oleh :
MUHAMMAD REZKY YANAPUTRA (1201040102)
TASAWUF PSIKOTERAPI
FAKULTAS USHULUDIN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Perbandingan Ideologi Pancasila Dengan Ideologi Kapitalisme” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang idelogi pancasila dan ideologi
kapitalisme bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Yumna Rais, M.Ag, selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3
BAB I......................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN......................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................6
1.3 TUJUAN...........................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................ 7
POKOK PEMBAHASAN..........................................................................................7
2.1 SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA........................................................7
A. Zaman Penjajahan.........................................................................................7
B. Kebangkitan Nasional...................................................................................8
C. Sidang BPUPKI............................................................................................9
2.2 Makna pancasila sebagai susunan yang bersifat heragis piramidal.............12
Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang Saling Mengisi dan
Saling Mengkualifikasi......................................................................................14
2.3 Hakikat dan Muatan dari filsafat Pancasila.................................................16
A. Pancasila Sebagai objek Filsafat.................................................................16
D. Hakikat Sila-Sila Pancasila.........................................................................19
E. Filsafat Bineka Tunggal Ika di dalam Pancasila.........................................26
2.4 Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Pancasila...........................................28
A. Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa (Nilai Ketuhanan)......................28
B. Sila kedua Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Nilai Kemanusiaan)
29
C. Sila Ketiga Persatuan Indonesia (Nilai Persatuan)......................................30
3
D. Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan (Nilai Musyawarah)...........................................30
E. Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Nilai
Keadilan)...........................................................................................................31
2.5 Perbandingan Pancasila Dengan Ideologi Lain...........................................32
A. Ideologi pancasila.......................................................................................32
B. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka...........................................................33
C. Pebandingan Pancasila Dengan Ideologi Komunis.....................................36
D. Pebandingan Pancasila Dengan Ideologi Liberalisme.................................44
E. Pebandingan Pancasila Dengan Ideologi Sosialisme.................................47
F. Pebandingan Pancasila Dengan Ideologi Fasisme.......................................49
2.6 Peranan pancasila dalam bermasyarakat dan bernegara..............................54
A. Nilai-nilai Pancasila dalam Berbangsa, Bernegara, dan bermasyarakat......54
B. Penerapan dan Pelaksanaan di Masyarakat.................................................56
C. Penerapan Nilai Pancasila Dalam Berbangsa dan Bernegara......................60
D. Pelaksanaan Sikap yang Sesuai dengan sila-sila Pancasila.........................61
BAB III.................................................................................................................... 66
PENUTUP................................................................................................................ 66
A. KESIMPULAN..............................................................................................66
B. SARAN..........................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................68
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
nilai-nilai adat-istiadat, dan kebudayaan yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara Indonesia.
1.3 TUJUAN
a. Mengetahui proses lahirnya pancasila
b. Mengetahui apa itu pancasila sebagai susunan yang bersifat heragis piramidal
c. Mengetahui muatan dan hakikat dari filsafat dalam pancasila
d. Mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
e. Mengetahui perbedaan pancasila dengan ideologi lain
f. Mengetahui Peranan pancasila dalam bermasyarakat dan bernegara
6
BAB II
POKOK PEMBAHASAN
7
Pada tahun 1894-1895 di Lombok dipimpin oleh Anak Agung Made
Pada tahun 1900 di Tanah Batak dipimpin oleh Sisinga Mangaraja.
B. Kebangkitan Nasional
Pada abad ke XX dengan tumbuhnya kesadaran akan kekuatan dan
kemampuan diri, terutama di wilayah dunia bagian Timur, maka di Indonesia
pada tahun 1908, atau tepatnya pada tanggal 20 mei 1908, telah lahir suatu
Gerakan Kebangkitan Nasional yang dipelopori oleh dr Wahidin
Sudirohusudo dengan Budi Utomonya. Gerakan ini adalah merupakan awal
pergerakan Nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang merdeka yang
1
Alwi kaderi, PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI, (Banjarmasin, 2015), hal.27
8
berkuasa. Dengan beridirinya Budi Utomo pada Tanggal 20 Mei 1908 tersebut
akhirnya lahir pula berbagai pergerakan nasional lainnya, seperti:
Serikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1909, yang kemudian berubah
menjadi Gerakan Politik dengan merubah nama menjadi Syarikat
Islam (SI) pada tahun 1911, yang dipimpin oleh H.O.S Cokroaminoto.
Indische Partij pada tahun 1913, dipimpin oleh oleh tiga serangkai,
yaitu : Douwes Dekker, Cipto Mangunkosomo, Ki Hajar Dewantara.
Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 yang dipelopori oleh Ir.
Soekarno, Ciptomangunkusomo, Sartono, beserta tokoh-tokoh lainnya.
Para pemuda memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928, yang isinya adalah satu Bahasa satu Bangsa dan satu Tanah air
Indonesia.
Pada tahun 1931 PNI dibubarkan oleh pengikutnya, kemudian diganti
dengan Partai Indonesia atau Pertindo.
Pada tahun 1933, berdiri Pendidikan Nasional Indonesia oleh golongan
demokrat yang antara lain Moh. Hatta, St. Syahrir, dengan semboyan
“Kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri” 2
C. Sidang BPUPKI
Di awal 1945, tanda-tanda melemahnya kekuasaan fasisme Jepang
mulai terlihat. Untuk itu, pemerintah pendudukan Jepang mulai menjanjikan
Kemerdekaan kepada Indonesia. Tanggal tangga 29 April 1945, dibentuklah
badan bernama Dokuritsu Junbi Cosakai alias Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan yang beranggotakan 59
orang ini didominasi oleh tokoh-tokoh pergerakan, termasuk Sukarno dan
Hatta. Tugas BPUPKI adalah merancang pembentukan negara Indonesia.
2
Ibid., hal.34
9
BPUPKI memulai sidang pertamanya tanggal 29 Mei 1945. Sidang
pertama ini berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama
ini, berbagai tokoh berpidato tentang negara Indonesia, seperti Mohammad
Yamin, Soepomo, dan Hatta. Namun, dari semua tokoh yang berpidato, tak
satupun yang menyinggung dan menjawab pertanyaan Ketua BPUPKI, dr.
Radjiman Wediodiningrat: "Jika Indonesia merdeka, di atas dasar apa negara
ini akan kita dirikan?"
Baru pada saat giliran Soekarno, yang berpidato pada tanggal 1 Juni
1945, pertanyaan itu terjawab. Soekarno berpidato tentang arti penting
Philosofische grondslag (filosofi dasar) dan Weltanschauung (pandangan
hidup) bagi sebuah negara yang merdeka. Sukarno juga menguraikan lima
nilai dasar filosofis tersebut, yakni kebangsaan, kemanusiaan, demokrasi atau
mufakat, keadilan sosial dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Sukarno
kemudian menamai lima nilai filosofi dasar itu dengan nama Pantja-Sila atau
Pancasila.
10
Pancasila ditetapkan sebagai Dasar Negara pada tanggal 18 Agustus
1945, dengan mengubah bunyi sila pertama Piagam Djakarta, menjadi:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Tahun 1947, Departemen Penerangan Republik Indonesia (RI)
mempublikasikan pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 dengan nama
Lahirnya Pancasila. Kata pengantar buku tersebut ditulis oleh Ketua BPUPKI,
Radjiman Wedyodiningrat, menyebut bahwa pidato Bung Karno tanggal 1
Juni 1945 sebagai hari Lahirnya Pancasila. Sedangkan peringatan 1 Juni
sebagai Hari Lahirnya Pancasila baru dimulai secara resmi di tahun 1964. 3
3
Perdana RY, 2018, mengenal sejarah pancasila, (madiun), hal.20
11
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadlan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Berikutnya pada sidang hari kedua (tanggal 30 Mei 1945) tokoh yang
tampil adalah Ki Bagoes Hadikoesoemo dan K.H. Wahid Hasyim (dua orang
Tokoh muslim), mereka mengusulkan agar yang menjadi dasar negara
Indonesia adalah ajaran Islam, namun mereka tidak menyampaikan sesuatu
rumusan sebagai tindak lanjutnya.4
4
Alwi kaderi, PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI, (Banjarmasin, 2015), hal.38
12
dan keadaan negara harus sesuai dengan Tuhan. Sila ke dua Kemanusiaan,
berarti sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat manusia, sila ke
tiga persatuan, berarti sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakekat
satu, sila keempat Kerakyatan berarti sifatsifat dan keadaan negara harus
sesuai dengan hakikat rakyat, dan sila ke lima Keadilan, berarti sifat-sifat dan
keadaan negara harus sesuai dengan hakikat adil. Kesesuaian yang dimaksud
adalah kesesuaian antara hakikat nilai-nilai dari sila-sila Pancasila dengan
kondisi negara.
Sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa, dia meliputi dan menjiwai
sila kemanusiaan yang adil dan beradab, sila persatuan Indonesia, sila
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebjaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sila ke dua: sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, berarti dia
diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhahanan Yang Maha Esa, serta
meliputi dan menjiwai sila persatuan Indonesia, sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, serta sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila ke tiga : Persatuan Indonesia. Dia diliputi dan dijiwai oleh sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,
serta meliputi dan mejiwai sila kerakyatan yang dipimpimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta
sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila ke empat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan adalah diliputi dan dijiwai oleh
sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
13
beradab, Persatuan Indonesia, serta meliputi dan menjiwai sila
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila ke lima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah
diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan YME, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.5
5
Ibid, hal.83
14
permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
6
Ibnu Hururi Dan Asep Munajat, Pendidikan Kewarganegaraan (Panduan Untuk Mahasiswa, Pendidik, Dan
Masyarakat Secara Umum), CV Nurani, Bekasi, 2016, Hal.12-14
15
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran
yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi pancasila. Secara
ringkas filsafat pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang
pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan
menyeluruh. Filsafat pancasila juga mengungkap konsep-konsep yang bukan
saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga manusia pada
umumnya Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia ditetapkan menjadi
ideologi bangsa indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945.7
7
Dea tita, 2015, PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT, Jurnal STKIP Kusumu Negara,
link:https://www.slideshare.net/mobile/Dea_tita/jurnal-pancasila-sebagai-filsafat
16
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada
hakikatnya bersumber pada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia. Jadi filsafat tersebut tidak muncul secara tiba-tiba
atau dipaksakan. Pancasila dirumuskan secara formal yuridis dalam
pembukaan UUD 1945 sebagai dasar filsafat negara Indonesia yang nilai-
nilanya telah ada dalam diri bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai tersebut
diangkat oleh pendri negara untuk dijadikan dasar negara Republik
Indonesia. Prosesnya dari dilakukannya sidang-sidang BPUPKI, sidang
Panitia 9 yang akhirnya disahkan secara formal yuridis sebagai dasar filsafat
negara Republik Indonesia.8
Kata identitas itu berarti juga sebagai kata jati diri yang menunjuk
kepada kesatuaan yang utuh dan seimbang dari suatu masyarakat atau
seorang manusia." Kesatuan ini merangkum tiga aspek. Aspek pertama
adalah kesatuan yang terbentuk berkat interaksi antara anggota anggota
masyarakat tertentu, dan nilai-nilai yang mempersatukan itu sekaligus
mengikat masing-masing anggota dalam mengarahkan ke hidupannya.
Kesatuan ini disebut kepribadian. Aspek kedua dari jati diri adalah identitas
diri yang lebih menunjuk unsur kesamaan yang memberi ciri khas kepada
masyarakat tersebut dalam perkembang annya dari waktu ke waktu. Aspek
ketiga adalah keunikan masyarakat tersebut dalam hubungannya dengan
masyarakat masyarakat lain. Perlu dicatat bahwa keunikan bukan berarti
isolasi dari yang lain, tetapi merupakan kekhasan yang dimiliki dalam
pergaulannya dengan masyarakat lebih luas. Demi kejelasan maksud dari
8
Wayan latra, 2017, IDENTITAS NASIONALSEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN DALAM PEMBANGUNAN
BANGSA DAN KARAKTER, link; https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/73897666bed07ff50b
5b2bf1ed73e60a.pdf&ved=2ahUKEwilxf__ztTuAhVBX30KHcZaABAQFjAJegQICBAB&usg=AOvVaw1xB1bCryne
pJFs7t3nR2MJ
17
pernyataan "Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia", kita perlu
membahas masing-masing aspeknya.9
9
Hardono Hadi, 1994, Hakikat & Muatan Filsafat Pancasila, (Pustaka Filsafat : Yogyakarta), hal.66
10
Sunoto , 1988, Mengenal Filsafat Pancasila, (PT.Hanindita : Yogyakarta), hal.29
18
sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan perumusan yang terbaik di antara kemungkinan kemungkinan
yang ada.
11
Hardono Hadi, 1994, Hakikat & Muatan Filsafat Pancasila, (Pustaka Filsafat : Yogyakarta), hal.68
19
atau dewa. Juga tidak ada tempat bagi Pantheisme yaitu faham bahwa
semua itu adalah Tuhan dan Moriisme yaitu paham bahwd yang ada
sungguh-sungguh itu hanya tunggal yaitu Tuhan. Nggara kita juga bukan
negara profan atau Sekuler yaitu negara yang sama sekali tidak
menghiraukan masalah keagamaan dan ketuhanan.
20
adanya hanya satu Tuhan Bagi umat Islam, disebut tauhid yang
merupakan ajaran para Nabi yang berasal dari wahyu Allah.12
21
3. Sila Persatuan Indonesia
Nilai ini mengandung arti usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina nasionalisme dalam negara Indonesia.
Nilai Persatuan Indonesia yang demikian ini merupakan suatu proses
untuk menuju terwujudnya nasionalisme. Dengan modal dasar nilai
persatuan, semua warga negara Indonesia baik yang asli maupun
keturunan asing dan dari macam-macam suku bangsa dapat menjalin
kerjasama yang erat dalam wujud gotong royong dan kebersamaan.
22
mempertahankannya dari gangguan orang lain, maka bagi satuan sosial
yang lebih luas, suatu bangsa berhak menentukan tempat tinggalnya yang
merupakan wilayah negara dan berhak bahkan berkewajiban
mempertahankannya dari gangguan bangsa lain.14
14
Ibid, hal.85
23
Dalam mewujudkan nilai demokrasi Pancasila, semua manusia
Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai
kedudukan hak dan kewajiban yang sama. Oleh karena itu dalam
menggunakan haknya setiap individu harus memperhatikan dan
mengutamakan kepentingan bersama. Dengan etiket baik dan penuh
tanggung jawab harus menghormati dan mentaati setiap hasil keputusan
yang telah disepakati bersama dalam lembaga perwakilan rakyat.
Keputusan yang diambil harus menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai kebebasan dan keadilan dengan tujuan untuk
membangun dan mengembangkan hidup yang mengutamakan persatuan
dan kesatuan demi kepentingan bersama.
15
Ibid, hal.79
24
sesama, menjaga keseimbangan, keserasian keselarasan antara hak dan
kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain
16
Ibid, hal.91
25
E. Filsafat Bineka Tunggal Ika di dalam Pancasila
Bineka Tunggal Ika Menghasilkan Kerinduan akan kesatuan
dari kepelbagaian tersebut secara jelas telah ditunjukkan oleh Eka
Darmaputra yang memantau dan meng identifikasinya di dalam pandangan
dunia yang bersifat totalistis, dua listis, dan hierarkis.'' Dengan pandangan
dunia yang bersifat totalistis dimaksudkan bahwa semua unsur dalam
semesta saling berhubungan, karena semuanya bertemu di dalam Allah.
Allah merupakan asal dan tujuan dari segalanya. Dengan demikian terjadi
keserasian antara unsur-unsur semesta. Sedangkan pandangan dunia yang
bersifat dualistis menekankan prinsip keseimbangan antara kutub-kutub para
doksal. Dengan pandangan itu, segala sesuatu yang kelihatan ber tentangan
justru menyatu dalam satu integritas kenyataan. Akhirnya, pandangan dunia
yang bersifat hierarkis menunjuk kepada pengaturan semesta menurut
tempatnya masing-masing. Pengaturan semesta me nurut pembagian tempat
yang pas akan menyebabkan suatu sistem kesatuan, di mana masing-masing
unsurnya mempunyai peranan yang tidak dapat diabaikan dalam konstalasi
keseluruhan.17
17
Hardono Hadi, 1994, Hakikat & Muatan Filsafat Pancasila, (Pustaka Filsafat : Yogyakarta), hal.95
18
EKA DARMAPUTRA, 1988, PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS DAN MODERNITAS, TINJAUAN ETIS DAN
BUDAYA, (PT BPK : Jakarta), hlm. 80-82.
26
Pancasila secara filosofis daripada mengutarakan filsafat yang
terdapat dalam Pancasila. Sebagai pembenaran filosofis, harus dikatakan bah
wa Pancasila merupakan kewajaran dalam arti sesuai dengan kodrat
manusia. Sebab sesuai pandangan filosofis yang dipegang oleh Dri jarkara,
kesatuan segala ciptaan yang berpusatkan pada manusia men dapatkan
tekanan. Dari kenyataan manusia dengan segala sifat-sifat nya bisa
diterangkan kedudukan Pancasila. Namun hal ini tidak dengan sendirinya
menyajikan filsafat yang terdapat dalam Pancasila. Harus diakui bahwa
pembenaran yang diberikan oleh Drijarkara ini sangat bermanfaat bagi
dialog bangsa Indonesia dengan bangsa bangsa lain yang mempunyai titik
tolak kemanusiaan. Namun apa persis isi filosofis yang dikandung oleh
Pancasila masih tetap belum disentuh. Untuk itu filsafat yang merupakan
sistem ide yang termuat dalam Pancasila perlu mendapatkan perumusannya.
27
Kesadaran akan kesatuan bangsa, tentu saja juga disertai
kesadaran akan kesamaan hak dan kewajiban, kebebasan dan tanggung
jawab. Masing-masing manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban
asasi yang sama, sebab masing-masing adalah manusia yang mem punyai
kedudukan sama sebagai manusia. Apalagi kalau kita mengingat bahwa
masyarakat terjadi berkat interaksi intensif, di mana terjadi komunikasi dan
transaksi nilai antara anggota-anggotanya. Dalam menentukan kehidupan
bernegara pun masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Dengan demikian, semangat demokrasi mempunyai tempat dan kedudukan
yang penting dalam kehidupan bangsa Indonesia19
19
Hardono Hadi, 1994, Hakikat & Muatan Filsafat Pancasila, (Pustaka Filsafat : Yogyakarta), hal.100-101
28
dilestarikan. Keberagaman semestinya tidak bersifat hierarkis, melainkan
egaliter, dan oleh karena itu berimplikasi pada nilai etis toleransi. Sebagai
umat beragama yang beriman dan bertakwa kepada Allah, sudah
semestinya kita menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran,
dan kemuliaan dalam diri, sehingga meningkatkan moral bangsa.20
29
yang terkandung dari sila persatuan Indonesia. Sesuai dengan konstitusi
tujuan negara ialah berkewajiban memberikan perlindungan kepada
segenap tumpah darah Indonesia dan seluruh isinya dengan semangat
persatuan tersebut. Perlakuan yang sama pada seluruh warga dimananapun
berada haruslah dilakukan oleh pemerintah tanpa memandang latar
belakang suku, ras, budaya, maupun agamanya. Warga negara dalam
semangat kebersamaan seharusnya melakukan tindakan yang tetap
menunjukkan sikap dan perbuatan yang NKRI untuk kebahagiaan dan
kemajuan bersama. Semangat persatuan inilah yang harus terus dijaga agar
NKRI tetap eksis, dan dapat menjadi kuat karena terbangun dari jalinan
keberagaman yang harmonis.22
22
Ibid, hal.126
30
Sebaliknya, tren baru yang berkembang pada saat ini mengarah pada
demokrasi transaksional. Uang menjadi kekuatan dalam menguasai politik,
kelompok yang memiliki uang yang berlimpah yang akan menguasai dan
memenangkan perpolitikan. Inilah yang pada akhirnya dikhawatirkan akan
memberikan negara kepada kendali suatu kelompok tertentu. Kondisi ini
akan diperparah apabila demokrasi ekonomi, dan sosial tidak dilakukan,
dan pemimpin yang visioner tidak dimiliki. Oleh karena itu, penting untuk
mengkaji ulang gagasan demokrasi sesungguhnya sesuai dengan amanat
sila ke empat pancasila.23
23
Ibid, hal.127
31
membuat masyarakat leluasa bermusywarah dan bermufakat mencari
solusi persoalan. Tegaknya keadilan membuat bangsa akan lebih mudah
dalam menyatukan kekuatan untuk dapat mewujudkan kemakmurannya
yang bermartabat. Keadilan juga akan mempertebal rasa kemanusiaan dan
saling mencintai sesama ciptaan Tuhan. Akhirnya keadilan dapat membuat
setiap orang tenang beribadah tanpa harus merasa terancam oleh kelompok
lain yang berbeda keyakinan.
32
perkembangan kehidupan beragama. Adanya kebebasan beragama, karena
tidak ada agama negara.24
nilai dasar yang bersifat tetap sepanjang masa seperti asas, cita-cita
dan tujuan
24
Iryanto, Ana, Rahayu, Dkk, 2007, BUKU AJAR PENDIDIKAN PANCASILA, (UPT MKU : Semarang), hal.53
33
nilal instrumental yang penerapan dan pengembangannya dapat
berubah sesuai dengan tuntutan zaman, antara lain berupa arahan
kebijakan, strategi sasaran dan pelaksanaan
nilal praksis yang merupakan realisasi dari nilai-nilai instrumental
dalam kehidupan nyata dalam bermasyarakat berbangsa dan
bernegara Perubahan-perubahan pada nilai Intrumental tidak boleh
bertentangan dengan nila dasar. Sifat dinamis dan inovatif ideologi
Pancasila memungkinkan bangsa Indonesia mengikuti
perkembangan zaman tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasarnya
(jati diri bangsa).
34
Sejarah membuktikan dengan runtuhnya negara komunis
terbesar di dunia negara-negara lain yang menganut paham itupun banyak
yang runtuh, demikian juga suatu saat jika perkembangan Ideologi
liberalisme mencapai titik jenuh dan mulia surut, maka negara-negara yang
menganut sistem tersebut tentu juga akan ikut hancur. Posisi Pancasila
yang berada di tengah-tengah antara dua ekstrim tersebut merupakan posisi
aman. Yang kedua, Pancasila bukan merupakan ajaren atau doktrin yang
diciptakan dari atas (teori) ke bawah (praktek), tetapi disusun oleh para
pendiri negara dari tata nilal yang ada di temngah masyarakat Indonetla
yang sangat beragam baik suku, agama, ras dan golongan, sehingga
Pancasila merupakan wadai bagi keberagaman Indonesia Pancasila
merupakan pemersatu Kebhinekaan bangsa. Sebagai wadah berarti
Pancasila harus mampu memberikan tempat bagi keberagaman untuk
berkembang dan sekaligus melidung dan memberikan rasa aman dalam
keberagaman ini. Sebagai wadah pemersatu bangsa dalam sejarah telah
menjukkan bukti keampuhannya. Adanya pemberontakan pemberontakan
yang ingin menggantikan Pancasila dengan ideologi selalu mengalami
kegagalan karena tidak didukung oleh komponen bangsa yang lain yang
menyadari bahwa Pancasila merupakan wadah yang paling tepat untuk
dapat hidup bersama dalam segala perbedaan. Ideologi Pancasila adalah
ideologi pemersatu bangsa.25
35
pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu, nilai –nilai pancasila berasal dari
pandangan hidup bangsa telah diyakini kebenarannya. Kemudian diangkat
oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat negara dan kemudian menjadi
ideologi bangsa dan negara. Oleh karena itu, ideologi Pancasila ada pada
kehidupan bangsa dan terletak pada kelangsungan hidup bangsa dalam rangka
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
26
P.N.H.Simanjuntak,S.H. Pend.Kewarganeg SMP/MTS Kls vii. (Jakarta : PT Grasindo),.hal.4
27
Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa: Dilengkapi Dengan Undang-
Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen, (Jakarta : Grasindo), hal.92
36
Dapat kita analisis dan cermati lebih mendalam bahwa sebenarnya
sikap-sikap dan ciri ideologi Pancasila yang humble dan fleksibel tersebut
telah memuat seluruh nilai-nilai yang ada yang dimiliki ideologi lain, semua
nilai-nilai itu sudah terangkum dengan sistematis dan menyeluruh di dalam
sila-sila dan butir-butir Pancasila., sehingga menempatkan Pancasila sebagai
suatu ideologi yang parit pernah dibandingkan dengan ideal lainnya. Jika kita
lihat ideologi-ideologi lainnya hanya terfokus kepada suatu tujuan yang ingin
dicapai dan terkadang justru menghilangkan sebagian hal-hal yang bernilai
lainnya, hal tersebut justru menunjukkan bahwa ideologi terlihat lebih kaku
terhadap pandangan dasar dari gagasan-gagasan ideologi tersebut, dengan kata
lain, ideologi-ideologi lain di dunia ini masing-masing memiliki pandangan
berbeda-beda. Namun, tidak terkait satu sama lainnya. Sehingga terlihat
seperti monoton dan kaku, sementara ideologi pancasila dengan
keterbukaannya yang fleksibel dan dinamis membuka celah akan adanya
keterkaitan terhadap nilai-nilai yang sebenarnya sudah terwakilkan dan
termuat di dalamnya28
b) Komunis
37
"sosialis" yang lebih radikal yang menurut adanya penghapusan total hak-
hak milik dan kesamaan milik konsumsi serta menginginkan suatu keadaan
lebih baik. Bukan dari kebaikan pemerintah atau rezim penguasa melaindari
upaya perjuangan kaum miskin dan kelas bawah (Ebendrein William. 1990)
38
b) Komunisme menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme;
c) Komunisme mengajarkan teori pertentangan kelas dan hanya kaum
proletar sajalah yang akan memegang tampuk pimpinan pemerintahan dan
menjalankan pemerintahan secara diktator,
d) Komunisme tidak menghormati hak asasi manusia;
e) Komunisme menganut sistem politik satu partai dan tidak partai oposisi.30
39
ideologi pancasila mendasarkan pada kodrat manusia individu
dan makhluk sosial. Oleh karena itu, pancasila mengakui kebebasannya
terhadap hak – hak masyarakat. Selain itu, manusia juga memiliki kodrat
sebagai makhluk pribadi serta sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga nilai religius ketuhanan selalu menjiwai kehidupan manusia dalam
berbangsa dan bernegara. Pandangan terhadap individu sangat diakui
keberadaannya, yakni hubungan individu dengan masyarakat yang selalu
dilandasakan dengan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
31
Muhammad Zainuddin,SH.,MH, PKN Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah ( Jepara :
UNISNU Press, 2020), hal.101-102
32
Ibid, hal.102
40
Ajaran komunisme tidak dapat diterima oleh bangsa Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh komunisme yang tidak mengenal adanya Tuhan bahkan
beranggapan bahwa agama bagaikan candu. Tentunya ini sangat tidak sesuai
terhadap nilai – nilai keagamaan yang sudah lama berkembang di Indonesia.
Salah satu cara melakukan pemberantasan komunisme adalah dengan
mempelajari ajarannya agar tidak mudah terkena rayuan – rayuan komunisme.
Ajaran kristen pun beranggapan bahwa ajaran komunisme bisa menyesatkan,
karena bertentangan dengan ajaran kristus dan falsafah pancasila 33
34
Tabel 5.2. Perbedaan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Komunisme
Pancasila Komunisme
Hukum guna menjungjung tinggi keadilan dan Hukum untuk melanggengkan komunis,
keberadaan individu dan masyarakat berkuasa hanya satu parpol
33
Jhon Pieris, Tragedi Maluku : Sebuah krisis peradapan-Analisis Krisis Aspek :Politik, Ekonomi, Sosial-
Budaya dan Keamanan, ( Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,2004), hal.212
34
Muhammad Zainuddin,SH.,MH, PKN Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah ( Jepara :
UNISNU Press, 2020), hal.104
41
Individu diakui keberadaannya Individu dan masyarakat tidak penting
42
kitab suci agama yang dipercayainya. Ciri yang paling menonjol dari
ideologi ini adalah hanya terdapat satu agama dalam suatu negara.
Ada empat ciri pokok dari doktrin liberalisme klasik menurut Ludwig
von Mises (tokoh Liberalisme abad ke-20), yaitu :
kesejahteraan material
kecenderungan rasionalistik
kebaikan bagi lebih banyak orang
kepemilikan hak pribadi atau property
43
kapitalisme didasarkan pada kepemilikan pribadi sarana-sarana produki. Hak
milik pribadi dan kepemilikan atas modal oleh pribadi, yang dilindungi oleh
undang-undang, akan menjamin sebuah aturan permainan yang objektif tanpa
ada campur tangan kekuasaan (prinsip non-intervention) di dalamnya.
1. Ideologi Pancasila
36
Surajiyo, 2020, Keunggulan Dan Ketangguhan Ideologi Pancasila, Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 4 No 3,
hal.151
44
Agama harus menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
c. Ekonomi
Peran Negara sebagai pencegah terjadinya dan monopoli dan lain-
lain yang merugikan masyarakat.
d. Kebudayaan
Individu diakui keberadaannya.
Hubungan individu dan masyarakat dilandasi 3S (Selaras,
Seimbang, Serasi).
Masyarakat ada karena ada individu-individu.
e. Politik
Demokrasi pancasila.
Hukum sebagai penjunjung tinggi keadilan dan keberadaan
individu dan masyarakat.
2. Ideologi Liberalisme
Ideologi Kapitalisme dalam berbagai aspek:
a. Agama
Ideologi kapitalisme tegak atas dasar pemisahan antara agama
dengan kehidupan (sekularisme). Atas dasar aqidah ini, mereka
berpendapat bahwa manusia sendirilah yang berhak membuat
peraturan hidupnya.
b. Ekonomi
Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar.
Pasar berfungsi memberikan sinyal kepada produsen dan
konsumen dalam bentuk harga-harga..
c. Kebudayaan
45
Mementingkan individu.
Memperlakukan pemikiran orang lain secara sama.
Percaya terhadap persamaan dasar semua manusia.
Percaya pada Tuhan sebagai pencipta.
Negara adalah suatu alat yang menjamin kesejahteraan
masyarakatnya.
d. Politik
Dalam konteks politik bahwa keterkaitan antara Kapitalisme
dengan demokrasi memang ada.
Pandangan lain menyatakan bahwa: “kebebasan ekonomi” (yaitu
ekonomi kapitalis) harus dihubungkan dengan “kebebasan
politik”(yaitu demokrasi), karena keduanya merupakan ekspresi
dan dorongan yang sama atas kebebasan individu menentang
kekuatan pemaksa dari negara.37
37
Kenang Nawangga. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA, KAPITALISME, KOMUNISME DAN
SOSIALISME (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN).
46
terhadap alam pikiran lain ideologi semacam ini bersifat otoriter dengan
menuntut penganutnya bersikap dogmatis. Berbeda sekali dengan
Pancasila yang memberikan kemungkinan dan bahkan hidup, pegangan
hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban, menuntut
sikap kritis dan rasional Pancasila bersifat dinamis, mampu memberikan
jawaban atas tantangan yang berbeda-beda pada zaman sekarang.
47
Inti pemikiran adalah kolektifitas (kebersamaan atau gotong
royong)
Falsafahnya adalah pemerataan dan kesetaraan
Landasan pemikirannya ialah masyarakat dan juga negara adalah
suau pola kehidupan bersama
Sistem pemerintahan (boleh) berupa demokrasi atau otoriter.
Lalu pada ideologi sosialisme terdapat juga ciri-ciri, yang akan
disebutkan dibawah ini yaitu :
Mementingkan kekuasaan duri kepentingan negara
Kepentingan negara lebih diutamakan dari kepentingan warga
negara
Kebebasan atau kepentingan warga negara dikalahkan untuk
kepentingan negara
Kehidupan agama juga terpisah dengan negara38
48
Kaum fasis merupakan penantang paling kuat dari prinsip-prinsip utama
pencerahan eropa berikut berbagai ideologi yang mengikutinya, baik
liberalisme dan sistem pasar bebasnya maupun sosialisme. Fasisme menolak
pembagian sosial berdasarkan kelas ekonomi ataupun suatu perjuangan
berbasis kelas, meraka yakin bahwa fasisme adalah suatu gerakan yang
mengakhiri onlik kelas demi menyatukan dunia.
49
Runtuhnya negara-negara dinastik yang masih bertahan (kecuali
Inggris)
Revolusi bolshevik (komunis) di Rusia tahun 1917
Kehancuran ekonomi sebagai akibat perang khustmya bagi negara-
negara yang kalah
Adanya kekecewaan di negara-negara yang kulah perang (khusunya
lerman) dalam mematuhi syarat-syarat perdamaian.
Pusat gerakan fasis adalah partai Fasis Italia (Benito Mussolini) dan partai
sosialis nasional Jerman (Nazi atau Adolf Hitler), kemudian menyebar ke
negara lain.39
Ideologi Pancasila
1) Aspek Politik
39
Ibid, hal.98
50
I. Mengindari sikap-sikap dan perilaku yang bermaksud menghalang-
halangi atau menghambat serta mengadu domba antara sesama
kekuatan sosial politik.
2) Aspek Ekonomi
51
silap tidak mau mengeluarkan atau membayar pajak, retribusi,
zakat, dan sikap pamer kekayaan.
52
e. Berusaha mengendalikan diri dari sikap dan perilaku tidak mau
bergotong royong, memusuhi orang lain, tidak mau ikut serta
dalam musyawarah untuk mencapai mufakat, sikap tidak mau
menolong sesama manusia, dan sikap memaksakan agama dan
kepercayaan kepada orang lain.
Ideologi Fasisme
1) Aspek politik
Nasionalisme bersifat menumbangkan dominasi politik imperialisme dan
bertujuan menghapus pemerintah kolonial.
2) Aspek Ekonomi
Nasionalisme bersifat menghilangkan kesenjangan sosial yang diciptakan
oleh pemerintah kolonial dan bertujuan menghentikan eksploitasi
ekonomi.
53
Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia, memiliki fungsi yang sangat fundamental. Selain bersifat
yuridis formal yang mengharuskan seluruh peraturan perundang undangan
berdasarkan pada Pancasila yang sering disebut sebagai sumber dari
segala sumber hukum, Pancasila bersifat filosofis. Pancasila sebagai dasar
filsafat negara dan sebagai perilaku kehidupan dan berbangsa dan
bernegara, artinya pancasila merupakan falsafah negara dan pandangan
hidup/cara hidup bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara untuk mencapai cita-cita
nasional. Sebagai dasar negara dan sebagai pandangan hidup, Pancasila
mengandung nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan dipedomanioleh
seluruh warga negara Indonesia dalam hidup dan kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.Lebih dari itu nilai-nilai Pancasila
sepatutnya menjadimkarakter masyarakat Indoneaia sehingga Pancasila
menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia.
54
sebagai perwujudan sila Persatuan Indonesia,jiwa kerakyatan perwujudan
dari sila Kerakyatan yang di Pimpin oleh Hekmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.dan jiwa yang menjunjung tinggirasa
keadilan sebagai perwujudan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Selalu terpancar dalam segala tingkah laku dan
tindak/perbuatan serta sikap hidup seluruh bangsa Indonesia.
55
Undang Dasar yaitu dalam pembukaan UUD’45, dalam mukadimah konstitusi
RIS dan dalam mukadimah UUDS RI (1950). Pancasila tetap tercantum di
dalamnya. Pancasila yang selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional
itu dan menjadi pegangan bersama pada saat-saat terjadi krisis nasional dan
ancaman terhadap ekosistem bangsa kita, merupakan bukti sejarah bahwa
pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia sebagai dasar
kehormatan Indonesia, yaitu sebagai dasar negara, hal ini karena telah
tertanam dalam kalbunya rakyat dan dapat mempersatukan seluruh rakyat
Indonesia. Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia
dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia serta merupakan ciri khas
yaitu membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Terdapat kemungkinan,
bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain, bersifat universal yang juga
dimiliki bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi ke-5 sila yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisah pula itulah yang menjadi ciri khas bangsa
Indonesia.
56
2. Sejak dahulu, bangsa Indonesia berkeyakinan bahwa pada hakekatnya
semua manusia dilahirkan sama, dan karena itu yang hidup dan
menikmati kehadapan sepenuhnya watak mesti bangsa Indonesia yang
sebenarnya, tidak menyukai perbedaan perihal martabat yang
disebabkan karena perbedaan warna kulit, daerah keturunan dan kasta
seperti yang terjadi masyarakat feodal.
57
5. . Salah satu bentuk khusus dari kerakyatan ialah kerakyatan dibidang
ekonomi, yang dirumuskan sebagai keadilan atau kesejahteraan sosial
bagi rakyat Indonesia, asas ini sudah dikenal berabad-abad lamanya
yang sisanya masih dapat kita jumpai dalam masyarakat terutama di
desa, yaitu kebisaaan tolong menolong antara sesama masyarakat,
gotong – royong dalam mengusahakan kepentingan bersama atau
membantu (menolong seseorang yang sangat membutuhkan seperti
materialistik, kapitalisme dan individualisme sama sekali tidak disukai
oleh bangsa Indonesia, karena tidak memungkinkan tercapainya
keadilan / kesejahteraan sosial.
58
sila-sila yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.41
41
Aminullah, INPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, Jurnal Ilmiah
IKIP Mataram, Vol. 3. No.1, hal.624
59
Sebagai pribadi dapat bersikap dan bertingkahlaku sebagai insan
hamba Tuhan,yang mampu mempergunakan cipta,rasa dan
karsanya secara tepat,sehingga dapat bersikap adil.Ia adalah
seorang yang beriman dan bertaqwa tetrhadap Tuhan Yang Maha
Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Sebagai anggota keluarga dan masyarakat ia mampu mendudukkan
dirinya secara tepat sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
Sebagai warga negara diharapkan fahammakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku,patuh melaksanajan segala ketentuan peraturan
perundangan yang didasarkan atas kesadaran.Sebagai warga negara
mampu membawa diri secara tepat dalammberhubungan dengan
sesama warganegara dan dengan lembagalembaga kenegaraan.
Sebagai tenaga pembangunan maka ia memahami prinsip-prinsip
dasar program dan pelaksanaan pembangunan,baik pembangunan
di daerah maupun pembangunan nasional.Ia paham apa yang
selayaknya dikerjaakan dan diutaamakan dalam menciptakan
masyarakat yang adil sejahtera dan bahagia42
42
Purwito Adi, 2016, PEMBUDAYAAN NILAI-NILAI PANCASILA BAGI MASYARAKAT SEBAGAI MODAL DASAR
PERTAHANAN NASIONAL NKRI, JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN VOL. 1, NO.1, hal.46
60
maupun bernegara. Sikap yang merupakan pengamalan sila-sila pancasila
adalah sebagai berikut43
Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini
berhubungan terhadap perilaku kita sebagai umat kepada Tuhannya.
Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila pertama:
a. Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaanya masing-masing.
b. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
c. menjalani perintah agama sesuai ajaran agama yang dianut
masingmasing. Kita tidak boleh membeda-bedakan cara bergaul
hanya karena ras, suku dan agama.
d. Menghormati teman, tetangga, maupun saudara yang berbeda agama
dan kepercayaan saat melaksanakan ibadah sesuai agama dan
kepercayaannya masing-masing.
e. Bersikap ramah, sopan dan santun kepada teman atau saudara yang
berbeda agama dan kepercayaan.
f. Membantu tetangga, teman, sahabat atau keluarga dalam menyiapkan
penyelanggaraan kegiatan keagamaan ketika merayakan hari besar
agama.44
43
Kemendikbud Republik Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Paket A setara
SD/MI Tingkatan II Modul Tema 1, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan,
2017), hlm.18
44
Nadia Vertika, “ Contoh Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari”, Tersedia secara online di
http:// Independent.academia.edu/nadiavertika, 24 Februari 2019
61
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
45
Ibid.
62
a. Bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa.
b. Berkomunikasi dengan teman-teman, tetangga, dan saudara yang
berbeda daerah dengan menggunakan bahasa indonesia.
c. Ikut serta dalam menjaga keamanan lingkungan melalui kegiatan
pos kamling/ronda berkeliling di lingkungan sekitar.
d. Memakai pakaian dan peralatan hidup yang merupakan
produksi/buatan Indonesia.
e. Bergaul dengan teman, tetangga, dan orang lain tanpa
membedakan suku, ras dan istiadat.46
63
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
47
Ibid.
64
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila itu sendiri dirumuskan oleh banyak orang, sehingga
menghasilkan sebuah pemikiran yang dapat menjadi sebuah ideologi,
yang sampai saat ini digunakan oleh bangsa Indonesia. Dan yang di
maksud dari tujuan Pancasila yakni sebagai ideologi yaitu untuk
mencapai tujuan tertentu, mengatur penyelanggaraan negara, dan
menjadi pedoman bagi setiap warga negara dalam berperilaku agar
tercipa satu visi dan misi yang sama.
65
seimbang. Paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri
bangsa Indonesia diungkap dalam sila kedua dan ketiga pancasila.
B. SARAN
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
makalah ini, baik dari segi penulisan maupun pengolahan kata. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca guna perbaikan untuk makalah berikutnya. Penulis juga
berharap makalah ini dapat berguna bagi pendidikan Indonesia.
66
DAFTAR PUSTAKA
67
Tema 1, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan
Kesetaraan, 2017)
Kenang Nawangga, PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA,
KAPITALISME, KOMUNISME DAN SOSIALISME (PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN).
68
Syamsudin, Muntoha, Kartini pramono, dkk, 2009, PENDIDIKAN
PANCASILA MENEMPATKAN KEISLAMAN DAN
KEINDONESIAAN,( Total Media : Yogyakarta)
Wayan latra, 2017, IDENTITAS NASIONALSEBAGAI SALAH SATU
DETERMINAN DALAM PEMBANGUNAN BANGSA DAN
KARAKTER, link; https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://si
mdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/73897666bed07ff50b
5b2bf1e
d73e60a.pdf&ved=2ahUKEwilxf__ztTuAhVBX30KHcZaABAQFj
AJegQICBAB &usg=AOvVaw1xB1bCrynepJFs7t3nR2MJ
Wendy, 2018, URGENSI MEMAHAMI DAN MENGIMPLEMENTASIKAN
NILAINILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
SEBAGAI SEBUAH BANGSA, JURNAL BHINNEKA
TUNGGAL IKA, VOLUME 5, NOMOR 2
69