Anda di halaman 1dari 4

Konsep Teori Kebutuhan Maslow

Konsep hirearki kebutuhan manusia oleh Maslow ini pada walnya berasal dari
pengamatannya terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya tersebut, maslow
menyimpulkan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan daripada kebutuhan lainnya. Hal ini
yang disebut Maslow merupakan kebutuhan dasar yang kemudian disusun menjadi bentuk
tingkatan kebutuhan. Maslow memberikan kesimpulan bahwa kebutuhan pada tingkat
selanjutnya bisa dicapai apabila kebutuhan di tingkat bawah tercapai. Teori hirearki kebutuhan
Maslow memiliki lima tingkatan kebutuhan dasar. Untuk mencapai kebutuhan dasar yang lebih
tinggi, manusia tidak perlu memenuhi tingkatan sebelumnya.

Kebutuhan dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan cinta,
sayang dan kepemilikan, kebutuhan esteem, dan kebutuhan aktualisasi diri. Hierarki kebutuhan
maslow ini disusun membentuk segitiga dimana dasarnya memiliki luas yang lebih luas dan
mengerucut keatas. Tingkatan paling bawah adalah kebutuhan yang paling dasar dan berlanjut
pada tingkatan kedua ketiga dan seterusnya sampai tingkatan tertinggi di puncak piramida.
Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang teori kebutuhan dasar Maslow, simak penjelasan
berikut:
a. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan fisiologis terdiri dari kebutuhan dasar, dan yang bersifat primer. Kadang-kadang
mereka dinamakan kebutuhan-kebutuhan biologikal dalam lingkungan kerja modern dan
termasuk di dalamnya keinginan untuk mendapatkan pembayaran (upah/gaji), libur,
rencana- racana pensiun, periode-periode istirahat, lingkungan kerja yang menyenangkan,
penerangan yang baik dan pada tempattempat kerja tertentu fasilitas AC. Kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak yang harus dipenuhi paling
utama oleh manusia dalam menjalankan kehidupan kesehariannya. Ini berarti bahwa pada
diri manusia yang sangat merasa kekurangan segala-galanya dalam kehidupannya, besar
sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan
yang lainlainnya. Dengan kata lain, seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin
sekali akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan ini.
b. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan akan keamanan, atau
kebutuhan akan kepastian. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan
keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing
dan tidak diharapkan. Kebutuhan akan keamanan merefleksi beinginan untuk mengamankan
imbalanimbalan yang telah dicapai dan untuk melindungi diri sendiri terhadap bahaya,
cedera, ancaman, kecelakaan, kerugian atau kehilangan. Pada organisasi- organisasi
kebutuhan-kebutuhan demikian terlihat pada keinginan pekerjaan akan kepastian pekerjaan,
sistem-sistem senioritas, serikat pekerja, kondisi kerja aman, imbalan-imbalan tambahan,
asuransi, dan kemungkinan pensiun, tabungan, dan uang tunggu apabila terjadi hal-hal
tertentu.

c. Kebutuhan Sosial dan Kasih Sayang (Belongingness and Love Needs)


Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah
kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini
meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap sebagai warga
komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan
memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan
antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang
kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat
menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang
yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan
merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih
mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika
salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.
Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan
cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya,
menciptakannya dan meramalkannya. Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang
permusuhan dan kebencian.
d. Kebutuhan Untuk Dihargai (Self Esteem Needs)
Kebutuhan esteem bisa termasuk kebutuhan harga diri maupun penghargaan dari orang lain.
Ketika kebutuhan pada tingkat ketiga terpenuhi makan akan muncul kebutuhan akan esteem.
Manusia memiliki kebutuhan untuk dihormati oleh orang lain, dipercaya oleh orang lain, dan
stabil diri. Ketika kebutuhan ini sudah dicapai maka tingkat percaya diri seseorang tersebut
juga akan meningkat dan memiliki harga diri yang tinggi. Hal ini akan berpengaruh terhadap
peran sosial dan aktivitasnya dalam interaksi sosial. Apabila kebutuhan esteem ini tidak bisa
dicapai, maka orang menjadi depresi, tidak percaya diri, harga diri rendah, dan merasa tidak
berharga atau berguna. Bentuk Harga Diri di bagi menjadi dua jenis:
1) Menghargai diri sendiri: Prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, kebebasan, kekuatan,
kemampuan, kompetensi. (baca: Teori Psikoanalisis klasik)
2) Mendapatkan penghargaan dari orang lain: Status, populer, terkenal, dominasi, apresiasi
atas kerja keras, prestise, penghargaan berupa pujian dari orang lain, penilaian baik dari
orang lain.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization)

Kebutuhan selanjutnya yang perlu dipenuhi setelah keempat kebutuhan yang lain
terpenuhi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri merupakan suatu bentuk nyata
yang mencerminkan keinginan seseorang terhadap dirinya sendiri. Maslow menggambarkan
aktualisasi diri sebagai kebutuhan seseorang untuk mencapai apa yang ingin dia lakukan.
Misalnya seorang musisi harus bermusik, seorang seniman harus melukis, seorang penari
harus berlatih gerak, dan lainnya. (baca: Teori Psikososial Erikson)
Bentuk aktualisasi diri bukanlah hal yang mudah untuk dicapai karena perlunya
dukungan dari berbagai pihak. Apabila kebutuhan ini tidak bisa dicapai akan memunculkan
suatu kegelisahan, tidak tenang, tegang, merasa harga diri kurang. Apabila kebutuhana kan
rasa kasih sayang kurang, tidak dicintai, lapar, tidak aman, maka akan mudah untuk
mengetahui apa yang membuatnya gelisah. Namun kurangnya kebutuhan aktualisasi diri
sulit untuk memahami dengan jelas apa yang seseorang inginkan.

Aktualisasi diri digambarkan Maslow sebagai berikut:

1) Acceptance and Realism: Orang yang memahami dan memiliki persepsi realistis
terhadap diri mereka sendiri, orang lain serta lingkungan di sekitarnya. (baca: Kode Etik
Psikologi)
2) Problem centering: Memiliki rasa untuk membantu orang lain memecahkan
masalahnya, mencari solusi yang paling efektif terhadap permasalahan. Hal tersebut
terjadi meskipun permasalahan terjadi di luar diri atau lingkungan pribadi mereka.
Motivasi akan rasa tanggungjawan dan etika sosial menjadi dasar keinginannya.
3) Spontaneity: Mampu bersikap spontan baik secara pikiran maupun perilaku. Orang
dengan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain atau lingkungan lain, aturan sosial,
dan cenderung terbuka.
4) Autonomy and Solitude: Orang dengan aktualisasi diri memiliki kebutuhan akan
kebebasan dan privasi yang lebih tinggi. (baca: Tipe Kepribadian MBTI)
5) Continued Freshness of Appreciation: Orang dengan aktualisasi diri melihat dunia
dengan penuh penghargaan dan kekaguman yang terus menerus. Rasa syukur atas setiap
pengalaman sekecil apapun yang didapatkan akan menjadi sumber inspirasi dan
kesenangan.
6) Peak Experiences: Orang dengan aktualisasi diri memiliki puncak maslow yang disebut
suka cita. Setelah semua pengalaman yang dia dapatkan, orang merasa terinspirasi,
diperkuat, dan menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai