Oleh :
Firda Aulia (221340000239)
Novyati Kamalika Putri (221340000245)
Yuvia Karlin Nazha (221340000240)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan
ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Radikalisme &
Liberalisme, Deradikalisme & Deliberalisme."
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan jurnal yang berkaitan dengan Ilmu
Pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan, para pembaca dan juga bagi
penulis. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih Ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun mengharapkan semoga dari makalah "Radikalisme & Liberalisme,
Deradikalisme & Deliberalisme." ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan
inspirasi terhadap pembaca. Selain itu, Makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
Pengertian Radikalisme & Liberalisme.......................................................................................6
Pengertian Deradikalisasi & Deliberalisasi..................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
Kesimpulan................................................................................................................................12
Saran...........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemunculan kelompok politik radikalisme Islam berkaitan dengan adanya partai ikhwan
al-muslimin pada abad pertengahan dua puluh, mengedepankan penafsiran al-Quran secara
subjektif untuk keselarasan kebutuhan politik partai menuju tangga kekuasaan. Gerakan
radikalisme ini awalnya muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap komunisme di
Indonesia. Kaum Radikal terbagi menjadi dua: Pertama, kaum radikal dalam pemikiran dan
pemahaman. Seperti adanya kelompok Wahabi/Salafi yang senang mengkafirkan kaum
muslimin, karena dianggap melakukan bid’ah. Jadi kelompok yang mengkafirkan jamaah
inilah yang disebut sebagai kelompok radikal dalam pemikiran dan pemahaman. Kedua,
kaum radikal dalam prilaku. Kelompok ini adalah mereka yang melakukan perusakan fisik
maupun pembantaian terhadap nyawa orang lain, tanpa mempertimbangkan syarat-syarat
yang ditetapkan oleh syari’at perang agar kita yang memperjuangkan Islam melawan bentuk-
bentuk kezaliman seperti faham liberalisme.
Selain itu, perlawanan mereka terhadap penerapan pancasila sebagai asas tunggal dalam
politik. Bagi mereka sistem demokrasi pancasila itu dianggap haram hukumnya dan
pemerintah di dalamnya adalah kafir. Ada beberapa organisasi, gerakan, maupun aliran yang
bersifat radikal sesuai dengan cita-cita yang diusung: Pertama, gerakan yang mencita-citakan
didirikannya negara Islam yaitu HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). HTI punya semangat untuk
menyebarluaskan ideologi untuk memberlakukan syariat hukum Islam yang bersifat
universal disebarkan di Indonesia dengan melakukan dakwah dengan halaqah menjawab
persoalan yang ada di masyarakat dengan pemikiran-pemikiran Islam, sehingga masyarakat
sadar bahwa Islam mampu menjawab semua persoalan mereka, setelah itu baru menuntut
dilaksanakannya penerapan hukum Islam dengan sistem negara Islam (khilafah). 10 Kedua,
gerakan yang menginginkan perubahan di masyarakat, menggunakan kekerasan tapi tidak
merencanakan pembunuhan, yaitu FPI. Ketiga, gerakan atau kelompok jihadis, menggunakan
kekerasan dalam agenda perjuangannya akibat ketidakadilan penguasa terhadap umat Islam,
menggunakan strategi bom dan bom bunuh diri, dan melakukan penyerangan terhadap
aparatur negara. Dalam hal ini ialah Jamaah Islamiyah, JAD, dan ISIS.Di Indonesia banyak
terjadi aksi teroris yaitu bentuk wujud dari radikalisme, yaitu : Pertama, tragedi bom Bali
agaknya juga tak luput dari perhatian kita. Aksi teror yang mengatasnamakan agama dengan
dalih menolak arus modernitas menyebabkan aparat pemerintah seolah-olah dikagetkan
dengan tragedi tersebut. Apalagi pada saat itu belum ada badan otonom yang khusus
menangani permasalahan terorisme memudahkan oknum-oknum untuk menyusun rencana
aksi teror selanjutnya. Kedua, tidak lama kemudian bom terjadi di Hotel J.W Warriot di
Kuningan. Mereka berangkat dari ideologi tunggal yakni Islam yang menurut mereka harus
bersih dari arus modernitas. Bagi mereka hal itu adalah sebuah jihad fi sabilillah dan
dijanjikan untuk masuk surga. Tujuan dari jihad tersebut tidak lain bersifat ideologis yakni
ingin mendirikan negara Islam di Indonesia. Ketiga, Mapolda Riau diserang oleh kelompok
teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam
(ISIS). Setidaknya, satu orang polisi gugur, dua orang polisi luka-luka, dan dua jurnalis luka-
luka. Empat orang teroris tewas tertembak, sedangkan satu orang teroris yang berperan
sebagai pengemudi mobil melarikan diri. Keempat, yang baru terjadi, yaitu bom bunuh diri.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian dari Radikalisme & Liberalisme?
B. Apa pengertian Deradikalisasi & Deliberalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Radikalisme & Liberalisme.
Radikal berasal dari kata radic yang berarti akar, Radikal adalah (sesuatu) yang bersifat
mendasar atau ‘hingga ke akar-akarnya’. Predikat ini bisa dikenakan pada pemikiran atau
paham tertentu, sehingga muncul istilah ‘pemikiran yang radikal’ dan bisa pula ‘gerakan’.
Berdasarkan itu, radikalisme diartikan dengan paham atau aliran keras yang menginginkan
perubahan atau pembaruan sosial dan politik dengan cara keras atau drastis dan sikap
ekstrem suatu aliran politik.Radikalisme merupakan paham atau aliran yang mengingikan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Esensi
radikalisme adalah konsep sikap jiwa dalam mengusung perubahan. Sementara itu
Radikalisme Menurut Wikipedia adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok
orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis
dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Apabila dilihat dari sudut pandang keagamaan
dapat diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat
mendasar dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga tidak jarang penganut
dari paham/aliran tersebut menggunakan kekerasan kepada orang yang berbeda paham/aliran
untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut dan dipercayainya untuk diterima
secara paksa. Adapun yang dimaksud dengan radikalisme adalah gerakan yang berpandangan
kolot dan sering menggunakan kekerasan dalam mengajarkan keyakinan mereka. Sementara
Islam merupakan agama kedamaian.
1. Melalui Keputusan-keputusan.
4. Melalui Holaqoh.
Selama tidak merugikan orang lain, maka pezina tidak boleh dihukum, apalagi jika
dilakukan secara suka sama suka menurut asas ini. Karena menggeser peran agama dan
politik wahyu dari ranah politik, ekonomi, dan sosial.Pemikiran liberal berkembang bak
jamur di musim hujan, bahkan di masa reformasi, perkembangan pembebasan Islam
semakin menampakkan ajarannya. Tradisi orientalis menghasilkan produksi karya yang
berhubungan dan diikutioleh para sarjana Islam. Terakhir, orientalis juga melahirkan
sarjana-sarjana Islam yang tidak kritis terhadap Barat dan mengikuti pemikiran orientalis.
Sekarang ada intelektual Muslim di Indonesia yang membawa ide-ide yang merupakan
bagian dari agenda Barat. Islam dipandang sebagai ancaman bagi Barat, Islam sebagai
masalah politik yang potensial untuk mendapatkan kekuasaan di Barat, berbagai isu
dan perusahaan berusaha untuk menaklukkan dan melemahkan Islam. Program saat ini
adalah implementasi proyek liberalisasi Islam berskala besar dengan kedok reformasi
pemikiran Islam, meskipun tujuan sebenarnya adalah untuk meruntuhkan fondasi
fundamental pemahaman Islam saat ini dengan model pemikiran Barat dari dalam.
Fondasi dasar yang dirusak oleh kaum liberaladalah iman (kepercayaan).
Adapun pengaruh negatif Liberalisme terhadap umat Islam yang terjadi dan
perkembangannya adalah sebagai berikut:
1. Meragukan umat Islam pada prisip-prinsip dasar ajaran Islam yang absolut dalam akidah,
syari‟at, kemuliaan ajaran dan sejarahnya.
Faktor –faktor yang Menguatkan Peran PBNU Dalam Mencegah Radikalisme Agama di
Indonesia Pada Tahun 2018
1) Kuatnya pemahaman warga Nahdliyyin terhadap nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.
2) Kuatnya khazanah tradisi budaya warga Nahdliyyah.
3) Kuatnya peran Ulama NU dalam menyampikan pendamian anatara nilai keagamaan
dengan nilai kebangsaan
4) NU memiliki lembaga pendidikan pesantren dan Sekolah formal dari jenjang MI
sampai dengan perguruan tinggi.
5) NU meiliki kekuatan dalam ilmu tasawuf dan toriqoh yang menyebabkan ajran Islam
mudah diterima oleh masyarakat.
6) NU memiliki massa yang banyak berupa angggota NU yang tersebar dihampir
seluruh daerah di Indonesia yang jumlahnya menginjak 80 juta jiwa sehingga NU
memiliki jaringan yang banyak.
7) NU mampu mempengaruhi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah atau negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Radikal berasal dari kata radic yang berarti akar, Radikal adalah (sesuatu) yang bersifat
mendasar atau ‘hingga ke akar-akarnya’. Radikalisme merupakan paham atau aliran yang
mengingikan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau
drastis. Esensi radikalisme adalah konsep sikap jiwa dalam mengusung perubahan. Adapun
yang dimaksud dengan radikalisme adalah gerakan yang berpandangan kolot dan sering
menggunakan kekerasan dalam mengajarkan keyakinan mereka. Sementara Islam merupakan
agama kedamaian.