Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA

BERJUDUL
“PELAKSANAAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA MENJAGA NILAI
LUHUR BUDAYA BANGSA”

Disusun oleh :

Merlin Okta Viani (218027)


Dhilfa Olyvia (218022)
Ratih (218032)

Dosen Pembimbing :

Hj. Ratna Widayati, Sh, Mh

AKBP-STIE “KBP” PADANG

D3 KEUANGAN DAN PERBANKAN


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. karena telah melimpahkan

rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyusun tugas ini tempat pada

waktunya

Tugas ini kami buat dengan segala kekurangannya, namun dikandung harapan sebagai

bahan pembelajaran Mata Kuliah “Pancasila” yang akan di bahas dalam makalah ini

mengenai “PELAKSANAAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA MENJAGA NILAI

LUHUR BUDAYA BANGSA”

Tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas Program Studi Diploma III keuangan dan

perbankan, Mata Kuliah Pancasila dengan bertemakan pelaksanaa Pancasila sebagai upaya

menjaga nilai luhur budaya bangsa.

Demikian yang dapat kami sampaikan, ada pun kami sangat mengharapkan kritik dan

saran yang kiranya membangun sebagai bahan masukan kami dalam menyusun makalah

selanjutnya.

Dan kami mohon maaf apabila dalam membuat makalah ini terdapat kekurangan,

karena saya menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan tak lupa pula saya

ucapkan terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Padang, 18 Desember

2021

penyusun
DAFTAR ISI

Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara..........................................................................3
2.2 Fungsi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa..............................................................4
2.3 Prinsip-prinsip Dalam Pemikiran dan Pelaksanna Pancasila.................................................5
2.4 Menerapkan Nilai-nilai Luhur Pancasila.................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................................10
3.2 SARAN..................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Nilai-nilai luhur budaya bangsa dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam
membangun karakter privat dan publik warga negara. Namun,keberadaan dan
keberagaman nilai-nilai luhur budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sampai saat
ini belum optimal dalam menghidupkan/menggiatkan kembalian kesenian trasdisional
sebagai usaha membangun karakter warga negara. Salah satu sarana untuk melakukan
revitalisasi pelaksaan budaya bangsa dengan memahami dan menggali nilai-nilai
Pancasila.

Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang bersifat
universal, sehingga nilai-nilai pancasila menjadi sumber segala sumber. Pancasila
sebagai orientasi paradigmatik bagi ilmu, khususnya bagi ilmu-ilmu sosial yang
dikembangkan negara atau bangsa non-Barat. Bangsa-bangsa nonBarat memiliki sejarah,
budaya, dan pandangan hidup yang spesifik, sehingga mempunyai keniscayaan dalam
interaksinya dengan ilmu pengetahuan modern.

Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia memiliki nilai-nilai yang terkandung


dalam setiap sila-sila Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa yang terdapat pada sila
pertama terkandung nilai, bahwa negara yang didirikan sebagai perwujudan tujuan
manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, sehingga segala hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral
penyelenggaraan negara, politik negara, 1 2 pemerintahan negara, hukum dan peraturan
perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-
nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab yang terdapat
pada sila kedua secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha
Esa, sehingga di dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai, bahwa negara harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab,
sehingga dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundangundangan
negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia,
terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam
peraturan perundang-undangan negara.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kita dapat menarik rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Membahas pengertian Pancasila sebagai luhur budaya bangsa.

2. Membahas tujuan dan prinsip Pancasila sebagai luhur bangsa.

3. membahas tentang bagaimana upaya dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa.

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk melengkapi tugas pancasila.

2. Menambah wawasan Pembaca tentang Pancasila sebagai nilai luhur budaya bangsa.

3. Mengetahui hubungan pelaksanaan Pancasila secara objektif dan subjektif.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara, lahir dari nilai-nilai budaya yang terkandung sejak
zaman nenek moyang kita dahulu. Nilai- nilai tersebut lahir dan melekat secara nyata pada
kehidupan sejak dahulu. Negara di dunia mengalami perkembangan yang pesat di berbagai
bidang kehidupan. Masuknya era globalisasi menjadikan bangsa Indonesia hampir tidak
memiliki batas. Kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia di era globalisasi,
mengharuskan kita untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila, agar generasi penerus bangsa
tetap dapat menghayati dan mengamalkannya dan agar intisari nilai-nilai yang luhur itu tetap
terjaga dan menjadi pedoman bangsa Indonesia sepanjang masa.

Generasi milenial atau yang dikenal dengan generasi muda saat ini adalah generasi
yang masih tergolong sebagai seseorang yang berusia muda. Dalam Undang-Undang No 40
Tahun 2009 tentang Kepemudaan, Pasal 1 poin 1 menyebutkan bahwa “pemuda adalah warga
negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang
berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun”. Generasi milenial sebutan untuk
generasi yang lahir pada tahun 2000 keatas atau disebut juga generasi muda di era industri 4.0
sebagai generasi muda tentu mereka adalah calon penerus yang diharapkan dapat menjadi
generasi yang tetap memegang teguh nilai-nilai pancasila sebagai ideologi yang menjadi
falsafah hidup dan jati diri bangsa Indonesia. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut tentu
nilai-nilai Pancasila harus diimplementasikan sejak dini kepada generasi generasi milenial.

Upaya masyarakat Indonesia dalam membudayakan nilai-nilai Pancasila maka perlu kita tahu
fungsi dari Pancasila yaitu :

1. Pancasila sebagai identitas dan kepribadian bangsa


2. Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat dan budaya bangsa Indonesia.
3. Pancasila sebagai sistem filsafat Pancasila bersifat obyektif ilmiah karena uraiannya
bersifat logis dan dapat diterima oleh paham yang lain.
4. Pancasila sebagai sumber nilai Nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
5. Pancasila sebagai sistem etika Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa yang
dimaksud etika Pancasila adalah etika yang mengacu dan bersumber pada nilai-nilai,
norma Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa.
6. Pancasila sebagai paradigma keilmuan ekonomi, politik, hukum, dan pendidikan
7. Pancasila sebagai ideologi terbuka disebut terbuka sebab ideologi Pancasila
bersumber pada kondisi obyektif, konsep, prinsip, dan nilai-nilai orisinal masyarakat
Indonesia sendiri.
8. Tanggapan saya yaitu nilai-nilai luhur yang terkandung pada setiap sila-sila Pancasila
yang dapat memperkuat komitmen kebangsaan pada generasi milenial yakni negara:
didirikan sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, penjelmaan sifat dan kodrat manusia
monodualis, nilai demokratis, dan tujuan negara sebagai tujuan hidup bersama.

2.2Fungsi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Pandangan hidup bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya
maupun manfaatnya oleh suatu bangsa, sehingga bangsa tersebut mampu menumbuhkan
tekad untuk mewujudkannya dalam sikap hidup sehari-hari.

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia adalah nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri.

Fungsi-fungsi Pancasila
1. Mempererat bangsa Indonesia, memelihara, dan mengukuhkan persatuan dan
kesatuan. Fungsi Pancasila ini penting bagi Indonesia karena Pancasila tidak hanya
ide atau perenungan satu orang saja, melainkan dirumuskan melalui kesepakatan anak
bangsa untuk seluruh bangsa Indonesia.

2. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya. Pancasila memberi cita-


cita bangsa Indonesia dan menjadi sumber motivasi atau tekad perjuangan mencapai
3. cita-cita pembangunan nasional, yang sekaligus menjadi bentuk pengamalan
Pancasila.

4. Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang
terkandung dalam Pancasila sendiri. Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik
mengenai keadaan bangsa dan negara Indonesia.

5. Pandangan hidup suatu bangsa merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan bangsa tersebut. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup adalah
bangsa yang tidak memiliki jati diri atau identitas dan kepribadian, seperti dikutip dari
buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN di Perguruan tinggi Tinggi)
oleh Sarinah, Muhtar Dahri, dan Harmaini.
6. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup berisiko mudah terombang-ambing
dalam menjalani kehidupannya. Terutama saat menghadapi berbagai tantangan dan
pengaruh, baik yang datang dari luar maupun dari dalam di era globalisasi.

7. Makna Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila sebagai
jati diri dan kepribadian bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang
hidup dan sudah lama ada, dan berkembang di akar pribadi dan budaya bangsa
Indonesia.

2.3 Prinsip-prinsip Dalam Pemikiran dan Pelaksanna Pancasila


Pancasila hanya akan memiliki arti jika warganegara Indonesia mau memikirkannya dan
melaksanakannya, maka untuk mengartikan Pancasila dibutuhkan berbagai pemikiran.
Pemikiran dimaksudkan usaha merenungkan secara serius untuk menggali pengetahuan dan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, dan akhirnya diformulasikan dalam suatu
konsep atau teori.

Pengalaman membuktikan bahwa pelaksanaan Pancasila berkali-kali mengalami


penyimpangan, baik pada pemerintahan Orde Lama, Orde Baru, maupun Orde Transisi, dan
Orde Reformasi. Mengapa berbagai bentuk penyimpangan itu dapat terjadi, secara ilmiah,
dapat dikatakan penyimpangan itu terjadi karena dilanggarnya prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan Pancasila. Prinsip-prinsip itu dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu prinsip ditinjau dari segi intrinsik (ke dalam) dan prinsip ditinjau dari segi ekstrinsik (ke
luar). Kuntowijoyo (1997: 81-84) menjelaskan, bahwa Pancasila dari segi intrinsik harus
konsisten, koheren, dan koresponden, sementara dari segi ekstrinsik Pancasila harus mampu
menjadi penyalur dan penyaring kepentingan horisontal maupun vertikal.

1. Prinsip ditinjau dari segi intrinsik (segi ke dalam)


Ditinjau dari segi intrinsik atau segi ke dalam, prinsip-prinsip dalam pemikiran dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu koheren, konsisten, dan koresponden. Ketiga hal tersebut
selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Koheren

Koheren berasal dari bahasa Latin cohaerere berarti “lekat satu dengan lainnya” artinya satu
sila harus terkait erat dengan sila yang lain. Prinsip koherensi ini dalam pemikiran
Notonagoro dikenal sebagai prinsip kesatuan organis dan tata hubungan sila-sila Pancasila
yang bersifat hierarkhis piramidal. Uraian terdahulu telah mengungkapkan bahwa sila-sila
Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena sifatnya yang
organis. Prinsip ini mengajarkan, bahwa dalam pelaksanaan Pancasila tidak sempurna jika
hanya memilih salah satu sila dengan meninggalkan sila lainnya, sebagaimana yang pernah
terjadi pada masa Orde Lama dengan memeras-meras Pancasila menjadi tri sila, dan akhirnya
menjadi eka sila.

b. Konsisten
Konsisten (bahasa Latin consistere yang berarti “berdiri bersama” artinya “sesuai”,
“harmoni”, atau “hubungan logis”. Artinya pelaksanaan Pancasila seharusnya berdiri
bersama, sesuai, harmoni dan memiliki hubungan logis dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai
contoh nilai-nilai Pancasila yang tercermin dalam Pokok-pokok Pikiran Pembukaan UUD
NRI 1945 harus dijabarkan secara konsisten ke dalam Batang Tubuh UUD NRI 1945 dan
perangkat hukum di bawahnya.

Contohnya adalah: UUD NRI 1945, oleh sementara pakar hukum dianggap belum secara
konsisten menjabarkan nilai-nilai Pancasila. Buktinya adalah kekuasaan eksekutif atau
Presiden yang berlebihan dibandingkan kekuasaan lembaga tinggi negara lainnya. Solusi
terhadap hal tersebut maka diusulkanlah amandemen UUD NRI 1945, dan SU MPR 1999
telah menangkap semangat tersebut dan merealisasikannya dengan melakukan amandemen
UUD NRI 1945 tahap pertama, dan akan dilanjutkan pada tahap-tahap selanjutnya secara
bertahap.

Penyimpangan sering juga terjadi karena secara formal prosedural Pancasila selalu diakui dan
ditulis sebagai landasan ideal dan dasar dari suatu produk hukum dan kebijakan kenegaraan,
namun secara substansial nilai-nilainya tidak tercermin dalam produk hukum atau kebijakan
tersebut. Contoh dari kasus ini adalah semboyan yang didengung-dengungkan pada masa
Orde Baru bahwa Pembangunan adalah pelaksanaan Pancasila. Namun berbagai kebijakan
pembangunan ternyata secara substansial tidak mencerminkan cita rasa perlindungan dan
keadilan bagi warga negara.

c. Koresponden

Koresponden berasal dari bahasa Latin com berarti “bersama”, respondere “menjawab”


artinya cocoknya praktik dengan teori, kenyataan dengan ideologi, senyatanya (das
sein) dengan seharusnya (das sollen), isi (material) dan bentuk (formal), dan lain-lain. Contoh
kegagalan konsep pembangunan sentralistik pada masa Orde Baru yang tidak memperhatikan
realitas masyarakat Indonesia adalah plural, baik ditinjau dari berbagai segi misalnya agama,
etnis, geografis dan historis.

Contoh lain adalah tradisi pengambilan sumpah jabatan, yang selalu dilafalkan akan setia
kepada Pancasila dan UUD NRI 1945, dan lain-lain, namun dalam kenyataan setelah
menjabat sumpah itu hanya berhenti dalam kata-kata tidak tercermin dalam perbuatan.
Bangsa Indonesia pada masa lalu banyak diajarkan kebiasaan berpikir dan bertindak secara
formalistik kurang mempertimbangkan aspek isi atau materinya.

2. Prinsip Ditinjau dari Segi Ekstrinsik (Segi ke Luar)


Penyimpangan terhadap pelaksanaan Pancasila juga terjadi jika tidak memperhatikan
prinsip ini. Pancasila pada awalnya dimaksudkan sebagai Dasar Negara sekaligus sebagai
penyalur kepentingan baik kepentingan horizontal, maupun kepentingan vertikal. Penyusun
berpandangan bahwa ditinjau dari segi ekstrinsiknya Pancasila harus memiliki prinsip
pragmatis, artinya memiliki nilai kegunaan, walaupun kegunaan harus dimaknai secara kritis,
yaitu berguna dalam arti luas baik ditinjau dari konteks ruang dan waktu.
Tinjauan dari konteks ruang berarti berguna bagi sebagian besar kepentingan masyarakat
luas tanpa harus menyisihkan kepentingan masyarakat yang lain, dalam konteks waktu
berguna dalam jangka panjang, dengan tidak mengorbankan jangka pendek. Prinsip ekstrinsik
ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Penyalur Kepentingan horizontal

Kepentingan horizontal maksudnya kepentingan dari segenap komponen bangsa yang


pluralistik di antara sesama warga negara, ditinjau dari pluralitas yang tercermin dalam suku,
agama, ras dan golongan. Keberpihakan pada salah satu komponen akan berakibat reaksi dari
komponen masyarakat yang lain. Contoh perlakuan diskriminatif terhadap salah satu agama
di Indonesia akhirnya mengundang konflik berkepanjangan dan menimbulkan banyak korban
di Maluku. Kasus konflik antar etnis Madura dan Dayak di Pontianak dapat pula dianggap
sebagai contoh konkret tidak diterapkannya prinsip ini dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

b. Penyalur Kepentingan vertikal

Prinsip ini mengajarkan bahwa dalam melaksanakan Pancasila harus memperhatikan adanya
berbagai kepentingan yang sifatnya vertikal, misalnya kepentingan antara warga negara
dengan penyelenggara negara, orang miskin-orang kaya, buruh-majikan, minoritas-mayoritas,
dan lain-lain. Tersumbatnya saluran kepentingan ini merupakan sumber kerawanan. Contoh:
Kasus penjarahan yang terjadi pada masa reformasi tahun 1997 di berbagai daerah di
Indonesia seperti Solo, Jakarta, Medan, dan lain-lain, itu semua akibat akumulasi dari
berbagai kepentingan yang selama ini tidak terartikulasikan dan tidak ditangkap oleh para
penyelenggara negara. Kecemburuan antara si miskin dan si kaya, antara kepentingan buruh
yang dilanggar oleh pengusaha yang berkolusi dengan penguasa.

Prinsip-prinsip ditinjau dari segi intrinsik dan ekstrinsik tersebut masih dapat ditambah
dengan prinsip-prinsip lain yang tidak bertentangan dengan nilai dasar pelaksanaan Pancasila.

2.4 Menerapkan Nilai-nilai Luhur Pancasila


Sebagai ideologi bangsa Indonesia, Pancasila menjadi pandangan hidup yang bukan
hanya patut kita pelajari, tetapi juga kita praktikkan di dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila
memiliki nilai-nilai luhur yang telah diterapkan oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu.
Bukan hanya itu saja, ideologi Pancasila jugalah yang menjadi dasar negara Indonesia serta
membuat kita memiliki arah dan tujuan yang jelas. Seperti dari namanya, kata Pancasila
berarti lima sila. Nah, di dalam setiap sila, ada nilai-nilai luhur yang bisa kita terapkan pada
kehidupan sehari-hari, termasuk dalam urusan berbisnis seperti pada penjelasan berikut ini.

1. Nilai Ketuhanan

Sila pertama pada Pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang berarti
masyarakat Indonesia mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa serta selalu bertaqwa
kepada-Nya. Selain itu, sila pertama juga menjadi landasan yang menjamin hak masyarakat
Indonesia dalam kebebasan beragama. Nah, kalau dalam konteks bisnis sendiri, ada juga
beberapa hal yang bisa kita terapkan untuk mengamalkan sila pertama ini, seperti menjunjung
toleransi antara umat beragama.

Untuk menerapkan toleransi antara setiap umat beragama, Kamu bisa mulai dengan
melakukan hal yang simple, yakni memberikan ucapan selamat pada hari raya keagamaan,
baik melalui postingan media sosial maupun secara langsung kepada para pelanggan yang
merayakannya. Selain itu, Kamu juga bisa menggunakan dekorasi yang sesuai untuk
menyambut hari raya.

2. Nilai Kemanusiaan

Sila kedua Pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” merupakan sila
yang mengandung nilai kemanusiaan. Ini berarti, Pancasila menekankan bahwa setiap
manusia perlu diperlakukan sesuai harkatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hal ini
dikarenakan setiap manusia memiliki derajat, hak, maupun kewajiban yang sama. Tidak
boleh ada perbedaan berdasarkan suku, ras, agama, maupun golongan. Maka dari itu, Kamu
pun wajib menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap pelanggan Kamu.

Terlepas dari siapa mereka, setiap pelanggan Kamu memiliki hak dan kewajiban yang
sama. Semuanya juga merupakan salah satu faktor terpenting yang mendukung pertumbuhan
usaha Kamu. Maka dari itu, Kamu wajib menghargai dan memberikan pelayanan yang sama
pada semua pelanggan. Jadikan feedback dari mereka sebagai acuan untuk terus berkembang.

3. Nilai Persatuan

Pada sila ketiga Pancasila, terkandung nilai persatuan yang berbunyi “Persatuan Indonesia.”
Melalui sila ini, kita Warga Negara Indonesia diingatkan untuk menjunjung tinggi persatuan
meskipun kita memiliki latar belakang yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa bermacam-
macam, seperti suku, agama, serta bahasa. Salah satu hal yang bisa Kamu lakukan untuk
menjunjung nilai ini di dalam dunia entrepreneur ialah dengan mendukung sesama pelaku
usaha. Di tengah ketatnya persaingan bisnis, tentunya pelaku usaha harus bisa kreatif dan
beradaptasi. Nah, hal ini bisa dilakukan dengan tidak menjatuhkan satu sama lain, melainkan
justru mendukung sesama pelaku usaha lokal. Misalnya saja seperti berkolaborasi dengan
bisnis lain dan menawarkan produk yang baru pada pelanggan.

4. Nilai Kerakyatan

Sila keempat Pancasila mengandung nilai kerakyatan yang berbunyi “Kerakyatan


yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.” Melalui sila
ini, tercermin nilai demokrasi yang ada di Indonesia. Nah, di dalam konteks sehari-hari, sila
ini bisa Kamu terapkan melalui interaksi antara staf maupun pelanggan.

Ketika sedang melakukan diskusi bersama dengan para staf, pastikan Kamu bisa
menghargai setiap pendapat. Kemudian, ambilah keputusan berdasarkan musyawarah.
Sementara itu, ketika melayani pelanggan, Kamu juga bisa memberikan kesempatan bagi
mereka untuk menyampaikan saran dan kritik. Hal ini menunjukkan bahwa Kamu
menghargai pendapat dari pelanggan.

5. Nilai Keadilan

Sila kelima Pancasila berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.” Di dalam
sila ini, terkandung nilai keadilan yang menandakan bahwa setiap masyarakat memiliki hak
yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan. Nilai Pancasila ini bisa Kamu terapkan dengan
menghormati hak-hak pelanggan.

  Salah satu hak pelanggan yang wajib Kamu penuhi ialah menjamin keamanan dan
kenyamanan saat berbelanja. Seperti yang kita tahu, pada masa pandemi seperti ini pelaku
usaha harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk meminimalisir risiko
penularan virus Corona. Sediakan tempat cuci tangan maupun hand sanitizer agar pelanggan
bisa tetap berbelanja dengan nyaman. Selain itu, gunakanlah fitur pembayaran nontunai
Cashlez yang meminimalisir kontak langsung saat pembayaran.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Generasi milenial sebutan untuk generasi yang lahir pada tahun 2000 keatas atau disebut
juga generasi muda di era industri 4.0 sebagai generasi muda tentu mereka adalah calon
penerus yang diharapkan dapat menjadi generasi yang tetap memegang teguh nilai-nilai
pancasila sebagai ideologi yang menjadi falsafah hidup dan jati diri bangsa Indonesia. Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut tentu nilai-nilai Pancasila harus diimplementasikan sejak dini
kepada generasi generasi milenial.

Sebagai ideologi bangsa Indonesia, Pancasila menjadi pandangan hidup yang bukan
hanya patut kita pelajari, tetapi juga kita praktikkan di dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila
memiliki nilai-nilai luhur yang telah diterapkan oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu.
Pandangan hidup bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maupun
manfaatnya oleh suatu bangsa, sehingga bangsa tersebut mampu menumbuhkan tekad untuk
mewujudkannya dalam sikap hidup sehari-hari. Dengan membudayakan nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi bangsa,maka kita sebagai generasi muda sudah turut membantu dalam
membudidayakan nilai luhur bangsa Indonesia.

3.2SARAN
Sebagai generasi mudah kita diharuskan untuk terus aktif dalam program pembangun
bangsa, terutama dalam membudidayakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
dalam menjunjung tinggi nilai luhur budaya bangsa, agar tidak mudah untuk di goyahkan
oleh budaya luar yang bisa berdampak dalam melunturkan budaya-budaya yang ada di
indonesia. Oleh sebab, itu kita sebagai generasi muda harus mampu menerapakan nilai-nilai
Pancasila yaitu 5 sila, ketuhanan,kemanusiaan,keadilan,persatuan,kerakyatan. Yang berguna
umtuk Mempererat bangsa Indonesia, memelihara, dan mengukuhkan persatuan dan
kesatuan. Fungsi Pancasila ini penting bagi Indonesia karena Pancasila tidak hanya ide atau
perenungan satu orang saja, melainkan dirumuskan melalui kesepakatan anak bangsa untuk
seluruh bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
[ CITATION det211 \l 1033 ]

[ CITATION sil21 \l 1033 ]

[ CITATION cas211 \l 1033 ]


Soal

Bagaimana cara penerapan pelaksanaan Pancasila sebagai upaya menjaga nilai luhur budaya bangsa
dalam kehidupan sekarang ini dan sebutkan contohnya?

Anda mungkin juga menyukai