Anda di halaman 1dari 12

PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI PENANGKAL PAHAM

RADIKALISME DI ERA GLOBALISASI

Dosen Pembimbing :

DIKHA ANUGRAH,S.H, M.H.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila

Disusun oleh :

 Agil rizqulloh (20220510426)

 Dicky ramdani(20220510420)

 Nurmalasari (20220510449)

 Nyai ummi athiyah(20220510478)

 Riska rismawati (20220510370)

 Sinta puri prihatiningsih (20220510448)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS KUNINGAN
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih memberikan
nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini dengan judul “Pentingnya Pancasila sebagai penangkal faham Radikalisme di era
Globalisasi” tepat pada waktunya. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut
membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Dalam makalah ini membahas tentang Sejarah Radikalisme, Implementasi
Pancasila dalam menanggulangi Radikalisme, & Upaya membentengi diri dari faham radikal
di era globalisasi ini.

Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri, kelompok penyusun makalah
ini, dan khususnya pembaca pada umumnya.

Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala kerendahan
hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dari para pembaca
guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya pada waktu mendatang.

kuningan,20 oktober 2022

Penyusun
Daftar isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
I. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
II. TUJUAN.......................................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
1. Pengertian dan Sejarah Radikalisme...........................................................................................5
2. Ciri-Ciri Radikalisme....................................................................................................................6
3. Faktor Penyebab Radikalisme.....................................................................................................6
1. Faktor Pemikiran / Emosi Keagaaman....................................................................................6
2. Faktor Ekonomi.......................................................................................................................6
3. Faktor Sosial...........................................................................................................................7
4. Faktor Politik...........................................................................................................................7
5. Faktor Pendidikan...................................................................................................................7
4. Implementasi Nilai Pancasila dalam menghadapi Radikalisme...................................................8
5. Pembentengan Pemuda dari Radikalisme..................................................................................9
BAB III...................................................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................................................11
1. Kesimpulan...............................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Indonesia saat ini dihadapkan dengan persoalan dan ancaman radikalisme, terorisme
dan separatisme yang kesemuanya bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD
NRI 1945. Radikalisme merupakan ancaman terhadap ketahanan ideologi. Apabila
ideologi negara sudah tidak kokoh maka akan berdampak terhadap ketahanan nasional.
Radikalisme dapat diartikan sebagai sikap atau paham yang secara ekstrim, revolusioner
dan militan untuk memperjuangkan perubahan dari arus utama yang dianutmasyarakat.
Radikalisme tidak harus muncul dalam wujud yang berbau kekerasan fisik. Ideologi
pemikiran, kampanye yang masif dan demonstrasi sikap yang berlawanan dan ingin
mengubah mainstream dapat digolongkan sebagai sikap radikal.

Melalui peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang kini tengah dihadapi oleh seluruh


lapisan masyarakat Indonesia. Meningkatnya radikalisme dalam agama di Indonesia
menjadi fenomena sekaligus bukti nyata yang tidak bisa begitu saja diabaikan ataupun
dihilangkan. Radikalisme keagamaan yang semakin meningkat di Indonesia ini ditandai
dengan berbagai aksi kekerasan dan teror. Aksi tersebut telah menyedot banyak potensi
dan energy kemanusiaan serta telah merenggut hak hidup orang banyak termasuk orang
yang sama sekali tidak mengerti mengenai permasalahan ini. Meski berbagai seminar dan
dialog telah digelar untuk mengupas persoalan ini yaitu mulai dari pencarian sebab hingga
sampai pada penawaran solusi, namun tidak juga kunjung memperlihatkan adanya suatu
titik terang.

I. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian dan Sejarah Radikalisme?


2. Mengapa Radikalisme bisa terjadi?
3. Bagaimana Implementasi Nilai Pancasila terhadap isu Radikalisme?
4. Apa saja upaya pembentengan terhadap pemuda dalam menghadapi Radikalisme?

II. TUJUAN

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengertian dan Sejarah Radikalisme


2. Untuk memahami Penyebab Radikalisme
3. Untuk menjelaskan Implementasi Nilai Pancasila terhadap isu Radikalisme
4. Untuk menyebutkan upaya pembentengan terhadap pemuda dalam menghadapi
Radikalisme
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Sejarah Radikalisme

Radikalisme (dari bahasa Latin radix yang berarti "akar") adalah istilah yang
digunakan pada akhir abad ke-18 untuk pendukung Gerakan Radikal. Pada dasarnya
radikalisme sudah ada sejak jaman dahulu karena sudah ada di dalam diri manusia. Namun,
istilah “Radikal” dikenal pertamakali setelah Charles James Fox memaparkan tentang paham
tersebut pada tahun 1797.

Saat itu, Charles James Fox menyerukan “Reformasi Radikal” dalam sistem
pemerintahan di Britania Raya (Inggris). Reformasi tersebut dipakai untuk menjelaskan
pergerakan yang mendukung revolusi parlemen di negara tersebut. Pada akhirnya ideologi
radikalisme tersebut mulai berkembang dan kemudian berbaur dengan ideologi liberalisme.

Radikalisme merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan,


pergantian, dan penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya.
Radikalisme menginginkan adanya perubahan secara total terhadap suatu kondisi atau semua
aspek kehidupan masyarakat. Tentu saja melakukan perubahan (pembaruan) merupakan hal
yang wajar dilakukan bahkan harus dilakukan demi menuju masa depan yang lebih baik.
Namun perubahan yang sifatnya revolusioner sering kali “memakan korban” lebih banyak
sementara keberhasilannya tidak sebanding.

Seperti yang disebutkan pada pengertian radikalisme di atas, radikalisme seringkali


dikaitkan dengan agama tertentu, khususnya Islam. Hal ini dapat kita lihat dari adanya
kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang melakukan teror terhadap beberapa
negara di dunia dengan membawa/ menyebutkan simbol-simbol agama Islam dalam setiap
aksi teror mereka. Tindakan ISIS dan dukungan dari sebagian kecil umat Islam terhadap ISIS
pada akhirnya membuat sebagian masyarakat dunia menganggap ISIS merupakan gambaran
dari ajaran Islam. Namun, tentu saja hal tersebut tidak benar adanya karena sebagian besar
umat Islam justru mengutuk tindakan keji yang dilakukan oleh ISIS.

Dawinsha mengemukakan definisi radikalisme menyamakannya dengan teroris. Tapi


ia sendiri memakai radikalisme dengan membedakan antara keduanya. Radikalisme adalah
kebijakan dan terorisme bagian dari kebijakan radikal tersebut. defenisi Dawinsha lebih
nyata bahwa radiklisme itu mengandung sikap jiwa yang membawa kepada tindakan yang
bertujuan melemahkan dan mengubah tatanan kemapanan dan menggantinya dengan gagasan
baru. Makna yang terakhir ini, radikalisme adalah sebagai pemahaman negatif dan bahkan
bisa menjadi berbahaya sebagai ekstrim kiri atau kanan.
2. Ciri-Ciri Radikalisme

Radikalisme sangat mudah kita kenali. Hal tersebut karena memang pada umumnya
penganut ideologi ini ingin dikenal/ terkenal dan ingin mendapat dukungan lebih banyak
orang. Itulah sebabnya radikalisme selalu menggunakan cara-cara yang ekstrim.

Berikut ini adalah ciri-ciri radikalisme:

1. Radikalisme adalah tanggapan pada kondisi yang sedang terjadi, tanggapan tersebut
kemudian diwujudkan dalam bentuk evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan dengan
keras.

2. Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan menuntut perubahan drastis


yang diinginkan terjadi.

3. Orang-orang yang menganut paham radikalisme biasanya memiliki keyakinan yang


kuat terhadap program yang ingin mereka jalankan.

4. Penganut radikalisme tidak memperdulikan HAM dan tidak segan-segan


menggunakan cara kekerasan dalam mewujudkan keinginan mereka.

5. Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa semua pihak yang berbeda


pandangan dengannya adalah bersalah.

3. Faktor Penyebab Radikalisme

Mengacu pada pengertian radikalisme di atas, paham ini dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor penyebab, diantaranya:

1. Faktor Pemikiran / Emosi Keagaaman

Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala sesuatunya


harus dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan menggunakan
kekerasan.

Harus diakui bahwa salah satu penyebab gerakan radikalisme adalah faktor sentimen
keagamaan, termasuk di dalamnya adalah solidaritas keagamaan untuk kawan yang
tertindas oleh kekuatan tertentu. tetapi hal ini lebih tepat dikatakan sebagai faktor
emosi keagamaannya, dan bukan agama (Wahyu suci yang absolute) walalupun
gerakan radikalisme selalu mengibarkan bendera dan simbol agama seperti dalih
membela agama, jihad dan mati syahid.

Dalam konteks ini yang dimaksud dengan emosi keagamaan adalah agama sebagai
pemahaman realitas yang sifatnya interpretatif. Jadi sifatnya nisbi dan subjektif.

2. Faktor Ekonomi

Masalah ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme muncul di berbagai


negara. Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak
karena masalah ekonomi maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk meneror
manusia lainnya.
3. Faktor Sosial

Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas ekonomi
lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada tokoh-tokoh yang
radikal karena dianggap dapat membawa perubahan drastis pada hidup mereka. Hal ini
juga memiliki andil yang cukup besar yang melatar belakangi munculnya radikalisme.
hal ini wajar karena memang secara cultural. di dalam masyarakat selalu diketemukan
usaha untuk melepaskan diri dari jeratan jaring-jaring kebudayaan tertentu yang
dianggap tidak sesuai.

4. Faktor Politik

Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya


berpihak pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok
masyarakat yang terlihat ingin menegakkan keadilan. Kelompok-kelompok tersebut
bisa dari kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-alih menegakkan keadilan,
kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan. Dengan membawa
bahasa dan simbol serta slogan-slogan agama kaum radikalis mencoba menyentuh
emosi keagamaan dan menggalang kekuatan untuk mencapai tujuan “mulia” dari
politiknya. tentu saja hal yang demikian ini tidak selamanya dapat disebut
memanipulasi agama karena sebagian perilaku mereka berakar pada interpretasi
agama dalam melihat fenomena historis.

5. Faktor Pendidikan

Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di berbagai


tempat, khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang memberikan ajaran
dengan cara yang salah dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri seseorang.

1. Faktor Ideologis Anti-Westernisme

Westernisme merupakan suatu pemikiran yang membahayakan muslim dalam


mengaplikasikan syariat Islam. sehingga simbol-simbol Barat harus dihancurkan demi
penegakan syariat Islam. Walaupun motivasi dan gerakan anti Barat tidak bisa
disalahkan dengan alasan keyakinan keagamaan tetapi jalan kekerasan yang ditempuh
kaum radikalisme justru menunjukkan ketidak mampuan mereka dalam memposisikan
diri sebagai pesaing dalam budaya dan peradaban.

2. Faktor Kebijakan Pemerintah

Ketidakmampuan pemerintahan dinegara-negara Islam untuk bertindak memperbaiki


situasi atas berkembangnya frustasi dan kemarahan sebagian umat Islam disebabkan
dominasi ideologi, militer maupun ekonomi dari negera-negara besar. Dalam hal ini
elit-elit pemerintah di negeri-negeri Muslim belum atau kurang dapat mencari akar
yang menjadi penyebab munculnya tindak kekerasan (radikalisme) sehingga tidak
dapat mengatasi problematika sosial yang dihadapi umat

Di samping itu, faktor media massa (pers) Barat yang selalu memojokkan umat Islam
juga menjadi faktor munculnya reaksi dengan kekerasan yang dilakukan oleh umat
Islam. Propaganda-propaganda lewat pers memang memiliki kekuatan dahsyat dan
sangat sulit untuk ditangkis sehingga sebagian “ekstrim” yaitu perilaku radikal sebagai
reaksi atas apa yang ditimpakan kepada komunitas Muslim.

4. Implementasi Nilai Pancasila dalam menghadapi Radikalisme

Saat ini Pancasila adalah ideologi yang terbuka. dan sedang diuji daya tahannya terhadap
gempuran, pengaruh dan ancaman ideologi-ideologi besar lainnya, seperti liberalisme
(yang menjunjung kebebasan dan persaingan), sosialisme (yang menekankan harmoni),
humanise (yang menekankan kemanusiaan), nihilisme (yang menaikan nilai-nilai luhur
yang mapan), maupun ideologi yang berdimensi keagamaan.

Pancasila, sebagai ideologi terbuka pada dasarnya memiliki nilai-nilai universal yang
sama dengan ideologi lainnya, seperti keberadaban, penghormatan akan HAM,
kesejahteraan, perdamaian dan keadilan. Dalam era globalisasi, romantisme kesamaan
historis jaman lalu tidak lagi merupakan pengikat rasa kebersamaan yang kokoh.
Kepentingan akan tujuan yang akan digapai lebih kuat pengaruhnya daripada kesamaan
latar kesejarahan. Karena itu, implementasi nilai-nilai Pancasila, agar tetap aktual
menghadapi ancaman radikalisme harus lebih ditekankan pada penyampaian tiga message
berikut:

1. Negara ini dibentuk berdasarkan kesepakatan dan kesetaraan, di mana di dalamnya tidak
boleh ada yang merasa sebagai pemegang saham utama, atau warga kelas satu.

2. Aturan main dalam bernegara telah disepakati, dan Negara memiliki kedaulatan penuh
untuk menertibkan anggota negaranya yang berusaha secara sistematis untuk merubah
tatanan, dengan cara-cara yang melawan hukum.

3. Negara memberikan perlindungan, kesempatan, masa depan dan pengayoman seimbang


untuk meraih tujuan nasional masyarakat adil dan makmur, sejahtera, aman,
berkeadaban dan merdeka.

Nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI yang harus tetap diimplementasikan itu adalah:

A. Kebangsaan dan Persatuan

B. Kemanusiaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia

C. Ketuhanan dan toleransi

D. Kejujuran dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan

E. Demokrasi dan kekeluargaan

Ketahanan Nasional merupakan suatu kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan
dan dibina secara terus menerus, secara sinergis dan dinamis mulai dari pribadi, keluarga,
lingkungan dan nasional yang bermodalkan keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan pengembangan kekuatan nasional. Salah satu unsur ketahanan nasional
adalah Ketahanan Ideologi. Ketahanan Ideologi perlu ditingkatkan dalam bentuk:
A. Pengamalan Pan"asila secara objektif dan subjektif.

B. Aktualisasi, adaptasi dan relevansi ideologi Pancasila terhadap nilai-nilai baru.

C. Pengembangan dan penanaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam seluruh kehidupan
berbangsa, bermasyarakat.

5. Pembentengan Pemuda dari Radikalisme

Pemuda adalah aset bangsa yang sangat berharga. Masa depan negeri ini bertumpu
pada kualitas mereka. Namun ironisnya, kini tak sedikit kaum muda yang justru menjadi
pelaku terorisme. Serangkaian aksi terorisme mulai dari Bom Bali, Bom Gereja Kepunton,
Bom di JW Marriot dan Hotel Ritz-Carlton, hingga aksi penembakan Pos Polisi
Singosaren di Solo dan Bom di Beji dan Tambora, melibatkan pemuda. Sebut saja, Dani
Dwi Permana, salah satu pelaku Bom di JW Marriot dan Hotel Ritz-Carlton, yang saat itu
berusia 18 tahun dan baru lulus SMA.
Fakta di atas diperkuat oleh riset yang dilakukan Lembaga Kajian Islam dan
Perdamaian (LaKIP). Dalam risetnya tentang radikalisme di kalangan siswa dan guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) di Jabodetabek, pada Oktober 2010 - Januari 2011, LaKIP
menemukan sedikitnya 48,9 persen siswa menyatakan bersedia terlibat dalam aksi
kekerasan terkait dengan agama dan moral.
Rentannya pemuda terhadap aksi kekerasan dan terorisme patut menjadi
keprihatinan kita bersama. Banyak faktor yang menyebabkan para pemuda terseret ke
dalam tindakan terorisme, mulai dari kemiskinan, kurangnya pendidikan agama yang
damai, gencarnya infiltrasi kelompok radikal, lemahnya semangat kebangsaan, kurangnya
pendidikan kewarganegaraan, kurangnya keteladanan, dan tergerusnya nilai kearifan lokal
oleh arus modernitas negative
Untuk membentengi para pemuda dan masyarakat umum dari radikalisme dan
terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggunakan upaya
pencegahan melalui kontra-radikalisasi (penangkalan ideologi). Hal ini dilakukan dengan
membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di daerah, Pelatihan anti
radikal-terorisme bagi ormas, Training of Trainer (ToT) bagi sivitas akademika perguruan
tinggi, serta sosialiasi kontra radikal terorisme siswa SMA di empat provinsi.
6. Ada beberapa hal yang patut dikedepankan dalam pencegahan terorisme di kalangan
pemuda:

1) Memperkuat pendidikan kewarganegaraan (civic education) dengan menanamkan


pemahaman yang mendalam terhadap empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD
1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Melalui pendidikan kewarganegaraan, para
pemuda didorong untuk menjunjung tinggi dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur
yang sejalan dengan kearifan lokal seperti toleransi antar-umat beragama, kebebasan yang
bertanggung jawab, gotong royong, kejujuran, dan cinta tanah air serta kepedulian antar-
warga masyarakat.
2) Mengarahkan para pemuda pada beragam aktifitas yang berkualitas baik di bidang
akademis, sosial, keagamaan, seni, budaya, maupun olahraga.
3) Memberikan pemahaman agama yang damai dan toleran, sehingga pemuda tidak mudah
terjebak pada arus ajaran radikalisme. Dalam hal ini, peran guru agama di lingkungan
sekolah dan para pemuka agama di masyarakat sangat penting.
4) Memberikan keteladanan kepada pemuda. Sebab, tanpa adanya keteladanan dari para
penyelenggara negara, tokoh agama, serta tokoh masyarakat, maka upaya yang dilakukan
akan sia-sia.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Radikalisme itu adalah suatu perubahan sosial dengan jalan kekerasan, meyakinkan
dengan satu tujuan yang dianggap benar tapi dengan menggunakan cara yang salah.
Fenomena meningkatnya tindakan radikalisme dikarenakan dangkalnya pemahaman
terhadap Agama dan Pancasila. Oleh karena itu, dibutuhkan pengimplementasian
terhadap nilai-nilai Pancasila dan pembentengan para pemuda dari radikalisme..

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Menyadari bahwa penulis
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam
menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati
dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Admin. Wikipedia. 2016. Pengertian Radikalisme (Sejarah). [Internet]. Link:


https://id.wikipedia.org/wiki/Radikalisme_(sejarah)

2. Raka Nur. Academia. 2017. Radikalisme Ditinjau dari Pancasila. [Internet]. Link:
https://www.academia.edu/33008417/MAKALAH_RADIKALISME_DI_TINJAU_
DARI_IDEOLOGI_PANCASILA.docx

3. Admin. Maxmanroe. 2016. Pengertian, Jenis & Ciri Radikalisme [Internet]. Link:
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-radikalisme.html

4. Udy Tyas. Sharingkali. 2018. Cara Membuat Makalah. [Internet]. Link:


https://sharingkali.com/cara-membuat-makalah-dan-contoh-makalah/

5. Chibenk. Kumpulanteks. 2016. Contoh Penutup Makalah Yang Baik Dan Benar.
[Internet]. Link: https://www.kumpulanteks.com/3-contoh-penutup-makalah-yang-
baik-dan-benar/

6. Shafira Nurlita. Thegorbalsla. 2018. Contoh Daftar Pustaka Makalah. [Internet].


Link: https://thegorbalsla.com/contoh-daftar-pustaka/

7. Dandy Rizky N. Phoenix. 2012. [Internet]. https://Dandy-ORG.Blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai