Anda di halaman 1dari 10

ASDFGHJ

KELOMPOK 5/XII IPS 2


DISUSUN OLEH:
1. AULIA CHAFIDHON (04)
2. CITRA SIGIT FITRIANAH (05)
3. NADILA NUR DWI YANTI (25)
4. ROBBIATUL ADAWIYAH (30)
5. WILLUJENG R.M (34)

SMAN 1 PORONG
Jalan Bhayangkari No.12 Porong Sidoarjo
2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Sidoarjo, 22 Februari 2024

Penulis
Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. Bentuk kearifan lokal ................................................................................................... 3
B. Pengaruh Terhadap Komunitas Setempat.................................................................. 5
BAB II PENUTUPAN .............................................................................................................. 6
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 6
B. Saran .............................................................................................................................. 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kearifan lokal merupakan suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung


kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan
(wisdom) dan kearifan hidup. Di Indonesia yang kita kenal sebagai Nusantara kearifan
lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat
dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya
yang bersifat nasional. Sebagai contoh, hampir di setiap budaya lokal di Nusantara
dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja.

Fungsi kearifan lokal bagi masyarakat tidak sekadar sebagai acuan tingkah laku
seseorang, tetapi lebih jauh, yaitu mampu mendinamisasi kehidupan masyarakat dan
menciptakan peradaban, salah satu fungsinya adalah untuk pengembangan sumber daya
manusia, misalnya, berkaitan dengan pembangunan ekonomi daerahnya

Seperti yang terlihat dalam contoh pabrik kerupuk di Kedung Rejo, Kecamatan
Jabon, dapat berperan penting dalam mendukung perkembangan komunitas. Pabrik
kerupuk tersebut memanfaatkan warga sekitar sebagai karyawan, mulai dari pembuatan
hingga pemasaran, yang pada gilirannya membantu perekonomian desa dan
meningkatkan citra desa tersebut di kalangan daerah atau orang yang mengimpor
kerupuk.

Kearifan lokal juga dapat menjadi sumber inspirasi untuk meningkatkan


kualitas ekonomi masyarakat desa melalui penerapan langkah kolaborasi, adaptasi, dan
inovasi sesuai dengan perkembangan zaman. Nilai-nilai dalam kearifan lokal menjadi
modal utama dalam membangun ekonomi masyarakat tanpa harus kehilangan identitas
budaya lokal. Dengan demikian, penerapan kearifan lokal dapat mendukung
pertumbuhan dan pengembangan ekonomi masyarakat desa, serta meningkatkan
kemandirian ekonomi mereka.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran kearifan lokal dalam mendukung perkembangan komunitas,


khususnya melalui pabrik kerupuk di Kedung Rejo?
2. Apa dampak langsung dan tidak langsung dari keterlibatan warga sekitar dalam
pabrik kerupuk terhadap perekonomian dan citra desa?

C. Tujuan

1. Menganalisis kontribusi kearifan lokal, khususnya melalui pabrik kerupuk, dalam


mendukung perkembangan ekonomi dan sosial di Kedung Rejo.
2. Menilai dampak keterlibatan warga sekitar dalam pabrik kerupuk terhadap
perekonomian dan citra desa untuk memahami pentingnya pemberdayaan lokal
dalam konteks globalisasi.
Dengan fokus pada kearifan lokal dalam industri kerupuk di Kedung Rejo, makalah ini
bertujuan untuk memahami bagaimana keterlibatan komunitas dalam industri lokal
dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian dan citra desa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bentuk kearifan lokal


Kearifan lokal merupakan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup agar lestari. Kearifan
lokal memiliki nilai-nilai yang tidak mengalami perubahan walaupun perubahan dan
perkembangan lingkungan terus mempengaruhi hidup masyarakatnya. Menurut
Sutikno dan Batoro (2017: 244) nilai-nilai dalam kearifan lokal menjadi modal utama
dalam membangun ekonomi masyarakat tanpa merusak tatanan sosial dengan
lingkungan alam. Interaksi antara manusia dengan lingkungannya dapat mempengaruhi
pandangan hidup, memahami sifat lingkungan, pengaruh terhadap dirinya, dan reaksi
lingkungan terhadap aktivitas hidupnya. Pandangan hidup ini terakumulasi dalam
perilaku masyarakat dan dikenal sebagai budaya masyarakat lokal. Pembangunan
lingkungan ekonomi masyarakat lokal tidak terlepas dari kelembagaan sosial swadaya
masyarakat yang langsung bersinggungan dengan kegiatan ekonomi produktifnya.

Salah satu kearifan lokal yang berada di desa Kedungrejo adalah Kerupuk.
Kerupuk yang berasal dari Kedungrejo memiliki banyak varian. Produksi kerupuk di
Kedungrejo sudah ada sejak Hampir setengah abad, sekitar tahun 1970-an. H.Darrim
adalah orang pertama yang mendirikan usaha kerupuk sebagai makanan olahan Ikan
dan udang, yang kemudian menjadi komoditas ekonomi yang dikelola hingga sampai
saat ini telah menjalar dan menjadi 52 pengusaha kerupuk yang berada di desa
Kedungrejo.

Kerupuk sebagai salah satu makanan khas Kedungrejo telah menjadi daya tarik
tersendiri yang wajib untuk dicoba bagi wisatawan. Salah satu jenis kerupuk yang
terkenal sebagai komoditas utamanya adalah Udang. Di desa tersebut terdapat lebih
dari 500-an karyawan yang berasal dari desa Kedungrejo sendiri. Selain kerupuk udang
yang terkenal sebagai kerupuk utamanya, Desa Kedungrejo masih memiliki banyak
varian lain yang dapat di coba. Banyaknya Demand dari konsumen menjadikannya
sebagai salah satu produk industri yang mampu meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi Desa Kedungrejo.

3
Kami telah mengobservasi salah satu pabrik kerupuk yang berada di Desa
Kedungrejo. Pabrik ini bernama. . Berdiri sejak tahun. . Saat ini memilikii 11
karyawan perempuan dan 8 karyawan laki-laki. Waktu bekerja dimulai pukul 05.00
WIB hingga 11.00 WIB untuk wanita, pukul 06.00 WIB hingga 16.00 WIB untuk laki-
laki, 05.00 WIB hingga 11.00 WIB untuk pekerja bagian pengiris adonan.
Memproduksi kerupuk udang dengan varian bentuk yang berbeda serta harga yang
berbeda pula. Proses produksi memerlukan waktu yang tidak singkat, yang terdiri dari:

1) Pertama, melakukan pemasakan adonan menggunakan alat yaitu tungku dengan


memanfaatkan uapnya untuk pencampuran adonan. Adonan yang sudah jadi akan
dipress untuk memadatkan adonan sehingga berbentuk lonjong dengan tingkat
kematangan yang setengah jadi. Adonan yang padat tersebut lalu akan diletakkan
di tempat terbuka untuk proses pengeringan yang belum sempurna.
2) Setelah itu, adonan-adonan tersebut akan diiris menggunakan alat pengiris. Untuk
pemilahan adonan yang rapi maupun remuk akan dipilah oleh karyawan wanita
(ibu-ibu). Karyawan wanita bertugas sebagai pembuat adonan serta pemilah adonan
yang sudah diiris.
3) Setelah dipilah, kerupuk tersebut akan dijemur untuk melakukan proses
pengeringan secara sempurna. Proses ini dilakukan dengan cara dikeringkan
dibawah sinar matahari dengan pengangkutan menggunakan kendaraan tosa. Saat
cuaca sedang cerah, bisa dipastikan kerupuk tersebut dapat langsung masuk pada
tahap pengemasan. Sebaliknya jika cuaca sedang tidak mendukung maka proses
pengeringan bisa membutuhkan waktu yang lebih lambat, bisa mencapai waktu 2
hingga 3 hari. Namun, apabila pesanan dari konsumen sangat mendesak, maka akan
menggunakan mesin pengering yaitu oven.
4) Proses selanjutnya adalah masuk dalam tahap pengemasan. Dalam pengemasan ini,
dilakukan oleh karyawan laki-laki. Pabrik hanya mengemas dengan ukuran 5kg
saja, baik dengan varian bentuk yang berbeda.
5) Setelah pengemasan, produk tersebut akan didistribusikan kepada pihak pemesan.
Pemesan ini sudah mencapai Jawa Tengah. Konsumen akan menghubungi staff
bagian jual beli untuk memilih kerupuk udang bentuk varian apa dan jumlah
pemesanan.

4
B. Pengaruh Terhadap Komunitas Setempat

Pabrik kerupuk udang Kedungrejo memiliki pengaruh yang besar terhadap


komunitas setempat. Salah satu pengaruhnya adalah peningkatan ekonomi dan
pekerjaan. Pabrik ini menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat setempat,
sehingga mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan mereka.
Dengan adanya pabrik kerupuk, pendapatan masyarakat setempat juga meningkat. Hal
ini memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan,
pakaian, dan pendidikan. Selain itu, pabrik kerupuk juga membantu memperkuat
hubungan sosial di komunitas. Melalui keterlibatan masyarakat dalam kegiatan dan
program sosial, pabrik kerupuk membangun ikatan yang erat antara pabrik dan
komunitas.

5
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Kearifan lokal memegang peran penting dalam mendukung perkembangan
komunitas, terutama melalui pabrik kerupuk di Desa Kedungrejo, Jabon, Porong.
Kearifan lokal mencakup nilai-nilai luhur yang dipegang oleh masyarakat untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup dan membangun ekonomi tanpa merusak tatanan
sosial dan alam sekitarnya.
Dalam konteks pabrik kerupuk di Desa Kedungrejo ini, kearifan lokal dapat
memainkan peran yang signifikan. Pertama, nilai-nilai kearifan lokal dapat
membimbing praktik-praktik ekonomi yang berkelanjutan di pabrik kerupuk,
memastikan bahwa produksi kerupuk tidak merusak lingkungan sekitar dan
memperhatikan kebutuhan sosial masyarakat setempat.
Kedua, keterlibatan warga sekitar dalam pabrik kerupuk dapat memberikan
dampak langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian dan citra desa. Secara
langsung, keterlibatan mereka dalam produksi kerupuk dapat meningkatkan
pendapatan dan lapangan kerja lokal. Sedangkan secara tidak langsung, partisipasi
dalam kegiatan ekonomi lokal seperti ini dapat memperkuat rasa kebersamaan dan
solidaritas antarwarga, serta membangun citra positif tentang Desa Kedungrejo di mata
masyarakat luas.

B. Saran
Saran yang dapat diambil dari hal ini adalah pentingnya memperhatikan dan
memperkuat peran kearifan lokal dalam mengelola pabrik kerupuk dan aktivitas
ekonomi lainnya di Desa Kedungrejo. Hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan
partisipatif yang melibatkan masyarakat setempat dalam pengambilan keputusan terkait
produksi, pengelolaan lingkungan, dan pembagian hasil usaha. Selain itu, perlu juga
dilakukan upaya untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan lokal dalam hal
pengelolaan bisnis dan lingkungan agar pabrik kerupuk dapat beroperasi secara
berkelanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar.

6
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai