PANCASILA
BERJUDUL
“PELAKSANAAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA MENJAGA NILAI
LUHUR BUDAYA BANGSA”
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. karena telah melimpahkan
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyusun tugas ini tempat pada
waktunya
Tugas ini kami buat dengan segala kekurangannya, namun dikandung harapan sebagai
bahan pembelajaran Mata Kuliah “Pancasila” yang akan di bahas dalam makalah ini
Tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas Program Studi Diploma III keuangan dan
perbankan, Mata Kuliah Pancasila dengan bertemakan pelaksanaa Pancasila sebagai upaya
Demikian yang dapat kami sampaikan, ada pun kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang kiranya membangun sebagai bahan masukan kami dalam menyusun makalah
selanjutnya.
Dan kami mohon maaf apabila dalam membuat makalah ini terdapat kekurangan,
karena saya menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan tak lupa pula saya
ucapkan terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Padang, 18 Desember
2021
penyusun
DAFTAR ISI
Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara..........................................................................3
2.2 Fungsi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa..............................................................4
2.3 Prinsip-prinsip Dalam Pemikiran dan Pelaksanna Pancasila.................................................5
2.4 Menerapkan Nilai-nilai Luhur Pancasila.................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................................10
3.2 SARAN..................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang bersifat
universal, sehingga nilai-nilai pancasila menjadi sumber segala sumber. Pancasila
sebagai orientasi paradigmatik bagi ilmu, khususnya bagi ilmu-ilmu sosial yang
dikembangkan negara atau bangsa non-Barat. Bangsa-bangsa nonBarat memiliki sejarah,
budaya, dan pandangan hidup yang spesifik, sehingga mempunyai keniscayaan dalam
interaksinya dengan ilmu pengetahuan modern.
2. Menambah wawasan Pembaca tentang Pancasila sebagai nilai luhur budaya bangsa.
Generasi milenial atau yang dikenal dengan generasi muda saat ini adalah generasi
yang masih tergolong sebagai seseorang yang berusia muda. Dalam Undang-Undang No 40
Tahun 2009 tentang Kepemudaan, Pasal 1 poin 1 menyebutkan bahwa “pemuda adalah warga
negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang
berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun”. Generasi milenial sebutan untuk
generasi yang lahir pada tahun 2000 keatas atau disebut juga generasi muda di era industri 4.0
sebagai generasi muda tentu mereka adalah calon penerus yang diharapkan dapat menjadi
generasi yang tetap memegang teguh nilai-nilai pancasila sebagai ideologi yang menjadi
falsafah hidup dan jati diri bangsa Indonesia. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut tentu
nilai-nilai Pancasila harus diimplementasikan sejak dini kepada generasi generasi milenial.
Upaya masyarakat Indonesia dalam membudayakan nilai-nilai Pancasila maka perlu kita tahu
fungsi dari Pancasila yaitu :
Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia adalah nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri.
Fungsi-fungsi Pancasila
1. Mempererat bangsa Indonesia, memelihara, dan mengukuhkan persatuan dan
kesatuan. Fungsi Pancasila ini penting bagi Indonesia karena Pancasila tidak hanya
ide atau perenungan satu orang saja, melainkan dirumuskan melalui kesepakatan anak
bangsa untuk seluruh bangsa Indonesia.
4. Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang
terkandung dalam Pancasila sendiri. Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik
mengenai keadaan bangsa dan negara Indonesia.
5. Pandangan hidup suatu bangsa merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan bangsa tersebut. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup adalah
bangsa yang tidak memiliki jati diri atau identitas dan kepribadian, seperti dikutip dari
buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN di Perguruan tinggi Tinggi)
oleh Sarinah, Muhtar Dahri, dan Harmaini.
6. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup berisiko mudah terombang-ambing
dalam menjalani kehidupannya. Terutama saat menghadapi berbagai tantangan dan
pengaruh, baik yang datang dari luar maupun dari dalam di era globalisasi.
7. Makna Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila sebagai
jati diri dan kepribadian bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang
hidup dan sudah lama ada, dan berkembang di akar pribadi dan budaya bangsa
Indonesia.
a. Koheren
Koheren berasal dari bahasa Latin cohaerere berarti “lekat satu dengan lainnya” artinya satu
sila harus terkait erat dengan sila yang lain. Prinsip koherensi ini dalam pemikiran
Notonagoro dikenal sebagai prinsip kesatuan organis dan tata hubungan sila-sila Pancasila
yang bersifat hierarkhis piramidal. Uraian terdahulu telah mengungkapkan bahwa sila-sila
Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena sifatnya yang
organis. Prinsip ini mengajarkan, bahwa dalam pelaksanaan Pancasila tidak sempurna jika
hanya memilih salah satu sila dengan meninggalkan sila lainnya, sebagaimana yang pernah
terjadi pada masa Orde Lama dengan memeras-meras Pancasila menjadi tri sila, dan akhirnya
menjadi eka sila.
b. Konsisten
Konsisten (bahasa Latin consistere yang berarti “berdiri bersama” artinya “sesuai”,
“harmoni”, atau “hubungan logis”. Artinya pelaksanaan Pancasila seharusnya berdiri
bersama, sesuai, harmoni dan memiliki hubungan logis dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai
contoh nilai-nilai Pancasila yang tercermin dalam Pokok-pokok Pikiran Pembukaan UUD
NRI 1945 harus dijabarkan secara konsisten ke dalam Batang Tubuh UUD NRI 1945 dan
perangkat hukum di bawahnya.
Contohnya adalah: UUD NRI 1945, oleh sementara pakar hukum dianggap belum secara
konsisten menjabarkan nilai-nilai Pancasila. Buktinya adalah kekuasaan eksekutif atau
Presiden yang berlebihan dibandingkan kekuasaan lembaga tinggi negara lainnya. Solusi
terhadap hal tersebut maka diusulkanlah amandemen UUD NRI 1945, dan SU MPR 1999
telah menangkap semangat tersebut dan merealisasikannya dengan melakukan amandemen
UUD NRI 1945 tahap pertama, dan akan dilanjutkan pada tahap-tahap selanjutnya secara
bertahap.
Penyimpangan sering juga terjadi karena secara formal prosedural Pancasila selalu diakui dan
ditulis sebagai landasan ideal dan dasar dari suatu produk hukum dan kebijakan kenegaraan,
namun secara substansial nilai-nilainya tidak tercermin dalam produk hukum atau kebijakan
tersebut. Contoh dari kasus ini adalah semboyan yang didengung-dengungkan pada masa
Orde Baru bahwa Pembangunan adalah pelaksanaan Pancasila. Namun berbagai kebijakan
pembangunan ternyata secara substansial tidak mencerminkan cita rasa perlindungan dan
keadilan bagi warga negara.
c. Koresponden
Contoh lain adalah tradisi pengambilan sumpah jabatan, yang selalu dilafalkan akan setia
kepada Pancasila dan UUD NRI 1945, dan lain-lain, namun dalam kenyataan setelah
menjabat sumpah itu hanya berhenti dalam kata-kata tidak tercermin dalam perbuatan.
Bangsa Indonesia pada masa lalu banyak diajarkan kebiasaan berpikir dan bertindak secara
formalistik kurang mempertimbangkan aspek isi atau materinya.
Prinsip ini mengajarkan bahwa dalam melaksanakan Pancasila harus memperhatikan adanya
berbagai kepentingan yang sifatnya vertikal, misalnya kepentingan antara warga negara
dengan penyelenggara negara, orang miskin-orang kaya, buruh-majikan, minoritas-mayoritas,
dan lain-lain. Tersumbatnya saluran kepentingan ini merupakan sumber kerawanan. Contoh:
Kasus penjarahan yang terjadi pada masa reformasi tahun 1997 di berbagai daerah di
Indonesia seperti Solo, Jakarta, Medan, dan lain-lain, itu semua akibat akumulasi dari
berbagai kepentingan yang selama ini tidak terartikulasikan dan tidak ditangkap oleh para
penyelenggara negara. Kecemburuan antara si miskin dan si kaya, antara kepentingan buruh
yang dilanggar oleh pengusaha yang berkolusi dengan penguasa.
Prinsip-prinsip ditinjau dari segi intrinsik dan ekstrinsik tersebut masih dapat ditambah
dengan prinsip-prinsip lain yang tidak bertentangan dengan nilai dasar pelaksanaan Pancasila.
1. Nilai Ketuhanan
Sila pertama pada Pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang berarti
masyarakat Indonesia mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa serta selalu bertaqwa
kepada-Nya. Selain itu, sila pertama juga menjadi landasan yang menjamin hak masyarakat
Indonesia dalam kebebasan beragama. Nah, kalau dalam konteks bisnis sendiri, ada juga
beberapa hal yang bisa kita terapkan untuk mengamalkan sila pertama ini, seperti menjunjung
toleransi antara umat beragama.
Untuk menerapkan toleransi antara setiap umat beragama, Kamu bisa mulai dengan
melakukan hal yang simple, yakni memberikan ucapan selamat pada hari raya keagamaan,
baik melalui postingan media sosial maupun secara langsung kepada para pelanggan yang
merayakannya. Selain itu, Kamu juga bisa menggunakan dekorasi yang sesuai untuk
menyambut hari raya.
2. Nilai Kemanusiaan
Sila kedua Pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” merupakan sila
yang mengandung nilai kemanusiaan. Ini berarti, Pancasila menekankan bahwa setiap
manusia perlu diperlakukan sesuai harkatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hal ini
dikarenakan setiap manusia memiliki derajat, hak, maupun kewajiban yang sama. Tidak
boleh ada perbedaan berdasarkan suku, ras, agama, maupun golongan. Maka dari itu, Kamu
pun wajib menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap pelanggan Kamu.
Terlepas dari siapa mereka, setiap pelanggan Kamu memiliki hak dan kewajiban yang
sama. Semuanya juga merupakan salah satu faktor terpenting yang mendukung pertumbuhan
usaha Kamu. Maka dari itu, Kamu wajib menghargai dan memberikan pelayanan yang sama
pada semua pelanggan. Jadikan feedback dari mereka sebagai acuan untuk terus berkembang.
3. Nilai Persatuan
Pada sila ketiga Pancasila, terkandung nilai persatuan yang berbunyi “Persatuan Indonesia.”
Melalui sila ini, kita Warga Negara Indonesia diingatkan untuk menjunjung tinggi persatuan
meskipun kita memiliki latar belakang yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa bermacam-
macam, seperti suku, agama, serta bahasa. Salah satu hal yang bisa Kamu lakukan untuk
menjunjung nilai ini di dalam dunia entrepreneur ialah dengan mendukung sesama pelaku
usaha. Di tengah ketatnya persaingan bisnis, tentunya pelaku usaha harus bisa kreatif dan
beradaptasi. Nah, hal ini bisa dilakukan dengan tidak menjatuhkan satu sama lain, melainkan
justru mendukung sesama pelaku usaha lokal. Misalnya saja seperti berkolaborasi dengan
bisnis lain dan menawarkan produk yang baru pada pelanggan.
4. Nilai Kerakyatan
Ketika sedang melakukan diskusi bersama dengan para staf, pastikan Kamu bisa
menghargai setiap pendapat. Kemudian, ambilah keputusan berdasarkan musyawarah.
Sementara itu, ketika melayani pelanggan, Kamu juga bisa memberikan kesempatan bagi
mereka untuk menyampaikan saran dan kritik. Hal ini menunjukkan bahwa Kamu
menghargai pendapat dari pelanggan.
5. Nilai Keadilan
Sila kelima Pancasila berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.” Di dalam
sila ini, terkandung nilai keadilan yang menandakan bahwa setiap masyarakat memiliki hak
yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan. Nilai Pancasila ini bisa Kamu terapkan dengan
menghormati hak-hak pelanggan.
Salah satu hak pelanggan yang wajib Kamu penuhi ialah menjamin keamanan dan
kenyamanan saat berbelanja. Seperti yang kita tahu, pada masa pandemi seperti ini pelaku
usaha harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk meminimalisir risiko
penularan virus Corona. Sediakan tempat cuci tangan maupun hand sanitizer agar pelanggan
bisa tetap berbelanja dengan nyaman. Selain itu, gunakanlah fitur pembayaran nontunai
Cashlez yang meminimalisir kontak langsung saat pembayaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Generasi milenial sebutan untuk generasi yang lahir pada tahun 2000 keatas atau disebut
juga generasi muda di era industri 4.0 sebagai generasi muda tentu mereka adalah calon
penerus yang diharapkan dapat menjadi generasi yang tetap memegang teguh nilai-nilai
pancasila sebagai ideologi yang menjadi falsafah hidup dan jati diri bangsa Indonesia. Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut tentu nilai-nilai Pancasila harus diimplementasikan sejak dini
kepada generasi generasi milenial.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, Pancasila menjadi pandangan hidup yang bukan
hanya patut kita pelajari, tetapi juga kita praktikkan di dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila
memiliki nilai-nilai luhur yang telah diterapkan oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu.
Pandangan hidup bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maupun
manfaatnya oleh suatu bangsa, sehingga bangsa tersebut mampu menumbuhkan tekad untuk
mewujudkannya dalam sikap hidup sehari-hari. Dengan membudayakan nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi bangsa,maka kita sebagai generasi muda sudah turut membantu dalam
membudidayakan nilai luhur bangsa Indonesia.
3.2SARAN
Sebagai generasi mudah kita diharuskan untuk terus aktif dalam program pembangun
bangsa, terutama dalam membudidayakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
dalam menjunjung tinggi nilai luhur budaya bangsa, agar tidak mudah untuk di goyahkan
oleh budaya luar yang bisa berdampak dalam melunturkan budaya-budaya yang ada di
indonesia. Oleh sebab, itu kita sebagai generasi muda harus mampu menerapakan nilai-nilai
Pancasila yaitu 5 sila, ketuhanan,kemanusiaan,keadilan,persatuan,kerakyatan. Yang berguna
umtuk Mempererat bangsa Indonesia, memelihara, dan mengukuhkan persatuan dan
kesatuan. Fungsi Pancasila ini penting bagi Indonesia karena Pancasila tidak hanya ide atau
perenungan satu orang saja, melainkan dirumuskan melalui kesepakatan anak bangsa untuk
seluruh bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
[ CITATION det211 \l 1033 ]
Bagaimana cara penerapan pelaksanaan Pancasila sebagai upaya menjaga nilai luhur budaya bangsa
dalam kehidupan sekarang ini dan sebutkan contohnya?