Anda di halaman 1dari 10

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI UPAYA MENGATASI

RADIKALISME

Dosen Pengampu : Mawardi Nurullah, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Azi Muhamad Warji (221011650011)

PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam senantiasa kita
kirimkan kepada baginda besar nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. makalah ini
berjudul “PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI UPAYA
MENGATASI RADIKALISME” yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.
Makalah ini berisi tentang peran Pendidikan kewarganegaraan sebagai upaya mengatasi
radikalisme, makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan
latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan peran penidikan
kewarganegaraan sebagai Upaya mengatasi radikalisme. Penutup yang berisi tentang kesimpulan
yang menjelaskan isi dari makalah kami. Makalah ini juga kami lengkapi dengan daftar
pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca kami terima. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik
yang menyusun maupun yang membaca.

30 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Sejarah radikalisme ...................................................................2
2.2 Ciri-ciri radikalisme ..........................................................................................2
2.3 Faktor-Faktor penyebab radikalisme .................................................................3
2.4 Penerapan nilai pancasila dalam menghadapi radikalisme ................................4
2.5 Pembentengan pemuda dari radikalisme ...........................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................6
3.2 Saran ..................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................7

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia saat ini dihadapkan dengan persoalan dan ancaman radikalisme, terorisme dan
separatisme yang kesemuanya bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI 1945.
Radikalisme merupakan ancaman terhadap ketahanan ideologi. Apabila ideologi negara
sudah tidak kokoh maka akan berdampak terhadap ketahanan nasional. Radikalisme dapat
diartikan sebagai sikap atau paham yang secara ekstrim, revolusioner dan militan untuk
memperjuangkan perubahan dari arus utama yang dianut masyarakat. Radikalisme tidak
harus muncul dalam wujud yang berbau kekerasan fisik. Ideologi pemikiran, kampanye yang
masif dan demonstrasi sikap yang berlawanan dan ingin mengubah mainstream dapat
digolongkan sebagai sikap radikal.

Melalui peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang kini tengah dihadapi oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. Meningkatnya radikalisme dalam agama di Indonesia menjadi
fenomena sekaligus bukti nyata yang tidak bisa begitu saja diabaikan ataupun dihilangkan.
Radikalisme keagamaan yang semakin meningkat di Indonesia ini ditandai dengan berbagai
aksi kekerasan dan teror. Aksi tersebut telah menyedot banyak potensi dan energy
kemanusiaan serta telah merenggut hak hidup orang banyak termasuk orang yang sama sekali
tidak mengerti mengenai permasalahan ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Pengertian dan Sejarah radikalisme ?
2. Mengapa radikalisme bisa terjadi ?
3. Bagaimana penerapan nilai Pancasila terhadap isu radikalisme ?
4. Apa saja upaya pemebentengan terhadap pemuda dalam menghadapi radikalisme ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dan Sejarah radikalisme.
2. Untuk memahami penyebab radikalisme.
3. Untuk menjelaskan penerapan nilai Pancasila terhadap isu radikalisme.
4. Untuk menyebutkan upaya pemebntengan pemuda dalam menghadapi radikalisme.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN SEJARAH RADIKALISME


Radikalisme (dari bahasa Latin radix yang berarti "akar") adalah istilah yang digunakan
pada akhir abad ke-18 untuk pendukung Gerakan Radikal. Pada dasarnya radikalisme sudah ada
sejak jaman dahulu karena sudah ada di dalam diri manusia. Namun, istilah “Radikal” dikenal
pertamakali setelah Charles James Fox memaparkan tentang paham tersebut pada tahun 1797.
Saat itu, Charles James Fox menyerukan “Reformasi Radikal” dalam sistem pemerintahan
di Britania Raya (Inggris). Reformasi tersebut dipakai untuk menjelaskan pergerakan yang
mendukung revolusi parlemen di negara tersebut. Pada akhirnya ideologi radikalisme tersebut
mulai berkembang dan kemudian berbaur dengan ideologi liberalisme.
Radikalisme merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan
penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya. Radikalisme menginginkan
adanya perubahan secara total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat.
Tentu saja melakukan perubahan (pembaruan) merupakan hal yang wajar dilakukan bahkan
harus dilakukan demi menuju masa depan yang lebih baik. Namun perubahan yang sifatnya
revolusioner sering kali “memakan korban” lebih banyak sementara keberhasilannya tidak
sebanding.
Seperti yang disebutkan pada pengertian radikalisme di atas, radikalisme seringkali
dikaitkan dengan agama tertentu, khususnya Islam. Hal ini dapat kita lihat dari adanya
kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang melakukan teror terhadap beberapa negara
di dunia dengan membawa/ menyebutkan simbol-simbol agama Islam dalam setiap aksi teror
mereka. Tindakan ISIS dan dukungan dari sebagian kecil umat Islam terhadap ISIS pada
akhirnya membuat sebagian masyarakat dunia menganggap ISIS merupakan gambaran dari
ajaran Islam. Namun, tentu saja hal tersebut tidak benar adanya karena sebagian besar umat
Islam justru mengutuk tindakan keji yang dilakukan oleh ISIS.
Dawinsha mengemukakan definisi radikalisme menyamakannya dengan teroris. Tapi ia
sendiri memakai radikalisme dengan membedakan antara keduanya. Radikalisme adalah
kebijakan dan terorisme bagian dari kebijakan radikal tersebut. defenisi Dawinsha lebih nyata
bahwa radiklisme itu mengandung sikap jiwa yang membawa kepada tindakan yang bertujuan
melemahkan dan mengubah tatanan kemapanan dan menggantinya dengan gagasan baru.
Makna yang terakhir ini, radikalisme adalah sebagai pemahaman negatif dan bahkan bisa
menjadi berbahaya sebagai ekstrim kiri atau kanan.
2.2 CIRI-CIRI RADIKALISME
Radikalisme sangat mudah kita kenali. Hal tersebut karena memang pada umumnya
penganut ideologi ini ingin dikenal/terkenal dan ingin mendapat dukungan lebih banyak orang.
Itulah sebabnya radikalisme selalu menggunakan cara-cara yang ekstrim.
Berikut ini adalah ciri-ciri radikalisme:
➢ Radikalisme adalah tanggapan pada kondisi yang sedang terjadi, tanggapan tersebut
kemudian diwujudkan dalam bentuk evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan dengan
keras.

2
➢ Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan menuntut perubahan drastis yang
diinginkan terjadi.

➢ Orang-orang yang menganut paham radikalisme biasanya memiliki keyakinan yang kuat
terhadap program yang ingin mereka jalankan.

➢ Penganut radikalisme tidak memperdulikan HAM dan tidak segan-segan menggunakan


cara kekerasan dalam mewujudkan keinginan mereka.

➢ Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa semua pihak yang berbeda pandangan
dengannya adalah bersalah.

2.3 FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RADIKALISME


Mengacu pada pengertian radikalisme di atas, paham ini dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor penyebab, diantaranya:
1. Faktor Pemikiran / Emosi Keagaaman
Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala sesuatunya
harus dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan menggunakan
kekerasan.
2. Faktor Ekonomi
Masalah ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme muncul di berbagai
negara. Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak
karena masalah ekonomi maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk meneror
manusia lainnya.
3. Faktor Sosial
Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas
ekonomi lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada tokoh-
tokoh yang radikal karena dianggap dapat membawa perubahan drastis pada hidup
mereka. Hal ini juga memiliki andil yang cukup besar yang melatar belakangi
munculnya radikalisme.
4. Faktor Politik
Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya
berpihak pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok
masyarakat yang terlihat ingin menegakkan keadilan. Kelompok-kelompok tersebut
bisa dari kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-alih menegakkan keadilan,
kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan. Dengan membawa
bahasa dan simbol serta slogan-slogan agama kaum radikalis mencoba menyentuh
emosi keagamaan dan menggalang kekuatan untuk mencapai tujuan “mulia” dari
politiknya. tentu saja hal yang demikian ini tidak selamanya dapat disebut
memanipulasi agama karena sebagian perilaku mereka berakar pada interpretasi
agama dalam melihat fenomena historis.

5. Faktor Pendidikan
Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di
berbagai tempat, khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang memberikan

3
ajaran dengan cara yang salah dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri
seseorang.
6. Faktor Kebijakan Pemerintah
Ketidakmampuan pemerintahan dinegara-negara Islam untuk bertindak
memperbaiki situasi atas berkembangnya frustasi dan kemarahan sebagian umat
Islam disebabkan dominasi ideologi, militer maupun ekonomi dari negera-negara
besar. Dalam hal ini elit-elit pemerintah di negeri-negeri Muslim belum atau kurang
dapat mencari akar yang menjadi penyebab munculnya tindak kekerasan
(radikalisme) sehingga tidak dapat mengatasi problematika sosial yang dihadapi
umat.
2.4 PENERAPAN NILAI PANCASILA DALAM MENGHADAPI RADIKALISME
Pancasila, sebagai ideologi terbuka pada dasarnya memiliki nilai-nilai universal
yang sama dengan ideologi lainnya, seperti keberadaban, penghormatan akan HAM,
kesejahteraan, perdamaian dan keadilan. Dalam era globalisasi, romantisme kesamaan
historis jaman lalu tidak lagi merupakan pengikat rasa kebersamaan yang kokoh.
Kepentingan akan tujuan yang akan digapai lebih kuat pengaruhnya daripada kesamaan latar
kesejarahan. Karena itu, implementasi nilai-nilai Pancasila, agar tetap aktual menghadapi
ancaman radikalisme harus lebih ditekankan pada penyampaian tiga message berikut:
1) Negara ini dibentuk berdasarkan kesepakatan dan kesetaraan, di mana di dalamnya tidak
boleh ada yang merasa sebagai pemegang saham utama, atau warga kelas satu.

2) Aturan main dalam bernegara telah disepakati, dan Negara memiliki kedaulatan penuh
untuk menertibkan anggota negaranya yang berusaha secara sistematis untuk merubah
tatanan, dengan cara-cara yang melawan hukum.

3) Negara memberikan perlindungan, kesempatan, masa depan dan pengayoman seimbang


untuk meraih tujuan nasional masyarakat adil dan makmur, sejahtera, aman, berkeadaban
dan merdeka.

Nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI yang harus tetap diimplementasikan itu adalah:
➢ Kebangsaan dan Persatuan

➢ Kemanusiaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia

➢ Ketuhanan dan toleransi

➢ Kejujuran dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan

➢ Demokrasi dan kekeluargaan

Ketahanan nasional merupakan suatu kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan dan
dibina secara terus menerus, secara sinergis mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan dan
nasional yang bermodalkan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
pengembangan kekuatan nasional. Salah satu unsur ketahanan nasional adalah Ketahanan
Ideologi. Ketahanan Ideologi perlu ditingkatkan dalam bentuk:
• Pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif.

4
• Aktualisasi, adaptasi dan relevansi ideologi Pancasila terhadap nilai-nilai baru.

• Pengembangan dan penanaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam seluruh kehidupan
berbangsa, bermasyarakat.

2.5 PEMBENTENGAN PEMUDA DARI RADIKALISME


Rentannya pemuda terhadap aksi kekerasan dan terorisme patut menjadi keprihatinan
kita bersama. Banyak faktor yang menyebabkan para pemuda terseret ke dalam tindakan
terorisme, mulai dari kemiskinan, kurangnya pendidikan agama yang damai, gencarnya
infiltrasi kelompok radikal, lemahnya semangat kebangsaan, kurangnya pendidikan
kewarganegaraan, kurangnya keteladanan, dan tergerusnya nilai kearifan lokal oleh arus
modernitas negative. Untuk membentengi para pemuda dan masyarakat umum dari
radikalisme dan terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT),
menggunakan upaya pencegahan melalui kontra-radikalisasi (penangkalan ideologi). Hal ini
dilakukan dengan membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di daerah,
Pelatihan anti radikal-terorisme bagi ormas, Training of Trainer (ToT) bagi sivitas
akademika perguruan tinggi, serta sosialiasi kontra radikal terorisme siswa SMA di empat
provinsi.

Ada beberapa hal yang patut dikedepankan dalam pencegahan terorisme di kalangan pemuda:

1) Memperkuat pendidikan kewarganegaraan (civic education) dengan menanamkan


pemahaman yang mendalam terhadap empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945,
NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Melalui pendidikan kewarganegaraan, para pemuda
didorong untuk menjunjung tinggi dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur yang sejalan
dengan kearifan lokal seperti toleransi antar-umat beragama, kebebasan yang bertanggung
jawab, gotong royong, kejujuran, dan cinta tanah air serta kepedulian antar-warga
masyarakat.

2) Mengarahkan pemuda pada beragam aktifitas yang berkualitas baik di bidang akademis,
sosial, keagamaan, seni, budaya, maupun olahraga.

3) Memberikan pemahaman agama yang damai dan toleran, sehingga pemuda tidak mudah
terjebak pada arus ajaran radikalisme. Dalam hal ini, peran guru agama di lingkungan sekolah
dan para pemuka agama di masyarakat sangat penting.

4) Memberikan keteladanan kepada pemuda. Sebab, tanpa adanya keteladanan dari para
penyelenggara negara, tokoh agama, serta tokoh masyarakat, maka upaya yang dilakukan
akan sia-sia.

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Radikalisme itu adalah suatu perubahan sosial dengan jalan kekerasan, meyakinkan
dengan satu tujuan yang dianggap benar tapi dengan menggunakan cara yang salah.
Fenomena meningkatnya tindakan radikalisme dikarenakan dangkalnya pemahaman

5
terhadap Agama dan Pancasila. Oleh karena itu, dibutuhkan pengimplementasian
terhadap nilai-nilai Pancasila dan pembentengan para pemuda dari radikalisme..
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Menyadari bahwa penulis masih
jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam
menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang
tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

3.2. SARAN
Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Raka Nur. Academia. 2017. Radikalisme Ditinjau dari Pancasila. [Internet]. Link:
https://www.academia.edu/33008417/MAKALAH_RADIKALISME_DI_TINJAU_
DARI_IDEOLOGI_PANCASILA.docx
2. Admin. Maxmanroe. 2016. Pengertian, Jenis & Ciri Radikalisme [Internet]. Link:
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-radikalisme.html
3. Admin. Wikipedia. 2016. Pengertian Radikalisme (Sejarah). [Internet]. Link:
https://id.wikipedia.org/wiki/Radikalisme_(sejarah)

Anda mungkin juga menyukai