Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

GERAKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MUHAMMADIYAH


DALAM KEHIDUPAN
Dosen Pembimbing :
Dr. Hasan Basri M.Pd.I

Disusun oleh :
1. M. Salman Al Farisi (210304017)
2. Satria Ihsan Nugraha (210304015)

JURUSAN KEWIRAUSAHAAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah
melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah AIK II dengan judul “Gerakan Pemberdayaan Perempuan Muhammadiyah
dalam Kehidupan” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari
banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun tidak lupa
mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam rangka
menyelesaikan makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya. Maka
dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah berikutnya.

Demikian juga kami meminta maaf apabila ada kesalahan dalam hal penulisan
penyusunan makalah ini dan harap memaklumi karena masih dalam proses pembelajaran, Terima
kasih.

Gresik, 06 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Sejarah Aisyiyah...............................................................................................................5
B. Gerakan Perempuan Dalam Perspektif Muhammadiyah..................................................6
C. Peranan Perempuan dalam Pembangunan Bangsa............................................................7
D. Peran Wanita dalam Pembangunan Budaya Bangsa.........................................................7
BAB III............................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
A. Kesimpulan.......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak mengetahui tentang ibadah
sholat Jum’at, baik itu tata cara maupun hikmah dari sholat Jum’at itu sendiri. Padahal
dalam islam sendiri sholat Jum’at merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh para
muslim terutama laki laki. Maka dari itu, diperlukan pemahaman mengenai sholat Jum’at
agar para muslim paham dan memahami sehingga mereka bisa melaksanakan sholat
Jum’at secara benar dan khusyuk sesuai syariat Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Aisyiyah ?
2. Bagaimana peran Gerakan Perempuan dalam Perspektif Muhammadiyah ?
3. Apa peran perempuan muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Aisyiyah.
2. Untuk mengetahui peran Gerakan Perempuan dalam Perspektif Muhammadiyah.
4
3. Untuk mengetahui peran perempuan muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Aisyiyah
Aisyiyah merupakan organisasi otonom bagi wanita Muhammadiyah yang dibentuk
oleh Siti Walidah atau yang biasa dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan bersama dengan
suaminya, Kiai Haji Ahmad Dahlan. Aisyiyah didirikan pada tanggal 19 Mei 1917 (27
Rajab 1335 H) di Yogyakarta. Organisasi ini terbentuk di waktu yang bersamaan dengan
peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW pada tanggal 27 Rajab 1335 H. Tujuan
dibentuknya organisasi ini yaitu sebagai wadah pergerakan bagi kaum wanita
Muhammadiyah. Sopo Tresno merupakan kelompok pengajian yang dibentuk oleh Nyai
Ahmad Dahlan bersama suaminya, KH Ahmad Dahlan.

Untuk mengubah Sopo Tresno menjadi organisasi yang konkret, pembentukan


organisasi perempuan Muhammadiyah ini diawali dengan adanya rapat yang dilaksanakan
di kediaman Kiai Haji Ahmad Dahlan pada tahun 1917. Rapat tersebut dihadiri oleh
beberapa pengurus Muhammadiyah antara lain KH Fachrudin, KH Mochtar, Ki Bagus
Hadikusumo serta pengurus Muhammadiyah lainnya. Rapat tersebut menghasilkan
keputusan bahwa organisasi tersebut akan dibentuk dengan nama Aisyiyah, atas usul Haji
Fachrudin.

Nama Aisyiyah terinspirasi dari nama istri Nabi Muhammad SAW, yaitu Aisyah yang
dikenal cerdas dan mumpuni. Muhammadiyah memiliki arti pengikut Nabi Muhammad,
sedangkan Aisyiyah memiliki arti pengikut Aisyah. Keduanya merupakan pasangan serasi

5
dalam berdakwah, seperti figur Muhammad dan Aisyah, bahwa Aisyiyah akan berjuang
berdampingan bersama Muhammadiyah. Organisasi Aisyiyah diresmikan pada 22 April
1917, yang dikepalai oleh Nyai Ahmad Dahlan atau Siti Walidah. Lalu lima tahun
kemudian, organisasi ini ikut menjadi bagian dari Muhammadiyah, organisasi yang
didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan.
B. Gerakan Perempuan Dalam Perspektif Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang cukup mapan menempatkan
perempuan setara dengan laki-laki. Kiai Ahmad Dahlan dibantu Nyai Walidah
menggerakkan perempuan untuk memperoleh ilmu, melakukan aksi sosial di luar rumah
yang bisa disebut radikal dan revolusioner saat itu. Kaum perempuan didorong
meningkatkan kecerdasan melalui pendidikan informal dan nonformal seperti pengajian dan
kursus-kursus.
Aisyiyah merupakan organisasi perempuan yang didirikan sebagai jawaban atas
pentingnya perempuan berkiprah di wilayah-wilayah sosial kemasyarakatan. Gerakan
perempuan Muhammadiyah yaitu ‘Aisyiyah yang lahir tahun 1917 hadir pada situasi dan
kondisi masyarakat dalam keterbelakangan, kemiskinan, tidak terdidik, awam dalam
pemahaman keagamaan, dan berada dalam zaman penjajahan Belanda. Aisyiyah sebagai
organisasi perempuan dari Ortom Pergerakan Muhammadiyah perlu mempertegas visi dan
misinya, bukan lagi sekedar organisasi perempuan yang melengkapi organisasi induknya
yaitu Muhammadiyah.
Gerakan ini perlu menyelaraskan dan menegaskan perannya terkait dengan isu-isu
perempuan kontemporer seperti; perdagangan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga,
kekerasan terhadap TKW, sampai soal kepemimpinan perempuan di sektor publik yang
masih belum mendapatkan legitimasi penuh baik secara kultural maupun secara teologis.
Pergerakan ‘Aisyiyah haruslah terintegrasi dan komprehensif, dengan
mengembangkan orientasi gerakannya bukan sekadar menciptakan kader-kader perempuan
yang shalihah secara ritual (fiqhiyyah), namun tidak bisa menganalisa ketertinggalan
perempuan ataupun hegemoni tradisi dan tafsir agama yang tekstual (skripturalis) sehingga
mengungkung cara berpikir dan bertindak sebagian besar perempuan Islam.
Aisyiyah sebagai organisasi Islam dengan paham keagamaan yang moderat telah
mencontohkan bagaimana seharusnya perempuan berkiprah di ruang publik, yang
menempatkan perempuan sebagaimana nilai-nilai Islam yang memuliakan dan menjunjung
tinggi martabat perempuan. Bahwa perempuan tidak sepantasnya hanya mengurusi rumah
tangga, namun perempuan memiliki tanggung jawab yang sama dalam tugas-tugas sosial
untuk pencerahan dan kesejahteraan ummat manusia dan membawa pandangan bahwa
perempuan Islam tidak hanya berada di ranah domestik tetapi juga ke ranah publik, yang
sejalan dengan prinsip dan misi Islam sebagai agama yang membawa risalah rahmatan
lil-‘alamin.
Aisyiyah perlu melakukan revitalisasi yang bertujuan untuk mewujudkan
terbentuknya Keluarga Sakinah dan Qaryah Thayyibah (masyarakat utama), yang telah
dikenalkan sebagai praksis sosial, dengan strategi community development. Dalam konteks
Muhammadiyah penguatan gerakan perempuan dalam Persyarikatan melekat dengan misi
dan dinamika gerakan Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-

6
benarnya. Revitalisasi gerakan perempuan muslim juga sejalan dengan misi Islam sebagai
agama yang menjunjung tinggi kemuliaan perempuan dan kemanusiaan untuk menjadi
kholifah dimuka bumi ini dan sebagai perwujudan risalah rahamatan lil’alamin.
C. Peranan Perempuan dalam Pembangunan Bangsa
Berdasar data statistik penduduk jumlah perempuan di Indonesia sebanyak 50,3%
dari total penduduk. Hal ini berarti di Indonesia jumlah perempuan lebih banyak daripada
laki-laki. Dengan jumlah perempuan yang demikian besar maka potensi perempuan perlu
lebih diberdayakan sebagai subyek maupun obyek pembangunan bangsa. Peranan strategis
perempuan dalam menyukseskan pembangunan bangsa dapat dilakukan melalui:
 Peranan perempuan dalam keluarga
Perempuan merupakan benteng utama dalam keluarga. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia dimulai dari peran perempuan dalam memberikan pendidikan kepada anaknya
sebagai generasi penerus bangsa.

 Peranan Perempuan dalam Pendidikan


Jumlah perempuan yang demikian besar merupakan aset dan problematika di bidang
ketenaga kerjaan. Dengan mengelola potensi perempuan melalai bidang pendidikan dan
pelatihan maka tenaga kerja perempuan akan semakin menempati posisi yang lebih
terhormat untuk mampu mengangkat derajat bangsa.

 Peranan perempuan dalam bidang ekonomi


Pertumbuhan ekonomi akan memacu pertumbuhan industri dan peningkatan pemenuhan
kebutuhan dan kualitas hidup. Di sektor ini perempuan dapat membantu peningkatan
ekonomi keluarga melalaui berbagai jalur baik kewirausahaan maupun sebagai tenaga kerja
yang terdidik.

 Peranan perempuan dalam pelestarian lingkungan


Kerusakan lingkungan yang semakin parah karena proses industrialisasi maupun
pembalakan liar perlu proses reboisasi dan perawatan lingkunga secara intensif. Dalam hal
ini perempuan memiliki potensi yang besar untuk berperan serta dalam penataan dan
pelestarian lingkungan. Merubah Pandangan Lama.

https://ketiadaan.com/peran-perempuan-muhammadiyah-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-
bernegara

D. Peran Wanita dalam Pembangunan Budaya Bangsa


Perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan masayarakat
yang bermoral. Akan tetapi kerap kali peran perempuan menjadi perdebatan. Banyak
kalangan yang menilai perempuan seharusnya mendapatkan peran yang lebih didalam
kehidupan bermasyarakat. Terutama dalam pendidikan, perempuan merupakan guru
pertama bagi anak-anaknya. Dimana anak-anak ini merupakan bibit-bibit penerus bangsa
indonesia. Sebagaimana yang dikatakan oleh Syauqi “Ibu ibarat madrasah, jika kau
persiapkan maka sesungguhnya anda sedang menyiapkan bangsa (besar) yang wangi

7
keringatnya.” Namun, tidak sedikit yang memandang bahwa ranah kerja wanita hanya
sebatas dalam kehidupan rumah tangga saja.
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan pendidikan seperti organisasi dijadikan
tameng untuk menutupi kebobrokan prilaku mereka. Misalnya rapat yang hingga larut
malam, keluar pada waktu malam hari dengan alasan untuk mengerjakan tugas,
berboncengan dengan lawan jenis dengan alasan yang bermacam-macam dan banyak
prilaku lain yang telah menyimpang dari aturan yang ada. Cara berpakaian para wanita pada
zaman era globalisasi ini juga sudah tidak layak untuk dipandang. Misalnya menggunakan
rok yang hanya sampai lutut saja, sehingga sebagian kakinya masih terlihat. Meskipun tidak
sedikit yang telah membungkus seluruh tubuhnya dengan gamis, tetapi model-model
pakaian itu tetap memperlihatkan lekuk tubuh mereka.
Gaya hidup para wanita telah mengikuti gaya barat yang sebenarnya malah merusak
moral bangsa. Aturan yang mengikat wanita baik dari segi pakaian maupun tingkah laku
telah disubstitusi oleh beragamnya kebebasan yang tak mempunyai batas. Hal ini amatlah
terlihat jelas dengan fakta-fakta yang ada. Dahulu para wanita memperhatikan betul adat
istiadat yang mereka miliki. Dengan beralihnya perhatian mereka pada perkembangan
zaman menjadikan mereka lupa dan acuh tak acuh dengan beragamnya budaya, adat istiadat
dan norma yang ada di negeri ini.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aisyah sebagai organisasi Islam dengan paham keagamaan yang moderat
telah mencontohkan bagaimana seharusnya perempuan berkiprah di ruang publik,
yang menempatkan perempuan sebagaimana nilai-nilai Islam yang memuliakan
dan menjunjung tinggi martabat perempuan. Bahwa perempuan tidak sepantasnya
hanya mengurusi rumah tangga, namun perempuan memiliki tanggung jawab
yang sama dalam tugas-tugas sosial untuk pencerahan dan kesejahteraan ummat
manusia dan membawa pandangan bahwa perempuan Islam tidak hanya berada di
ranah domestik tetapi juga ke ranah publik, yang sejalan dengan prinsip dan misi
Islam sebagai agama yang membawa risalah rahmatan lil-‘alamin.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://aisyiyahstudies.org/aisyiyah-sejarah-singkat/
https://lp3a.umm.ac.id/id/pages/opini/opini-2.html
https://ketiadaan.com/peran-perempuan-muhammadiyah-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-
bernegara

Anda mungkin juga menyukai