Anda di halaman 1dari 7

Gaya kepemimpinan jokowi

Untuk melakukan suatu hal dengan benar diperlukan keberanian.


Berani menjadi tidak Populer, berani menanggung resiko dan berani
memperjuangkan hal yang diyakini. Pemimpin kadang harus menggali
jauh ke dalam dirinya untuk menemukan kekuatan dan keberanian
untuk melawan ketika seseorang tidak dapat menerima pendapatnya
tanpa alasan yang jelas.
Beberapa orang mengatakan tanpa keberanian, kepemimpinan
tidak dapat ditunjukkan atau ditonjolkan, beberapa pemimpin pada
organisasi yang besar. Gaya Kepemimpinan Jokowi menurut
kebanyakan pendapat masyarakat pada saat beliau menyatakan ikut
pencalonan Gubernur DKI Jakarta adalah suatu hal yang berlebihan,
tidak masuk akal. Karena dari postur tubuh yang kurus kecil,
sederhana, pengalaman memimpin organisasi yang besar belum
terlalu teruji, kota Solo yang dipimpin saat itu menurut kebanyakan
orang tidaklah bisa disamakan dengan DKI Jakarta dengan multi etnis,
geografis, budaya, pola hidup, masalah sosial, kemiskinan, dan
masalah-masalah infrastruktur dan suprastruktur yang jauh berbeda
dengan kota Solo. Ternyata Jokowi memiliki kepemimpinan yang berani
(leadership Courges), awal kampanye ia sudah menyatakan anggaran
kampanye yang hanya pas-pasan.
Namun keberaniannya yang luar biasa dari kebanyakan orang,
Jokowi masuk jauh ke dalam kota Jakarta dengan menusuk hati setiap
masyarakat Jakarta yang multi etnis itu dengan senjata keberanian,
tepatlah kalau dalam teori Kepemimpinan menurut Tead, terry dan
Hoyt yaitu merupakan kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama yang didasarkan padakemampuan seorang
pemimpin tersebutmengarahkan, dan mengambil hati masyarakat atau
komunitas sebuah organisasi untuk bersama-sama mencapai tujuan.
Sesungguhnya Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Jokowi
pada masa Kepemimpinan Presiden Sukarno sudah dilakukan oleh
belia, kalau kita menyimak buku karya Bung Karno Di Bawah Bendera
Revolusi, Bung Karno sering blusukan malam hari ketempat-tempat
masyarakat kumuh, makan bersama orang-orang kecil di warungwarung kecil, perilaku seorang Pemimpin seperti Bung Karno inilah
yang diadopsi oleh Jokowi yang dtinggalkan oleh para Pemimpin kita
saat sekarang ini, gaya kepemimpinan inilah yang dirindukan oleh
masyarakat Republik ini yang tidak dimiliki oleh para pemimpin kita
baik di daerah maupun di pusat.
Kalau para pemimpin bangsa ini mau jujur, pertama kali setelah
mereka dinyatakan dalam kemenangan sebuah pilkada, atau pimpinan
sebuah lembaga tinggi Negara, maka mereka akan menanyakan

seberapa besar anggaran yang sebuah organisasi yang akan ia pimpin,


tidak melakukan inventarisasi, atau komunikasi ke bawah atau
masyarakat kecil yang nota bene harus kita jadikan masyarakat yang
besar.
Figur Jujur, sederhana, apa adanya, turun mencari masalah, dan
mencari solusi secara real dan sederhana pula, yang biasa dirasakan
langsung oleh masyarakat membuat warga Jakarta menjadi nyaman
dan penuh harap perubahan kondisi Jakarta dimasa yang akan datang.
Tidak penuh dengan retorika dengan menggunakan teori-teori yang
tidak dimengerti oleh masyarakat, yang tak kunjung terwujud.
Gaya Kepeimpinan Jokowi memang berbeda dan lain dengan yang lain
kebanyakan pemimpin di negeri Indonesia ini, kalau para pemimpin
pemerintah kita selama ini, mereka berlomba-lomba untuk
memenangkan pemilukada untuk merubah status sosial didalam
masyarakat, dan mereka lebih sejuk dan nyaman berada di ruang ber ac
dan di kursi empuk yang berputar. Jokowi turun langsung ke kampungkampung kumuh, dikerubuti langsung oleh orang yang-orang yang
punya permasalahan sosial langsung berdialog, apa yang dibutuhka
oleh masyarakat sesungguhnya, Jokowi tidak mau pakai vooryder,
protokoler, sehingga beliau mengalami dan tahu persis kondisi
kemacetan di jalan raya, muncul gagasan bagaimana menyelesaikan
masalah kemacetan, diambillah kepeutusan monorel, MRT dan lain
sebagainya, untuk mengurai permasalahan yang urgensi. Masuk sungai
Ciliwung, muncul ide memperbaiki sungai, masuk rumah susun, muncul
gagasan membangun permukiman-permukiman kumuh menjadi rusunrusun yang layak huni.
Sejak Jokowi memimpin Ibukota Jakarta tidak ada lagi Camat,
Lurah, Kepala SKPD yang seenaknya sendiri masuk kantor terlambat,
pelayanan masyarakat dikontrol, kinerja PNS harus ditinjau dan dinilai,
sehingga PNS akan berpikir seribu kali untuk tidak bekerja dengan baik.
Kepemimpinan Transformasional
pertamakali dikemukan oleh James McGregor Burns pada tahun
1978, dan selanjutnya dikembangkan oleh Bernard Bass dan para
behaviourists lainnya, Bass, mendifinisikan kepemimpinan
transformasional sebagai kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin
untuk mempengaruhi anak buahnya, sehingga mereka akan percaya,
meneladani, dan menghormatinya. Kompetensi transformasional
seorang pemimpin mungkin dapat diukur dari kemampuannya dalam
membangun sinergi dari seluruh pegawai melalui pengaruh dan
kewenangannya sehingga lebih berhasil dalam mencapai visi dan misi

organisasinya. Proses perubahan yang dilakukan pemimpin


transformasional, menurut Bass, dapat dilakukan dengan cara : (1)
meningkatkan kesadaran pegawai terhadap nilai dan pentingnya tugas
dan pekerjaan; (2) meningkatkan kesadaran untuk focus pada tujuan
kelompok dan organisasi, bukan pada kepentingan pribadi; (3)
mengembangkan potensi mereka seoptimal mungkin.
Implementasi kepemimpinan transformasional ini bukan hanya
tepat dilakukan di lingkungan birokrasi, tetapi juga di berbagai
organisasi yang memilik banyak tenaga potensial dan berpendidikan.
Secara organisasional, Leitwood dan Janzi (1990) bahwa penerapan
model kepemimpinan ini sangat bermanfaat untuk (1) membangun
budaya kerjasama dan profesionalitas diantara pegawai, (2) memotivasi
pimpinan untuk mengmbangkan diri, dan (3) membantu pimpinan
memecahkan masalah secara efektif. Implementasi kepemimpinan
transformasional dengan budaya kerjasama dan profesionalitas,
pemimpin akan selalu memfasilitasi pegawainya untuk berdialog,
berdiskusi, dan merencanakan pekerjaan bersama. Kerjasama yang
terbentuk dari kegiatan ini akan memudahkan mereka saling
mengingatkan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Kebersamaan
ini ini juga dilakukan dalam merumuskan visi dan misi organisasi,
sehingga komitmen lebih mudah terbangun.
Sosok Jokowi adalah figure yang cerdas, dan pandai dalam
memimpin kota Solo dan Jakarta sebagai Ibukota Negara yang cukup
rumit, komplek dalam segala konstelasi ekonomi, politik, sosial, agama,
kemanan, dan etnis. Namun Model kepemimpinan transfomasional
inilah yang didopsi oleh Jokowi dengan dicampur dengan model
kepemimpinan budaya Jawa, lesehan, , berna, moralis, demokratis, dan
karismatis, sehingga belia disegani, disayangi, dihormati oleh
rakyatnya.
Gaya kepemimpinan seperti inilah sekarang yang diidam-idamkan
oleh seluruh masyarakat Indonesia, semua masyarakat menanti
pemimpin negeri ini dimasa pasca SBY, bisa lebih memposisikan
sebagai pemimpin yang multi Jokowi saat ini agar bangsa ini semakin
menjadi negeri yang terhomat dimata rakyat, dan bangsa lain di dunia
ini. Sebagai ekspektasi yang tidak boleh putus asa.

Kepemimpinan Ir.Soekarno
Semua orang Indonesia tidak akan pernah lupa dengan sosok
Soekarno. Bapak bangsa, sekaligus proklamator kemerdekaan Republik
Indonesia. Soekarno, atau lebih akrabnya disapa Bung Karno
merupakan putra bangsa yang kenyang mengenyam asam garam di
Negeri ini. beliau dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur tanggal 6 Juni
1901. beliau berhasil menggali dasar Negara, yaitu Pancasila yang
merupakan ekstaksi dari kearifan budaya bangsa Indonesia. Pancasila
ini berisi asas-asas luhur dari masyarakat Indonesia yang diwariskan
secara turun temurun.
Bung Karno, begitu menekankan pentingnya Nasionalisme (paham
Kebangsaan) Indonesia. Dalam pergerakan politiknya sejak muda
hingga beliau memimpin Negara republik Indonesia, nilai-nilai
Nasionalisme ini begitu dikedepankan. Beliau bersama tokoh
pergerakan lain menyadari bahwa perjuangan meraih kemerdekaan
tidak akan mencapai hasil tanpa kesatuan perjuangan dari seluruh
masyarakat Indonesia. Beliau tahu bahwa Nasionalime Indonesia lah
yang mampu mempersatukan masyarakat Indonesia yang begitu
heterogen, terdiri dari banyak suku bangsa dan bahasa, dengan latar
belakang budayanya masing-masing.

Mengangkat harga diri bangsa di dunia Internasional


Berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncang dunia.
Ini adalah jargon yang dulu dikatakan oleh Bung Karno. Beliau benarbenar mengguncang dunia bersama pemuda-pemuda Indonesia yang

lain. Nefo (new emerging forces), Gerakan Non Blok, KTT Asia-Afrika,
dan politik luar negeri bebas-aktif adalah sedikit buktinya.
Setelah beliau menjadi Presiden Republik Indonesia, Nilai-nilai
Nasionalisme tetap menjadi roh utama tujuan pemerintahannya. Salah
satu faktor pentingnya yaitu dengan mengangkat harga diri bangsa di
dunia Internasional. Beliau sangat sensitif dan reaktif jika Bangsa
Indonesia diremehkan. Beliau membangun angkatan bersenjata yang
kuat. Mempelopori banyak hal terkait isu membangun dunia baru
yang lebih adil dan merata. Sepak terjangnya di dunia Internasional
digoreskan dengan tinta emas, dan diingat lawan maupun kawan
sebagai sebuah pencapaian yang luar biasa.Gerakan Non blok yang
ketika itu menjadi kekuatan baru yang netral dalam percaturan politik
internasional adalah salah satu yang beliau pelopori bersama Sri Pandit
Jawaharlal Nehru (India), Joseph Bros tito (Yugoslavia), dan Gamal
Abdul Nasser (Mesir). Selain itu beliau juga memiliki komitmen yang
kuat terhadap isu perdamaian dunia. Beliau merangsang kemerdekaan
bagi negara-negara di dunia ketiga. Salah satunya yang cukup
monumental yaitu KTT Asia-Afrika pertama yang dilaksanakan pada
tanggal 18 April-24 April 1955 di Bandung. Tidak hanya dibidang
politik, tingginya harkat dan martabat bangsa Indonesia juga
merambah di dunia militer, pendidikan, dll. Sampai sekarang, nama
Bung Karno masih disegani oleh Negara-negara lain, baik yang ketika
itu berkawan, ataupun yang berseberangan dengannya.
Beliau percaya, Kemajuan Indonesia harus diikuti oleh pembentukan
karakter bangsa yang kuat. Melalui penanaman bibit Nasionalisme
Indonesia, Bung Karno mengharapkan terbentuknya Bangsa Indonesia
yang Berkarakter, berdikari, dengan latar belakang budaya yang kaya
sehingga mampu mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuang dalam
pembukaan UUD 1945.

Memperkuat KeIndonesiaan di dalam negeri


Benih nasionalisme yang beliau tanam, terbalut dalam bingkai revolusi.
Beliau percaya, bahwa perjuangan sesungguhnya sebagai bangsa
tidak berhenti setelah Indonesia merdeka. Perjuangan sesungguhnya
malah baru dimulai. Perjuangan mengisi kemerdekaan. Oleh sebab
itulah, beliau selalu mengatakan bahwa Revolusi Indonesia belum
selesai. Perjuangan yang begitu berat justru adalah membentuk
karakter bangsa yang kuat, membangun kesadaran masyarakat
sebagai bangsa Indonesia bukanlah urusan yang gampang. Masyarakat
kita yang sangat heterogen rentan terhadap gesekan, baik horisontal
maupun vertikal.
Untuk mewujudkan ambisinya tentang keindonesian itu, beliau
memompa semangat nasionalisme bangsa. Beliau mengedepankan
kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi dan kaya sebagai
pemersatu. Kebhinekaan (keberagaman-perbedaan) yang berpotensi

gesekan ras dialihkan menjadi suatu kekuatan. Beliau selalu membawa


budaya Indonesia
Proklamator Kemerdekaan Indonesia Soekarno, tidak hanya
dibanggakan bangsa ini tetapi juga dihormati dunia Internasional. Pada
Jamannya peranan, keberanian dan kehebatan Soekarno sangat
disegani dan dihormati pemimpin bangsa lain. Berbagai penghargaan
dan 26 penghargaan Honoris Causa didapatkannya dari berbagai
negara
Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada
periode 1945 1966. Ia memainkan peranan penting untuk
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Soekarno
adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan
konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang
menamainya Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia
(bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17
Agustus 1945.

~ Gaya kepemimpinan Soekarno


Melihat bagaimana seorang Soekarno memimpin di dalam sebuah
organisasi maupun pemerintahan, menunjukkan perannya yang sentral
sebagai seorang pemimpin sejati, sebagai seorang inspirator, idealis
dan sebagai simbol perjuangan rakyat dalam menegakkan negara
yang berdaulat yang dapat dijadikan sebagai panutan. Presiden
pertama Republik Indonesia Soekarno memiliki beberapa sifat
kepemimpinan yang dibutuhkan oleh pemimpin yang mandiri
diantaranya:

kepemimpinan yang transformatif


Beliau mampu mendorong dan menggerakkan rakyat guna
memanfaatkan potensi dan kapabilitasnya untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan
yang tidak banyak berkeluh kesah, melainkan kepemimpinan yang
memiliki daya juang dan motivasi tinggi. Sehingga kepemimpinanya
mampu memotivasi dan menginspirasi bangsanya.
kepemimpinan visioner
Soekarno adalah pemimpin yang visioner yaitu kepemimpinan yang
mampu melihat gambaran masa depan. Gambaran masa depan itu
adalah cita-cita yang ingin dituju. Dengan visi itu, Beliau dapat
mengarahkan dan mengerahkan segala kemampuan (capability)
bangsa untuk mewujudkan visi tersebut. Kepemimpinan yang visioner
adalah kepemimpinan yang mengetahui arah bangsa dalam setiap
kecenderungan dan perubahan zaman.

kepemimpinan yang kuat (strong leadership)

Kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpinan yang tegas, jelas,


berkarakter, yang menyatukan perkatan dengan perbuataan. Bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang besar yang besar harus memiliki
kepastian. Kepastian itu bisa berupa kepastian tentang arah program
dan kebijakan, serta kepastian keadilan dan hukum, maupun kepastian
akses mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak.

kepemimpinan nasional-kerakyatan
Kepemimpinan nasional kerakyatan adalah kepemimpinan yang
memiliki sensitivitas kepedulian yang tinggi terhadap kepentingan
nasional dan rakyat. Sehingga kebijakan politik atau ekonomi dari
kepemimpinan haruslah bermuara dan berorientasi pada kepentingan
nasional dan masyarakatnya.
Akan tetapi,ia akhirnya dijadikan kambing hitam atas peristiwa yang
mengakibatkan kekacauan politik di masa akhir kepemimpinannya.
Dan gaya yang diterapkannnya jelas menunjukkan bahwa Soekarno
merupakan tipe pemimpin yang demokratis dengan mengedepankan
semangat persatuan di atas kepentingan golongan, kelompok, ras,
suku,agama tertentu akan tetapi juga ada yang menilainya sebagai
pemimpin yang bertipe otoriter karena terkesan memaksakan
kebijakan pemerintahannya kepada legislative pada saat itu. Soekarno
juga tipe pemimpin yang Sebagai seorang pemimpin sejati Soekarno
mampu membawa arah perjuangan tetap konsisten meskipun
banyaknya rintangan yang dihadapinya. Dapat dijadikan contoh ketika
beliau berkali-kali dipenjara oleh pemerintahan kilonial, beliau tetap
tegar bahkan semakin lantang dalam menentang penjajahan sampai
memperoleh kemerdekaannya.
Kesimpulan:jadi teori kepemimpinan yang diterapkan
oleh Ir.Soekarno adalah teori sifat dan situasional

Anda mungkin juga menyukai