Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PANCASILA

(Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Sosial dan Budaya)

Tugas Kelompok 2
22PE AKUNTANSI
Nama : Ida Ayu Made Sri Dianthini
NPM / NO : 2202622010136/ 06
Nama : PUTU EVA OKTAVINTI
NPM/NO : : 2202622010138 / 08
Nama : Ni Kadek Nina Pramayanti
NPM / NO : 2202622010140/10
Nama : Kadek Dwi Rahayuningsih
NPM / NO : 220262201041/11
Nama : Ni Luh Putu Dhea Yuliantari
NPM / NO : 2202622010155/ 25

FAKULTAS EKONOMI BISNIS UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR TAHUN


2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia -Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dan bermanfaat. Kami
menyadari bahwa di dalam tugas ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran,
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua
pihak-pihak terkait yang telah membantu dan memberikan idenya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR .................................................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ....................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma.........................................................................................

2.2 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan di Bidang Sosial Budaya...............

2.3 .............................................................................................................................

BAB 3 PENUTUTP

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................

3.2 Saran ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan, seseorang pasti akan melakukan
hal yang paling mendasar untuk mewujudkan cita-citanya. Membuat rancangan
serta rincian yang mendetail tentang apapun yang diperlukan untuk memenuhi itu
semua. Sama halnya dengan sebuah suatu negara yang memiliki cita-cita. Di
negara berkembang tentunya masih banyak cita-cita yang belum bisa diraih.
Seperti negara Indonesia. Dalam mewujudkan cita-cita yang termaktub dalam
pembukaan UUD 1945, Indonesia melakukan beberapa hal yang bisa membangun
negara dan juga bangsanya.
Pembangunan yang dilakukan sebuah negara Indonesia tidak hanya melalui
sebuah rancangan saja, namun juga telah melewati sebuah pemikiran yang serius
untuk tercapainya negara sesuai dengan pancasila sebagai dasar negara.
Pembangunan yang tidak semena-mena ini membutuhkan berbagai macam usaha
yang serius. Pembangunan tidak hanya berupa materi saja, namun juga sebuah
moral dan spiritual bangsa. Dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan
mengenai pembangunan nasional dan dalam bidang bidang tertentu yang
menyeluruh.
Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem
nilai acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan berpikir; atau jelasnya sebagai
sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus
kerangka arah/tujuan bagi „yang menyandangnya
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Paradigma
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu
pengetahuan. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang
apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Dengan
demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa
yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam
menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam
mengetahui persoalan tersebut.
Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu
pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan
ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka
pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan
tujuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka,
acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan. Dengan
demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan
segala hal dalam kehidupan manusia.
Paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang
umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga merupakan suatu sumber hukum,
metode, penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri
serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri
Pembangunan nasional adalah suatu strategi nasional yang direalisasikan untuk
mencapai tujuan bangsa. Dalam pembangunan ini dibagi dalam beberapa bidang
yaitu: bidang politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan yang kemudian
sering disebut POLEKSOSBUDHANKAM. Dalam membangun bidang-bidang
tersebut telah dijabarkan dalam GBHN yang dirinci dalam bidang-bidang
operasional serta target pencapaiannya.
2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan di Bidang Sosial Budaya
Dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi dewasa ini kita
harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai
yaitu nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Prinsip etika Pancasila pada hakikatnya
bersifat humanistis, artinya nilai-nilai Pancasila mendasarkan pada nilai yang
bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
Dalam rangka pengembangan sosial budaya, Pancasila sebagai kerangka
kesadaran yang dapat mendorong untuk universalitas melepaskan simbol-
simbol dari keterikatan struktur, dan transedentalisasi meningkatkan derajat
kemerdekaan manusia, kebebasan spiritual.
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistis karena memang pancasila]a
bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh
karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan
martabat manusia, yaitu mnenjadi manusia yang berbudaya dan beradab.
Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab,
kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi
manusia adil dan beradab. Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik,
tetapi harus mampu meningkatkan derajat kemanusiaan nya Manusia harus
dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homo menjadi human.
Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya
dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya
yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa
persatuan sebagai bangsa. 8 Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap
budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga
mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa.
Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan
kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma
baru dalam pembangunan nasional berupa paradigma pembangunan
berkelanjutan yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu
diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti yang
terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak
asasi individu secara berimbang Sila Kedua. Hak budaya komuniti dapat
sebagai perantarapenghubungpenengah antara hak negara dan hak asasi
individu.
Paradigma ini dapat mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan yang
mengabaikan kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan
Indonesia. Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada
otonomi suku bangsa tetapi justru akan memadukan pembangunan lokal daerah
dengan pembangunan regional dan pembangunan nasional Sila Keempat,
sehingga ia akan menjamin keseimbangan dan kemerataan Sila Kelima dalam
rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang akan sanggup
menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI Sila Ketiga.
Pembangunan nasional bidang kebudayaan, harus dilandasi dengan berpikir
tentang masalah persatuan dan kesatuan bangsa. Negara harus menjalankan
pemerintahan yang serba efektif harus menghilangkan mental birokrasi serta
mau membangun sistem budaya dalam hal norma maupun pengembangan iptek
dengan melalukan pemberdayaan kebudayaan lokal guna memfungsikan etos
budaya bangsa yang majemuk. Kehidupan setiap insan harus dipertahankan
dengan baik dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan serta dapat
membangun dirinya sendiri menjadi masyarakat yang berkeadilan, demokrasi,
inovatif, dan mencapai kemajuan kehidupan yang beradab.
Sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai puncak-
puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan-
kebudayaan di daerah: 1 Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun suku bangsa
ataupun golongan sosial dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak
mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2 Sila Kedua,
merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warga negara
Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun
golongannya; 9 3 Sila Ketiga mencerminkan nilai budaya yang menjadi
kebulatan tekad masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk
mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat; 4 Sila Keempat,
merupakan nilai budaya yang tuas di kalangan masyarakat majemuk Indonesia
untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan
untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan
perorangan.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Pancasila bukan hanya sebagai simbol negara, tetapi merupakan suatu
pedoman kehidupan yang sangat relevan untuk negara Indonesia.
Paradigma pancasila mencakup sampai ke semua lini kehidupan,
mencakup bidang politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, hubungan
antar umat beragama, sampai dengan IPTEK.

Pancasila juga sebagai pedoman dalam mereformasi kehidupan


berbangsa, dimana suatu perubahan yang mengarah kearah yang lebih
baik harus memiliki suatu acuan yang baik dan kuat serta sesuai
dengan kebudayaan di Indonesia, maka Pancasila sangat cocok untuk
diterapkan di Indonesia.

Pancasila juga sangat berperan penting dalam membangun moral


terutama di lingkungan kampus, ini agar nantinya akan menumbuh
kembangkan generasi-generasi baru yang memiliki moral dan budi
pekerti yang luhur
DAFTAR PERPUSTAKAAN
http://ghalisasmara.blogspot.com/2013/08/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan.html

Anda mungkin juga menyukai