DI SUSUN
OLEH
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya yang telah melimpahkan berkat kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini di susun dalam rangka mempelajari dan mendalami sejarah singkat filsafat ilmu .
Penulis menyadari bahwa di dalam proses pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan
oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan dan
saran.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
BAB I ....................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
BAB II ...................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
BAB II ..................................................................................................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 14
B. Saran ......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah
mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan
hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan yang dihadapinya sehingga dapat
memecahkannya secara tepat. Tanpa memiliki pandangan hidup, suatu bangsa akan merasa
terombang-ambing dalam menghadapi persoalan yang timbul, baik itu persoalan
masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia.
Bangsa Indonesia memiliki sebuah pandangan hidup yaitu Pancasila. Sejarah telah
mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa dari seluruh bangsa Indonesia yang mampu
memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalang mengejar
kehidupan lahir batin yang semakin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.
Pancasila yang diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa.
Pembelajaran Pancasila menjadi sangat penting, karena mengingat Pancasila merupakan jiwa
dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa di dalam Pancasila
mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan syarat dengan ajaran moralitas.
Kadang kala nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila yang merupakan penjelmaan
dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga nilai-
nilai luhur tersebut dengan sendirinya akan hilang. Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-
nilai Pancasila itu perlu diusahakan secara nyata dan terus-menerus penghayatan dan
pengalaman nilai-nilai luhur terkandung di dalamnya, oleh sebab itu setiap warga negara
Indonesia, penyelenggara negara, serta lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan
baik di pusat maupun di daerah harus sama-sama mengamalkan nilai-nilai Pancasila demi
kelestariannya.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut Way of Life, pegangan hidup,
pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak istilah
mengenai pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna yang sama. Lebih lanjut
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun perilaku haruslah dijiwai nilai-
nilai luhur Pancasila.
Hal ini sangat penting karena dengan menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari maka tata kehidupan yang harmonis diantar masyarakat Indonesia
dapat terwujud. Untuk mewujudkan semua itu maka masyarakat Indonesia tidak bisa hidup
sendiri, mereka harus tetap mengadakan hubungan dengan masyarakat lain. Dengan begitu
masing-masing pandangan hidup dapat beradaptasi artinya pandangan hidup individu dapat
beradaptasi dengan pandangan hidup kelompok karena pada dasarnya Pancasila mengakui
adanya kehidupan individu maupun kehidupan kelompok.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai pedoman dan
penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, ia
menjadi sebuah ukuran atau kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk semua pihak.
Secara sederhana, ideologi dipahami sebagai gagasan-gagasan dan nilai-nilai yang telah
tersusun secara sistematis yang diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat dan diwujudkan
di dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai yang tercermin di dalam pandangan hidup ditempatkan
secara sistematis ke dalam seluruh aspek kehidupan yang mencakup aspek politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan pertahanan keamanan di dalam upaya mewujudkan cita-citanya. Jadi,
dengan kata lain ideologi berisi pandangan hidup suatu bangsa yang menyentuh segala segi
kehidupan bangsa. Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas
kearah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat membutuhkan pandangan hidup. Dengan
pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana
mereka memecahkan masalah-masalah tentang politik, ekonomi, sosial dan budaya yang
timbul dalam gerakan masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan
hidup sebagai ideologi, sebuah bangsa akan membangun diri dan negerinya.
Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Di samping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahwasanya
Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan bangsa Indonesia
bersatu. Pancasila dijadikan ideologi dikarenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah
mendasar dan rasional. Pancasila pertama kali di kumandangkan oleh Soekarno pada saat
berlangsungnya sidang badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Republik Indonesia
(BPUPKI).
Pada pidato tersebut Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar negara. Istilah
dasar negara ini kemudian di sampaikan dengan fundamen, filsafat, pemikiran yang
mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam, serta perjuangan suatu bangsa senantiasa
memiliki karakter sendiri yang berasal dari kepribadian bangsa. Sebagaimana kita ketahui
bersama bahwa Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD
1945. Di samping pengertian formal menurut hukum atau formal yudiris maka Pancasila juga
mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti (unsur-unsur yang menyusun Pancasila
tersebut). Oleh karena itu, sepatutnya sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami
kandungan nilai-nilai luhur tersebut. Antaranya
a) Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang Maha
sempurna.
b) Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua
perintah-Nya, sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.
c) Saling menghormati dan menoleransi antar pemeluk agama yang berbeda-beda.
d) Menjaga kebebasan bersama menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
1Wulandari, Trisna. (2022). Nilai-nilai Pancasila dan Contohnya di Kehidupan Sehari-hari. Detik.com. Diakses
pada 01 Juni 2023
C. Faktor Penghambat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Penerapan nilai Pancasila, merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap warga negara
asal Indonesia. Tidak peduli apakah ia seorang negarawan, politisi, aktivis, pegawai negeri,
pegawai swasta, mahasiswa atau pelajar, petani, selebriti bahkan kaum pekerja. Penerapan
berlaku universal di seluruh wilayah kedaulatan Indonesia. Bangsa Indonesia akan kehilangan
jati dirinya jika tidak mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kesehariannya.
Namun tidak bisa kita pungkiri, penerapan nilai-nilai Pancasila secara utuh tersebut
terasa sangat utopis jika kita lihat keadaan sosial masyarakat Indonesia saat ini. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi dan menjadikan masyarakat Indonesia
menjadi masyarakat yang berpikir lebih subjektif. Pengaruh tersebut terbagi lada dua faktor
utama, yang pertama adalah faktor internal dan kedua merupakan faktor eksternal.
• Faktor internal
Faktor internal yang menyebabkan minimnya penerapan nilai Pancasila bisa
disebabkan berbagai hal. Salah satu contoh, sistem pendidikan Indonesia yang kurang
memperhatikan pembelajaran moral dan etika. Kita bisa melihat bahwasanya standar
pendidikan dan kelulusan sekolah-sekolah ditentukan oleh pelajaran-pelajaran seperti
matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan bahasa Inggris. Tidak satu pun dari seluruh
pelajaran tersebut yang menitik beratkan pembelajaran kepada aspek moral dan etika.
Sehingga dari pembelajaran tersebut hanya akan melahirkan siswa-siswi yang
materialistis.
• Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah banyaknya pengaruh budaya dan peradaban luar
negeri yang menyebabkan anjlok dan luruhnya jati diri bangsa yang telah di rangkum
dalam Pancasila. Kita sangat menyayangkan penyalahgunaan kebebasan seperti yang
telah didengungkan oleh negara lain tentang hak asasi manusia (HAM). Sebenarnya
HAM tersebut sudah termasuk ke dalam Pancasila, yaitu dalam sila keadilan sosial.
Saat ini kebebasan HAM telah disalahgunakan menjadi sebuah alibi dan
pembenaran atas kesalahan yang telah di lakukan oleh seseorang. Misalnya saja,
alasan kebebasan HAM dan hak berekspresi yang seakan-akan ingin memperbolehkan
masyarakat untuk berpakaian buka-bukaan. Mereka membuat seolah-olah apa yang
mereka lakukan adalah merupakan kebebasan yang hakiki. Tentu saja hal ini
bertentangan dengan prinsip yang tertuang dalam sila ke-dua Pancasila “kemanusiaan
yang adil dan beradab”. Dan hal tersebut bukanlah budaya dan kebiasaan bangsa
Indonesia.
Upaya menjaga nilai luhur Pancasila yang terakhir adalah menolak tegas ajaran atau
paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
➢ Menjaga kewaspadaan dan kritis terhadap berbagai informasi yang bersifat
menyesatkan, provokatif, atau menghasut yang dapat merusak nilai-nilai Pancasila.
➢ Menjauhi segala bentuk organisasi, kelompok, atau individu yang mengajarkan atau
menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
➢ Melaporkan kepada pihak yang berwenang jika menemukan adanya indikasi atau
bukti adanya ajaran atau paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
➢ Menyikapi secara bijak dan proporsional jika terjadi konflik atau perbedaan pendapat
yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila, tanpa menggunakan kekerasan atau
anarkisme.
➢ Menjalin kerja sama dan komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat yang
memiliki komitmen untuk menjaga nilai luhur Pancasila. 2
Pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada
bangsa itu untuk mewujudkannya.
Definisi tentang pandangan hidup ini merupakan pegangan bagi bangsa Indonesia
dan pengatur pemahaman atas latar belakang Pancasila yang lahir dan tumbuh dari
sejarah dan kebudayaan.
Sejak tanggal 28 Oktober 1928 kita telah menjadi satu bangsa, artinya satu
kesatuan dari berbagai ragam latar belakang sosial budaya, agama dan keturunan yang
bertekad untuk membangun satu tatanan hidup berbangsa dan bernegara. Setiap bangsa
mempunyai cita-cita untuk masa depan dan menghadapi masalah bersama dalam
mencapai cita-cita bersama. Cita-cita kita sebagai bangsa Indonesia tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, yakni mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil dan
makmur materi dan spiritual berdasarkan Pancasila. Seperti halnya keluarga, suatu bangsa
yang bertekad mencapai cita-cita bersama memerlukan suatu pandangan hidup. Dengan
pandangan hidup suatu bangsa dapat secara jelas mengetahui arah yang dicapai. Dengan
pandangan hidup, suatu bangsa akan mudah memandang persoalan-persoalan yang
dihadapi dengan mudah mencari pemecahan masalah-masalah yang dihadapi, memiliki
pedoman dan pegangan dan membangun dirinya. pegangan hidup, pedoman hidup,
pandangan dunia atau petunjuk hidup.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila sebagai ideologi Pandangan Hidup Bangsa Indonesia berarti bahwa Pancasila
merupakan keseluruhan gagasan, pandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai bangsa Indonesia
yang secara normatif diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Pancasila mempunyai arti sangat penting bagi kehidupan masyarakat bangsa Indonesia, dan
Pancasila mempunyai nilai-nilai positif bagi kehidupan Bangsa Indonesia. Di samping itu,
hakikat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sebenarnya merupakan
perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan
kebenarannya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila (nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan) merupakan suatu cerminan dari
kehidupan masyarakat Indonesia dan secara tetap telah menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari kehidupan bangsa Indonesia. Ancaman terhadap kedaulatan negara bisa menjadi
hambatan dalam peningkatan pendukung Pancasila sebagai ideologi pandangan hidup bangsa
Indonesia sehingga perlu upaya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menjaga nilai-
nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila seperti dengan menambahkan mata pelajaran
khusus Pancasila pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi,
memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap Pancasila dan
lain sebagainya.
B. SARAN
Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu masukan serta saran
dari para pembaca sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan tersebut. Selain itu,
berdasarkan kesimpulan tersebut kami menyarankan agar mahasiswa jangan sekedar
menghafal bagian-bagian dari Pancasila, tapi harus diamalkan di kehidupan sehari-hari
sehingga bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar dan kokoh.
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Trisna. (2022). Nilai-nilai Pancasila dan Contohnya di Kehidupan Sehari-hari. Detik.com.
Diakses pada 01 Juni 2023 dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6257698/nilai-nilai-
pancasila-dan-contohnya-di-kehidupan-sehari-hari.