dan Separatisme
TUGAS
MATA KULIAH PANCASILA (UNS112)
Dosen Pengampu:
Kelompok:
1. Bima Aditya
2. M. Ardyan Sulthan Pangestu
3. Zikri Alnazri
UNIVERSITAS JAMBI
2022
Daftar isi
BAB I
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................................. 2
BAB II............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Radikalisme............................................................................ 3
2.2 Pengertian Separatisme............................................................................ 3
2.3 Ciri – Ciri Radikalisme............................................................................. 4
2.4 Faktor – faktor Penyebab Radikalisme dan Separatisme..................... 5
2.5 Pengaruh-pengaruh dari Radikalisme dan
Separatisme terhadap suatu negara....................................................... 6
2.6 Peran Pancasila sebagai Instrumen Pelindung
bangsa dari Radikalisme dan Separatisme ........................................... 8
BAB III............................................................................................................. 9
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................... 9
3.2 SARAN....................................................................................................... 9
Daftar Pustaka................................................................................................. 11
BAB I
ii
PENDAHULUAN
iii
apakah tidak ada perangkat-perangkat lain yang dapat mengisi posisi sebagai
pertahanan negara terhadap radikalisme dan separatisme?
Maka dengan ini menjadi landasan penulis mengambil sebuah judul yang
digunakan dalam makalah ini “Pancasila relevan menangkal Radikalisme dan
Separatisme”, yang diharapkan dapat menjadi landasan acuan informasi ataupun
pemecahan permasalahan yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
iv
2.1 Pengertian Radikalisme
Radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian,
dan penjebolan terhadap suatu sistem masyarakat sampai ke akarnya. Pemikiran
radikalisme banyak muncul dalam konteks percaturan politik. Selain itu pola pikir
ini sering dikaitkan dengan pandangan ekstrem dan keinginan untuk perubahan
sosial yang cepat, radikalisme kini sangat erat kaitannya dengan konsep
ekstremisme dan terorisme.
Kemunculan radikalisme adalah hasil dari pengembangan suku kata radikal.
Adapun kata radikal berasal dari bahasa Latin, radix atau radici. Radix dalam
bahasa Latin berarti 'akar', Istilah radikal mengacu pada hal-hal mendasar, prinsip-
prinsip fundamental, pokok soal, dan esensial atas bermacam gejala. Kemunculan
radikalisme juga dipercaya akibat adanya doktrin politik yang dianut oleh gerakan
sosial-politik yang mendukung kebebasan individu dan kolektif, dan emansipasi
dari kekuasaan rezim otoriter dan masyarakat yang terstruktur secara hierarkis.
v
kelompok teroris menyatakan bahwa separatisme adalah satu-satunya cara untuk
meraih tujuan mereka mencapai kemerdekaan. Gerakan separatis biasanya berbasis
nasionalisme atau kekuatan religius. Selain itu, separatisme juga bisa terjadi karena
perasaan kurangnya kekuatan politis dan ekonomi suatu kelompok.
vi
Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala
sesuatunya harus dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan
menggunakan kekerasan.
2. Faktor Ekonomi.
Masalah ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme muncul di berbagai
negara. Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak
karena masalah ekonomi maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk
meneror manusia lainnya.
3. Faktor Politik.
Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya
berpihak pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok
masyarakat yang terlihat ingin menegakkan keadilan. Kelompok-kelompok
tersebut bisa dari kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-alih menegakkan
keadilan, kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan.
4. Faktor Sosial.
Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas
ekonomi lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada
tokoh-tokoh yang radikal karena dianggap dapat membawa perubahan drastis
pada hidup mereka.
5. Faktor Psikologis.
Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi faktor penyebab
radikalisme. Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci
dan dendam, semua ini berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.
6. Faktor Pendidikan.
vii
Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di
berbagai tempat, khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang
memberikan ajaran dengan cara yang salah dapat menimbulkan radikalisme di
dalam diri seseorang.
Mengacu pada pengertian separatisme, paham ini dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor penyebab, diantaranya:
1. Konflik vertikal.
konflik yang terjadi antara rakyat dengan pemerintah.
2. konflik horizontal.
konflik antara rakyat dengan rakyat, kelompok dengan kelompok, yang sederajat.
viii
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal, sehingga harus diinternalisasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk pembangunan hukum. Dalam
kaitannya dengan pembangunan, hukum mempunyai fungsi sebagai pemelihara
ketertiban dan keamanan, sarana pembangunan, penegak keadilan dan pendidikan
masyarakat.
Maka dari penyataan di atas mendorong peran Negara hukum Pancasila
mengandung lima asas, yaitu Pertama, asas Ketuhanan Yang Maha Esa. Asas ini
tercantum pada Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV, yaitu “… maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.[3]
Berdasarkan pernyataan ini, Indonesia merupakan negara yang ber-Tuhan, agama
dijalankan dengan cara yang berkeadaban, hubungan antar umat beragama, kegiatan
beribadahnya dan toleransi harus berdasarkan pada Ketuhanan. Kebebasan
beragama harus dilaksanakan berdasarkan pada tiga pilar, yaitu freedom
(kebebasan), rule of law (aturan hukum) dan tolerance (toleransi).
Dalam hal ini Pancasila memiliki peran sebagai tulang belakan dari setiap hukum-
hukum yang berlaku di Indonesia termasuk juga penerapan kebijakan atau tindakan
yang bertujuan sebagai penegak hukum terhadap hal-hal yang mengancam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Konsep negara hukum Pancasila memiliki karakter tersendiri yang pada satu
sisi ada kesamaan dan ada perbedaan dengan konsep negara hukum Barat baik
rechtstaat dan rule of law. Negara hukum Indonesia agak berbeda dengan
rechtsstaat atau the rule of law. Negara hukum Indonesia, menghendaki adanya
keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat yang mengedepankan asas
kerukunan.
Indonesia sebagai negara hukum, berarti segala aspek kehidupan dalam bidang
kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus
ix
berdasar atas hukum yang sesuai dengan sistem hukum nasional. Sistem hukum
nasional merupakan hukum yang berlaku di Indonesia dengan semua elemennya
yang saling menunjang satu dengan yang lain dalam rangka mengatasi
permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Pembangunan sistem hukum nasional diharapkan lahir produk hukum yang
demokratis, yaitu tercapainya keadilan, ketertiban, keteraturan sebagai prasyarat
untuk dapat memberikan perlindungan bagi rakyat dalam memperoleh keadilan dan
ketenangan. Dengan hal ini lah menjadi landasan utama mengapa Pancasila
berperan penting dalam menangkal Radikalisme dan Separatisme.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan perolehan dan penjalbaran terhadap pokok pada materi bahasan
“Pancasila relevan menangkal Radikalisme dan Separatisme” kami menarik
kesimpulan sebagai berikut:
A. Radikalisme dan Separatisme didasari dari adanya ketidakpuasan masyarakat
terhadap pemerintahan yang terjadi didalam negaranya baik itu di dasari oleh
x
faktor ekonomi maupun politik.
B. Radikalisme dan Separatisme dapat ditekan dengan melakukan upaya
pendekatan politik yang dilakukan secara kekeluargaan antara pemerintah dan
masyarakatnya.
C. Pancasila berperan sebagai dasar dari penegakan hukum di Indonesia dan
Pancasila juga memiliki sifat yang didukung dari UUD 1945 sebagai penerapan
hukum yang melembaga dan menekankan musyawarah sehingga membuat
hubungan pengambilan keputusan yang didasari dari masyarakat dan
pemerintah.
3.2 SARAN
Sebagai negara demokrasi tentu Indonesia menganut pelaksanaan musyawarah
dalam mengambil keputusan yang dilakukan antara pemerintah dan masyarakat, hal
ini sudah menjadi jati diri negara Indonesia yang melekat didalam tindakan
politiknya.
Maka dari itu untuk menekankan rasa persatuan dan kesatuan di negara Indonesia,
pemerintah di rasakan perlu mengikut sertakan kehadiran dari pihak-pihak
masyarakat yang berperan sebagai penyampai suara pendapat dari masyarakat. Hal
ini guna untuk mengantisipasi perilaku yang nantinya akan menimbulkan rasa
separatisme terhadap Negara Kesatuan Indonesia sekaligus guna menjalankan
perlindungan dari pihak – pihak yang ingin mengendalikan sikap separatisme yang
di dukung dengan gerakan radikalisme.
xi
Daftar Pustaka
katadata.co.id
id.wikipedia.org
www.maxmanroe.com
fh.umj.ac.id/internalisasi-nilai-nilai-pancasila-dalam-pembentukan-
peraturan-perundang-undangan
xii