Anda di halaman 1dari 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Sekolah : SMA Negeri 2 Gunungputri


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : XI / Dua
Materi Pokok : Perpajakan
Alokasi Waktu : 16 x 45 menit (4 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif;
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.

KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.7. Menganalisis perpajakan dalam Pertemuan ke 5
pembangunan ekonomi 3.7.1. Menjelaskan pengertian pajak
3.7.2. Mengidentifikasi fungsi dan manfaat pajak
3.7.3. Menjelaskan hubungan antara pajak dengan APBN
3.7.4. Menjelaskan perbedaan antara Pajak dengan
pungutan resmi lainnya
3.7.5. Menjelaskan asas pemungutan pajak
3.7.6. Menjelaskan pengelompokan pajak

Pertemuan ke 6
3.7.7. Menjelaskan cara pemungutan pajak di Indonesia
3.7.8. Mengidentifikasi macam-macam tarif pajak
3.7.9. Menjelaskan alur pemungutan pajak di Indonesia
3.7.10. Mengidentifikasi Undang-undang perpajakan di
Indonesia
3.7.11. Menjelaskan UU nomor 28 tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan

Pertemuan ke 7
3.7.12. Mengidentifikasi objek PPh, PPN dan PBB
3.7.13. Menghitung PPh dan PBB

Pertemuan ke 8
3.7.14. Menjelaskan tantangan pajak di Indonesia
3.7.15. Mensimulasikan fungsi dan manfaat pajak
3.7.16. Menganalisis peran, fungsi, dan manfaat pajak

4.7. Menyajikan hasil analisis fungsi dan 4.7.1. Mempresentasikan hasil evaluasi tentang peran,
peran pajak dalam pembangunan fungsi, dan manfaat pajak
ekonomi

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik dapat menganalisis Perpajakan dalam
pembangunan ekonomi, dan menyajikan hasil analisis fungsi dan peran Perpajakan dalam
pembangunan ekonomi dengan penuh tanggung jawab, bekerja keras dan bekerja sama.

D. Materi Pembelajaran
Perpajakan
1. Pengertian pajak
2. Fungsi, manfaat, dan tarif pajak
3. Perbedaan pajak dengan pungutan resmi lainnya
4. Asas pemungutan pajak
5. Jenis-jenis pajak
6. Sistem pemungutan pajak di Indonesia
7. Objek dan cara pengenaan pajak

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


a. Pendekatan : Saintifik
b. Model : PBL
c. Metode : Ceramah, Diskusi, tanya jawab dan penugasan

F. Media Pembelajaran
Media/Alat : Laptop, LCD, Peta Konsep dan Power point

G. Sumber Belajar
Ismawanto. 2017. Buku Ekonomi untuk Kelas XI SMA Kurikulum 2013. Untuk Lingkungan Sendiri SMA N
2 Boyolali
Ismawanto. 2017. Panduan Materi Sukses Olimpiade Sains Ekonomi Jilid 1 (Makro dan Mikro). Jakarta:
Bina Prestasi Insani.
Buku ekonomi lain yang relevan dan ber-isbn, internet dan nara sumber

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Pertemuan Minggu V
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan a) Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses belajar 15 menit
mengajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, berdoa, presensi
(absensi, kebersihan kelas, menyiapkan media dan alat serta buku
yang diperlukan).
b) Peserta didik disinggung tentang materi minggu lalu yaitu APBN
dan APBD kemudian dihubungkan dengan pendapatan Negara dan
pendapatan daerah yang berasal dari pajak.
c) Peserta didik ditegaskan kembali tentang topik dan menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai.
d) Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok (kelompok I, II, III, IV, V,
dan VI) dan diberikan waktu untuk diskusi 60 menit.
Inti a) Sebelum peserta didik mempelajari tentang APBN, peserta didik 150 menit
dapat diberikan apersepsi dengan menanyakan tentang
perbedaan antara penerimaan Negara berupa pajak dan bukan
pajak yang mereka ketahui.
b) Kelompok I dan II ditugaskan untuk melakukan kajian tentang
pengertian Pajak, Fungsi dan manfaat pajak melalui buku-buku
yang tersedia termasuk ke perpustakaan.
c) Kelompok III dan IV ditugaskan untuk melakukan kajian tentang
Hubungan antara pajak dengan APBN dan Perbedaan pajak dengan
pungutan resmi lainnya dan asas pemungutan pajak melalui buku-buku
yang tersedia termasuk ke perpustakaan.
d) Kelompok IV dan V ditugaskan untuk melakukan kajian tentang asas
pemungutan pajak dan pengelompokan pajak melalui buku-buku yang
tersedia termasuk ke perpustakaan.
e) Setiap kelompok harus membuat laporan sesuai dengan masalah
yang dikaji. Hasil kajian itu sebaiknya didukung dengan data atau
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
gambar-gambar yang relevan.
f) S e ti a p Kelompok (6 kelompok) ditunjuk oleh guru secara bergantian
untuk mempresentasikan hasil kajiannya kemudian kelompok yang
tidak presentasi dapat mengajukan pertanyaan.
g) Peserta didik diminta menuliskan hasil diskusi pada lembar kertas
kerja.
g) Hasil diskusi kelompok kemudian dikumpulkan kepada guru.
Penutup a) Peserta didik dapat ditanya apakah sudah memahami materi 15 menit
tersebut.
b) Peserta didik diminta untuk mengumpulkan kertas kerja.
c) Guru menutup pembelajaran minggu ke-14 ini dengan
memberikan ringkasan tentang makna pajak, fungsi dan manfaat
pajak, perbedaan pajak dengan pengutan resmi lainnya, dan asas
pemungutan pajak . Dan mengajak berdoa semoga pembelajaran hari
ini bermanfaat untuk kita semua.
d) Peserta didik diberikan uji pemahaman materi dan tugas mandiri atau
tugas kelompok

b. Pertemuan Minggu VI
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan a) Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses belajar 15 menit
mengajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, berdoa, presensi
(absensi, kebersihan kelas, menyiapkan media dan alat serta buku
yang diperlukan).
b) Peserta didik disinggung tentang materi minggu lalu yaitu
Pengertian pajak, fungsi dan manfaatnya kemudian
menghubungkannya dengan fasilitas yang sudah disediakan Negara
dalam kehidupan sehari-hari.
c) Peserta didik ditegaskan kembali tentang topik dan menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai.
d) Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok (kelompok I, II, III, IV,
V, dan VI) dan diberikan waktu untuk diskusi 60 menit.
Inti a) Sebelum peserta didik mempelajari tentang Jenis pajak, system 150 menit
pemungutan pajak dan alur administrasi perpajakan di Indonesia
peserta didik dapat diberikan apersepsi dengan menanyakan
tentang bagaimana cara membayar pajak yang mereka ketahui.
b) Kelompok I, dan II ditugaskan untuk melakukan kajian tentang Cara
pemungutan pajak dan tariff pajak melalui buku-buku yang
tersedia termasuk ke perpustakaan.
c) Kelompok III dan IV ditugaskan untuk melakukan kajian tentang
Alur perpajakan di Indonesia dan UU Perpajakan melalui buku-buku
yang tersedia termasuk ke perpustakaan.
d) Kelompok V dan VI ditugaskan untuk melakukan kajian tentang UU
nomor 28 tahun 2007 tentang KUP melalui buku-buku yang
tersedia termasuk ke perpustakaan.
e) Setiap kelompok harus membuat laporan sesuai dengan masalah
yang dikaji. Hasil kajian itu sebaiknya didukung dengan data atau
gambar-gambar yang relevan.
f) Kelompok II, IV dan VI ditunjuk oleh guru untuk
mempresentasikan kajiannya kemudian kelompok I, III, dan V yang
tidak presentasi dapat mengajukan pertanyaan.
g) Peserta didik diminta menuliskan hasil diskusi pada lembar kertas
kerja.
g) Hasil diskusi kelompok kemudian dikumpulkan kepada guru.
Penutup a) Peserta didik dapat ditanya apakah sudah memahami materi 15 menit
tersebut.
b) Peserta didik diminta untuk mengumpulkan jawaban uji
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
pemahaman materi
c) Guru menutup pembelajaran minggu ke-15 ini dengan
memberikan ringkasan tentang Jenis pajak, system pemungutan
pajak dan alur administrasi perpajakan di Indonesia. Dan mengajak
berdoa semoga pembelajaran hari ini bermanfaat untuk kita semua.
d) Peserta didik diberikan uji pemahaman materi dan tugas mandiri
atau tugas kelompok

c. Pertemuan Minggu VII


Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan a) Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar; 15 menit
kerapian dan kebersihan ruang kelas, berdoa, presensi (absensi, kebersihan
kelas, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan).
b) Peserta didik disinggung tentang materi minggu lalu yaitu Jenis pajak,
system pemungutan pajak dan alur administrasi perpajakan di Indonesia.
c) Peserta didik ditegaskan kembali tentang topik dan menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai.
d) Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok (kelompok I, II, III, IV, V, dan
VI) dan diberikan waktu untuk diskusi 60 menit.
Inti a) Sebelum peserta didik mempelajari tentang PPh, PPN dan PBB, peserta 150 menit
didik dapat diberikan apersepsi dengan menanyakan tentang
mengapa pemerintah memungut Pajak dari yang mereka ketahui.
b) Kelompok I, II dan III ditugaskan untuk melakukan kajian tentang UU
PPhmelalui buku-buku yang tersedia termasuk ke perpustakaan.
c) Kelompok IV, V dan VI ditugaskan untuk melakukan kajian tentang
Perhitungan PPh melalui buku-buku yang tersedia termasuk ke
perpustakaan.
d) Setiap kelompok harus membuat laporan sesuai dengan masalah yang
dikaji. Hasil kajian itu sebaiknya didukung dengan data atau gambar-
gambar yang relevan.
e) Kelompok I, III dan V ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan
kajiannya kemudian kelompok II, IV, dan VI yang tidak presentasi dapat
mengajukan pertanyaan.
e) Peserta didik diminta menuliskan hasil diskusi pada lembar kertas kerja.
f) Hasil diskusi kelompok kemudian dikumpulkan kepada guru.
Penutup a) Peserta didik dapat ditanya apakah sudah memahami materi tersebut. 15 menit
b) Peserta didik diminta untuk mengumpulkan kertas kerja.
c) Guru menutup pembelajaran minggu ke-16 ini dengan memberikan
ringkasan tentang KUP dan PPh. Dan mengajak berdoa semoga
pembelajaran hari ini bermanfaat untuk kita semua.
d) Peserta didik diberikan uji pemahaman materi dan tugas mandiri atau
tugas kelompok

d. Pertemuan Minggu VIII


Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan a) Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses belajar 15 menit
mengajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, berdoa, presensi
(absensi, kebersihan kelas, menyiapkan media dan alat serta buku
yang diperlukan).
b) Peserta didik disinggung tentang materi minggu lalu yaitu KUP
dan PPh.
c) Peserta didik ditegaskan kembali tentang topik dan menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai.
d) Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok (kelompok I, II, III, IV, V,
dan VI) dan diberikan waktu untuk diskusi 60 menit.
Inti a) Sebelum peserta didik mempelajari Tantangan pajak di Indonesia, 150 menit
peserta didik dapat diberikan apersepsi dengan menanyakan
tentang kebijakan pemerintah daerah baik provinsi maupun
kabupaten atau kota berkaitan dengan pajak.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
b) Kelompok I dan II ditugaskan untuk melakukan kajian tentang
melalui UU PPN buku-buku yang tersedia termasuk ke
perpustakaan.
c) Kelompok III dan IV ditugaskan untuk melakukan kajian tentang UU
PBB melalui buku-buku yang tersedia termasuk ke perpustakaan.
d) Kelompok V dan VI ditugaskan untuk melakukan kajian tentang
Perhitungan PBB dan tantangan pajak di Indonesia melalui buku-buku
yang tersedia termasuk ke perpustakaan.
e) Setiap kelompok harus membuat laporan sesuai dengan masalah
yang dikaji. Hasil kajian itu sebaiknya didukung dengan gambar-
gambar yang relevan dan data-data kuatitatif.
f) Kelompok II, III dan V ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan
kajiannya kemudian kelompok I, IV dan VI yang tidak presentasi
dapat mengajukan pertanyaan.
g) Peserta didik diminta menuliskan hasil diskusi pada lembar kertas
kerja.
g) Hasil diskusi kelompok kemudian dikumpulkan kepada guru.
Penutup a) Peserta didik dapat ditanya apakah sudah memahami materi 15 menit
tersebut.
b) Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu ini.
c) Sebelum mengakhiri pelajaran, peserta didik diminta untuk
menyerahkan kertas kerja dan melakukan penilaian
d) Guru menutup pembelajaran minggu ke-17 ini dengan memberikan
ringkasan tentang PPN, PBB, Bea Meterai, Tantangan pajak dan
simulasi pajak. Dan mengajak berdoa semoga pembelajaran hari ini
bermanfaat untuk kita semua.
e) Peserta didik diberikan uji pemahaman materi dan tugas mandiri atau
tugas kelompok

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian :
A. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
B. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik dan Portofolio
2. Bentuk Penilaian :
A. Tes tertulis : Pilihan ganda dan Uraian beserta pedoman penilaian
B. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi dan pedoman penilaian
C. Portofolio : Pengumpulan tugas mandiri
3. Instrumen penilaian : terlampir
4. Alat Penilaian : Soal terlampir

Gunungputri, 26 Januari 2023


Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala SMA Negeri 2 Gunungputri Ekonomi

Hj. Mamah Maryamah, S.Pd Sri Maryani, SE


NIP. 196304071994121001 NIP. 197208082008011002
Lampiran Materi Pembelajaran
Materi Pertemuan V

PERPAJAKAN
1. Pengertian pajak
Pajak adalah Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dengan demikian dapat dsimpulkan bahwa pajak :
a. Kontribusi Wajib Pajak kepada Negara
b. Bersifat memaksa
c. Berdasarkan Undang-undang
d. Tidak mendapatkan imbalan secara langsung
e. Untuk penyelenggaraan negara dan kemakmuran rakyat
Dasar pemungutan pajak adalah UUD 1945 pasal 23A: “Pajak dan pengutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.”

2. Fungsi dan manfaat pajak serta hubungannya dengan APBN


a. Fungsi pajak
1) Fungsi budgeter, yaitu Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran- pengeluarannya.
2) Fungsi alokasi, yaitu pajak harus digunakan sebagai sumber dana untuk pembiayaan
pembangunan di segala bidang
3) Fungsi distribusi, yaitu pajak dijadikan sebagai alat pemerataan pendapatan
4) Fungsi regulasi/stabilisasi, yaitu Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
b. Manfaat pajak
Pajak merupakan sumber penerimaan negara, tanpa pajak sebagian besar kegiatan negara sulit
untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak mulai dari belanja pegawai sampai dengan
pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan,
jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang
yang berasal dari pajak.
Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh
lapisan masyarakat, mensubsidi barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan juga membayar
utang negara ke luar negeri., membantu UMKM baik dalam hal pembinaan dan modal.dengan
demikian peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam
menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.
Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga melaksanakan fungsi
redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih
tinggi kepada masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih rendah. Oleh
karena itu tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajaknnya secara
baik dan benar merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi pendapatan,
sehingga kesenjangan ekonomi dan sosial dapat dikurangi secara maksimal.

c. Pajak hubungannya dengan APBN


Penerimaan pajak pusat merupakan sumber penerimaan paling utama dalam APBN,
penyelenggaraan negara dan pemerintahan baik dalam pembiayaan pengeluaran rutin maupun
pembiayaan pembengunan sangat tergantung kesadaran masyarakat akan kewajiban dalam
membayar pajak. Selain pajak pusat, juga terdapat Pajak Daerah antara lain Pajak Kendaraan
Bermotor, Pajak Pembangunan I, Pajak Hotel dan Restoran, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan
sumber penerimaan APBD.
Hasil Pajak dialokasikan untuk :
1. Pembangunan infrastruktur, meliputi : Perhubungan, Pemukiman, Irigasi, Energi dan lainnya
2. Meringankan Beban dan Menyejahterakan Rakyat , meliputi : Layanan Pendidikan ,
Penanggulangan Kemiskinan , Layanan kesehatan, Ketahanan pangan dan Subsidi
3. Mewujudkan Suasana Aman Dan Tenteram Dan Kepastian Hukum Bagi Kehidupan Rakyat Dan
Dunia Usaha, meliputi : Ketahanan Negara, Keamanan dan Ketertiban
3. Perbedaan pajak dengan pungutan resmi lainnya
Selain pajak, penerimaan pemerintah lainnya (bea ekspor dan impor, retribusi, bea meterai,
sumbangan wajib, cukai, dan lain-lain) merupakan sumber pendapatan negara atau daerah.
Perbedaan antara pajak dan pungutan resmi lainnya, sebagai berikut:
Dilihat Dari Pajak Pungutan Resmi Lainnya
Imbalan jasa (kompensasi) Tidak diterima secara langsung Diterima secara langsung
Dasar pemungutan Undang-Undang Peraturan Pemerintah,
Keputusan Menteri, dsb.
Cara perhitungan Sendiri oleh wajib pajak Oleh aparatur negara
Jatuh tempo Sesuai dengan tahun pajak Sesuai dengan pemakaian
Sanksi Sesuai yang tercantum dalam Sesuai dengan kebijaksanaan
UU pemerintah
Surat ketetapan pajak (kohir) Ada Tidak ada
Sifat pungutan Memaksa Sesuai kebijakan pemerintah

INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN V

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Ciri-ciri apa saja yang terdapat pengertian Pajak ?
2. Identifikasikan fungsi pajak!
3. Identifikasikan peranan pajak yang dipungut oleh pemerintah !
4. Jelaskan pengertian istilah di bawah ini :
a. Retribusi c. Bea Masuk e. Sumbangan
b. Cukai d. Bea Keluar

5. Jelaskan perbedaan antara pajak dan pungutan resmi lainnya !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Nilai akhir : Jumlah Score x 4

TUGAS DISKUSI KELOMPOK


Lakukanlah diskusi tentang permasalaan berikut dengan rekan kelompokmu!
1. Carilah informasi mengenai besarnya Pajak perdagangan selama 5 tahun terakhir dan penjelasannya,
sekaligus cara meningkatkan penerimaan pajaknya!
2. Informasi bisa diperoleh melalui media massa maupun internet.
3. Kumpulkanlah hasil pekerjaan kepada guru untuk memperoleh apresiasi!
Materi Pertemuan VI
4. Asas pemungutan pajak
Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal "The Four
Maxims", asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut.
a. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan): pemungutan pajak
yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak.
Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak.
b. Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus berdasarkan UU, sehingga
bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum.
c. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas
kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak (saat yang paling
baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya atau disaat wajib pajak
menerima hadiah.
d. Asas Effeciency (asas efesien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak diusahakan
sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil
pemungutan pajak.

5. Jenis-jenis pajak atau Penggolongan Pajak


a. Menurut Lembaga Pemungutnya atau Cara Pemungutannya
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), dan Pajak Pen-jualan atas Barang Mewah, (PPn.BM) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
dan Bea Materai.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
a. Pajak Provinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik nama Kendaraan Bermotor,
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok
b. Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir,
Pajak Air tanah, Pajak Sarang Burung Walet, PBB Pedesaan dan Perkotaan, dan Pajak
Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB)
b. Menurut sifatnya
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan
diri Wajib Pajak.Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
c. Menurut Golongannya atau Siapa yang Memungut Pajak
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan.
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibeban-kan atau dilimpahkan
kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.

6. Sistem pemungutan pajak di Indonesia


1. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
2. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
3. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan
fiskus dan bukan Wajib Pajak yang ber-sangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak.
Sedangkan tarif pajak terdiri atas :
1. Tarif pajak proporsional (sebanding) Yaitu tarif pajak dengan menggunakan persentase yang
tetap untuk setiap dasar pengenaan pajak.
2. Tarif pajak degresif (menurun) Yaitu tarif pajak dengan menggunakan presentase yang menurun
untuk setiap dasar pengenaan pajak.
3. Tarif pajak konstan (tetap) Yaitu tarif pajak yang tetap untuk setiap dasar pengenaan pajak.
4. Tarif pajak progesif (menaik) Yaitu tarif pajak dengan persentase yang semakin
menaik/meningkat untuk dasar setiap pengenaan pajak

7. Alur administrasi perpajakan di Indonesia


Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan. Perpajakan sangat berkaitan
dengan hak dan kewajiban wajib pajak. Untuk memudahkan dalam memahami kewajiban maupun
hak wajib pajak, maka diperlukan pemahaman ketentuan formal maupun material perpajakan.
Ketentuan normal diatur dalam UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), sementara
ketentuan material diatur dalam UU PPh maupun UU PPN/PPn BM. Sehingga secara administratif
kewajiban mupun hak wajib pajak antara lain :
a. Mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dengan memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
b. Menghitung besarnya pajak terutang
c. Memotong atau memungut pajak pihak lain
d. Melakukan pembayaran atas pajak yang terutang atau atas pajak yang telah dipotong/dipungut
e. Melaporkan pajak yang terutang
f. Menyelenggarakan pembukuan
g. Kewajiban sebagai wajib pajak apabila yang bersangkutang dilakukan pemeriksaan pajak
h. Meminta kembali lebih bayar pembayaran pajak
i. Pengajuan pembetulan ketetapan pajak
j. Mengajukan keberatan atau banding atas ketetapan pajak
k. Mengajukan pengurangan/penghapusan sanksi administratif
l. Pengajuan pembatalan ketetapan pajak
m. Mengajukan penghapusan NPWP
Undang-undang KUP antara lain mengatur tata cara pendaftaran, tata cara penghapusan, tata cara
pembayaran , dan tata cara keberatan. UU PPh dan UU PPN/PPn BM antara lain mengatur
penghitungan, pemotongan dan pemungutan pajak dan besarnya taif pajak.

INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN VI


Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Jelaskan perbedaan tarip pajak progresif, proporsional, degresif, regresif dan konstan !
2. Identifikasikan Menurut Lembaga Pemungutnya atau Cara Pemungutannya!
3. Berikan contoh pajak langsung dan pajak tidak langsung!
4. Dari tiga macam sistem pemungutan pajak yang ada, Indonesia menggunakan sistem pemungutan pajak
yang mana? Jelaskan!
5. Bagaimana alur administrasi perpajakan di Indonesia?

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Nilai akhir : Jumlah Score x 4

Tugas Mandiri :
Carilah data melalui internet tentang Pajak apa saja yang tergolong menggunakan system pemungutan
pajak berdasarkan pajak progresif, proporsional, degresif, regresif dan tafir pajak konstan! Dan
Kumpulkanlah hasil pekerjaan kepada guru untuk memperoleh apresiasi!

Materi Pertemuan VII


8. Objek dan cara pengenaan pajak
Subjek pajak adalah pihak – pihak (orang maupun badan) yang akan dikenakan pajak dan yang
dimaksud dengan objek pajak yaitu sesuatu yang dikenakan pajak atau dapat diartikan sebagai
sasaran pengenaan pajak.
Sistem perpajakan adalah cara yang digunakan oleh pemerintah untuk memungut atau menarik
pajak dari rakyat dalam rangka membiayai pembangunan dan pengeluaran pemerintah lainnya.
a. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Undang-undang ini berisi dua bab, yaitu :
1. Bab I Tentang Pengertian dasar yang berkaitan dengan Pajak dan Perhitungan pajak.
2. Bab II Tentang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak, Surat Pemberitahuan dan Tata Cara Pembayaran Pajak.
b. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
Pengertian
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Sedangkan penghasilan
adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima, baik berasal dari Indonesia
maupun luar Indonesia, yang dapat menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan.
Besarnya Pajak Penghasilan dihitung berdasarkan PKP (Penghasilan Kena Pajak) dan PKP =
Penghasilan persih pertahun – Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Berdasarkan Pasal 7 UU Nomor 36 tahun 2008, besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, yaitu:
a. Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk diri Wajib Pajak
orang pribadi;
b. Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang
kawin;
c. Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) tambahan untuk seorang
isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1); dan
d. Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota
keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak
angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap
keluarga.
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2014
Tarif Pajak Penghasilan
Menurut UU Nomor 36 tahun 2008 Pasal 17, Tarif Pajak yang ditetapkan atas penghasilan
sebagai berikut :
a. wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah :
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
sampai dengan Rp50.000.000,00 (limapuluhjuta rupiah) 5%
(lima persen)
di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai 15%
dengan Rp250.000.000,00(dua ratus lima puluh juta rupiah) (lima belas persen)

di atas Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) 25%


sampai denganRp500.000.000,00(lima ratus juta rupiah) (dua puluh lima persen)

di atas Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 30%


(tiga puluh persen)

Contoh 1 :
Penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak orang pribadi, Jumlah Penghasilan
Kena Pajak Rp600.000.000,00. Maka Pajak Penghasilan yang terutang:
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp 200.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
25% x Rp 250.000.000,00 = Rp 62.500.000,00
30% x Rp 100.000.000,00 = Rp 30.000.000,00 (+)
Rp125.000.000,00
Contoh 2 :
Pak Chandra sebagai karyawan Primagama, penghasilan neto setiap bulannya Rp
10.000.000,00. Pak Chandra sudah beristeri tidak bekerja dan mempunyai 4 anak.
Berapakah pajak terutang setiap bulannya ?
Jawab:
Penghasilan neto 12 bulan x Rp 10.000.000,00 = Rp 120.000.000,00
PTKP - wajib pajak Rp 24.300.000,00
- isteri Rp 2.025.000,00
- anak (maks 3)
3 x Rp 2.025.000,00 Rp 6.075.000,00 +

= Rp 32.400.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp 87.600.000,00
================
Jadi, PPh terutang
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp 37.600.000,00 = Rp 5.640.000,00 +
= Rp 8.140.000,00 per tahun
==========
Pajak penghasilan perbulan = Rp 8.140.000,00 : 12 = Rp 678.333,33

b. Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah : 28% (dua puluh delapan
persen) pada tahun 2009 dan 25% (dua puluh lima persen) yang mulai berlaku sejak
tahun pajak 2010
Contoh penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak badan dalam negeri dan
bentuk usaha tetap:
Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp1.250.000.000,00 pada tahun 2012
Maka Pajak Penghasilan yang terutang: 25% x Rp1.250.000.000,00 = Rp312.500.000,00

INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN XVI


Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Hal-hal apa saja yang tercantum dalam ketentuan umum dan tata cara perpajakan seperti yang
terdapat dalam UU nomor 28 tahun 2007?
2. Wajib Pajak A mempunyai istri dan 4 orang anak. Hitunglah besarnya Pendapatan Tidak Kena Pajak
(PTKP) yang diberikan oleh Wajib Pajak A tersebut. Jika istrinya mempunyai penghasilan yang digabung
dengan suaminya, maka hitunglah besarnya PTKP wajib pajak tersebut !
3. Seorang wajib pajak mempunyai Penghasilan Kena Pajak (PKP) sebesar Rp. 75.000.000,00. Hitunglah
besarnya Pajak Penghasilan !
Dan jika besarnya Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 45.000.000,00 hitunglah besarnya pajak terutang
!
4. Tuan Darmono mempunyai istri dan 3 orang anak. Penghasilan setiap bulan sebesar Rp. 2.500.000,00.
Hitunglah pajak penghasilan yang harus dibayarkan untuk jangka waktu bulan tersebut !
5. Tuan Frida seorang pegawai perusahaan dengan gaji per bulan Rp. 4.000.000,00 dan membayar iuran
pensiun Rp. 150.000,00 per bulan, membayar iuran jaminan sosial Rp. 200.000,00 per bulan serta
membayar iuran THT Rp. 50.000,00 per bulan. Tuan Frida belum menikah. Hitunglah PPh pasal 21 yang
harus dipotongkan setiap bulannya dan buatlah jurnalnya !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Nilai akhir : Jumlah Score x 4

TUGAS KELOMPOK
1. Carilah data melalui internet tentang Besarnya PPh Indonesia selama 5 tahun terakhir!
2. Carilah pula data melalui internet tentang besarnya PPh salah satu Negara di luar negeri
selama 5 tahun terakhir
3. Diskusikan dengan kelompokmu bagaimana cara meningkatkan PPh tersebut!
4. Buatlah laporan hasil diskusi untuk disampaikan kepada Gurumu!
Materi Pertemuan VIII

c. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
Tarif PPN dan PPn BM
Menurut Pasal 7 UU nomor 42 tahun 2009, tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah :
(1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen).
(2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
e. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
f. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
g. ekspor Jasa Kena Pajak.
(3) Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi paling rendah 5%
(lima persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Sedangkan Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM), menurut Pasal 8, adalah:
(1) Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah serendah-rendahnya 10% (sepuluh persen) dan
setinggi-tingginya 200% (dua ratus persen).
(2) Ekspor barang kena pajak yang tergolong mewah dikenai pajak dengan tarif 0% (nol
persen).
(3) Ketentuan mengenai kelompok Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang dikenai
Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah
(4) Ketentuan mengenai jenis barang yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Pengertian
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau
pemanfaatan tanah dan bangunan. Mulai tanggal 1 Januari 2014 PBB Pedesaan dan Perkotaan
merupakan Pajak Daerah. Untuk PBB Perkebunan, Pertambangan masih tetap merupakan Pajak
Pusat.
Objek pajak PBB adalah bumi dan bangunan menurut nilai jualnya
Objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah:
a. objek pajak yang digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum (masjid,
gereja, wihara, rumah sakit, pesantren/madrasah, panti asuhan, museum, candi)
b. objek pajak yang digunakan kuburan, peninggalan purbakala, hutan lindung, hutan suaka
alam, hutan wisata, taman nasional, tanah desa
c. objek pajak untuk perwakilan diplomatik, konsulat
d. objek pajak yang digunakan oleh badan perwakilan organisasi internasional (PBB, ASEAN,
dan lain-lain)

Tarif PBB
Tarif PBB yang dikenakan pada obyek pajak adalah 0,5% dari nilai jual obyek kena pajak. Dan
besarnya Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan paling rendah sebesar Rp.
6.000.000,00 dan paling tinggi Rp 12.000.000,00 untuk setiap wajib pajak atau sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Sedangkan Dasar pengenaan PBB antara lain :
1. Dasarnya adalah nilai jual obyek pajak.
2. Besarnya nilai jual obyek pajak ditetapkan 3 tahun sekali oleh Menteri Keuangan, kecuali
untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan daerahnya.
3. Dasar perhitungan pajak adalah Nilai Jual Obyek Pajak Kena Pajak (NJOPKP) yang ditetapkan
serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP).
4. Besarnya Nilai jual kena pajak ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan
memperhatikan kondisi ekonomi nasional.
5. Objek PBB yang NJOP lebih dari Rp 1 milyar, Dasar perhitungannya 40%
e. Peraturan pemerintah RI Nomor 24 tahun 2000 Tentang Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat perjanjian,
akta notaris, serta kuitansi pembayaran, surat berharga dan efek, yang memuat jumlah uang
atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan. Berdasarkan peraturan
pemerintah tersebut, besarnya bea meterai sebagai berikut:
a. Surat perjanjian, akta notaris, akta PPAT, surat lamaran sebesar Rp 6.000,00
b. Dokumen nominal Rp 250.000,00 – Rp 1.000.000,00 sebesar Rp 3.000,00
Lebih dari Rp 1.000.000,00 sebesar Rp 6.000,00
c. Cek dan bilyet giro sebesar Rp 3.000,00

9. Tantangan pemungutan pajak


Peran vital Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai instansi yang diamanahi tugas penghimpun
penerimaan negara harus berhadapan dengan realita masih rendahnya kesadaran partisipasi
masyarakat mengenai perpajakan, artinya belum sebanding antara besarnya jumlah penduduk
dengan Wajib Pajak yang masih rendah. Padahal penerimaan pajak banyak dialokasikan untuk
fasilitas umum yang banyak dinikmati oleh seluruh jumlah penduduk.
Terkadang, masyarakat banyak yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bukan
karena mereka enggan berurusan dengan pajak, tapi justru karena mereka belum paham dan
kebingungan ihwal apa yang harus mereka lakukan terkait kewajiban perpajakan. Dan ada banyak
sekali masyarakat yang berpenghasilan diatas Panghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Rp. 24,3 Juta/
Tahun yang dapat menjadi target sosialisasi. Menilik kepada situasi ini, sosialiasi dari Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) harus kian gencar dijalankan hingga ke jajaran yang terdekat dengan
masyarakat serta dengan melibatkan unsur pemerintahan lokal sebagai pendukung. Sosialisasi
secara umum dapat dibedakan menjadi sosialisasi langsung kepada sasaran dan ada juga dengan
cara yang koersif positif. Cara yang kedua ini adalah dengan menjadikan NPWP sebagai unsur pokok
setiap pemenuhan kewajiban administratif publik yang dilakukan masyarakat. Sehingga masyarakat
akan tergerak untuk mendaftarkan diri mendapatkan NPWP. Khususnya mereka yang
berpenghasilan bersih di atas PTKP.

10. Simulasi fungsi dan manfaat pajak


Untuk menjadi bangsa yang mandiri, pajak mengajak peran serta rakyat Indonesia untuk
membiayai negaranya sendiri, untuk itulah pajak memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting
dalam pembangunan negara.
Terdapat aspek-aspek yang terkait dengan Perpajakan :
a. Aspek Ekonomi, artinya penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan
masyarakat menuju kesejahteraan dengan melakukan pembangunan.
b. Aspek Sosial, artinya pemerataan pembangunan dan keadilan dalam membayar pajak.
c. Aspek Politik, artinya secara politis masyarakat/pembayar pajak mempunyai posisi yang
semakin baik dalam melakukan "tawar menawar" dengan pemerintah.
d. Aspek Hukum, artinya Sebagai negara hukum semua pemungutan pajak yang dilakukan
berdasarkan hukum.
e. Aspek Agama, artinya Tuhan memerintahkan bahwa manusia, selain harus beribadat yaitu taat
menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan juga harus dapat berhubungan baik dengan
sesamanya, saling berkomunikasi, bersilaturahmi dan saling membantu.
Untuk lebih menjelaskan fungsi dan manfaat pajak, berikut disajikan gambar alur penerimaan dan
penggunaan dana APBN/APBD

APBN/
APBD
Kas Negara Kementeri
melalui Bank an/
dan Kantor Lembaga
Pos
DJP Fasilitas
mengadministra Masyarak
publik
sikan at
INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN XVII
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Jelaskan pengertian Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan
PPnBM)!
2. Bagaimana tarif Pajak Pertambahan Nilai dan bagaimana tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah?
3. Sumadi mengimpor barang mewah dengan PPn BM 35 %. Jika harga barang senilai Rp. 400.000.000,00
maka jumlah yang dibayar oleh Sumadi sebesar berapa ?
4. Pada tahun 2013 Tuan Bagus memiliki sebidang tanah 1000 m 2 dengan NJOP Rp. 300.000,00/m2, dan
bangunan seluas 400 m2 dengan NJOP Rp. 350.000,00/m2. Taman mewa 200 m2 dengan NJOP Rp.
50.000,00/m2 dan pagar mewa 240 m2 dengan NJOP Rp. 175.000,00/m2. Hitunglah besarnya PBB yang
terutang tahun 2013 !
5. Tantangan apa saja dalam pemungutan pajak di Indonesia

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Nilai akhir : Jumlah Score x 4

TUGAS DISKUSI SISWA


1. Carilah data memalui internet tentang PBB yang diperoleh salah satu Kabupaten/Kota di Indonesia
selama 5 tahun terakhir!
2. Berikan penjelasan seperlunya data PBB tersebut!
3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota tersebut dalam meningkatkan penerimaan
PBBnya?
4. Diskusikan dengan kelompokmu
5. Buatlah laporan hasil diskusi untuk disampaikan kepada Gurumu!
PENILAIAN LAPORAN
Penilaian kompetensi ketrampilan : Penilaian Proyek
KD IPK
4.7. Menyajikan hasil analisis fungsi dan 4.7.1. Mempresentasikan hasil evaluasi tentang peran,
peran pajak dalam pembangunan fungsi, dan manfaat pajak
ekonomi

Satuan pendidikan : SMA Negeri 2 Gunungpuri


Tahun pelajaran : 2020/2021
Kelas/Semester : XI/2
Mata Pelajaran : Ekonomi

Skor Perolehan
Nama
No Kerjasama Kecepatan Ketepatan Tehnik Jml
Siswa/Kelompok Laporan
kellompok pengerjaan pengerjaan presentasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nilai atau skor dalam rentang 0 – 100

Nilai akhir ketrampilan :

Jumlah Skor Perolehan


Nilai =
5
Penilaian kompetensi ketrampilan : Portofolio
KD IPK
4.7. Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran 4.7.1. Mempresentasikan hasil evaluasi tentang peran,
pajak dalam pembangunan ekonomi fungsi, dan manfaat pajak

Satuan pendidikan : SMA Negeri 2 Gunungputri


Kelas/Semester : XI/2
Mata Pelajaran : Ekonomi
SKOR
No Nama Siswa Ketepatan Kebenaran Nilai Akhir
Kerapihan
waktu Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Nilai atau skor dalam rentang 0 – 100
Perolehan Score
Nilai Akhir =
3
SOAL ULANGAN HARIAN

1. Penerimaan pajak yang terbesar dalam struktur penerimaan pajak pemerintah Pusat Indonesia adalah dari:
a. cukai
b. bea masuk
c. pajak penghasilan
d. pajak pertambahan nilai
e. pajak bumi dan bangunan

2. Dampak langsung pengenaan pajak atas suatu barang ialah....


a. kenaikan harga barang yang bersangkutan
b. meningkatnya laju inflasi
c. berkurangnya produksi atau pasokan (supply) barang tersebut
d. berkurangnya penjualan (permintaan terhadap) barang tersebut
e. meningkatnya penerimaan atau pendapatan pemerintah

3. Pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga yang wajib melakukan pemotongan
dan/atau pemungutan pajak atas objek tertentu dinamakan ....
a. Public Assessment System
b. Self Assessment System
c. Official Assessment System
d. Corporate Assessment System
e. With holding System

4. Menurut Adam Smith, prinsip dalam pemungutan pajak (yang sering disebut sebagai “The Four Maxims”) adalah
berikut ini, kecuali …..
a. Prinsip kesamaan/keadilan (equation)
b. Prinsip kepastian (certainly)
c. Prinsip redistribusi pendapatan (redistribution of income)
d. Prinsip ketepan waktu (convenience of payment)
e. Prinsip ekonomis (economics of collection)

5. Pemerintah Daerah Sumatra Selatan berencana memberikan porsi pembagian pajak yang lebih besar pada tahun
anggaran 2015 untuk pemerataan pembangunan bagi daerah tertinggal dan daerah miskin. Dalam hal ini berarti
pajak melakukan fungsi …..
a. Alokasi
b. Distribusi
c. Mengatur
d. Stablisasi
e. Pembiayaan

6. Dalam rangka meningkatkan produksi perfilman nasional dan juga rasa cinta terhadap produksi dalam negeri,
pemerintah berencana akan menaikkan pajak impor terhadap film asing dan juga barang-barang impor yang sudah
dapat diproduksi di dalam negeri. Hal ini berarti pajak tersebut mempunyai fungsi .....
A. Distribusi
B. Moneter
C. Budgeter
D. Keadilan
E. Regulasi

7. Tarif pajaknya tetap, tetapi semakin besar pendapatan semakin besar pula pajak yang harus dibayar, maka system
pajak tersebut adalah ... .
A. Progresif
B. Proporsional
C. Tarif tetap
D. Degresif
E. Regresif

8. Pada system pajak penghasilan progresif, penghasilan seseorang yang semakin tinggi dikenakan …..
A. Jumlah pajak yang semakin besar
B. Jumlah pajak yang semakin kecil
C. Tarif pajak yang semakin besar
D. Tarif pajak yang semakin kecil
E. Pajak yang adil
F.
9. Dari segi pemungutannya Pajak Penjualan (PPn) tergolong sebagai pajak yang bersifat...
a. progresif
b. sukarela
c. paksaan
d. langsung
e. tak langsung

10. Tabel di bawah ini hasil perhitungan pajak dar berbagai tarif pajak :
Besar pajak yang dibayarkan
Penghasilan
Tarif I Tarif II Tarif III Tarif IV Tarif V
Rp 20.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 4.000.000,00 Rp 4.000.000,00
Rp 30.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 4.500.000,00 Rp 4.500.000,00 Rp 5.400.000,00
Rp 40.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 4.000.000,00 Rp 8.000.000,00 Rp 4.000.000,00 Rp 6.400.000,00
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa ….
A. Tarif I konstan dengan persentase pajaknya meningkat
B. Tarif II proporsional dengan persentase pajak meningkat
C. Tarif III progresif dengan persentase pajaknya meningkat
D. Tarif IV degresif dengan hasil perhitungan pajaknya meningkat
E. Tarif V regresif dengan persentase pajaknya meningkat

11. UU No. 36 Tahun 2008 menentukan tarif tunggal untuk Wajib Pajak Badan, yaitu 28% pada tahun 2009 dan 25%
pada tahun 2010. Untuk Wajib Pajak Badan Masuk Bursa diberikan tarif 5% lebih rendah dari tarif yang berlaku.
Pada tahun 2009 PT Makin Jaya (belum go public) memperoleh penghasilan bersih selama setahun sebesar
Rp405.500.000,00. Dengan demikian, pajak penghasilan terutang dari PT Makin Jaya adalah....
A. Rp81.100.000,00
B. Rp93.265.000,00
C. Rp101.375.000,00
D. Rp104.150.000,00
E. Rp113.540.000,00

12. Grafik berikut ini merupakan penerimaan pajak penghasilan di Indonesia :

Analisis pendapatan negara dari pajak penghasilan yang benar adalah …..
A. Persentase PPh Migas tahun 2014 lebih besar dari pada tahun 2015
B. Persentase PPh Nonmigas tahun 2014 lebih besar dari pada tahun 2015
C. Kenaikan PPh Migas tahun 2015 lebih besar dari pada kenaikan PPh Nonmigas
D. Kenaikan PPh Migas tahun 2015 lebih kecil dari pada kenaikan PPh Nonmigas
E. Kenaikan PPh Nonmigas lebih besar dari pada penurunan PPh Migas

13. Ibu Ida memiliki sebidang tanah dengan panjang 25 meter dan lebar 10 meter. Di atas tanah tersebut didirikan
bangunan dengan panjang 10 meter dan lebar 7 meter. Di daerah tersebut harga tanah per meter persegi
Rp2.000.000,00 dan bangunan Rp2.100.000,00. Apabila tarif PBB 0,2% dan nilai jual objek pajak tidak kena pajak
sebesar Rp12.000.000,00, maka pajak bumi dan bangunan yang harus dibayar Ibu Ida adalah … .
A. Rp 1.270.000,00
B. Rp 1.000.000,00
C. Rp 706.000,00
D. Rp 270.000,00
E. Rp 127.000,00

14. Bapak Abdul hakim menempati rumahnya sendiri dengan luas tanah 200 m 2 dengan nilai jual per m 2 adalah Rp
400.000,00, luas bangunan 100m 2 dengan nilai jual per m 2 adalah Rp 600.000,00, pagar sepanjang 10 m dengan
tinggi 1,5 m nilai jual per m2 Rp 200.000,00, nilai jual obyek pajak tidak kena pajak sebesar Rp 12.000.000,00, bila
tarif pajaknya 0,1% maka PBB-P2 terutang bapak Abdul hakim adalah ... .
A. Rp 60.500,00
B. Rp 118.000,00
C. Rp 131.000,00
D. Rp 133.000,00
E. Rp 145.000,00

15. Pak Sidarta seorang karyawan dari suatu perusahaan memperoleh Penghasilan Kena Pajak (PKP) per bulan Rp
8.750.000,00
Tabel penghasilan dan tarif pajak
Penghasilan Tarif
s.d. Rp 50.000.000,00 5%
Rp 50.000.000,00 s/d Rp 250.000.000,00 15%
Rp 250.000.000,00 s/d Rp 500.000.000,00 25%
Di atas Rp 500.000.000,00 30%
Besarnya Pajak Penghasilan (PPh) Pak Sidarta dalam satu tahun adalah …
A. Rp 2.500.000,00
B. Rp 8.250.000,00
C. Rp 10.500.000,00
D. Rp 10.750.000,00
E. Rp 15.750.000,00

16. Pak Suherman memperoleh penghasilan kena pajak dalam sebulan sebesar Rp50.000.000,00.
Tabel tarif Pajak Penghasilan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
PKP Tarif
Sampai dengan Rp50.000.000,00 5%
Rp50.0000.000.00 s/d Rp250.000.000,00 15%
Rp250.000.000,00 s/d Rp500.000.000,00 25%
Rp500.000.000,00 ke atas 30%
Besar pajak penghasilan yang hams dibayar Pak Suherman adalah ... .
A. Rp2.500.000,00
B. Rp30.000.000,00
C. Rp62.500.000,00
D. Rp125.000.000,00
E. Rp180.000.000,00

17. Seorang wajib pajak memiliki:


- Tanah seluas 2.000 m2 dengan harga jual Rp300.000/m2.
- Bangunan seluas 1.500 m2 dengan harga jual Rp500.000/m2.
- Pagar sepanjang 200 tinggi 2 m dengan harga jual Rp100.000/m 2.
Jika nilai bangunan tidak kena pajak sebesar Rp12.000.000,00, jika tariff PBB-P2 sebesar 0,1% maka besarnya PBB-
P2 yang harus dibayar sebesar ….
A. Rp 2.756.000,00
B. Rp 1.390.000,00
C. Rp 1.378.000,00
D. Rp 1.338.000,00
E. Rp 689.000,00

18. Berikut ini tariff pajak yang ditetapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajib pajak orang pribadi dalam negeri
berdasarkan Undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan, penghasilan kena pajak ….
A. Di bawah Rp50 juta tidak dikenakan pajak
B. di atas Rp50 juta s.d Rp200 juta: 10 %
C. di atas Rp50 juta s.d Rp250 juta: 10%
D. di atas Rp200 juta s.d Rp500 juta: 20%
E. di atas Rp500 juta : 30%

19. Bu Vero seorang wirausaha yang bergerak dalam usaha boga/catering. Ia mempunyai tanah seluas 300 m2 dengan
nilai jual Rp 500.000/m2. Bangunan rumah seluas 200 m2 dengan nilai jual Rp 700.000/m2. Taman mewah 100 m2
dengan nilai jual Rp 200.000/m2 dan pagar mewah panjang 100 m dengan tinggi 1,5 m dengan nilai jual Rp
200.000/m2. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) Rp 10.000.000,00. Besarnya Pajak Bumi dan
bangunan yang terutang Bu Vero jika tariff PBB-P2 0,1% adalah ....
A. Rp 314.000,00
B. Rp 322.000,00
C. Rp 330.000,00
D. Rp 628.000,00
E. Rp 644.000,00

20. Biaya pemberlakuan pajak oleh pemerintah yang dibebankan kepada masyarakat termasuk biaya-biaya berikut ini,
kecuali:
A. Biaya pajak yang dibayarkan pada pemerintah oleh masyarakat
B. Biaya administrasi yang timbul terkait dengan pajak
C. Biaya pelayanan yang diberikan pemerintah pada masyarakat
D. Hilangnya surplus konsumen karena pajak
E. Hilangnya surplus produsen karena pajak

21. Hal berikut ini merupakan ciri pajak yang dapat dibedakan dengan ciri pungutan resmi lainnya, yakni .....
A. bersifat memaksa
B. dipungut oleh pemerintah daerah saja
C. jatuh temponya disesuaikan dengan pemakaian
D. didasarkan pada Peraturan Pemerintah
E. balas jasa diterima secara langsung oleh pembayar pajak

22. Di antara ketentuan atau kebijakan di bawah ini yang merupakan contoh kebijakan fiskal ialah....
a. kenaikan tarif bagi kendaraan yang melintasi jalan tol
b. pemberian kelonggaran pajak (tax holiday) bagi perusahaan baru
c. kenaikan atau penurunan BI rate (sukubunga SBI satu bulan)
d. perubahan giro wajib minimum (GWM) bagi bank-bank
e. keharusan BUMN untuk menyetorkan sebagian labanya ke kas negara

23. Bapak Suprapto mempunyai dan menempati sebuah rumah mewah di jalan Adyaksa dengan luas Tanah 600 m 2,
luas bangunan 250 m2, taman mewah 50 m2 dan pagar mewah dengan panjang 20 m tinggi 1,5 m. Menurut data
PBB nilai jual obyek pajak tanah Rp 800.000,00 permeter, bangunan Rp 600.000,00 permeter, taman mewah Rp
400.000,00 permeter dan pagar mewah Rp 200.000,00 permeter. Jika bangunan tidak kena pajak ditetapkan
sebesar Rp 12.000.000,00, maka besarnya PBB Bapak Suprapto apabila tarif PBB-P2 sebesar 0,1% dalah .....
a. Rp 642.000,00 d. Rp 6.440.000,00
b. Rp 644.000,00 e. Rp 6.560.000,00
c. Rp 656.000,00

24. Perhatikan jenis pajak berikut!


(1) Pajak pertambahan nilai
(2) Pajak penghasilan
(3) Pajak bumi dan bangunan
(4) Pajak perseroan
(5) Pajak penjualan
Berdasarkan jenis pajak di atas, yang termasuk pajak langsung ditunjukkan oleh nomor….
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (3), dan (5)
C. (2), (3), dan (4)
D. (2), (4), dan (5)
E. (3), (4), dan (5)

25. Tuan Bagaskoro warga Negara Indonesia yang memiliki penghasilan bersumber dari Indonesia, tiap tahun aktif
membayar pajak kepada pemerintah. Tuan Bagaskoro dalam membayar pajak dan pelaporan pajak
penghasilannya dipercayakan kepada pihak ketiga hal tersebut merupakan system pemugutan pajak….
A. Official assesmen system
B. Withholding system
C. Multimatic system
D. Economic official system
E. Rental official sistem

Anda mungkin juga menyukai