MAKALAH
Disusun Oleh
Putri Nurul Aini (E2A022417)
Mega Dini Kristianingsih (E2A022425)
Alifya Zhafira (E2A022568)
Syifa Rubiatur R. (E2A022546)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam kami curahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga,dan sahabat, sehingga makalah
yang berjudul “ Muhammadiyah dan Pemberdayaan Perempuan” dapat kami
selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang bagaimana bekerja secara
professional menurut pandangan islam, apakah sudah sesuai atau belum.
Begitupula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada kami sehingga makalah ini dapat disusun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian Pustaka maupun media internet.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami, bapak Budi Setyono,
M.Pd.I selaku dosen mata kuliah AIK2 dan juga kepada teman-teman sekelas
kami. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia ini selain Allah SWT,
Tuhan yang Maha Sempurna. Karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami apabila ada kekurangan.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
ataupun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca
agar bisa membuat makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
Kesimpulan .....................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Allah menjelaskan dalam surat At-Taubah ayat 71-76 bahwa kedudukan antara
laki-laki dan wanita di hadapan Allah itu sama. Sama-sama memikul kewajiban
dan. sama-sama mendapat hak. Penjelasan senada juga banyak terdapat dalam
hadist Nabi, Kaum wanita juga memikul tanggung jawab beragama, serta
mengokohkan aqidah dan ibadah. Islam mensejajarkan antara laki-laki dan
perempuan dalam sejumlah hak dan kewajiban. Sekalipun ada beberapa
perbedaan maka hal itu merupakan penghormatan terhadap asal usul fitrah
kemanusiaan dan dasar-dasar perbedaan kewajiban.
Salah satu alasan kaum wanita zaman ini ingin memperjuangkan haknya adalah
karena semacam asumsi yang menyatakan bahwa norma agama dianggap sebagai
penghalung bagi kemajuan. Agama sering disalah artikan dan telah melegitimasi
asi budaya patriarki dimana posisi laki-laki berada diatas derajat wanita. Hal ini
menjadi rangkat dari pemahaman yang salah terhadap agama, padahal islam sejak
awal telah Menunjukkan komitmen yang besar untuk memberdayakan martabat
perempuan. Realitas wanita di zaman kontemporer im, secara umum terdapat
cukup banyak nilai-nilai positif pada gerakan mereka. Hal ini disebabkan karena
pintu pengetahu an yang Dibukakan dihadapan mereka menjadikan mereka
mampu berkreatifitas pada banyak orang bidang ilmu dan menjadikan mereka
mampu mewujudkan banyak hasil positif di bidang-bidang tertentu.
3
Kajian gerakan wanita islam yang membahas bagaimana gerakan tersebut
hergerak beriringan dengan gerakan sosial lainnya masih sangat terbatas. Baik itu
dalam kajian konteks waktu, aspek pemikir pergerakan wanita per-periode, hingga
bagaima na sebuah gerakan wanita yang saling mempengaruhi dengan Islam
sebagai dasarnya gerakan. Padahal, bila ditilik lebih jauh, kaum wanita islam
merupakan kalangan garda depun dalam melakukan sebuah gerakan
kemasyarakatan baik dalam hal memahami persoalan kaum wanita ataupun dalam
bentuk langkah kongkret. Seiring pergerakan dan perubahan sosial budaya
masyarakat, isu tentang wanita dalam berbagai bidang kehidupan terus bergulir.
Adanya gerakan-gerakan muslimah baik individu atau organisası, sedikit banyak
telah memberikan pengaruh ke arah perubahan yang lebih baik.Di indonesia,
gerakan wanita islam terbesar adalah Aisyiyah. Aisyiyah merupakan organisasi
wanita islam non-politik yang terkemuka. Organisasi ini telah tersebar ke seluruh
indonesia dengan kiprah yang bisa dirasakan banyak pihak. Pada awalnya
organisasi ini menjadi bagian dari muhammadiyah, organisasi massa yang juga
bersifat non-politik. Sejak tahun 1952 kedudukan Aisyiyah ditetapkan menjadi
bagian otonom di dalam muhammadiyah karena dipandang telah mampu
mengatur rumah tangga perkumpulannya sendiri. Aisyiyah dengan motif geraknya
membawa kesadaran beragama dan berorganisasi, mengajak warganya
menciptakan "Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur" sebuah kehidupan yang
bahagia dan sejahtera penuh limpahan rahmat allah SWT di dunia dan akhirat.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pengajian "Sopo Tresno" belum merupakan suatu nama organisasi hanya sebuah
perkumpulan pengajian biasa, untuk memberi suatu nama perkumpulan yang
konkrit, beberapa tokoh muhammadiyah seperti KH. Ahmad Dahlan, KH.
Mokhtar, KH. Fachruddin dan Ki Ragus Hadi Kusuma serta pengurus
muhammadiyah yang lain mengadakan pertemuan dirumah KH. Ahmad Dahlan.
Apa yang Anda usulkan dan ama Fatim ah, namum tidak disetujui oleh KH.
Fachruddin dicetuskan nama Aisyiyah, yang kemudian dipandang tepat dengan
harapan perjuangan perkumpulan itu meniru perjuangan Aisyah, istri nabi
Muhammad SAW yang selalu membantu berdakwah.
6
martabat perempuan indonesia. Hasil yang sangat nyata adalah wujud amal usaha
yang terdiri atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga perguruan
tinggi.
Dalam bidang kesehatan Aisyiyah berupa rumah sakit, rumah bersalin, badan.
kesehatan ibu dan anak, halai pengobatan dan posyandu. Secara keseluruhan
berjumlah 280 yang tersebar di seluruh wilayah indonesia. Aisyiyah melalui
majelis kesehatan dan lingkungan hidup juga melakukan kampanye peningkatan
kesadaran masyarakat dan penanggalan an penyakit berbahaya dan menular,
penanggalanan HIV/AIDS dan NAPZA, bahaya merokok dan minum keras,
dengan menggunak dan berbagai pende katan dan bekerja sama dengan berbagai
pihak, meningkatkan pendidikan dan perlindungan kesehatan reproduksi
perempuan, menyelenggarakan proyek percontohan sistem pelayanan terpadu
antara lembaga kesehatan, dakwah sosial dan terapi psikologi islsaya.
7
tubliq berkembang gerakaran-gerakan dakwah Islam dalam seluruh aspek
kehidupan, memperkuat kesadaran keagamaan, masyarakat mengembangkan
materi, strategi dan media dakwah, serta meningkatkan kualitas mubalighat
Perbedaan gender yang sebenarnya tidaklah menjadi masalah lain yang tidak
muncul suatu saat ketidakadilan dan diskriminasi, baik laki-laki dan perempuan,
ketidakadilan gender termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni
marjinalisasi subordinasi (anggapan tidak penting), stereotip (pelabelan negatif),
kekerasan (kekerasan), beban kerja ganda atau lebih, dan sosialisasi nilai ideologi
peran gender, perbedaan gender er yang menimbulkan ketidak adilan
inimenyebabkan kerugian bagi laki-laki maupun perempuan. Muhammadiyah
sebagai organisasi Islam yang cukup besar dan berpengaruh di Indonesia harus
ikut serta menyumbangkan pemikirannya dalam masalah pemberdayaan
perempuan. ini, tuntutan ini sebenarnya sejalan dengan semangat tajdid
(perubahan) muhammadiyah yang sudah digagaskan oleh KH. Ahmad Dahlan.
Dengan berdirinya KH. Ahmad dahlan yang keras terhadap taqlid dan
keterbukaannya. terhadap perubahan menjadikan muhammadiyah sebagai
organisasi yang dinamis dan bisa menyesuaikan diri dengan perubahan, Dengan
semboyan kembali yang disebut bid'ah dan sikat taqlid yang membelenggu umat
pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Pengubur dan yang sederhana merupakan
suatu contoh yang mengajarkan kepada umat islam agar berhemat tanpa
menghilangkan unsur-unsur yang di ajarkan islam,
8
Di sisi yang lain ini juga membuat muhammadiyah menjadi terbuka dan fleksibel
terhadap unsur-unsur inovasi baru yang membawa mashlahat, meskipun dari
manapun asal usul inovasi itu asalkan tidak bertentangan dengan kedua prinsip di
atas yaitu Al Qur'an dan sunnah, ini seperú keterbukaan KIH. Ahmad dahlan yang
beradaptasi terhadap pemikiran dan intuisi yang berasal dari kolonial barat
dankristen seperti sistem pendidikan, kurikulum, pakaian, panti asuhan, dan lain-
lain,
Dengan tugas dan peran (fungsı) sederhana ini Aisyiyah telah banyak memiliki
amal usaha diberbagai bidang diantaranya adalah pendidikan, kewanitaan, PKK,
kesehatan dan organisasi wanita. Pimpinan pusat aisyiyah berusaha mem beri
didikandikalangan wanita islam untuk berpakaian muslimah yang baik, bermoral,
dan bermental luhur, memberikan bimbingan perkawinan dan kerumah tangganan,
tanggung jawab istri dalam dan di luar rumah tangga, memberikan motivasi
keluarga sejahtera, keluarga bahagia, memberikan bimbingan pemeliharaan bayi
sehat, keluarga berencana, berislam dan sebagainya.
Peran dan kontribusi Nasyiatul Aisyiyah (NA), bergerak dalam bidang dan
organisasi gerakan puiri islam, bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian.
Nasyiatul Aisyiyah memberikan terobosan baru yang inovatif yaitu mengadakan
kegiatan SP (Siswa Praja) wanita. Mendomestifikasi wanita dalam kegiatan-
kegiatan rumah tangga. Membekali wanita dan putri-putri muhammadiyah dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dalam organisasi Nasyiatul
Aisyiyah (NA) mengadakan tablig ke luar kota. dan kampung-kampung,
mengadakan kursus administrasi, dan ikut memasyarakatkan organisasi
muhammadiyah. Kegiatan SP (Siswa Praja) wanita merupakan terobosan yang
inovatif dalam melakukan emasipasi wanita di tengah budayamasya rakat feodal
saat itu..
9
Kultur patriarkis saat ini itu benar-benar mendominasi wanita dalam kegiatan-
kegiata dan rumah. tangga. Para orang tua seringkali melarang anak-anaknya
keluar rumah aktifitas-aktifitas yang emansipasif. Namun dengan munculnya SP
(Siswa Praja) wanita, Budaya patriarkis dan feodal tersebut hisa didohrak.
Hadirnya SP (Siswa Praja) wanita sangat dirasakan manfaatnya, karena SP (Siswa
Praja) wanita membekali wanita dan putri-putri muhammadiyah dengan menjadi
sebagai pengetahuan dan ketrampilan.
Prinsip gerakan Nasyiatul Aisyiyah (NA), sering juga disebut Nasyiah, adalah
organisasi otonomi dan kader muhammadiyah yang merupakan gerakan putri
islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasya rakatan dan keputrian.
Tujuan organisasi ini adalah membentuk prihadi putri islam yang berarti bagi
agam, keluarga dan bangsa menuju Terwujudnya masyarakat utama, adil, dan
makmur yang diridhai oleh Allah SWT.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12