dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya
bukan saja di sekolah, akan tetapi juga di luar sekolah. Sedangkan terdapat
berbagai komponen didalam kurikulum seperti tujuan, isi, subjek,
strategi/metode, dan evaluasi. Dalam perjalanannya khususnya di
Indonesia sudah menerapkan berbagai kurikulum dari awal kemerdekaan
NKRI dan sampai pada kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum
K13 dan yang terbaru di masa pandemi Covid-19 yaitu kurikulum
prototype yang dinilai cocok dengan keadaan saat ini.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam
bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun
penulisan makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA