Anda di halaman 1dari 12

ISU-ISU “RADIKALISME” DALAM MUATAN MATERI PAI

DI SEKOLAH DAN MADRASAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Pengembangan Pemikiran Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:
Dr. M. Miftahul Ulum, M. Ag.

Disusun oleh:

Laila Evrilia Marhalata


NIM. 201200105

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Isu-Isu “Radikalisme” Dalam Muatan Materi Pai Di
Sekolah Dan Madrasah” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen
pada mata kuliah Pengembangan Pemikiran Pendidikan Islam. Selain itu makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Isu-Isu “Radikalisme” Dalam
Muatan Materi PAI Di Sekolah Dan Madrasah bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. M. Miftahul Ulum, M.
Ag. selaku Dosen mata kuliah Pengembangan Pemikiran Pendidikan Islam yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari bahwasannya makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima
demi kesempurnaan makalah ini.

Ponorogo, 20 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................ 1

BAB II: ISU-ISU “RADIKALISME” DALAM MUATAN MATERI PAI DI

SEKOLAH DAN MADRASAH

A. Pengertian Radikalisme...............................…….........................…..3

B. Isu Radikalisme Dalam Muatan Materi PAI di

Sekolah..............................................................................................4

C. Implementasi Nilai Luhur Pendidikan Agama islam Anti

Radikalisme.......................................................................................6

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ajaran agama, terutama Islam sebagaimana pada hakikatnya sangat
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Islam hadir di muka bumi sebagai
rahmat bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil’alamin). Akan tetapi, tidak bisa
dipungkiri pada saat ini masih terjadi fenomena lain yang menjauh dari misi
kerasulan tersebut karena faktor pemahaman keagamaannya yang konservatif.
Tidak bisa dinafikan bahwa masih ditemui ekspresi keagamaan yang muncul
dari sebagian umat Islam pada saat ini yang terlihat kurang bijaksana karena
kaku dan eksklusif dalam beragama. Akibatnya, wajah Islam yang muncul
dipermukaan publik dipandang oleh pihak di luar Islam terkesan angker. Wajah
Islam di ruang publik menjadi tidak ramah, ekstrem, dan diskriminatif. Tentu
saja, pernyataan ini tidaklah tepat karena wajah Islam yang sesungguhnya
adalah penuh kasih sayang sebagaimana misi keislaman itu sendiri
sebagaimana yang telah disebutkan, yaitu untuk menyebarkan rahmat bagi
seluruh alam semesta.
Diperlukan perhatian yang serius melalui pendidikan dalam rangka
meminamilisir dampak buruk radikalisme yang berpengaruh langsung
terhadap keberlangsungan nilai-nilai keberadaban dan demokrasi yang dianut
oleh bangsa ini. Oleh Karena itu Dalam Pendidikan perlu mengajarkan dan
menanamkan ideologi yang memahami, menghormati dan menghargai harkat
dan martabat manusia tanpa melihat seseorang dari aspek ekonomi, budaya,
etnis, bahasa dan agama sehingga tertanam karakter dan kesadaran akan hidup
bersama dalam keanekaragaman dalam perbedaan. Dengan demikian, akan
terjalin sikap saling mendengar, meghormati dan menghargai pendapat untuk
menemukan jalan terbaik mengatasi berbagai macam problema yang
dihadapi.1

1
Abdul Munip, “Menangkal Radikalisme Agama Di Sekolah,” Jurnal Pendidikan Islam
1, no. 2 (1970): 159, https://doi.org/10.14421/jpi.2012.12.159-181.
2

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah sebagaimana berikut :
1. Apa Pengertian Radikalisme?
2. Apa Isu Radikalisme Dalam Muatan Materi PAI di Sekolah?
3. Bagaimana Implementasi Nilai Luhur Pendidikan Agama Islam Anti
Radikalisme?
C. Tujuan Pembahasaan
Tujuan pembahasaan makalah sebagaimana berikut :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Radikalisme?
2. Untuk Mengetahui Isu Radikalisme Dalam Muatan Materi PAI di
Sekolah?
3. Untuk Mengetahui Implementasi Nilai Luhur Pendidikan Agama Islam
Anti Radikalisme?
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Radikalisme

Radikalisme Berasal dari bahasa latin radix yang bearti akar. Bila
dimaknai kata akar ini memiliki arti berfikir atau pemahaman secara
mendalam terhadap sesuatu sampai ke akar-akarnya. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia Radikalisme memiliki arti paham atau
aliran yang radikal dalam politik, paham yang menginginkan perubahan
atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis,
sikap ekstrem dalam aliran politik.2

Menurut KH. Tarmidzi Taher Radikalisme itu dapat bermakna


positif dan negatif. radikalisme bemakna positif, yang memiliki makna
tajdid (pembaharuan) dan islah (perbaikan), suatu spirit perubahan menuju
kebaikan. Hingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara para pemikir
radikal sebagai seorang pendukung reformasi jangka panjang.3 Munculnya
isu-isu politis mengenai radikalisme merupakan tantangan baru bagi
kalangan masyarakat untuk menjawabnya. Isu radikalisme ini sebenarnya
sudah lama mencuat di permukaan wacana internasional. Munculnya
radikalisme pertama kali diperkeisakan sekitar abad ke-19 dan terus
berkembang sampai sekarang. Dalam tradisi barat sekuler hal ini ditandai
dengan keberhasilan industrialisasi pada hal-hal positif di satu sisi tetapi
negative disisi yang lain. Radikalisme akan menjadi berbahaya jika sampai
pada tataran ghuluw (melampaui batas) dan ifrath (keterlaluan) ketika
dipaksakan pada pemeluk baik estrenal maupun internal..4

2
hasni ati, “RADIKALISME DALAM PEMBELAJARAN PAI,” accessed September
25, 2022,
https://www.academia.edu/17537474/RADIKALISME_DALAM_PEMBELAJARAN_PAI.
3
“Din Syamsudin: Kata Radikalisme Mengandung Dimensi Positif Dan Negatif -
ANTARA News,” accessed September 25, 2022, https://bit.ly/dimensipositifdannegatifradikalisme.
4
“Pengertian Radikalisme - Ciri, Penyebab, Solusi, Contoh, Dampak,” accessed
September 25, 2022, https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-radikalisme/.
4

Radikalisme adalah pemikiran atau sikap yang ditandai oleh empat


hal yang sekaligus menjadi karakteristiknya sebagai berikut: (1) sikap tidak
toleran dan tidak mau menghargai pendapat atau keyakinan orang lain; (2)
sikap fanatik, yakni sikap yang membenarkan diri sendiri dan menyalahkan
orang lain; (3) sikap eksklusif, yakni sikap tertutup dan berusaha berbeda
dengan kebiasaan orang banyak; (4) sikap revolusioner, kecendrungan
untuk menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuan.5

Semua ungkapan mengenai radikal mengacu pada satu titik bahwa


radikal adalah sikap yang keras ingin melakukan perubahan terhadap
sesuatu sampai asal atau akar dan terkadang tanpa memikirkan akibat yang
ditimbulkan oleh sikap tersebut. Tindakan kelompok radikal, jika dikaitkan
dengan Islam berarti kelompok Islam tersebut menggunakan landasan
ajaran Islam untuk melakukan perubahan yang drastis dan ekstrem. Islam
tidak mengajarkan tindak kekerasan dan sikap ekstrem seperti tersebut
dalam defenisi radikalisme di atas. Radikalisme dalam Islam disini
dimaksud sebagai fenomena aktual yang terjadi dan dapat diamati dalam
keragaman kelompok orang yang mengatasnamakan Islam. Kelompok ini,
seringkali membawa simbol-simbol agama dan melakukan pembenaran atas
tindakan-tindakan dengan dalil-dalil dari Al-Qur`an. Mereka melakukan
klaim sepihak bahwa sikap dan tindakannya merupakan bagian dari Islam6

B. Isu Radikalisme Dalam Muatan PAI Di Sekolah


Bentuk radikalisme dalam pendidikan tidak semuanya berupa aksi
kekerasan, tetapi juga dapat diwujukan dalam bentuk ucapan dan sikap yang
berpotensi melahirkan kekerasan yang tidak sesuai dengan norma-norma
pendidikan. Etika dan sopan santun yang seharusnya dijunjung tinggi semua
pihak baik oleh guru maupun siswa. Tidak hanya karena budaya yang ada

5
Muhammad Saekan Muchith, “Radikalisme Dalam Dunia Pendidikan,” Addin 10, no. 1
(2016): 163, https://doi.org/10.21043/addin.v10i1.1133.
6
Khairiah, Multikultural Dalam Pendidikan Agama Islam, ed. Sirajuddin (Bengkulu:
2020, n.d.).
5

dalam lembaga pedidikan, radikalisme agama juga muncul melalui buku


atau materi pelajaran. 7
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arif Mulyadi Secara
garis besar penanaman radikalisme Islam melalui beberapa kegiatan yang
dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah diantaranya yaitu:
Mentoring, Dari kegiatan mentoring yang merupakan salah satu program
rohis dapat dianalisis bahwasanya kegiatan mentoring merupakan langkah
awal yang digunakan oleh sebagian kaum muslimin yang menginginkan
tegaknya Khilafah Islam di Indonesia. Liqa, mengadakan pertemuan berkala
untuk penguatan visi misi serta perencanaan strategi dan penguatan
jaringan. Kajian-Kajian sebagai sarana doktrin dan brainwash.8
Ada beberapa faktor seseorang terpapar paham radikalisme
diantaranya yakni : Pertama, pemahaman keagamaan yang tekstual dan
sepotong-potong terhadap ayat Al Quran. Kedua, bacaan yang salah
terhadap sejarah umat Islam ditambah dengan idealisasi berlebihan terhadap
umat Islam pada masa tertentu. Ketiga, deprivasi politik, sosial dan ekonomi
yang masih bertahan dalam masyarakat. Isu radikal didunia pendidikan
yang menjadi sasaran adalah anak-anak sekolah menengah pertama maupun
atas yang sedang tahap pembentukan kepribadian. Paham keagamaan
mereka diberikan disekolah dengan waktu yang sangat sedikit, satu jam
dalam seminggu. Konsekwensinya, jika tidak mendapatkan pelajaran dari
orang tua di rumah atau ustadz di lingkungan mereka, tidak tertutup
kemungkinan anak-anak ini mencari pemahaman agama secara liar.9
PPIM UIN Jakarta di tahun 2017 melakukan survei nasional tentang
opini dan aksi intoleran serta radikal. Dengan mengambil sampel 1522
siswa dan 337 baik yang berada dibawah Kemenag maupun yang berada di
bawah Kemenristek Dikti di 34 provinsi dan berusia 16-22 diperoleh hasil
dalam tataran opini 51,5 % siswa dan mahasiswa intoleran, sementara 58,5

7
Amrazi Agung, Iskandar. Zakso, Menangkal Penyebaran Radikalisme Di Sekolah, ed.
Calvin Capnary (Bogor: IPB Press, 2019).
8
Agung, Iskandar. Zakso.
9
Sri Mulya Nurhakiky and Muhammad Naelul Mubarok, “Pendidikan Agama Islam
Penangkal Radikalisme,” IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 01 (1970): 101–16,
https://doi.org/10.37542/iq.v2i01.27.
6

% siswa dan mahasiswa radikal. Sementara untuk tataran aksi, 33% siswa
dan mahasiswa setuju bahwa jihad adalah perang, 23,35 % setuju bahwa
bom bunuh diri adalah jihad, dan 33,34 % setuju perbuatan intoleran tidak
bermasalah.10 Jalur utama masuknya radikalisme bisa dipengaruhi oleh dua
faktor yakni internal dan eksternal. Faktor internal sendiri biasa muncul dari
dalam diri peserta didik biasanya ditemui pada peserta didik yang memiliki
cara berfikir yang kritis Faktor eksternal di lingkungan sekolah sendiri dapat
di pengaruhi oleh (1) Cara Pandangan Pendidik dalam menanamkan
doktrin-doktrin (2) Bahan Ajar yang digunakan, (3) organisasi atau
esktrakulikuler 11
C. Implementasi Nilai Luhur Pendidikan Agama Islam Anti Radikalisme
Implementasi pendidikan anti Radikalisme melalui pembelajaran
PAI bertujuan untuk mewujudkan masyarakat muslim yang toleran dan
cinta damai di tengah kehidupan bangsa Indonesia yang plural.
Sebagaimana kita ketahui, bangsa Indonesia hidup bersama dalam
keragaman suku, agama, ras, dan adat kebiasaan. implementasi pendidikan
anti terorisme melalui pembelajaran PAI diharapkan dapat menciptakan
masyarakat muslim yang toleran dan cinta damai baik terhadap sesama
pemeluk agama Islam maupun pemeluk agama lainnya12
Pendidikan Islam yang berada dipunggung guru bagai pedang
bermata dua, di satu sisi bisa menangkal radikalisme, di sisi yang lain justru
bisa melahirkan radikalisme agama. Pendidikan agama yang salah bisa
menjadikan seseorang menjadi radikal. Di beberapa sekolah, siswa
bukannya diperkenalkan dengan ajaran Islam yang penuh cinta, namun
justru dikenalkan dengan ajaran yang keras, agresor (merusak), dan
pembalas dendam. Oleh sebab itu pendidikan harus bisa berperan sebagai

10
Munip, “Menangkal Radikalisme Agama Di Sekolah.”
11
Kemenag, Implementasi Moderasi Beragama Dalam Pendidikan Islam, ed. Alip.
Saepullah Supriatna, Papay. Nuryanto, 1st ed. (Jakarta: 20 Desember 2019, n.d.).
12
Safar Uddin, “Radikalisme Dan Terorisme” Vol. 2 No., no. March (2022),
https//jurnal.smbr.com/index.php/kotamo/index.
7

sarana membangun ketahanan individu dari masuknya nilai-nilai yang


menyimpang dari kearifan lokal jati diri bangsa.13
Untuk mencegah lahirnya radikalisme, disini guru memiliki peran
yang sangat penting. Hal ini karena ditangan merekalah anak didik bisa
dibentuk cara pandangnya 6 pada agama dengan penuh cinta. PAI harus
moderat dalam arti mengambil jalan tengah yang mengedepankan aspek
mashlahah al-mursalah sebagai konsekuensi dari fakta bahwa Indonesia
dilahirkan dengan beragam ras, suku, budaya, adat, warna kulit, serta
keyakinan akan Tuhan. 14
Dalam kegiatan pembelajaran PAI terdapat beberapa langkah-
langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari radikalisme. Langkah
tersebut yaitu dapat dilakukan oleh guru, guru dapat mensosialisasikan
tentang bahaya kekerasan terutama bagi kalangan remaja. Kemudian
apabila guru menyampaikan materi pelajaran maka usahakan untuk
dikaitkan dengan kehidupan nyata. Contohnya yaitu dalam materi toleransi
dan kerja sama yaitu bersikap saling menghargai dan bekerja sama dalam
melakukan pekerjaan maka akan lebih cepat selesai daripada mengerjakan
sendiri. Serta jangan lupa untuk menjelaskan tujuan Islam yaitu rahmatan
lil ‘alamin yang artinya untuk keselamatan umat. Maka dari itu, Allah tidak
menyukai orang yang bersikap kasar dan suka memaksakan kehendak.
Dengan demikian diharapkan peserta didik memiliki rasa persaudaraan dan
persatuan serta menolak adanya radikalisme.15

13
Ahmad Syafi’i Mufid, “Radikalisme Dan Terorisme Agama, Sebab Dan Upaya
Pencegahan,” Jurnal Multikultural & Multireligius 12, no. 1 (2013): 7–17,
jurnalharmoni.kemenag.go.id › index › harmoni.
14
Agung, Iskandar. Zakso, Menangkal Penyebaran Radikalisme Di Sekolah.
15
Mufid, “Radikalisme Dan Terorisme Agama, Sebab Dan Upaya Pencegahan.”
8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Radikalisme Berasal dari bahasa latin radix yang bearti akar. Bila dimaknai
kata akar ini memiliki arti berfikir atau pemahaman secara mendalam terhadap
sesuatu sampai ke akar-akarnya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Radikalisme memiliki arti paham atau aliran yang radikal dalam
politik, paham yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan
politik dengan cara kekerasan atau drastis, sikap ekstrem dalam aliran politik.

Ada beberapa faktor seseorang terpapar paham radikalisme diantaranya


yakni : Pertama, pemahaman keagamaan yang tekstual dan sepotong-potong
terhadap ayat Al Quran. Kedua, bacaan yang salah terhadap sejarah umat Islam
ditambah dengan idealisasi berlebihan terhadap umat Islam pada masa tertentu.
Ketiga, deprivasi politik, sosial dan ekonomi yang masih bertahan dalam
masyarakat. Isu radikal didunia pendidikan yang menjadi sasaran adalah anak-
anak sekolah menengah pertama maupun atas yang sedang tahap pembentukan
kepribadian.

Implementasi pendidikan anti Radikalisme melalui pembelajaran PAI


bertujuan untuk mewujudkan masyarakat muslim yang toleran dan cinta damai
di tengah kehidupan bangsa Indonesia yang plural. Sebagaimana kita ketahui,
bangsa Indonesia hidup bersama dalam keragaman suku, agama, ras, dan adat
kebiasaan. implementasi pendidikan anti terorisme melalui pembelajaran PAI
diharapkan dapat menciptakan masyarakat muslim yang toleran dan cinta
damai baik terhadap sesama pemeluk agama Islam maupun pemeluk agama
lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Iskandar. Zakso, Amrazi. Menangkal Penyebaran Radikalisme Di Sekolah.
Edited by Calvin Capnary. Bogor: IPB Press, 2019.
ati, hasni. “RADIKALISME DALAM PEMBELAJARAN PAI.” Accessed
September 25, 2022.
https://www.academia.edu/17537474/RADIKALISME_DALAM_PEMB
ELAJARAN_PAI.
“Din Syamsudin: Kata Radikalisme Mengandung Dimensi Positif Dan Negatif -
ANTARA News.” Accessed September 25, 2022.
https://bit.ly/dimensipositifdannegatifradikalisme.
Kemenag. Implementasi Moderasi Beragama Dalam Pendidikan Islam. Edited by
Alip. Saepullah Supriatna, Papay. Nuryanto. 1st ed. Jakarta: 20 Desember
2019, n.d.
Khairiah. Multikultural Dalam Pendidikan Agama Islam. Edited by Sirajuddin.
Bengkulu: 2020, n.d.
Muchith, Muhammad Saekan. “Radikalisme Dalam Dunia Pendidikan.” Addin 10,
no. 1 (2016): 163. https://doi.org/10.21043/addin.v10i1.1133.
Mufid, Ahmad Syafi’i. “Radikalisme Dan Terorisme Agama, Sebab Dan Upaya
Pencegahan.” Jurnal Multikultural & Multireligius 12, no. 1 (2013): 7–17.
jurnalharmoni.kemenag.go.id › index › harmoni.
Munip, Abdul. “Menangkal Radikalisme Agama Di Sekolah.” Jurnal Pendidikan
Islam 1, no. 2 (1970): 159. https://doi.org/10.14421/jpi.2012.12.159-181.
Nurhakiky, Sri Mulya, and Muhammad Naelul Mubarok. “Pendidikan Agama
Islam Penangkal Radikalisme.” IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan
Islam 2, no. 01 (1970): 101–16. https://doi.org/10.37542/iq.v2i01.27.
“Pengertian Radikalisme - Ciri, Penyebab, Solusi, Contoh, Dampak.” Accessed
September 25, 2022. https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-
radikalisme/.
Uddin, Safar. “Radikalisme Dan Terorisme” Vol. 2 No., no. March (2022).
https//jurnal.smbr.com/index.php/kotamo/index.

Anda mungkin juga menyukai