Anda di halaman 1dari 21

TUGAS METODE PENELITIAN UNTUK BISNIS

Teori Atribusi dan CSR Implementasinya


Pada Wabah Virus Corona (Covid-19)

i
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Wabah Covid-19 telah menimbulkan kekhawatiran global. Ini
disebabkan penyebaran virusnya yang cepat, yakni hanya butuh 48 hari untuk
menginfeksi 1.000 orang pertama. Tak pelak sejumlah negara melakukan
sejumlah upaya untuk mengisolasi penyebaran virus. Sejumlah negara
mengambil langkah untuk mencegah masuknya virus yang menyebabkan
demam dan penyakit pneumonia itu. Termasuk Indonesia yang menghentikan
penerbangan langsung dan transit dari dan ke Tiongkok. Tak hanya Tiongkok,
pemerintah pun telah membatasi masuknya penduduk dari Iran, Italia, dan
Korea Selatan.
Penghentian aktivitas ekonomi dan penutupan akses, tak hanya akan
melumpuhkan Wuhan. Wabah corona diperkirakan ikut berdampak terhadap
ekonomi Tiongkok. Apalagi Wuhan merupakan penghubung wilayah
Tiongkok bagian tengah dengan kawasan lain.
Dengan adanya wabah corona, perilaku masyarakat berubah, dalam
kehidupan sehari-hari, setiap orang seringkali bertanya mengapa orang lain
(atau dirinya sendiri) menunjukkan suatu perilaku tertentu. Perilaku seseorang
secara teoritis dibahas pada teori atribusi. Menurut Lawrence B. Sawyer
(2003) pertanyaan-pertanyaan berikut ini mencerminkan beberapa hal yang
ingin dijawab oleh teori atribusi : (1) Bagaimana manusia menerangkan
perilaku orang lain maupun perilakunya sendiri dan (2) Akibat dari
perilakunya yang dipertanyakan, misalnya : sifat-sifat, motif, sikap, dsb atau
(3) Faktor-faktor situasi eksternal. Penjelasan kausal ini merupakan mediator
antara stimuli yang diterima individu dengan respon yang diberikan terhadap
stimuli itu. Untuk memberikan penjelasan/penerangan terhadap suatu perilaku
atau suatu akibat perilaku itu, biasanya tidak hanya dilihat perilakunya, tetapi
dilihat juga : masa lalu dari orang yang menunjukkan perilaku itu,
motivasinya,situasinya, dsb.

1
Perilaku masyarakat terhadap adanya wabah corona, juga dapat dilihat
dari fenomena lingkungan yang terjadi. Dimana daerah yang terkena virus,
dinyatakan lingkungannya tercemar wabah penyakit corona. Mengenai
lingkungan yang terjadi disekitar perusahaan selain menggunakan teori
atribusi dapat juga dianalisa menggunakan teori Corporate Social
Responsibility (CSR).
Dalam penelitiannya Mapisangka, Andi : 2009 menemukan bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah fenomena dan
strategi yang digunakan perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan dan
kepentingan stakeholder-nya dilihat dari beberapa hal, salah satunya adalah
lingkungan. Apa yang terjadi di Wuhan, Italia dan Arab Saudi, merupakan
negara atau wilayah yang terkena wabah pandemic covit 19. Dengan teori
CSR adanya kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah
lebih penting daripada sekedar profitability perusahaan.
Kegiatan CSR akan menjamin keberlanjutan bisnis yang dilakukan.
Hal ini disebabkan karena : 1). Menurunnya gangguan social yang sering
terjadi akibat pencemaran lingkungan, bahkan dapat menumbuh kembangkan
dukungan atau pembelaan masyarakat setempat. 2)Terjaminnya pasokan
bahan baku secara berkelanjutan untuk jangka panjang. 3). Tambahan
keuntungan dari unit bisnis baru, yang semula merupakan kegiatan CSR yang
dirancang oleh korporat.
Economist Intelligence Unit (EIU) memangkas pertumbuhan ekonomi
Tiongkok menjadi 5,4 persen pada 2020. Namun dampak terhadap PDB akan
lebih besar jika wabah ini tak tertangani hingga Maret. jika wabah corona
dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi antara 0,2 – 1 persen. Hal ini
disampaikan Zeng Gang, Wakil Ketua Institut untuk Keuangan dan
Pembangunan Nasional

2
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua, merosotnya ekonomi
Tiongkok bakal berdampak terhadap perekonomian global pada 2020.
Lembaga riset Moody’s Analytics dalam laporan “Coronavirus: The Global
Economic Threat” (2020) memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Tiongkok
pada kuartal I-2020 (yoy) tergerus hingga 2 persen. Adapun, setiap 1 persen
penurunan PDB negara ini akan mengurangi perekonomian dunia sebesar 0,4
persen. Menurut laporan tersebut, kawasan Asia yang bakal paling dirugikan.
Dampak jangka pendeknya pun sudah terlihat di sektor pariwisata. Sejumlah
negara yang menghentikan sementara penerbangan serta pelayaran dari dan ke
Tiongkok mencatatkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan, seperti
Thailand, Jepang, dan Vietnam.
Selain aksi-aksi dalam mencegah dan mengobati penyakit Covid-19,
dampak sosial yang ditimbulkan oleh virus SARS-CoV-2 itu juga sangat
signifikan di Asia, seperti : (1) Penutupan sekolah, (2) Kekerasan rumah
tangga 3. Pekerja perempuan: Tenaga kesehatan di garis depan 4. Pekerja
rumah tangga migran 5. Dampak ekonomi jangka panjang
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian kesenjangan antara fenomena
yang terjadi yang terurai pada latar belakang berdasarkan Teori Atribusi Dan
Teori Corporate Social Responsibility (CSR) serta Implementasinya Pada
Wabah Virus Corona (Covid-19).

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perilaku seseorang terhadap ketetapan pemerintah agar
berdiam diri dirumah dan tidak melakukan aktivitas perekonomian ?
2. Bagaimana tindakan perusahaan terhadap ketetapan pemerintah agar
berdiam diri dirumah dan tidak melakukan aktivitas perekonomian ?

3
I.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka didapat tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana perilaku seseorang terhadap ketetapan
pemerintah agar berdiam diri dirumah dan tidak melakukan aktivitas
perekonomian ?
2. Untuk mengetahui bagaimana tindakan perusahaan terhadap ketetapan
pemerintah agar berdiam diri dirumah dan tidak melakukan aktivitas
perekonomian ?

I.4 Kontribusi Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kontribusi Akademis. Penelitian ini secara teoritis dapat menambah
wawasan tentang perilaku seseorang terhadap ketetapan pemerintah agar
berdiam diri dirumah dan tidak melakukan aktivitas perekonomian
ditengah pandemi covid 19. Penelitian ini secara teoritis juga dapat
menambah wawasan tentang tindakan perusahaan terhadap ketetapan
pemerintah agar berdiam diri dirumah dan tidak melakukan aktivitas
perekonomian ditengah pandemi covid 19

2. Kontribusi Praktis. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat


membantu mengetahui perilaku seseorang terhadap ketetapan pemerintah
agar berdiam diri dirumah dan tidak melakukan aktivitas perekonomian
ditengah pandemi covid 19. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat
membantu tindakan perusahaan terhadap ketetapan pemerintah agar
berdiam diri dirumah dan tidak melakukan aktivitas perekonomian
ditengah pandemi covid 19.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka berikut merupakan landasan teori dari rumusan masalah yang
dikemukakan pada bab Pendahuluan. Permasalahan pertama Bagaimana perilaku
seseorang terhadap ketetapan pemerintah agar berdiam diri dirumah dan tidak
melakukan aktivitas perekonomian, menggunakan teori Atribusi. Sedangkan
permasalahan kedua Bagaimana tindakan perusahaan terhadap ketetapan
pemerintah agar berdiam diri dirumah dan tidak melakukan aktivitas
perekonomian, menggunakan teori CSR (Corporate Social Responsibility)
Beragam teori dan pendapat dari tokoh psikologi yang mengamati kondisi
jiwa manusia terhadap respon yang diterima dan diamati. Memahami sebuah
kondisi emosional atau kejiwaan seseorang dapat bermanfaat dalam beberapa hal.
Akan tetapi hal ini hanya langkah pertama dalam pembahasan psikologi. Biasanya
kita ingin memahami hal tersebut lebih jauh agar dapat mengetahui sifat-sifat
individu yang bersifat tetap dan mengetahui penyebab di balik perilaku mereka.
Dengan kata lain, kita hanya sekedar ingin mengetahui bagaimana seseorang
berbuat, namun lebih jauh lagi kita ingin mengetahui mengapa mereka berbuat
demikian. Penyebab dari suatu kejadian proses dimana kita mencari informasi ini
disebut dengan atribusi (attribution).
Kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder,
nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat, lingkungan,
serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara
berkelanjutan. secara umum diartikan sebagai Corporate Social
Responsibility. Penerapan kegiatan CSR sendiri sebenarnya merupakan
kesempatan bagi perusahaan untuk memperkuat hubungan antara perusahaan
dengan konsumen yang kemudian hal itu dapat menjadi keunggulan kompetitif
mengingat bagi perusahaan-perusahaan besar reputasi atau citra baik
perusahaan merupakan asset penting yang harus dijaga dengan baik. Dengan
menerapkan kegiatan CSR ini perusahaan akan mampu membangun citra
positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan di lingkungannya.

5
II.1 Pengertian Atribusi
Atribusi adalah proses yang kompleks, sederatan teori telah lahir
demi menjelaskan berbagai proses kerjanya. Salah seorang pakar teori ini
adalah Bernard Weiner (1979-1980). Atribusi adalah sebuah teori yang
membahas tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk memahami
penyebab-penyebab perilaku kita dan orang lain. Definisi formalnya,
atribusi berarti upaya untuk memahami penyebab di balik perilaku orang
lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri
Sementara menurut Weiner (Weiner, 1980, 1992) attribution theory
is probably the most influential contemporary theory with implications for
academic motivation. Artinya Atribusi adalah teori kontemporer yang
paling berpengaruh dengan implikasi untuk motivasi akademik. Hal ini
dapat diartikan bahwa teori ini mencakup modifikasi perilaku dalam arti
bahwa ia menekankan gagasan bahwa peserta didik sangat termotivasi
dengan hasil yang menyenangkan untuk dapat merasa baik tentang diri
mereka sendiri. Teori yang dikembangkan oleh Bernard Weiner ini
merupakan gabungan dari dua bidang minat utama dalam teori psikologi
yakni motivasi dan penelitian atribusi. Teori yang diawali dengan motivasi,
seperti halnya teori belajar dikembangkan terutama dari pandangan
stimulus-respons yang cukup popular dari pertengahan 1930-an sampai
1950-an.
Sebenarnya istilah atribusi mengacu kepada penyebab suatu kejadian
atau hasil menurut persepsi individu. Dan yang menjadi pusat perhatian atau
penekanan pada penelitian di bidang ini adalah cara-cara bagaimana orang
memberikan penjelasan sebab-sebab kejadian dan implikasi dari penjelasan-
penjelasan tersebut. Dengan kata lain, teori itu berfokus pada bagaimana orang
bisa sampai memperoleh jawaban atas pertanyaan “mengapa”?

6
II.2 Komponen dan Karakteristik Atribusi
Model Atribusi mengenai motivasi mempunyai beberapa komponen,
yang terpenting adalah hubungan antara atribusi, perasaan dan tingkah laku.
Menurut Weiner, urutan-urutan logis dari hubungan psikologi itu ialah bahwa
perasaan merupakan hasil dari atribusi atau kognisi. Perasaan tidak
menentukan kognisi, misalnya semula orang merasa bersyukur karena
memperoleh hasil positif dan kemudian memutuskan bahwa keberhasilan itu
berkat bantuan orang lain. Hal ini merupakan urutan yang tidak logis (Weiner,
1982).
Hubungan antara kepercayaan, pada reaksi afektif dan tingkah laku.
Penyebab keberhasilan dan kegagalan menurut persepsi menyebabkan
pengharapan untuk terjadinya tindakan yang akan datang dan menimbulkan
emosi tertentu. Tindakan yang menyusul dipengaruhi baik oleh perasaan
individu maupun hasil tindakan yang diharapkan terjadi.
Menurut teori atribusi, keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat
dianalisis dalam tiga karakteristik, yakni :
1. Penyebab keberhasilan atau kegagalan mungkin internal atau eksternal.
Artinya, kita mungkin berhasil atau gagal karena factor-faktor yang
kami percaya memiliki asal usul mereka di dalam diri kita atau karena
factor yang berasal di lingkungan kita.
2. Penyebab keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat berupa stabil
atau tidak stabil. Maksudnya, jika kita percaya penyebab stabil maka
hasilnya mungkin akan sama jika melakukan perilaku yang sama pada
kesempatan lain.
3. Penyebab keberhasilan atau kegagalan dapat berupa dikontrol atau
tidak terkendali. Faktor terkendali adalah salah satu yang kami yakin
kami dapat mengubah diri kita sendiri jika kita ingin melakukannya.
Adapun factor tak terkendali adalah salah satu yang kita tidak percaya
kita dengan mudah dapat mengubahnya.

7
Merupakan factor internal yang dapat dikontrol, yakni kita dapat
mengendalikan usaha dengan mencoba lebih keras. Demikian juga factor
eksternal dapat dikontrol, misalnya seseorang gagal dalam suatu lembaga
pelatihan , namun dapat berhasil jika dapat mengambil pelatihan yang lebih
mudah. Atau dapat disebut sebagai factor tidak terkendali apabila kalkulus
dianggap sulit kareba bersifat abstrak, akan tetap abstrak, tidak akan
terpengaruh terhadap apa yang kita lakukan.(Fitria & Hartanti, 2013)

Menurut Weiner, factor paling penting yang mempengaruhi atribusi


ada empat factor yakni antara lain :
1. Ability yakni kemampuan, adalah factor internal dan relative stabil
2. Task difficulty yakni kesulitan tugas dan stabil merupakan factor
eksternal yang sebgaian besar di luar control.
3. Effort yakni upaya, adalah factor internal dan tidak stabil.
4. Luck yakni factor eksternal dan tidak stabil ; control sangat kecil.
(Joshi et al., 2009)

II.3 Pengertian Corporate Social Responsibility


CSR sebagai sebuah konsep yang semakin populer belakangan ini,
belum memiliki definisi yang tuggal, yang dapat diterapakan dalam sebuah
perusahaan, namun ada beberpa definisi yang dapat di jadikan acuan dalam
pengungkapan CSR.

1) The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD)


mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan, sebagai:
“Continuing commitment by business to behave athically and contribute to
economic development while improving the quality of life of the
workforce and their families as well as of the local community and society
at large.” Dalam bahasa bebas kurang lebih maksudnya adalah, komitmen
dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara
legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan

8
pengingkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga
peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas
(Wibisono 2007).

2) CSR dapat didefinisikan sebagai: Tanggung jawab perusahaan kepada para


pemamangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencangkup aspek
ekonomi sosial dan lingkungan (triple bottom line). Dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

3) Kotler dan Lee (2005) dalam (Solihin 2015) memberika rumusan:


“corporate social responsibility is a commitment to improve community
well being through discretionary business practices and contribution of
corporate resources” Dalam definisi tersebut, Kotler dan Lee memberikan
penekanan pada kata discretionary yang berarti 9 kegiatan CSR semata-
mata merupakan komitmen perusahaan secara sukarela untuk turut
meningkatkan kesejahteraan komunitas dan bukan meruapakan aktifitas
bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan perundangundangan seperti
kewajiban untuk membayar pajak atau kepatuhan perusahaan terhadap
undang-undang ketenagakerjaan.

II.4 Indikator Corporate Social Responsibility


Pengukuran CSR dihitung dengan Komponen Corporate Social
Responsibility menurut Edy Rismanda Sembiring (2005) sebagai berikut :
 Lingkungan
a. Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluaran riset dan
pengembangan untuk mengurangi polusi.
b. Operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi
ketentuan hukum dan peraturan polusi.
c. Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan
dikurangi.
d. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengelolaan
sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.

9
e. Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak,
air dan kertas.
f. Penggunaan material daur ulang
g. Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang
dibuat perusahaan.
h. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan.
i. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan.
j. Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah.
k. Pengelolaan limbah.
l. Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak
lingkungan perusahaan.
m. Perlindungan lingkungan hidup.

 Energi
a. Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi.
b. Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi.
c. Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang.
d. Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.
e. Peningkatan efisiensi energi dan produk.
f. Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk.
g. Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan.

 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


a. Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja.
b. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau
mental.
c. Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja.
d. Mentaati peraturan standar kesehatan dengan keselamatan kerja.
e. Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja.
f. Menetapkan suatu komite keselamatan kerja.
g. Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja.
h. Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

10
 Lain – lain Tentang Tenaga Kerja
a. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacar.
b. Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita / orang cacat
dalam tingkat managerial.
c. Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita / orang cacat
dalam pekerjaan.
d. Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat.
e. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja.
f. Memberikan bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang
pendidikan.
g. Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja.
h. Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang
dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan.
i. Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan.
j. Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi.
k. Pengungkapan persentase gaji untuk pensiun.
l. Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan.
m. Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan.
n. Mengungkapkan tingkatan manajerial yang ada.
o. Mengungkapkan disposisi staff dimana staff ditempatkan.
p. Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka.
q. Mengungkapkan statistik tenaga kerja, misalnya penjualan per tenaga
kerja. 18) Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut.
r. Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja.
s. Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain.
t. Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja
dalam meningkatkan keputusan dan motivasi kerja.
u. Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa
depan perusahaan.
v. Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah.
w. Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh.

11
x. Melaporkan gangguan dan aksitenaga kerja.
y. Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja
dinegosiasikan.
z. Peningkatan kondisi kerja secara umum.

 Produk
a. Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan, termasuk
pengemasan.
b. Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk.
c. Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki
produk. Pengungkapan bahwa produk memenuhi standar keselamatan.
d. Membuat produk lebih aman untuk konsumen.
e. Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan.
f. Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan
dan penyiapan produk.
g. Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan.
h. Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam
penerimaan penghargaan 10) Informasi yang dapat diverifikasi bahwa
mutu produk telah meningkat (misalnya, ISO 9000).

 Keterlibatan Masyarakat
a. Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas
masyarakat, pendidikan, dan seni.
b. Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari
mahasiswa/pelajar.
c. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat.
d. Membantu riset media.
e. Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran
seni.
f. Membiayai program beasiswa.
g. Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat.
h. Mensponsori kampanye nasional.
i. Mendukung pengembangan industri lokal.

12
Teori CSR, Bila CSR benar-benar dijalankan secara efektif maka dapat
memperkuat atau meningkatkan akumulasi modal sosial dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Modal sosial, termasuk elemen-
elemennya seperti kepercayaan, kohesifitas, altruisme, gotong royong,
jaringan dan kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap
pertumbuhan ekonomi. Melalui beragam mekanismenya, modal sosial dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap kepentingan publik, meluasnya
partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan
menurunnya tingkat kekerasan dan kejahatan.
Tanggung jawab perusahaan terhadap kepentingan publik dapat
diwujudkan melalui pelaksanaan program-program CSR yang berkelanjutan
dan menyentuh langsung aspek-aspek kehidupan masyarakat. Dengan
demikian realisasi program-program CSR merupakan sumbangan perusahaan
secara tidak langsung terhadap penguatan modal sosial secara keseluruhan.
Berbeda halnya dengan modal finansial yang dapat dihitung nilainya
kuantitatif, maka  modal sosial tidak dapat dihitung nilainya secara pasti.
Namun demikian, dapat ditegaskan bahwa pengeluaran biaya untuk program-
program CSR merupakan investasi perusahaan untuk memupuk modal sosial.
Covid-19 Virus corona paling terbaru yang ditemukan adalah
virus corona COVID-19. Virus ini termasuk penyakit menular dan baru
ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019 yang kemudian menjadi
wabah. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan
batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini bersifat ringan
dan terjadi secara bertahap.

Namun, beberapa orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala


apa pun dan tak merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang (sekitar 80%)
pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6
orang yang mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan
bernapas. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis

13
seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, lebih mungkin
terkena penyakit serius. Orang dengan demam, batuk dan kesulitan
bernapas harus mendapat perhatian medis.

Menurut WHO, virus corona COVID-19 menyebar orang ke orang melalui


tetesan kecil dari hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang batuk
atau menghembuskan nafas. Tetesan ini kemudian jatuh ke benda yang
disentuh oleh orang lain. Orang tersebut kemudian menyentuh mata,
hidung, atau mulut. Berdasarkan studi yang ada saat ini belum ditemukan
penyebaran COVID-19.

II.5 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu berfungsi sebagai bahan referensi dalam melakukan
penelitian. Berikut ini penelitian terdahulu, yang menjadi bahan acuan,
pembeda, dan penyempurna mengenai masalah yang akan penulis bahas:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

N Peneliti Judul Hasil


o
1 Qaiyim ANALISIS 1. Fase Memeberi bantuan semetara
Asy’ari DAMPAK speerti penyediaan, makanan, pakaian,
SOSIAL obatobatan dan tempat pengunggsian
EKONOMI yang amana bagi penduduk terdampak.
PASCA 2. Fase Mendorong korban bencana
BENCANA DI untuk dikenalkan kepada sector ekonomi
KABUPATEN kewirausahaan, sperti kerajinan
PAMEKASAN tangan,pembuatan tas, baju, Loundri,
pembuatan Kue, abon, bakso ikan dll.
3. Fase ketiga Mewujudka ekonomi
berbasis Suistinable (keberlangsungan),
disamping pengenalan kewirausahaan
sebagai devirifikasi pekerjaan untuk
menutupi beban ekonomi dan hilangnya
mata pecharian maka perlu diberikan
bantuan untuk keberlangsungan ekonomi
masyarkat seperti memberi bantuan Bibit
Pertanian, cangkul, Pupuk untuk petani,
sematara untuk nelayan Perahu, jaring
dan pancing, dan bantuan BBM serta
adanya akses modal yang mudah kepada
masyarkat nelayan serta adanya

14
koeperasi untuk para nelayan yang
berfungsi untuk akses pinjaman modal
dan aspek pemeasaran.
2 Listya DAMPAK Dalam makalah ini akan meninjau
Endang EKONOMI metodologi yang lebih holistik dan
Artiani MAKRO melihat bencana dan mitigasi bencana
BENCANA : yang menempatkannya dalam proses
INTERAKSI pembangunan. Keluar dari tradisi
BENCANA DAN modernis yang telah menempatkan
PEMBANGUNAN 'bencana' dan 'pembangunan' secara
EKONOMI terpisah dalam pengelolaan lingkungan
NASIONAL yang komprehensif. Makalah ini akan
menjelaskan dampak bencana, termasuk
pada sisi ekonomi. Pada mitigasi
bencana pengamatan sisi ekonomi makro
menunjukkan bahwa beberapa variabel
ekonomi makro memungkinkan
terpengaruh atau terkena dampak
bencana. Bencana dirasakan pada skala
spasial, tetapi di sini kita fokus pada
dampak bencana pada tingkat negara-
bangsa atau nasional, wilayah sub-, yang
tetap unit utama dalam perencanaan
pembangunan.
3 Suwandi Penerapan Teori Teori Atribusi Weiner lebih menekankan
Atribusi Weiner pada upaya untuk memahami penyebab di
balik perilaku orang lain, dan dalam
untuk beberapa kasus juga penyebab di balik
Meningkatkan perilaku kita sendiri. Untuk memahami
Pemahaman seseorang dalam kaitannya dengan suatu
kejadian, Weiner menunjuk dua dimensi
yaitu :
a) Dimensi internal-eksternal sebagai
sumber kausalitas
b) Dimensi stabil-tidak stabil sebagai sifat
kausalitas
4 Andi CSR terhadap Pengukuran CSR dihitung dengan
Mapisangk Kesejahteraan Komponen Corporate Social Responsibility
sebagai indikator yaitu :
a Hidup 1) Lingkungan;
Masyarakat 2) Energi;
3) Keamanan dan keselamatan Kerja;
4) Lain lain tentang tenaga kerja;
5) Produk; dan
6) Keterlibatan masyarakat; serta
7) Umum
Bila CSR benar-benar dijalankan secara
efektif maka dapat memperkuat atau
meningkatkan akumulasi modal sosial
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Melalui beragam
mekanismenya, modal sosial dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap
kepentingan publik, meluasnya partisipasi
dalam proses demokrasi, menguatnya
keserasian masyarakat dan menurunnya
tingkat kekerasan dan kejahatan.

15
5 Ima Sri Analisis Sosial Tulisan ini mencoba untuk membahas
Rahmani Psikologis pengaruh globalisasi terhadap
Perkembangan dan penyebaran penyakit, khususnya polio,
Penanganan pengaruhnya terhadap kondisi sosial
Penyakit Menular masyarakat dan penanggulangannya.
Dalam makalah ini penulis
memfokuskan telaah pada kasus wabah
polio di Sukabumi. Berbagai konsep
dikemukakan dalam tulisan, di antaranya
adalah epidemiologi yang mulai
dikembangkan dari kajian psikologi.
6 Yudistira PROGRAM CSR Fokus penelitian ini adalah penerapan
SEBAGAI program corporate social responsibility
Pratama sebagai implementasi community
PENERAPAN
relations, dalam program Living with
Putra COMMUNITY HIV yang dilakukan salah satu bank
RELATIONS: internasional yang memiliki cabang
STUDI KASUS pusat di Jakarta. Penelitian ini dianggap
“LIVING WITH signifikan karena program yang telah
HIV” OLEH SALAH berjalan sejak tahun 1999–sekarang
bergerak di bidang kesehatan,
SATU BANK
merupakan adaptasi dari program global
INTERNASIONAL perusahaan yang terdapat di berbagai
YANG MEMILIKI Negara. Serta mengingat bank
CABANG PUSAT merupakan perusahaan yang bergerak di
DI INDONESIA bidang jasa ekonomi, bukan kesehatan.
Oleh karena itu rumusah masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah
penerapan CSR dalam implementasi
program CR oleh bank internasional
yang memiliki kantor cabang pusat di
Indonesia. Metode penelitian ini adalah
studi kasus dengan pendekatan kualitatif,
dan tipe penelitiannya yaitu deskriptif.
Hasil penelitian ini adalah Living with
HIV dianggap masih memiliki latar
belakang stigma ekonomi yang diberikan
oleh perusahaan terhadap Negara dengan
epidemic penularan virus. Program
dianggap dapat dikembangan lebih luas
didalam edukasi terhadap masyarakat
untuk dapat hidup berdampingan
terhadap penderita.

II.6 Pengembangan Hipotesis


Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan sementara, namun
dapat diuji, yang memprediksi apa yang ingin anda temukan dalam data
empiris anda. Hipotesis dibuat dari teori yang menjadi dasar dari model
konseptual anda dan seringkali berhubungan dalam sifatnya.
Berdasarkan Kerangka pemikiran dan paradigm penelitian pada
halaman sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

16
a. Hipotesis penelitian secara simultan terdapat pengaruh epidemic Covid-19
terhadap perilaku individu dan tindakan perusahaan
b. Hipotesis penelitian parsial
1) Terdapat pengaruh epidemic Covid-19 terhadap perilaku individu
2) Terdapat pengaruh epidemic Covid-19 terhadap tindakan perusahaan

II.7 Kerangka Pikir


Berdasarkan uraian landasan teori diatas dalam perkaitan antara
berbagai teori dan juga referensi. Maka dapat dirumuskan model kerangka
pemikiran seperti berikut ini :

Fenomena Covid-19

Teori Atribusi CSR

Implementasi Teori

Dari fenomena yang ada pada latar belakang, terlihat adanya pengaruh
lingkungan dan perilaku seseorang terhadap epidemic Covid-19. Fenomena
tersebut akan dilihat berdasarkan teori. Perilaku individu melalui teori atribusi
dan bagaimana tindakan perusahaan akan dilihat menggunakan teori
Corporate Social Responsibility (CSR). Fenome dan teori sebagai proses dapat
diuji dan berkontribusi bagi terlaksana dan tercapainya kebijakan pemerintah
tersebut. Keduanya diwujudkan dalam Implementasi sebagai sarana untuk
membuat sesuatu dan memberikan hasil yang bersifat praktis bagi kehidupan
dan aktivitas perekonomian baik secara individu maupun bagi masyarakat.

17
III.METODOLOGI PENELETIAN

III.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Uma Sekaran, mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dari
fenomena yang terjadi.
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang data hasil penelitian lebih
berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan
(Sugiyono, 2011). Penelitian kualitatif yaitu penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah untuk mengungkapkan suatu fenomena dengan cara
mendeskripsikan data dan fakta melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap
subjek penelitian

III.2 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini penulisan menggunakan teknik pengamatan :
a. Observasi Partisipatif aktif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehar-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan
lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
setiap perilaku yang nampak.

b. Observasi Partisipatif Pasif


Peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak
ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2011):

Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data


dengan observasi partisipasi aktif.

18
DAFTAR PUSTAKA

Andi Mapisangka, (2009), Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup


Masyarakat, JESP Vol. 1, No. 1, Universitas Negeri Malang
https://www.slideshare.net/PerpusMaya/implementasi-csr-terhadap-
kesejahteraan-hidup-masyarakat-andi-mappisangka

Daleski, H. M. (2009). Narratorial border crossings in major early-twentieth-


century english novels. Poetics Today, 30(2), 237–255.
https://doi.org/10.1215/03335372-2008-009

Fitria, P., & Hartanti, D. (2013). Analisis Pengaruh Pengungkapan Kegiatan


Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Pertambangan dan Pertanian di Indonesia. 4–23.

Ima Sri Rahmani, (2005), Analisis Sosial Psikologis Perkembangan dan


Penanganan Penyakit Menular, Buletin Psikologi, Volume 13, No. 2,
Desember 2005 ISSN : 0854-7108

Joshi, M., Joshi, D., & Joshi, M. (2009). Organizational Behavior. In Hospital
Administration. https://doi.org/10.5005/jp/books/10358_23

Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, (2003), The


Practice of Modern Internal Auditing, Institute of Internal Auditors

Listya Endang Artiani, (2011), Dampak Ekonomi Makro Bencana : Interaksi


Bencana Dan Pembangunan Ekonomi Nasional, Seminar Nasional
Informatika 2011 (semnasIF 2011) ISSN: 1979-2328 UPN ”Veteran”
Yogyakarta,

Sekaran, Uma. (2014). Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Research Methods for
Business). Buku 1 Edisi 4. Jakrta: Salemba Empat

Suwandi, (2012), Penerapan Teori Atribusi Weiner untuk Meningkatkan


Pemahaman, Analisis Pendapatan Nasional, Publikasi Ilmiah UMS.ac.id,
Semarang

Sembiring, Edy Rismanda. (2005). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan


Tanggung Jawab Sosial. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Solihin, Ismail. (2011). Corporate Social Responsibility: From Charity to


Sustainability. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


ALFABETA.

19
Yusuf Wibisono, (2007), Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social
Responsibility), PT Gramedia, Jakarta.

Yudistira Pratama Putra, (2015), Program Csr Sebagai Penerapan Community


Relations: Studi Kasus “Living With Hiv” Oleh Salah Satu Bank
Internasional Yang Memiliki Cabang Pusat Di Indonesia, jurnal
UNAIR.ac.id

20

Anda mungkin juga menyukai