Anda di halaman 1dari 14

PENGAMALAN PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL DAN

KEPRIBADIAN BANGSA DALAM RUANG LINGKUP MAHASISWA

Disusun Oleh:
1. Ade Indra Wardana (2074201085)
2. Aulia Nurhaliza (2074201064)
3. Falevi Mihrazanur Susanto (2074201023)
4. Finantya Rizka (2074201055)
5. Gita Ananda Putri (2074201036)
6. M. Rizky Alpyan Noor (2074201084)

PRODI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengamalan Pancasila Sebagai
Identitas Nasional dan Kepribadian Bangsa dalam Ruang Lingkup Mahaswa” dengan
tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas yang di berikan
oleh Wahyuni Safitri, SH., M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, xx Mei 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................I
DAFTAR ISI................................................................................................................II
I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.1 Upaya yang Harus Dilakukan...........................................................................3
2.2 Kendala yang Dihadapi Mahasiswa...................................................................8
III PENUTUP.............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

II
I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi dewasa ini mendapat tantangan
yang sangat kuat, terutama karena pengaruh kekuasaan internsional. Menurut Berger
dalam The Capitalis Revolution, era globalisasi dewasa ini ideologi kapitalislah yang
akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan
menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-
bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib sosial, politik dan kebudayaan
(Berger, 1988). Dalan kondisi seperti inilah suatu negara membutuhkan identitas
nasionalnya sebagai pembatas dalam era globalisasi.
Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki
oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana dijelaskan diatas
maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu
bangsa atau lebih dikenal dengan “kepribadian bangsa”.
Indonesia memiliki Pancasila yang berperan sebagai identitas masional dan
kepribadian bangsa. Pancasila dalam hal ini dihendaki dapat menjadi identitas agar
Indonesia memiliki ciri khasnya sendiri dan mampu dibedakan dengan bangsa lain serta
Pancasila diharapkan dapat menjadi kepribadian bangsa yang memberi arahan kepada
masyarakatnya untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun, dalam
komteks identitas nasional secara dinamis sekarang ini nampaknya bangsa Indonesia
tidak merasa bangga dengan bangsa dan negaranya di dunia internasional. Akibatnya,
semangat patriotisme yang memudar, cinta tanah air yang mulai hilang, semangat untuk
mempersembahkan karya terbaik bagi bangsa dan negara dibidang ilmu pengetahuan
dan teknologi pun kurang diminati oleh masyarakat.
Pancasila sebagai identitas dan kepribadian harus dipertahankan dan selalu
diamalkan bagaimanapun caranya. Mahasiswa yang mendapat julukan sebagai “agent
of change” dimana mahasiswa-mahasiswa Indonesia diharapkan mampu untuk

1
mengamalkan, mempertahankan, serta melestarikan Pancasila dan mampu melakukan
perubahan terhadap hal-hal yang akan berdampak buruk terhadap Pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang harus dilakukan mahasiswa dalam mengamalkan Pancasila sebagai
identitas nasional dan kepribadian bangsa?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mengamalkan
Pancasila sebagai identitas nasional dan kepribadian bangsa?

1.3 Tujuan
1. Mengetahu apa saja yang harus dilakukan mahasiswa dalam mengamalkan Pancasila
sebagai identitas nasional dan kepribadian bangsa.
2. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi mahasiswa dalam mengamalkan
Pancasila sebagai identitas nasional dan kepribadian bangsa.

2
II
PEMBAHASAN

2.1 Upaya yang Harus Dilakukan


Tidak hanya sebagai dasar ideologi, Pancasila juga memiliki peranan penting
dalam menentukan masa depan bangsa. Mahasiswa memiliki peranan penting dalam
menjaga keutuhan Pancasila, berperan sebagai pilar pondasi dalam memastikan bahwa
Pancasila merupakan satu-satunya ideologi yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan
harus dilestarikan. Namun, di era dewasa ini banyak sekali pemuda Indonesia termasuk
mahasiswa menerapkan gaya hidup yang konsumtif, hedonisme, kebarat-baratan yang
dimana hal tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk
mempertahankan dan mengamalkan Pancasila, diantaranya:

a. Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila pada Diri


Pancasila sebagai identitas nasional dan kepribadian bangsa mengacu pada segala
perbuatan yang kita lakukan bahkan aturan perundang-undangan pun mengacu pada hal
tersebut. Nilai-nilai dalam Pancasila menuntun kita agar hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kita harus menanamkan nilai-nilai tersebut ke dalam diri kita
dengan cara mendalami serta memahami isi-isi Pancasila. Cara ini dapat dilakukan
dengan:
(1) Menerapkan pendidikan Pancasila di universitas,
(2) Memahami tujuan dan fungsi dari Pancasila,
(3) Menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan,
(4) Tidak mencontek saat ujian,
(5) Tidak bersikap individualisme,
(6) Tidak membeda-bedakan, dll

3
b. Membekali Diri dengan Pendidikan Berlandaskan Pancasila
Mahasiswa harus membekali diri dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila
dengan melakukan pemahaman terhadap makna yang dikandung dalam sila-sila
Pancasila.

(1) Sila ke-1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)


Sila pertama ini memiliki makna kemerdekaan bagi semua orang untuk beragama dan
menjalankan ibadah sesuai kepercayaan masing-masing. Dalam hal ini, mahasiswa
diharuskan untuk memeluk agama yang telah diberlakukan dan diakui di Indonesia serta
menjalankan ibadahnya. Mahasiswa harus meningkatkan sikap toleran, saling
menghormati satu sama lain, menghargai perbedaan-perbedaan dalam hal ini, bersikap
adil tanpa membeda-bedakan agama yang dianut orang lain terutama dalam lingkungan
kampus.

(2) Sila ke-2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)


Makna dari sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ini ialah
bangsa Indonesia memiliki derajat yang sama. Berdasar dari sila kedua ini, mahasiswa
harus menyadari bahwa ia memiliki derajat yang sama dengan orang lain. Tetapi, meski
memiliki derajat yang sama mahasiswa tidak boleh bersikap semena-mena terhadap
mahasiswa lain. Bersikap semena-mena dan membangga kan diri dengan membeda-
bedakan ia dengan mahasiswa lain sangatlah tidak sesuai dengan sila kedua ini, maka
dari itu mahasiswa diharuskan untuk menyadari bahwa bangsa Indonesia memiliki
derajat yang sama. Jika ada yang bersikap semena-mena dan meremehkan kita, maka
kita harus membela diri tentunya bukan dengan kekerasan.

(3) Sila ke-3 (Persatuan Indonesia)


Sebagai mahasiswa, kita pasti sudah mengetahui bahwa Indonesia merupakan Negara
yang memiliki berbagai suku, ras, agama, adat-istiadat, budaya, bahasa, dll. Dengan
adanya perbedaan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk menjaga persatuan ditengah
perbedaan yang ada. Saling menjaga dan melestarikan budaya-budaya yang ada, saling

4
menghargai. Sila ketiga ini mengajarkan kita untuk menghilangkan sifat egoisme dan
rasisme, mengajarkan untuk mengutamakan persatuan dan kesatuan sebagai bangsa
Indonesia, dan menekankan mahasiswa untuk cintah tanah air.

(4) Sila ke-4 (Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan)
Berdasarkan sila keempat ini, mahasiswa harus mengutamakan musyawarah dalam
mufakat. Dimana dalam mengambil keputusan hendaknya melakukan musyawarah
terlebih dahulu untuk mencapai mufakat. Contoh dalam organisasi, dalam mengambil
suatu keputusan anggota-anggota organisasi tersebut harus mengadakan suatu
musyawarah terlebih dahulu dan membebasi anggota-anggotanya untuk menyampaikan
pendapat. Hal ini tentunya dilakukan dengan cara kekeluargaan.

(5) Sila ke-5 (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia)


Penerapan sila kelima ini dapat dilakukan mahasiswa dengan cara saling tolong-
menolong, bersikap adil dengan sesama, tidak diskriminatif, tidak melakukan
penindasan terhadap kaum-kaum kecil, dll.

c. Mengembangkan Rasa Cinta Tanah Air


Dengan mengembangkan rasa cinta tanah air atau nasionalisme dalam diri mahasiswa
akan sangat membantu dalam mempertahankan Pancasila sebagai kepribadian bangsa
dan identitas nasional. Hal ini dapat dilakukan dengan memulai dari hal-hal yang kecil
seperti membaca buku-buku tentang perjuangan para pahlawan, lebih mencintai produk
lokal dengan cara bangga menggunakan produk buatan lokal, selain itu kita juga apat
mempelajari kebudayaan-kebudayaan yang ada pada daerah tempat tinggal masing-
masing agar budaya tersebut masih lestari dan tidak luntur atau bahkan hilang dimakan
oleh zaman.

5
d. Menerapkan Sifat Selektif
Sebagai mahasiswa Indonesia kita patut untuk melestarikan budaya-budaya kita sendiri
tanpa adanya campuran budaya dari luar. Sekarang ini, budaya barat dapat dengan
mudah mendoktrin kita untuk menerapkan budaya-budayanya kedalam diri kita. Oleh
sebab itu, kita harus menerapkan sifat selektif dalam menghadapi ini. Tidak hanya sifat
selektif tetapi kita juga harus mempertahankan budaya kita yang dapat dilakukan
dengan menerapkan gaya hidup yang sesuai dengan negara kita, seperti gaya berpakaian
yang sopan, menerapkan 3S (senyum, sapa, salam), berbahasa yang sopan dan santun,
dll.

Selain upaya-upaya yang diatas, masih banyak lagi upaya yang dapat dilakukan
mahasiswa untuk mengamalkan Pancasila sebagai identitas nasional dan kepribadian
bangsa, diantaranya:
(1) Mematuhi segala peraturan yang ada di kampus demi terciptanya kehidupan
kampus yang lebih baik. Jangan besikap apatis (acuh tak acuh) ataupun hanya
mementingkan diri sendiri.
(2) Ikut aktif dalam berbagai kegiatan organisasi di kampus seperti
BEM,HMJ,UKM, SENAT, dan lainnya. Karena dengan bergabung di
organisasi kita dapat menanamkan nilai–nilai pancasila seperti meningkatkan
toleransi, menumbuhkan jiwa sosial,dan terjalinnya kerja sama antar individu.
(3) Sebagai mahasiswa kita harus cermat dalam mendengarkan informasi agar
terhindar dari segala hoax atau berita yang tidak benar.
(4) Mengimplementasikan nilai-nilai keadilan sosial dengan cara mengkritisi
kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak adil melalui tindakan-tindakan
intelektual.
(5) Membangun lingkungan yang inklusif dan ramah terhadap setiap perbedaan
ras, suku, agama dll guna menjaga persatuan.
(6) Dalam setiap forum perdebatan, mahasiswa harus menghargai setiap pendapat
dan mengedepankan musyawarah mufakat.

6
(7) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan kegiatan-kegiatan yang
positif dan berdampak, seperti bakti sosial, pengabdian dan lain sebagainya.
(8) Dalam berbicara menggunakan tutur bahasa yang beretika dan baik, sebagai
implementasi manusia yang beradab.

7
2.2 Kendala yang Dihadapi
Kurang kesadaran mahasiswa terhadap lingkungan sekitar kampus dan hanya
mementingkan diri sendiri tanpa mementingkan kepentingan orang lain, karena
dengan kurangnya kesadaran dari mahasiswa yang bersikap apatis (acuh tak acuh)
akan mengakibatkan peraturan yang dibuat menjadi sia-sia dan hanya menjadi
slogan saja.

Dengan kurangnya minat mahasiswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada


di kampus maka akan sulit untuk menimbulkan rasa peduli, tolong menolong dan
juga menjadikan mahasiswa tidak memiliki jiwa yang bersosial dan rasa toleransi
serta kurang dapat bekerja sama dalam melaksanakan kewajibannya sebagai
mahasiswa yang bertanggung jawab. karena hanya menganggap itu sebagai
kegiatan formalitas saja untuk mahasiswa mengikuti kegiatan tersebut.

Mudah terpengaruhnya dengan berita-berita tidak benar yang banyak beredar di


berbagai media, tanpa mencari tahu asal dan kebenaran berita tersebut, sebagai
seorang mahasiswa ada baiknya kita dapat menyaring informasi yang baru di dapat
terlebih dahulu, agar terhindarnya dari berita-berita palsu.

Upaya mahasiswa dalam mengimpelementasi/melaksanakan nilai-nilai pacasila


pasti tidaklah semudah yang kita kira, pasti terdapat kesuliatan dalam
mengimpelementasi/melaksanakan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

Nilai-Nilai Pancasila belum sepenuhnya diamalkan (diimplementasikan) secara


baik dalam kehidupan bernegara, berbangsa, terutama dikalangan masyarakat
maupun mahasiwa. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak yang belum
memahami dengan baik tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila tersebut, dan tidak
tahu bagaimana cara mengamalkannya.

8
nilai-nilai Pancasila belum diamalkan secara baik dapat dibedakan atas faktor
internal, yakni tingkat kesadaran masyarakat masih kurang, dan faktor ekternal
kurang nya kontrol, dan kurangnya panutan dalam
mengimpelementasi/melaksanakan.

Kendala dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila itu antara lain disebabkan oleh
kurangnya adanya pengetahuan dan pemahaman responden maupun masyarakat di
lingkungan/tempat kerja maupun dilingkungan kampus terhadap nilai-nilai
Pancasila masih relatif kurang dan dangkal, seperti misalnya, nilai-nilai ketuhanan
hanya dipahami terbatas pada tindakan sembahyang dan berdoa saja . Pengetahuan
dan pemahaman nilai-nilai keadilan terbatas hanya keadilan di bidang ekonomi.
Selain itu, faktor kesadaran masyarakat untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila
tersebut juga masih rendah, dan terjadinya kemerosotan nilai-nilai moral dalam
masyarakat.

Nilai Ketuhanan yang terkandung dalam sila pertama Pancasila ternyata mendapat
tantangan berat dengan terjadinya kemorosotan moral. Kemerosotan moral
tercermin dengan jelas antara lain dengan adanya kasus Lembaga Kementerian
Agama dan menterinya yang seharusnya bertugas membina moral bangsa justru
tersandung kasus korupsi dana haji.
Sila kemanusiaan yang terkandung dalam sila kedua, mendapat tantangan dari
semakin merebaknya bahaya narkoba dan lemahnya budi pekerti,
nilai persatuan yang terkandung di dalam sila ketiga mendapat tantangan dari
gerakan teroris, konflik antar suku, merebaknya illegall loging,
nilai kerakyatan atau demokrasi, yang terdapat dalam sila keempat mendapat
tantangan dari praktek-praktek mafia hukum yang membuat produk hukum tajam ke
bawah tumpul ke atas, dan
nilai-nilai keadilan sosial yang terdapat dalam sila kelima, mendapat tantangan berat
dari terjadinya kasus korupsi di berbagai tempat sebagai pertanda keserakahan.

9
Beberapa kendala tentang pentignya penanaman nilai-nilia Pancasila, yaitu:
(1) Kurangnya kesadaran dan pemhaman mengenai pentingnya nilai-nilia
Pancasila
(2) Kurangnya kepedulian terhadapa nilia-nilai yang terkandung dalam Pancasila
(3) Kurangnya panutan atau contoh dalam pengimpkementasian nilia-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
(4) Kurangnya pengetahuan mengenai sejarah Pancasila
(5) Tidak memandang pancsila sebagai pedoman hidup
(6) Tidak menganggap Pancasila sebagia aturan penting dalam kehidupan

10
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
(1) Membangun karakter pada mahasiswa di perguruan tinggi sangat penting sebagai
kelanjutan pendidikan karakter di sekolah. Membangun karakter diperguruan tinggi
tidak cukup dilakukan melalui kegiatan kurikuler tetapi juga harus dilakukan melalui
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Membangun karakter di perguruan tinggi
harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan kampus itu sendiri.Pancasila sebagai
identitas nasional dan ideologi bangsa yang berintikan nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan dirasa tepat jika
dijadikan sebagai dasar membangun karakter mahasiswa.
(2)

11

Anda mungkin juga menyukai