Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN PANCASILA

MINI RISET

Dosen Pengampu: Putri Sari Silaban

MUHAMMAD FADLI (5211121009)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan kita
rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan penyusunan
makalah “miniriset”.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kelemahan baik dalam
kemampuan berpikir, tetapi dengan dorongan rasa keyakinan tidak ada jalan yang tidak dapat
ditempuh, akhirnya penulisan ini dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Untuk itu penulis
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi untuk perbaikan penulisan
selanjutnya.

Makalah ini dibuat bukan hanya untuk menyelesaikan dan melengkapi tugas mata kuliah
bahasa indonesia tapi juga diharapkan dapat memberi wawasan yang lebih luas guna
meningkatkan pengetahuan yang mendalam bagi para mahasiswa dalam bidang Pendidikan dan
pembelajaran.

Medan, 12-November-2022

MUHAMMAD FADLI
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................

Daftar Isi...................................................................................................................................

Bab I Pendahuluan...................................................................................................................

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................................................

1.3 Manfaat Penulisan.........................................................................................................

Bab II Pembahasan...................................................................................................................

A. Implemetasi Pancasila dalam Kehidupan Bangsa..............................................................

B. Implementasi Nilai dalam Pancasila sebagai Pokok Moralitas Bangsa............................


............................................................................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................

3.1 Kesimpulan............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia terutama generasi penerus bangsa saat ini kurang menghayati serta menerapkan
nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila serta penerapan dalam kehidupan yang juga sangat
kurang. Mereka sendiri seperti kehilangan jati dirinya, dan memilih pola hidup yang dipandang sudah
tidak sesuai dengan nilai luhur pancasila dan cenderung bergaya hidup bebas.

Pada saat ini jika kita tidak menyikapi era globalisasi secara bijak dan tidak memiliki kesadaran
dalam hidup. Maka nilai-nilai pancasila pun akan semakin tergerus dan kemungkinan buruknya akan
terlupakan. Dengan demikian kita harus tetap mempraktekan nilai-nilai Pancasila dalam diri masing
masing agar tidak terikut arus globalisasi yang bersifat negatif.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan rekaysa ide ini bertujuan untuk memberi arahan terhadap generasi Penerus Bangsa ini
mengenai Pancasila yang tidak hanya sekedar menghapalkan teori-teorinya, namun juga mempraktekkan
secara langsung kedalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan rekayasa ide ini adalah untuk membantu memberikan solusi bagaimana
cara mempraktekkan pancasila dikehidupan sehari-hari, serta menambah wawasan sang penulis.
A. Implemetasi Pancasila dalam Kehidupan Bangsa

Hakikat ideologi Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, telah
menyelamatkan bangsa Indonesia sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI dan juga agar membentengi
dari ancaman disintegrasi bangsa selama lebih dari setengah abad lamanya. Namun sebaliknya nilai
kesakralan dan penggunaan yang terlampau berlebihan dari sebuah ideologi Negara sebagai sarana politik
di masa orde baru, tentunya banyak menimbulkan kritik maupun protes terhadap nilai-nilai pendidikan
karakter yang terkandung Pancasila.

Dalam perwujudan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam membangun karakter


bangsa memang belum menunjukkan jalan yang lurus bukan dalam artian keabsahan substansialnya,
namun dalam konteks implementasinya yang secara mendasar. Pada hakikatmya implementasi nilai nilai
Pancasila dalam kehidupam bermasyarakat secara menyeluruh merupakan sebuah realisasi praksis untuk
mencapai tujuan bangsa. Sebagaimana berikut penjelasannya:

1. Dalam bidang Politik

Pembangunan serta pengembangan dalam bidang politik haruslah berdasarkan pada dasar
ontologis manusia. Hal tersbut berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia merupakan subjek negara,
oleh karenanya kehidupan politik harus sungguh-sungguh merealisasikan tujuan demi menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik negara haruslah berdasarkan pada moralitas seperti
yang tercantum di dalam sila-sila Pancasila dan maknanya, sehingga dalam praktek-praktek politik paham
yang menghalalkan segala cara haruslah ditiadakan segera.

2. Dalam bidang Ekonomi

Di dalam ilmu ekonomi terdapat sebuah istilah siapa yang kuat maka ialah yang akan menang,
sehingga umumnya dalam pengembangan ekonomi selalunya mengarah pada persaingan bebas. Dan
sangat jarang yang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal tersebut tentunya sangat tidak sesuai
dengan ciri-ciri demokrasi Pancasila yang lebih mengarah pada ekonomi kerakyatan, yakni perekonomian
yang manusiawi yang berdasarkan pada tujuan guna mensejahterakan rakyat secara luas
(Mubyarto,1999).

Pengembangan dalam segi ekonomi bukan hanya untuk mengejar pertumbuhan belaka namun
juga demi kemanusiaan juga kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Maka dari itu sistem
perekonomian di Indonesia berdasarkan pada asas ekonomi kekeluargaan untuk seluruh bangsa.

3. Dalam bidang Sosial dan Budaya

Dalam membangun maupun mengembangkan aspek sosial budaya di masyarakat hendaknya


berdasarkan pada sistem nilai. Sebuah sistem yang memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai luhur budaya
yang telah dimiliki oleh masyarakat. Sebab fungsi kebudayaan bagi masyarakat, terutama dalam rangka
guna melakukan reformasi di segala bidang. Dengan adanya stagnansi nilai sosial budaya yang ada di
masyarakat, sehingga tak jarang timbul berbagai macam konflik sosial yang dapat menimbulkan dampak
ketimpangan sosial di masyarakat secara luas.

Sehingga sangat dibutuhkan peran akhlak dalam pembentukan karakter bangsa supaya menjadi
bangsa yang memiliki karakter Pancasila. Karenanya sebagai cara melestarikan budaya harus mengangkat
nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia Yakni nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Yang bersumber
pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

4. Dalam bidang Pertahanan dan Keamanan

Pada hakikatnya sebuah negara merupakan kumpulan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak dan
kewajiban warga negara maka sangat dibutuhkan adanya peraturan perundang-undangan negara, guna
mengatur ketertiban maupun keteraturan warga serta sebagai landasan hukum persamaan kedudukan
warga negara.

B. Implementasi Nilai dalam Pancasila sebagai Pokok Moralitas Bangsa

Sebagai dasar dari moralitas dan haluan bangsa dan negara, Pancasila memiliki beberapa
landasan, yakni ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang kuat. Setiap sila dala Pancasila mempunyai
justifikasi historis, rasionalitas, dan aktualitas, yang apabila dipahami, dihayati dan dipercayai serta
diamalkan secara konsisten bisa menjadi penopang pencapaian- pencapaian besar cita-cita bangsa. Pokok
moralitas serta haluan bangsa dan negara menurut kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat
dilukiskan sebagaimana berikut:

1. Pertama

Nilai Ketuhanan sebagai sumber etika dan spiritual yang bersifat vertikal transendental memiliki
peranan penting sebagai dasar beretika dalam kehidupan bernegara. Dalam kaitannya, Indonesia bukan
meupkan negara sekuler yang memisahkan “agama”dari”negara”.

Karena hal tersebut dapat berpotensi menyudutkan peran agama ke ruang privat komunitas. Negara
menurut nilai dasar Pancasila diharapkan dapat memberi perlindungan dalam mengembangkan kehidupan
beragama. Dan juga agama diharapkan dapat berperan dalam penguatan etika sosial. Pada saat yang
sama, Indonesia juga bukan “negara agama”, yang hanya mendukung salah satu (unsur) agama yang
memungkinkan agama tertentu dapat mendikte ketentuan negara.
2. Kedua

Nilai kemanusiaan secara umum bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat manusia
sebagai makhluk sosial sangat penting sebagai dasar dalam etika dalam kehidupan berpolitik dan
bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan secara luas mengarah pada persatuan dunia tersebut
diwujudkan melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.

Eksternalisasi, bangsa Indonesia menggunakan segenap daya upaya dan khazanah yang dimiliki guna
bebas-aktif “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.” Internalisasi, bangsa Indonesia mengakui serta memuliakan hak warga dan penduduk
negeri secara mendasar dalam hubungan negara dengan warga negara.

3. Ketiga

Penerapan nilai-nilai kemanusiaan terlebih dulu harus tertanam kuat dalam lingkungan pergaulan
masyarakat secara mendalam, sebelum lebih jauh ingin menjangkau pergaulan dunia. Dalam internalisasi
nilai-nilai persatuan kebangsaan ini, Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kemajeukan
bangsa yang dapat mengatasi paham golongan dan perseorangan. Persatuan dari kemajemukan
masyarakat dikelola berdasarkan konsep kebangsaan yang mencerminkan persatuan dalam keragaman,
dan keragaman dalam persatuan, seperti semboyan yang dinyatakan dengan ungkapan “Bhinneka Tungal
Ika.”

4. Keempat

Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan serta cita-cita kebangsaan itu dalam penerapannya
harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam semangat permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan. Dalam visi demokrasi permusyawaratan, demokrasi memperoleh kekuatannya dalam
kedaulatan rakyat. Pada prinsipnya, keputusan yang diambil dalam musyawarah mufakat tidak didikte
oleh golongan mayoritas, namun dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan yang menjunjung tinggi
rasionalisme deliberatif serta kearifan setiap warga demi mencerminkan manfaat musyawarah itu sendiri.

5. Kelima

Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, merupakan nilai dan cita-cita kebangsaan, serta
demokrasi permusyawaratan dalam pengertian agar dapat mewujudkan keadilan sosial. Di satu
sisi, perwujudan keadilan sosial itu harus merefleksikan nilai imperatif etis keempat sila yang
lainnya. Di sisi lain, otentisitas pengamalan sila-sila Pancasila bisa diukur dari perwujudan
keadilan sosial dalam kehidupan berbangsa.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pancasila merupakan dasar negara dan merupakan pedoman dalam bertingkah laku di
Indonesia. Namun banyak siswa/i yang merupakan generasi penerus bangsa menganggap sulit untuk
mempraktikkan secara langsung nilai-nilai Pancasila, karena dampak negatif dari arus globalisasi, mereka
mengikuti perkembangan yang tidak sesuai dari nilai-nilai Pancasila karena takut dianggap “cupu”.

Pendekatan kembali mengenai nilai-nilai Pancasila pada anak bangsa dengan cara apapun
sehingga, negara ini mempunyai penerus bangsa yang baik. Dan juga tentunya Pancasila menjadi mudah
dalam teori dan mudah dalam mempraktekannya. Sehingga terjadi kesesuaian antara teori dengan
tingkah laku

DAFTAR PUSTAKA

https://yayangyasinta.blogspot.com/2021/12/contoh-rekayasa-ide.html

https://guruppkn.com/implementasi-nilai-nilai-pancasila

https://binus.ac.id/character-building/pancasila/implementasi-pancasila-sebagai-dasar-kehidupan-
bersama-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai