Anda di halaman 1dari 12

Pancasila relevan menangkal Radikalisme

dan Separatisme

TUGAS
MATA KULIAH PANCASILA (UNS112)

Dosen Pengampu:

Dr. Asep Machpudin, S.E., M.M

Kelompok:

1. Bima Aditya
2. M. Ardyan Sulthan Pangestu
3. Zikri Alnazri

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2022
Daftar isi

BAB I
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................................. 2
BAB II............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Radikalisme............................................................................ 3
2.2 Pengertian Separatisme............................................................................ 3
2.3 Ciri – Ciri Radikalisme............................................................................. 4
2.4 Faktor – faktor Penyebab Radikalisme dan Separatisme..................... 5
2.5 Pengaruh-pengaruh dari Radikalisme dan
Separatisme terhadap suatu negara....................................................... 6
2.6 Peran Pancasila sebagai Instrumen Pelindung
bangsa dari Radikalisme dan Separatisme ........................................... 8
BAB III............................................................................................................. 9
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................... 9
3.2 SARAN....................................................................................................... 9
Daftar Pustaka................................................................................................. 11

BAB I

ii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Perkembangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan tentu kita di
hadapkan pada ancaman bangsa – bangsa asing yang mencoba mengambil
sumber daya negara Indonesia baik dalam bentuk fisik maupun yang bersifat
non-fisik, namun kemerdekaan dapat diraih dari hasil jerit payah dan tumpah
darah keringat maupun darah dari para pejuang, tokoh dan pelopor nasional dari
negara Indonesia.
Maka dalam perkembangannya negara Indonesia menjadi negara yang makmur
juga berdiri sebagai negara yang kuat dan berperan aktif dalam perjuangan untuk
menjalankan misi perdamaian dunia yang didasari dari ideologi Pancasila. Akan
tetapi seiring perkembangan zaman dan juga kuatnya pengaruh dari peran
globalisasi yang didukung kemajuan teknologi membuat Indonesia memiliki
ancaman yang lebih bersifat kompleks yakni ancaman serangan radikalisme dan
juga Gerakan separatisme yang di tunggangi oleh oknum yang berusaha untuk
merusak tatanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka dari itu sebagai
salah satu identitas dari Negara Indonesia yakni
Pancasila sangat berarti dalam mendukung perang untuk mempertahankan serta
melindungi sistem negara Indonesia.
Dengan demikian Pancasila yang berperan sebagai ideologi dari negara
Indonesia menjadi salah satu perangkat yang paling optimal sebagai bentuk
pertahanan terhadap ancaman Radikalisme dan Separatisme yang gencar terjadi
didalam negara Indonesia. Namun mengapa Pancasila memliki peran ini?

iii
apakah tidak ada perangkat-perangkat lain yang dapat mengisi posisi sebagai
pertahanan negara terhadap radikalisme dan separatisme?
Maka dengan ini menjadi landasan penulis mengambil sebuah judul yang
digunakan dalam makalah ini “Pancasila relevan menangkal Radikalisme dan
Separatisme”, yang diharapkan dapat menjadi landasan acuan informasi ataupun
pemecahan permasalahan yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Radikalisme dan Separatisme?
2. Apa Keterkaitan dari Radikalisme dan separatisme terhadapa Pancasila?
3. Bagaimana peran Pancasila dalam menghadapi Radikalisme dan
separatisme?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui lebih dalam mengenai Radikalisme dan Separatisme
2. Mengetahui potensi bahaya yang di bawa dari Radikalisme dan Separatisme
3. Memahami peran Pancasila sebagai instrumen yang melindungi negara dari
Radikalisme dan Separatisme

BAB II

PEMBAHASAN

iv
2.1 Pengertian Radikalisme
Radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian,
dan penjebolan terhadap suatu sistem masyarakat sampai ke akarnya. Pemikiran
radikalisme banyak muncul dalam konteks percaturan politik. Selain itu pola pikir
ini sering dikaitkan dengan pandangan ekstrem dan keinginan untuk perubahan
sosial yang cepat, radikalisme kini sangat erat kaitannya dengan konsep
ekstremisme dan terorisme.
Kemunculan radikalisme adalah hasil dari pengembangan suku kata radikal.
Adapun kata radikal berasal dari bahasa Latin, radix atau radici. Radix dalam
bahasa Latin berarti 'akar', Istilah radikal mengacu pada hal-hal mendasar, prinsip-
prinsip fundamental, pokok soal, dan esensial atas bermacam gejala. Kemunculan
radikalisme juga dipercaya akibat adanya doktrin politik yang dianut oleh gerakan
sosial-politik yang mendukung kebebasan individu dan kolektif, dan emansipasi
dari kekuasaan rezim otoriter dan masyarakat yang terstruktur secara hierarkis.

2.2 Pengertian Separatisme


Separatisme politis adalah suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan
memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia (biasanya kelompok dengan
kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama lain (atau suatu negara lain). Istilah
ini biasanya tidak diterima para kelompok separatis sendiri karena mereka
menganggapnya kasar, dan memilih istilah yang lebih netral seperti determinasi
diri.
Separatisme juga sering merupakan tindak balas yang kasar dan brutal terhadap
suatu pengambilalihan militer yang terjadi dahulu. Di seluruh dunia banyak

v
kelompok teroris menyatakan bahwa separatisme adalah satu-satunya cara untuk
meraih tujuan mereka mencapai kemerdekaan. Gerakan separatis biasanya berbasis
nasionalisme atau kekuatan religius. Selain itu, separatisme juga bisa terjadi karena
perasaan kurangnya kekuatan politis dan ekonomi suatu kelompok.

2.3 Ciri-Ciri Radikalisme


Berikut ini adalah ciri-ciri radikalisme:
1. Radikalisme adalah tanggapan pada kondisi yang sedang terjadi, tanggapan
tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk evaluasi, penolakan, bahkan
perlawanan dengan keras.
2. Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan menuntut perubahan
drastis yang diinginkan terjadi.
3. Orang-orang yang menganut paham radikalisme biasanya memiliki keyakinan
yang kuat terhadap program yang ingin mereka jalankan.
4. Penganut radikalisme tidak segan-segan menggunakan cara-cara kekerasan
dalam mewujudkan keinginan mereka.
5. Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa semua pihak yang berbeda
pandangan dengannya adalah bersalah.

2.4 Faktor – faktor Penyebab Radikalisme dan Separatisme


Mengacu pada pengertian radikalisme, paham ini dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor penyebab, diantaranya:
1. Faktor Pemikiran.

vi
Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala
sesuatunya harus dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan
menggunakan kekerasan.
2. Faktor Ekonomi.
Masalah ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme muncul di berbagai
negara. Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak
karena masalah ekonomi maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk
meneror manusia lainnya.
3. Faktor Politik.
Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya
berpihak pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok
masyarakat yang terlihat ingin menegakkan keadilan. Kelompok-kelompok
tersebut bisa dari kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-alih menegakkan
keadilan, kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan.
4. Faktor Sosial.
Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas
ekonomi lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada
tokoh-tokoh yang radikal karena dianggap dapat membawa perubahan drastis
pada hidup mereka.

5. Faktor Psikologis.
Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi faktor penyebab
radikalisme. Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci
dan dendam, semua ini berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.
6. Faktor Pendidikan.

vii
Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di
berbagai tempat, khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang
memberikan ajaran dengan cara yang salah dapat menimbulkan radikalisme di
dalam diri seseorang.

Mengacu pada pengertian separatisme, paham ini dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor penyebab, diantaranya:
1. Konflik vertikal.
konflik yang terjadi antara rakyat dengan pemerintah.
2. konflik horizontal.
konflik antara rakyat dengan rakyat, kelompok dengan kelompok, yang sederajat.

2.5 Pengaruh-pengaruh dari Radikalisme dan Separatisme terhadap


suatu negara
Paham Radikalisme didorong melalui tindak kekerasan yang dilakukan dalam
kegiatan gerakakannya hal ini dapat menimbulkan rasa tidak aman dan memicu
peningkatan angka kriminalitas yang terjadi dalam suatu negara, dan dengan adanya
peran dari radikalisme membuat konflik yang terjadi dalam gerakan separatisme
dapat menimbulkan perpecahan secara bersenjata atau konflik senjata, hal ini tentu
berpotensi menimbulkan korban jiwa terhadap lingkungan bermasyarakat.
Masih adanya paham Radikalisme dan Separatisme di Indonesia, merupakan
dampak dari faktor kemiskinan. Sehingga tumbuhnya kelompok-kelompok
perlawanan yang ingin menunjukkan kekuatan Radikal ataupun Separatis.

2.6 Peran Pancasila sebagai Instrumen Pelindung bangsa dari


Radikalisme dan Separatisme

viii
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal, sehingga harus diinternalisasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk pembangunan hukum. Dalam
kaitannya dengan pembangunan, hukum mempunyai fungsi sebagai pemelihara
ketertiban dan keamanan, sarana pembangunan, penegak keadilan dan pendidikan
masyarakat.
Maka dari penyataan di atas mendorong peran Negara hukum Pancasila
mengandung lima asas, yaitu Pertama, asas Ketuhanan Yang Maha Esa. Asas ini
tercantum pada Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV, yaitu “… maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.[3]
Berdasarkan pernyataan ini, Indonesia merupakan negara yang ber-Tuhan, agama
dijalankan dengan cara yang berkeadaban, hubungan antar umat beragama, kegiatan
beribadahnya dan toleransi harus berdasarkan pada Ketuhanan. Kebebasan
beragama harus dilaksanakan berdasarkan pada tiga pilar, yaitu freedom
(kebebasan), rule of law (aturan hukum) dan tolerance (toleransi).
Dalam hal ini Pancasila memiliki peran sebagai tulang belakan dari setiap hukum-
hukum yang berlaku di Indonesia termasuk juga penerapan kebijakan atau tindakan
yang bertujuan sebagai penegak hukum terhadap hal-hal yang mengancam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Konsep negara hukum Pancasila memiliki karakter tersendiri yang pada satu
sisi ada kesamaan dan ada perbedaan dengan konsep negara hukum Barat baik
rechtstaat dan rule of law. Negara hukum Indonesia agak berbeda dengan
rechtsstaat atau the rule of law. Negara hukum Indonesia, menghendaki adanya
keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat yang mengedepankan asas
kerukunan.
Indonesia sebagai negara hukum, berarti segala aspek kehidupan dalam bidang
kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus

ix
berdasar atas hukum yang sesuai dengan sistem hukum nasional. Sistem hukum
nasional merupakan hukum yang berlaku di Indonesia dengan semua elemennya
yang saling menunjang satu dengan yang lain dalam rangka mengatasi
permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Pembangunan sistem hukum nasional diharapkan lahir produk hukum yang
demokratis, yaitu tercapainya keadilan, ketertiban, keteraturan sebagai prasyarat
untuk dapat memberikan perlindungan bagi rakyat dalam memperoleh keadilan dan
ketenangan. Dengan hal ini lah menjadi landasan utama mengapa Pancasila
berperan penting dalam menangkal Radikalisme dan Separatisme.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan perolehan dan penjalbaran terhadap pokok pada materi bahasan
“Pancasila relevan menangkal Radikalisme dan Separatisme” kami menarik
kesimpulan sebagai berikut:
A. Radikalisme dan Separatisme didasari dari adanya ketidakpuasan masyarakat
terhadap pemerintahan yang terjadi didalam negaranya baik itu di dasari oleh

x
faktor ekonomi maupun politik.
B. Radikalisme dan Separatisme dapat ditekan dengan melakukan upaya
pendekatan politik yang dilakukan secara kekeluargaan antara pemerintah dan
masyarakatnya.
C. Pancasila berperan sebagai dasar dari penegakan hukum di Indonesia dan
Pancasila juga memiliki sifat yang didukung dari UUD 1945 sebagai penerapan
hukum yang melembaga dan menekankan musyawarah sehingga membuat
hubungan pengambilan keputusan yang didasari dari masyarakat dan
pemerintah.

3.2 SARAN
Sebagai negara demokrasi tentu Indonesia menganut pelaksanaan musyawarah
dalam mengambil keputusan yang dilakukan antara pemerintah dan masyarakat, hal
ini sudah menjadi jati diri negara Indonesia yang melekat didalam tindakan
politiknya.
Maka dari itu untuk menekankan rasa persatuan dan kesatuan di negara Indonesia,
pemerintah di rasakan perlu mengikut sertakan kehadiran dari pihak-pihak
masyarakat yang berperan sebagai penyampai suara pendapat dari masyarakat. Hal
ini guna untuk mengantisipasi perilaku yang nantinya akan menimbulkan rasa
separatisme terhadap Negara Kesatuan Indonesia sekaligus guna menjalankan
perlindungan dari pihak – pihak yang ingin mengendalikan sikap separatisme yang
di dukung dengan gerakan radikalisme.

xi
Daftar Pustaka

katadata.co.id
id.wikipedia.org
www.maxmanroe.com
fh.umj.ac.id/internalisasi-nilai-nilai-pancasila-dalam-pembentukan-
peraturan-perundang-undangan

xii

Anda mungkin juga menyukai